Anda di halaman 1dari 10

SEMAKIN MATANG USIAMU

SEMAKIN SEJAHTERA KELUARGAMU

Disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

pendaftaran Duta GenRe Kabupaten Trenggalek Tahun

2022

OLEH:

DINA AMELIA

PIK-R LARAS MUDA

SMAN 1 KARANGAN

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya membutuhkan
pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Perkawinan sebagai jalan untuk bisa mewujudkan suatu rumah tangga bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini dimaksudkan bahwa perkawinan itu
hendaknya berlangsung seumur hidup dan tidak boleh berakhir begitu saja.

Perkawinan pada umumnya dilakukan oleh orang dewasa dengan tidak memandang
pada profesi, agama, suku bangsa, miskin atau kaya,tinggal di desa atau di kota. Usia
perkawinan yang terlalu muda mengakibatkan meningkatnya kasus perceraian karena
kurangnya kesadaran untuk bertanggung jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi
suami-istri. Meskipun batas umur perkawinan telah ditetapkan dalam pasal 7 ayat (1) UU No.
I tahun 74,yaitu perkawian hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan
pihak wanita sudak mencapai umur 16 tahun. Namun dalam prakteknya masih banyak yang
kita jumpai perkawinan pada usia muda atau di bawah umur, padahal perkawianan yang
sukses membutuhkan kedewasaan tanggung jawab secara fisik maupun mental untuk bisa
mewujudkan harapan yang ideal dalam kehidupan berumah tangga.

Peranan orang tua sangat besar artinya bagi psikologis anak-anaknya. Mengingat
keluarga adalah tempat pertama bagi tumbuh perkembangan anak sejak lahir hingga dengan
dewasa maka pola asuh anak dalam perlu disebar luaskan pada setiap keluarga.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pernikahan dini ?


2. Apa saja faktor penyebab terjadinya pernikahan dini ?
3. Apa saja dampak dari pernikahan dini ?
4. Apa saja cara penanganan pernikahan dini ?
5. Apa saja resiko pernikahan dini ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pernikahan dini.


2. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya pernikahan dini.
3. Untuk mengetahui dampak dari pernikahan dini.
4. Untuk mengetahui cara penanganan pernikahan dini.
5. Untuk mengetahui resiko pernikahan dini.

1.4 Manfaat

1. Dapat mengetahui pengertian pernikahan usia muda.


2. Dapat mengetahui faktor penyebab terjadinya pernikahan dini.
3. Dapat mengetahui dampak dari pernikahan dini.
4. Dapat mengetahui cara penanganan pernikahan dini.
5. Dapat mengetahui resiko pernikahan dini.

3
BAB II
PEMBAHASAN

Pernikahan adalah lambang disepakatinya suatu perjanjian (akad) antara seorang laki-
laki dan perempuan (dalam masyarakat tradisional hal itu juga merupakan perjanjian antar
keluarga) atas dasar hak dan kewajiban yang setara antara kedua belah pihak. Penyerahan diri
total seorang perempuan kepada laki-laki. Peristiwa saat seorang ayah secara resmi
menyerahkan anak perempuannya kepada laki-laki untuk “dipakai” sesuka hati laki-laki itu.

Tujuan Pernikahan adalah untuk secara hukum mengesahkan hubungan seksual antara
laki-laki dan perempuan. Untuk secara hukum mengatur hak dan kewajiban masing-masing
termasuk di dalamnya pelarangan atau penghambatan terjadinya poligami. Untuk pendataan
dan kepentingan demografi. Kriteria keberhasilan suatu pernikahan, kebahagiaan suami isteri,
hubungan yang baik antara orang tua dan anak, penyesuaian yang baik antara anak-anak,
kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari perbedaan pendapat, kebersamaan,
penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan, penyesuaian yang baik dari pihak keluarga
pasangan. Pernikahan adalah hubungan (akad) antara laki-laki dan perempuan dengan maksud
agar masing-masing dapat menikmati yang lain (istimtaa’)dan untuk membentuk keluarga
yang sakinah dan membangun masyarakatyang bersih (Utsaimin, 2009).

Pernikahan Usia Muda (Dini) adalah Pernikahan yang dilakukan oleh remaja di
bawah umur (antara 13-18 tahun) yang masih belum cukup matang baik fisik maupun
psikologis, karena berbagai faktor antara lain faktor ekonomi, sosial, budaya, penafsiran
agama yang salah, pendidikan,dan akibat pergaulan bebas. Individu yang menikah pada usia
muda akan cenderung bergantung pada orangtua secara finansial maupun emosional.

4
A. Dampak perilaku seksual menyimpang
Adanya prilaku seksual yang menyimpang yaitu prilaku yang gemar berhubungan
seks dengan anak-anak yang dikenal dengan istilah pedofilia. Perbuatan ini jelas merupakan
tindakan ilegal (menggunakan seks anak), namun dikemas dengan perkawinan seakan-akan
menjadi legal. Hal ini bertentangan dengan UU.No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
khususnya pasal 81, ancamannya pidana penjara maksimum 15 tahun,minimum 3 tahun dan
pidana denda maksimum 300 juta danminimum 60 juta rupiah. Apabila tidak diambil
tindakan hukumterhadap orang yang menggunakan seksualitas anak secara ilegalakan
menyebabkan tidak ada efek jera dari pelaku bahkan akanmenjadi contoh bagi yang lain.

B. Dampak terhadap suami


Tidak bisa dipungkiri bahwa pada pasangan suami istri yangtelah melangsungkan
perkawinan di usia muda tidak bisamemnuhi atau tidak mengetahui hak dan kewajibannya
sebagaisuami istri. Hal tersebut timbul dikarenakan belum matangnyafisik maupun mental
mereka yang cenderung keduanya memilikisifat keegoisan yang tinggi.f.

C. Dampak terhadap anak-anaknya


Masyarakat yang telah melangsungkan perkawinan pada usiamuda atau di bawah
umur akan membawa dampak. Selain berdampak pada pasangan yang melangsungkan
perkawinan padausia muda, perkawinan usia muda juga berdampak pada anak-anaknya.
Karena bagi wanita yang melangsungkan perkawinan di bawah umur 20 tahun, bila hamil
akan mengalami gangguan padakandungannya dan banyak juga dari mereka yang
melahirkananak yang prematur.

D. Dampak terhadap masing-masing keluarga


Selain berdampak pada pasagan suami-istri dan anak-anaknya perkawinan di usia
muda juga akan membawa dampakterhadap masing-masing keluarganya. Apabila perkawinan
diantarta anak-anak mereka lancar, sudah barang tentu akanmenguntungkan orang tuanya
masing-masing. Namun apabilasebaliknya keadaan rumah tangga mereka tidak bahagia
danakhirnya akan terjadi perceraian. Hal ini akan mengkibatkan bertambahnya biaya hidup
mereka dan yang palinng parah lagiakan memutuskan tali kekeluargaan diantara kedua belah
pihak.

5
E. Resiko Kesehatan Pernikahan Dini
Resiko kesehatan terutama terjadi pada pasangan wanita pada saat mengalami
kehamilan dan persalinan. Kehamilan mempunyai dampak negative terhadap kesejahteraan
seorang remaja. Sebenarnya ia belum siap mental untuk hamil, namun karena keadaan ia
terpaksa, menerima kehamilan resiko tinggi. Berikut ini beberepa resiko tinggi kehamilan dan
persalinan yang dapat di alami oleh remaja (usia kurang dari 20 tahun)

1. Kurang darah (Anemi) pada masa kehamilan dangan akibat yang buruk bagi janin
yang di kandungnya seperti pertumbuhan janin yangterlambat, kelahiran
premature(tidak cukup bulan).

2. Kurang gizi pada masa kehamilan yang dapat mengakibatkan perkembangan


biologois dan kecerdasan janin terhambat. Bayi lahirdengan berat badan rendah.

3. Penyulit pada saat melahirkan seperti perdarahan dan persalinan lama.

4. Keracunan kehamilan, yang di tandai bengkak terutama di kaki dan tangan serta
tekanan darah tinggi. Bila ini tidak mendapat pengobatan yang baik dan benar,
maka keadaan ini dapat menimbulkan kejang-kejang yang pada gilirannya dapat
membawa maut baik pada bayi maupun ibunya.

5. Ketidaks eimbangan besar bayi dengan lebar panggul.


Biasanya ini akan menyebabkan macetnya persalinan. Bila tidak diakhiri dengan
operasi Caesar maka keadaan ini akan menyebabkan kematian ibu maupun
janinya.

6. Pasangan yang kurang siap untuk menerima kehamilan cenderunguntuk mencoba


melakukan pengguguran kandungan (Aborsi) yangdapat berakibat kematian bagi
wanita.

7. Karena kurang pengetahuan dan perawatan kesehatan reproduksi, pernikahan dini


beresiko tinggi untuk tertular penyakit menularseksual, seperti keputihan yang
tidak normal, kencing sakit dll.

6
8. Kemungkinan terjadinya kanker serviks (kanker dari leher Rahimwanita) pada
perkawinan usia muda lebih besar dari pada mereka yangkawin pada usia kira-kira
dua kali lipat untuk mendapatkan kanker di bandingkan dengan wanita yang
menikah pada umur yang lebih tua.

9. Resiko kematian ibu dan janin pada saat persalinan 2-4 kali lebihtinggi dari
persalinan wanita usia 20 sampai 35 tahun.

10. Anak-anak yang di lahirkan oleh ibu remaja mengalami beberapamasalah antara
lain: Perkembangan yang terhambat, premature (berat badan lahir rendah). Hal ini
selanjutnya akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan fisik
maupun mental anak.

Penanganan Pernikahan Dini Penanganan Pernikahan Usia Muda :

a. Pendewasaan usia kehamilandengan penggunaan kontrasepsi sehinggakehamilan pada


waktu usia reproduksi sehat.

b. Bimbingan psikologis. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pasangandalam


menghadapi persoalan-persoalan agar mempunyai cara pandangdengan pertimbangan
kedewasaan, tidak mengedepankan emosi.

c. Dukungan keluarga. Peran keluarga sangat banyak membantu keluargamuda baik


dukungan berupa material maupun non material untukkelanggengan keluarga,
sehingga lebih tahan terhadap hambatan-hambatan yang ada.

d. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi


bagi istri yang mengalami kurang gizi.

7
Peran GenRe untuk mencegah pernikahan dini

1. GEMA (GenRe in Media)


Kegiatan ini bertujuan sebagai percepatan penyebar luasan dalam promosi progam
GenRe seperti pembuatan konten,media sosial seputar remaj.
2. GEMES KIT (GenRe merangkul melalui bakat minat)
Kegiatan ini dimaksudkan dalam rangka pembinaan, pengajaran, pengarahan serta
pendampingan kepada remaja bakat dan minat remaja guna mempromosikan
progam GenRe sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh remaja.

8
PENUTUP
Dengan berbagai program tersebut diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran
peningkatan kualitas remaja, keluarga serta lingkungan yang optimal demi mewujudkan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga secara merata. Selain itu dengan adanya
kesempatan dan pelayan yang sama dapat menumbukan serta mengembangkan
wawasan dan kreatifitas remaja.
Remaja dan keluarga Indonesia yang berkualitas adalah ujung tombak untuk
mewujudkan serta mensukseskan Indonesia emas pada tahun 2045. Pendidikan keluarga
harus selalu ditekankan serta harus dipahami oleh semua elemen masyarkat. Demi
muwujudkan pembangunan keluarga dengan tercipatnya keluarga berkualitas, yaitu
keluarga kecil bahagia sejahtera.

9
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Ketahanan Remaja, BkkbN. 2012. Pedoman Pengelolaan Bina Keluarga
Remaja (BKR). Jakarta: BkkbN
BKKBN. 2012. Pedoman Pengelolaan Bina Keuarga Remaja (BKR). Jakarta:
BKKBN, Direktorat Bina Ketahanan Remaja.

10

Anda mungkin juga menyukai