Scene 2
Intro Gamelan
Kacariyosaken ing tlathah panggaluh bumi asoka wangi tumprap bocah wadon ayu kang
duweni akeh impen-impen. Nanging, kauripan ekonomi sing winates ndadekake angel lan
kangelan kanggo dewekke mujudake apa kang diimpenake marakake kabingungan lan
ora ngerti apa kang kudu ditindakake. Nganti teka bocah lanang sing ora beda karo
dheweke kanthi janji bakal siyap ngrawat, nyukupi lan ngrampungake kabeh kabutuhane
kanthi syarat bakal omah-omah. Bingung lan nora ngerti carane menehi wangsulan nganti
pungkasane mutusake nampa tawaran kasebut. Kalorone mutusake omah-omah nalika
isih enom. Ngecam, nyenyamah saka sakiwa tengene nganti penguasa alam nora
nyetujoni kekarepan kalorone. Dumugi wektu teka sumpah kanggo kalorone ora bakal
nemu kabegjan lan duweni katurunan sa lawas lawase.
- Zakia (tari siluet)
Scene 3
Monolog
Percintaan dan menikah usia dini
Gadis 19 tahun ini sudah tidak tahu lagi kemana harus membawa mimpinya selain memutuskan
menyerahkan diri ini menjadi premaisur.
Tuan meski 20 tahun engkau sejak dilahirkan, aku begitu aman dan nyaman dalam dekapmu
Senyumnya se nada dengan tempo gerakan kepalanya “bukankah aku begitu cantik ketika
menggunakan gaun penggantin nanti, bukankah menikah adalah pilihan terbaik untuk menjalin
kasih dengan oranng yang kau cintai dan hidup bahagia ?” “bukankah begitu ibu coba lihat
tubuhku aku begitu anggun dengan gaunku”.
Seraya tenggelam dalam mimpiku, hari sakral itu datang ia akan menjemputku pergi ke tempat
yang tidak kalian bayangkah sebelumnya.
“nduk cah ayu sudahkah mantap menikah di usiamu 19 tahun ini bukankah elok apabila kau
melanjutkan pendidikan atau meraih karir dan mengasah hobimu, bermain dengan teman
sebayamu atau sekedar menjelajahi pesona alam negri kita”
DIAM ! semua orang berhak memilih jalannya lagipula calon suamiku adalah seorang pedagang
sukses di kaki muria, engkau tau apa soal hubungan kita, menikah adalah tujuan utama saat aku
dewasa, keadaanku tekanan kehidupan, kesengsaraan dan kekurangan ekonomi yang menuntu ku
ke jalan terbaik ini.
KAU YANG DIAM ! kau belum cukup dewasa hanya dengan angka 19 tahun, menikah
bukanlah sebuah kesenangan belaka, menikah membentuk tulang punggung keluarga, menikah
tentang kita mewujudkan 8 fungsi keluarga, Kasih Sayang, Perlindungan, Sosial Budaya,
reproduksi, sosialisai dan pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan. Kau masih bilang
menikah hanya tentang cinta, cinta yang bertahta dan paling sempurna se jagad raya, mentereng
bergelimang kata-kata pujian, pengorbananan , perjuangan. KAU HARUSNYA YANG DIAM
jangan sampai kau Makan Hati berulam jantung karenanya.
Ya aku pernah punya mimpi, tapi mimpiku tak lagi terlihat dalam dukungan alam semesta, aku
orang melarat begitupun dengan keluargaku, lihatlah gubuk kami, dapat mencium masakan
daging tentanggapun kami sudah penuh rasa bangga. Tuan meskipun parau suara orang mencela
jalan kita , tidakkah ada yang lebih indah dari pertunjukan taman surga selain akad suci di jiwa
muda sesama sekeluarga sesurga. 8 fungsi keluarga akan kita bina berdua meskipun tanpa 21 25.
Acap kali manusia-manusia itu bebal oleh perilakunya, ya demikianlah remaja dengan segudang
egoismenya, mengganggap bahwa pendewasaan usia perkawinan itu hannya prasyarat belaka.
Bukankah manusia diberi waktu untuk menghitung waktu meski dengan jarinya jangan sampai
kau gigit jari sebab kegagalan dalam perencanaan yang matang, menikahlah dengan penuh
perencanan bukan hanya bujukan nafsu syaitan belaka, semoga gusti menunjukkan jalannya bagi
remaja yang bebal dan congkak seperti Tuan dan Puan.
- Zakia dan bahtiar bertemu kembali menari seolah menikah, sambil ada narasi
Apa mungkin kita lebih beruntung dari adam yang tak pernah diberi bilik khusus
seperti apa pasangannya, berapa umurnya, lurus atau keriting rambutnya, bebal atau
lembut perasaannya, tenang atau gemuruh. Atau mungkin kita lebih beruntung dari
hawa yang tidak pernah diberi tangan di atas untuk memilih seperti apa pasangannya
hidupnya kelak, seram atau damai marahnya, kasar atau baik betutur kata. Apa mungkin
kita lebih beruntung dari pertunjukkan paling romantis di tanah surga, apa mungkin kita
lebih beruntung dari adam da ibu hawa ? TIDAK. Karena kita manusia-manusia yang
liar bisa merasa bahwa surga terlalu besar untuk hanya diisi berdua, kita bukan
pertunjukkan paling romantis di tanah surga.
Demikianlah remaja setiap akhir adalah awal mula dari sebuah kisah, malang
bercinta, bintang dan bulan, kasih di rampas oleh matahari, biar bercerai nyawa dan
badan putuslah tali jantung dan hati. Cintaku ke dirimu akan ku bawa mati walau topan
dan badai mengamuk cinta tidak ada duanya.
Begitulah remaja bertemu dan saling jatuh cinta hingga terbuai di dalamnya.
Belasan tahun baru saja ia injak tapi drama romantika berkali kali sudah dicipi habis. Aku
akan salah satu pencicip dari drama itu, mencintai tuan yang masih belasan tahun pula.
Tak apa cinta kami suci, kami akan pergi menuju pelaminan maha megah seperti di
taman surga.
- Backsong celaan dan kritikan
Hahahaaa kepiye uwes kepenak uripe ? iso nggragati anak bojo ? rabi kui mulai
masalah !
Rasakke, ngeti kae lagi wae bar rabi sing lanang sakiki dagangane sepi wis ra kuat
ngrumati bojone.
Lho kok wes meteng wae mungkin nyelengi disik (ketawa sinis) jal anake mengko lahir
koyo opo ibune wae jeh enom opo kuat lairan normal, ho too bayine stunting kurang
gizi, yo ngono kui cah cilik kok arep omah-omah ngrumati cilikan, wos dak masok