Anda di halaman 1dari 5

DAMPAK PERNIKAHAN DINI

ABDUL RASYID, SH,CPL

Pengertian pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh seseorang, baik laki-
laki atau perempuan disaaat usianya belum mencapai kematangan yang sebenarnya
(yakni diatas 16 tahun untuk wanita, dan 19 tahun untuk pria). Usia ini seringkali pula
dikenal dengam usia remaja.
Pengertian Usia Dini Menurut Para Ahli
Sedangkan definisi pernikahan usia dini menurut para ahli, adalah;

1. Nurhakhasanah (2012)
Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilakukan secara sah oleh seseorang laki-
laki atau perempuan yang belum mempunyai persiapan dan kematangan sehingga
dikawatirkan akan mengalami sejumlah resiko yang besar. Resiko besar ini bahkan
akan menjadi pengaruh dalam segi kesehatan saat melahirkan.

2. Riyadi (2009)
Definisi pernikan usia dini adalah suatu ikatan perkawainan yang belum memenuhi
persyararatan suatu perkawinan menurut pemerintah. Usia ini dianggap masih rentan
untuk melangsungkan pernikahan yang sebenarnya, hal ini di dasari pada tingkat
kesetabilan emosional seseorang.

3. Aimatun (2009)
Menurutnya, pernikahan usia muda atau usia dini adalah pernikahan yang dilakukan
ketika usia mereka belum mencapai 20 tahun, baik-laki-laki ataupun perempuan.
Sehingga usia ini menjadi salah satu kendala bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat
untuk mencapai kesetabilan hidup yang baik.

4. UU No. 1/1974 Pasal 7 Tentang Perkawinan


Dalam undang-undang pernikahan usia muda dilakukan ketika seseorang, baik laki-laki
atau perempuan yang belum mencapai undang usia minimal untuk suatu perkawinan,
yakni 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun pada pria.

5. UU No 16 Tahun 2019.
Ia menuturkan jika sebelumnya dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 disebutkan bahwa
batas usia minimal menikah bagi laki-laki ialah 19 tahun dan perempuan 16 tahun.
Dalam UU terbaru hasil revisi ini diatur bahwa batas minimal menikah bagi laki-laki dan
perempuan yang akan menikah berada pada usia 19 tahun.
Perubahan tersebut berdasarkan keputusan MK yang terbit awal September 2019.
Pemerintah dan DPR sepakat mengubah aturan yang selama ini tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
"Dengan batas usia dimaksud, calon pengantin dinilai telah matang jiwa raganya untuk
dapat melangsungkan perkawinan. Serta agar dapat mewujudkan tujuan perkawinan
secara baik tanpa berakhir pada perceraian,

Pemerintah terus berupaya mencegah terjadinya pernikahan usia dini karena


banyaknya potensi bahaya yang dapat terjadi, mulai dari stunting, kematian ibu, dan
terciptanya keluarga miskin baru. Undang-undang dan imbauan pun telah dilakukan
sebagai upaya pencegahan, namun efeknya belum optimal. Sebagaimana data Badan
Peradilan Agama yang menyebutkan, permohonan dispensasi pernikahan anak tahun
2022 kurang lebih 50.000.

Faktor Pernikahan Usia Dini


Berikut inilah beberapa faktor pendorong terjadinya pernikahan usia dini, antara lain;

1. Rendahnya Tingkat Pendidikan


Perdorong terjadinya pernikaha usia dini adalah rendahnya tingkat pendidikan.
Alasannya karena dengan adanya tingkat kerendahan dalam pendidikan maka
seseorang kurang mengatahu bahwa perniakah usia dini berresiko terhadap
kesehatannya.

2. Takut Berbuat Zina


Zina pada dasarnya dilarang oleh semua agama. Zina dilakukan oleh seseorang yang
belum sah melakukan pernikahan tapi ia melakukan hubungan badan, karena rasa
takut inilah menjadi alasan bagi seseorang melakukan pernikahan di usia muda.

3. Pergaulan
Pergaulan juga bisa menjadi penyebab seseorang melakukan pernikahan di usia muda,
alasannya dengan pergaluan yang salah atau kurang benar ia akan mengikuti tindakan
dari temannya, termasuk tindakan melakukan pernikahan meskipun usianya masih
muda.

4. Hamil Diluar Nikah


Kasus mengenai hamil diluar nikah barangkali sangat banyak kita temukan
dilingkungan sekitar. Hal ini tentusaja akan berkontribusi pada terjadinya perniakhan di
usia dini, alasannya karena dengan hami terlebih dahulu seseorang terpaksa
melakukan pernikahan. Hamil di luar nikah termasuk juga di dalam kenakalan remaja.
5. Faktor Orang Tua
Faktor pendrong yang mendasari pernikahan usia muda atau dini juga bisa muncul dari
tindakan orang tua, alasannya yang biasa ditemukan karena perjodohan keluarga yang
saling terikat satu sama lainnya, dan hal lain misalnya untuk menyelematkan keturunan,
kekayaan, keterdesakan ekonomi.

Dampak Pernikahan Usia Dini


Dampak pernikahan usia dini, sebenarnya ada dua, yakni dampak negatif dan dampak
postif;

1. Negatif
Berikut inilah beberapa dampak negtif yang muncul dari pernikahan usia muda, antara
lain;

1. KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga)


Dampak negatif dari pernikahan di usia muda juga bisa mendorong terjadinya
Kekerasan dalam Rumah Tangga. Hal ini dilakukan karena seseorang yang
memutuskan melakukan pernikahan belum dewasa sehingga belum bisa mengontrol
emosinya.

2. Putus Pendidikan
Putus pendidikan juga bisa menjadi dampak negatif pernikahan usia muda, hal ini
dlakukan karena seseorang yang melakukan pernikahan lebih fokus mengurus anak
dan rumahtangganya daripada melanjutkan pendidikan. Kondisi inilah menjadi penentu
dalam putus pendidikan seseorang.

3. Dampak Kesehatan
Kesehatan juga berperan besar dalam bahaya melakukan pernikaha usia dini,
alasannya karena pernikahan usia dini dapat memicu tingginya angka kematian,
keguguran, dan lain sebaginya. Oleh karenanya banyak para ahli kesehatan melarang
seseorang untuk melakukan perniakahn usia muda/dini.

Meningkat Perceraian

2. Postitif
Meski pernikahan usia dini memiliki banyak dampak negatif, akan tetapi hakekatnya
juga dapat memiliki dampak positif. Antara lain dampak positif yang ditimbulkan adalah
sebagai berikut;

1. Mengurangi Beban Ekonomi Orangtua


Secara langsung perniakahan yang dilakukan oleh seseorang dapat mengurangi beban
ekonomi orang tua, hal ini dikarenakan ia sudah memiliki kewajiban dalam memenuhi
segala kebutuhan rumahtangganya. Keadaan inipula yang menjadi salah satu
pengurangan beban ekonomi.

2. Bisa Dengan Cepat Berfikir Dewasa


Kedewasaan bisa dialami oleh seseorang dengan cepat jika melakukan pernikahan
usia muda, fenomena ini terjadi lantaran seseorang yang menikah di udia muda
tersebut dipaksa untuk mampu berfikir sebagimana dengan orang dewasa pada
umumnya.

Dari penjelasan tersebut dapatlah dikatakan jika perniakahan atau perkawinan usia dini
adalah perkawinan yang dilakukan di bawah usia standar keamanan melakukan
pernikahan, sehingga dapat menimbulkan masalah atau dampak-dampak yang tidak
dinginkan.

Sehingga hal tersebut dapat memunculkan beberapa faktor yang menjadi pendorong,
mengapa seseorang melakukan perniakan usia dini. Penyebab atau faktor pendorong
tersebut seseorang remaja melakukan pernikahan usia dini, antara lain seperti adanya
dorongan maupun permintaan dari orang tuanya.

Untuk itu, selain dari aspek yuridis (hukum), diperlukan edukasi dari aspek agama
kepada masyarakat, sehingga pernikahan usia dini ini dapat dicegah.

“Memang ada pikiran di masyarakat itu bahwa agama tidak melarang pernikahan usia
dini, Oleh karena itu, kita harus bisa memberikan edukasi kepada masyarakat walaupun
tidak dilarang oleh agama, tapi agama melarang sesuatu yang membahayakan.
Menyuruh kita melakukan hal yang maslahat (kebaikan),
Mengutif pernyataan : Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam keterangan
persnya usai membuka acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan
Pertanian Tahun 2023, di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (25/01/2023).

Melakukan kebaikan yang diajarkan di dalam agama salah satunya adalah dengan
menghindari tindakan yang akan menyebabkan kemudaratan di masa depan. Dengan
menghindari bahaya yang akan terjadi akibat menikahkan anak di usia muda, maka
seorang individu telah melaksanakan kebaikan yang diajarkan di dalam agama.

“Pernikahan di bawah umur itu tidak maslahat, tidak baik. Maka itu kita harus
mengedukasi masyarakat supaya masyarakat itu mengambil yang terbaik. melalui
pendekatan keagamaan,

“Karena memang akibatnya itu tidak baik, ada stunting, ada kemiskinan, dan bahkan
juga kematian anak, kematian ibu.

Dengan demikian, melalui dua pendekatan hukum maupun agama, praktik pernikahan
usia dini di masyarakat dapat dieliminasi sedikit demi sedikit sehingga nantinya tidak
akan terjadi lagi praktik serupa di masa depan.

Disampaikan dalam rangka penyuluhan hokum di Desa Tetewatu, 26 Januari 2023

Anda mungkin juga menyukai