Anda di halaman 1dari 4

Budaya Menyerobot

Abstraksi:

Beberapa hari selepas pelaksaan hari raya idul fitri di sore hari. Sidnan tengah mengobrol
kesana kemari bersama sang kakak ipar serta saudaranya yang tengah berkunjung ke
rumahnya. Saudara Sidnan ini menetap di Tangerang, sebab kebetulan ia memang sengaja
berkunjung ke Serang untuk menikmati sisa libur lebaran yang ia miliki.

Orientasi:

Lalu mereka pun mengobrol bertiga hingga pada pembahasan terkait riak serta pernik mudik
ketika lebaran. Ia bercerita terkait betapa banyak pengemudi yang ada di jalan raya tidak
mematuhi aturan lalu lintas. Sebagai contohnya terkait seringnya mengabaikan keselamatan,
contohnya satu sepeda yang dinaiki oleh 5 orang. Juga aksi kebut – kebutan yang sangat
membahayakan keselamatan banyak orang.

Krisis:

Ia pun mengisahkan jika di Tangerang kalau ada orang yang main serobot aja di lampu merah
pada waktu masih suasana lebaran, pasti ada yang menyebutkan “Itu pasti pemudik yang
berasal dari Jakarta!”

Reaksi:

Aksi serobot lampu merah tersebut memang seakan telah menjadi budaya sendiri di kota
Jakarta. Banyak pengguna jalan yang kurang atau bahkan tidak peduli dengan rambu – rambu
lalu lintas yang seharusnya ditaati. Ada peluang sedikit saja, mereka akan langsung main
serobot dan akhirnya melanggar lalu lintas.

Koda:

Tingginya dari angka kecelakaan pada waktu musim mudik ini memang dikarenakan budaya
melanggar lalu lintas tersebut.
Presiden dan Burung Beo
Abstraksi
Ada dua orang presiden yang terlibat dalam sesi tanya jawab.

Orientasi
Suasananya cukup mengherankan.
Presiden 1: “Ada burung Beo yang sudah diajarkan dua bahasa sekaligus, dan burung Beo
tadi bisa menirukan dengan bagus, satu bahasa Inggris dan yang ke dua bahasa Rusia. Jadi
kalau ditarik kakinya yang kanan, burung Beo akan biacara bahasa Inggris dan kalau ditarik
kakinya yang kiri burung Beo akan bicara bahasa Rusia, hebatkan!”
Presiden 2: “Hebat-hebat!”
“Bagaimana kalau kedua kakinya ditarik?” tanya presiden 1.
“Wah pasti burung Beo tadi bisa dua bahasa sekaligus!” jawab presiden 2.
“Salah”.
“Oh mungkin dua bahasa tadi menjadi campur aduk!”.
“Salah”.
“Atau mungkin salah satu katanya akan ketukar, satu bahasa Inggris dan kata kedua bahasa
Rusia”.
“Salah”.
“Loh … jadi gimana donk?”.

Krisis
“Yang jelas kalau kedua kakinya ditarik, burung Beonya akan jatuh dari sarangnya, bego!”.

Reaksi
“Eh jangan main-main ya, gini-gini gua presiden, walau hanya di rumah tangga, masa lu
bilang bego!”.
Dan tak lama kemudian pun burung Beo itu menirukan kata-kata tersebut.

Koda
“Presiden bego … presiden bego … presiden bego!” suara burung Beo terdengar berulang
ulang.
Bikin Undang-Undang

Abstraksi
Dedi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Alan, ia berdomisili di sebuah kota.

Orientasi
Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu Alan yang
nyopir.

Krisis
Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Alan melaju terus, maka itu Dedi
menegor sepupunya itu.
Dedi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!

Reaksi
Alan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang kok…!, jawabnya
santai..
Dedi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu DPR plus
Pemerintah?!
Alan : (Meminggirkan mobilnya)
Dedi : Mengapa meminggir?!
Alan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dedi : Mengapa harus meminggir?!
Alan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu
dan ditaruhnya di depan Dedi seraya berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…

Koda
Dedi : Oh…!!!
Kisah Pedagang Kue Manis

ABSTRAKSI
Saat itu menunjukkan jam 10 pagi kalau tidak salah hari minggu ada seorang pedagang kue
yang lewat depan rumah.

ORIENTASI
Aku panggilah sang pedagang tersebut dengan teriak,”abang roti..!”. Tak kunjung lama
pedagang roti tersebut menghampiriku. Kemudian kami pun ngobrol santai dan beginilah
cerita yang terjadi.
Aku : “Bang jualan kue ya?”
Pedagang : “Iya nih mas. Kue manis enak mas. Bermacam-macam rasa, ada coklat, susu, dan
masih banyak lagi ini dek.”
Aku : “Waah mantap bang. Variatif bangeet ya rasanya. Yang paling enek yang mana ya
bang?”
Penjual : “Semua rasa-rasa dijamin enak mas. Tapi yang paling laku keras rasa coklat dek.
Kadang baru jam 2 siang sudah habis duluan.”
Aku : “Waah rasa kesukaan itu bang. Kalau yang warna kuning ini rasa apa bang?
Pedagang: “Oh itu rasa jeruk mas. Manisnya itu meresap setiap bagian kue mas”
Aku : “Unik nih kuenya bang. Tapi itu yang sebelah sana kok warnanya hijau ya bang. Rasa
apa ya kalau boleh tahu.”
Pedagang : “Oh yang itu rasa kedelai mas. Rasanya itu manis juga mas. Didalamnya juga ada
kedelai yang sudah ditumbuh halus.”
Aku : “Pasti enak juga nih bang.” (Hmmmm… sambil menatap warna-warna yang lain)
Pedagang : “Mas beli kue yang warna apa aja nih? Siap dibungkus nih.”

KRISIS
Aku : “Maaf bang ane tanya-tanya gak niat beli. Cuma sedang cari info seputar kue manis.”
(Sambil lari masuk ke dalam rumah)

REAKSI
Pedagang : “Hoi mas harus beli mas.” (sambil teriak teriak)

KODA
Dan akhirnya pedagang pergi dengan hati bersedih.

Anda mungkin juga menyukai