VACUUM OF POWER
DI SUSUN OLEH:
HIKMAWATI ABDULLAH
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan pengerjaan makalah ini. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata pelajaran PKN.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Vacuum of power
Perbedaan pendapat golongan tua dan muda
Rengasdengklok
Proklamasi kemerdekaan
Pancasila dan UUD 1945
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan vacuum of power
2. Untuk mengetahui peristiwa rengasdengklok
3. untuk mengetahui proses kemerdekaan Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Ir. Soekarno dan Mr. Moh. Hatta diculik sehari penuh di Rengasdengklok. Ini demi kebaikan
mereka agar tidak terpengaruh Jepang dan cepat-cepat memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.Peristiwa Rengasdengklok ini Ir. Soekarno dan Moh. Hatta memiliki wibawa yang
besar dan karena itu golongan muda enggan mendekati mereka.Berdasarkan pernyataan
Soekarno kepada Shudanco Sanggih bahwa Ir. Soekarno bersedia memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia setelah kembali ke Jakarta.Esok siangnya, Shudanco Sanggih
kembali ke Jakarta dan menyampaikan berita kepada kawan-kawan dan golongan muda
bahwa Ir. Soekarno akan bersiap memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.Sementara itu
di Jakarta sedang terjadi perundingan antara Perwakilan Golongan Tua (Achmad Subarjo)
dengan Perwakilan Golongan Muda (Wikana).Mereka sepakat bahwa akan melaksanakan
proklamasi di Jakarta, dan Laksamana Tadachi Maeda mengizinkan rumah kediamanya
sebagai tempat perundingan dan menjamin keselamatan mereka.
Perumusan dasar negara Republik Indonesia mulai disusun pasca pembentukan BPUPKI.
Pada sidang pertama BPUPKI tanggal 29 Mei- 1 Juni 1945 membahas mengenai
pembentukan dasar negara. Pada sidang pertama ini ada tiga tokoh yang mengemukakan
dasar negara yaitu Moh Yamin, Supomo dan pada hari terakhir adalah Soekarno. Pasca
sidang BPUPKI yang pertama kemudian dilanjutkan dengan pembentukan panitia kecil yang
disebut dengan Panitia Sembilan. Hasil dari panitia Sembilan yang dikenal dengan Piagam
Jakarta kemudian disahkan oleh PPKI pada sidang pertama tanggal 18 Agustus 1945 dengan
beberapa perubahan.
uh.Yamin pada sidang tanggal 29 Mei 1945 menyampaikan dasar negara hasil pemikirannya.
Dalam pidatonya Moh Yamin mengemukakan Azas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia. Menurut Yamin ada lima azas, yaitu ( 1) Peri Kebangsaan, (2) Peri Kemanusian,
(3) Peri Ketuhanan, (4) Peri Kerakyatan, dan (5) Kesejahteraan rakyat. Supomo pada tanggal
31 Mei 1945 mengusulkan dasar negara yang terdiri dari lima pokok pikiran yaitu (1)
Persatuan, (2) Kekeluargaan, (3) Keseimbangan lahir batin, (4) Demokrasi atau Mufakat, dan
(5) Keadilan rakyat
Pada kesempatan tersebut Ir. Sukarno juga menjadi pembicara kedua. Ia mengemukakan
tentang lima dasar negara. Lima dasar itu adalah (1) Kebangsaan Indonesia, (2)
Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan, (3) Mufakat atau Demokrasi, (4) Kesejahteraan
Sosial, (5) Ketuhanan Yang Maha Esa. Pidato itu kemudian dikenal dengan Pancasila .
BPUPKI membentuk panitia kecil yang terdiri dari sembilan orang. Pembentukan panitia
sembilan itu bertujuan untuk merumuskan tujuan dan maksud didirikannya Negara
Indonesia. Panitia kecil itu terdiri atas:
1. Sukarno,
2. Drs Moh Hatta
3. Drs Muh. Yamin,
4. Ahmad Subardjo,
5. A.A Maramis,
6. Abdul Kahar Muzakkar,
7. Wahid Hasyim,
8. Agus Salim,
9. Abikusno Cokrosuyoso.
Hasil dari perumusan Panitia Sembilan adalah Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Isi dari
Piagam Jakarta adalah: