Bahagia di Surga
Halo Nek, apa kabar?
Saat nenek terbaring lemah, aku mulai menyadari bahwa aku tidak memanfaatkan
waktu pertemuan kita di dunia dengan sebaik-baiknya. Aku membuang waktu yang
berharga hanya demi bersenang-senang bersama kawan atau bahkan sibuk
berkutat dengan dunia maya yang dirasa kurang perlu.
Maafkan aku nek, aku berharap diberi kesempatan sekali lagi untuk mengubah tabiatku.
Jika bisa, aku ingin sekali lagi kembali ke masa lalu demi bisa mengulang waktu saat
nenek masih ada.
Sekarang hanya tinggal rasa sedih dan menyesal yang masih
tersisASampai detik ini pun aku masih mengutuki diri
sendiri. Aku masih menyesal kenapa aku tidak selalu berada
di samping nenek. Kenapa aku memilih mengabaikan
daripada menemani? Ya, mungkin rasa sesal lah yang kini
menjadi alarm penanda bahwa aku tidak boleh mengabaikan
lagi orang-orang kesayangan di dalam hidupku.
Ah, ya nek, taukah bahwa terkadang aku juga selalu cemburu
jika ada satu dua kawan yang masih memiliki seorang nenek
hingga detik ini? Ya, aku cemburu dengan kedekatan mereka,
kenapa mereka masih memiliki nenek dan nenekku sudah
dipanggil terlebih dahulu?
Aku juga masih ingat ketika hari libur tiba, aku dan adik-adik selalu girang
ketika menghabiskan waktu untuk menginap di rumah nenek dan berkumpul
bersama dengan kerabat lainnya. Nenek tidak pernah alpa menyiapkan hidangan,
dari camilan hingga makan malam. Camilan yang nenek buat selalu enak karena
dibuat dengan takaran kasih sayang yang pas. Sama halnya dengan masakan yang
nenek racik, membuat mulut ini tidak berhenti mengunyah.
Bahkan, tidak hanya sewaktu libur saja, rumah kakek dan nenek selalu yang
menjadi tujuan utama ketika papa dan mama sedang repot bekerja dan harus
menitipkan aku dan adik-adik untuk sementara. Aku tidak tahu bagaimana nasib
kami tanpa adanya kakek dan nenek. Saat aku jatuh sakit nenek juga selalu mau
merawatku, menggantikan mama yang memang sedang kelimpungan dengan
pekerjaan.
aku menjadi wanita dewasa seperti sekarang ini.
Aku rindu usapan tangan nenek yang membelai lembut
rambutku. Rindu juga dengan candaan ringan yang selalu
nenek lontarkan. Bahkan, aku juga kangen saat nenek
memberi nasihat yang itu-itu saja ataupun cerita masa muda
nenek yang selalu diulang-ulang.
ADVERTISEMENT
dunia?”