Anda di halaman 1dari 8

www.belajartaaruf.

com
Mohon kebesaran hati dan kesadarannya untuk tidak

menyebarluaskan materi- materi dari belajartaaruf.com

www.belajartaaruf.com
Konsep Dasar Taaruf

Bismillah,.

Saat ini kita masuk materi pembelajaran pertama yaitu konsep dasar taaruf. Sebelumnya tentu
kita mengetahui dulu apa itu arti taaruf, secara bahasa taaruf artinya berkenalan atau saling
mengenali. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Alhujurat ayat 13 berikut.

“Hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari seorang pria dan seorang

wanita, lalu menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling

mengenal (ta’arofu)….” (Q.S. Al Hujurat: 13)

Namun di kelas online belajartaaruf.com ini kita akan kerucutkan taaruf sebagai sebuah
proses untuk saling mengenali antara laki-laki dan perempuan sebelum memutuskan untuk
menikah.

Ta’aruf dalam pernikahan adalah ikhtiar untuk saling mengenal sebelum melangkah
ketahapan selanjutnya yaitu khitbah atau lamaran. Ta’aruf dilakukan ketika ada laki-laki dan
wanita yang sama-sama memiliki kesiapan untuk menikah, baik itu dia dipertemukan oleh
murabbi , teman ataupun menemukan sendiri. Tujuan ta’aruf sendiri adalah untuk mengenali
lebih jauh tentang calon pasangan serta menemukan kecocokan, agar tidak ada penyesalan
atau kekecewaan di akhir nanti setelah menikah.

Ta’aruf juga untuk menjaga diri dan hati yang ingin saling mengenali agar terhindar dari
maksiat. Tidak seperti pacaran yang hanya dilakukan berdua tanpa adanya kejelasan waktu
kapan menikahnya. Sementara ta’aruf harus ada seseorang yang mendampingi dan memiliki
batasan waktu yang jelas, apakah ta’aruf akan berlanjut pada pernikahan atau tidak.

Taaruf menyederhanakan proses untuk menemukan jodoh, tidak panjang dan berbelit-belit
layaknya pacaran. Pencarian jodoh melalui pacaran biasanya dimulai dari tahap pendekatan,
menyatakan cinta, menunggu apakah diterima atau tidak, menjalin hubungan pacaran jika
diterima, menjalani aktivitas pacaran tanpa kejelasan waktu. Sehingga tak jarang seseorang
sebelum menemukan jodohnya bisa berganti-ganti pacar 3 – 10 kali, dengan rentang waktu
pacaran mulai dari 3 hingga 10 tahun. Kamu bisa bayangkan betapa lelah dan capeknya hati
menjalani proses yang begitu lama. Belum lagi jika dalam aktivitas pacaran tersebut terjadi
hal-hal yang sangat merugikan seperti hamil diluar nikah, penipuan, selingkuh, ditinggal oleh
pacar dan lain sebagainya.

Sementara melalui jalan ta’aruf prosesnya disederhanakan, berawal dari adanya kesepakatan
untuk ta’aruf, tukar biodata, melakukan pertemuan dan memberikan keputusan apakah ta’aruf
akan dilanjutkan pada jenjang pernikahan atau tidak. Dan untuk melakukan semua itu tidak
lebih dari 1 bulan atau paling lama 3 bulan, sementara untuk menuju pernikahan sangat
dianjurkan dalam waktu kurang dari 6 bulan. Sangat sederhana sekali bukan ? Dan yang pasti
dengan proses ta’aruf tidak akan ada rasa sakit hati, dendam, sulit melupakan dan lain
sebagainya. Sebab, hati yang belum terikat dan belum ada rasa yang melekat.

www.belajartaaruf.com
Dari definisi taaruf diatas dapat kita simpulkan ada 3 hal penting :

1. Taaruf hanya boleh dilakukan oleh mereka yang sudah benar-benar siap untuk menikah.
Ukuran siap menikah seseorang bisa dilihat dari lurusnya niat, mental, restu orang tua dan
juga secara finansial

2.Taaruf mesti dilakukan dengan perantara atau pendamping. Agar tidak terjadi interaksi
serta komunikasi secara lansung yang intens antara laki-laki dan perempuan yang bukan
mahram.

3. Taaruf memiliki batasan waktu yang jelas, sehingga akan segera didapatkan keputusan
apakah akan lanjut ke jenjang pernikahan atau tidak.

Itulah 3 poin utamanya . Sekarang kita akan lanjutkan pembahasan sebelumnya.

Tak hanya niat menikah, niat untuk ta’aruf pun perlu diperhatikan Sebelum meluruskan niat
tentu perlu dipahami lagi apa itu ta’aruf ? Ta’aruf adalah sebuah ikhtiar untuk menemukan
serta mengenali jodoh yang tepat dengan cara yang Allah ridhoi.

Jadi akan ada dua kemungkinan, kemungkinan pertama adalah orang yang ta’aruf dengan kita
adalah jodoh tepat hingga akhirnya menikah dan kemungkinan kedua adalah bukan jodoh kita
hingga ta’arufnya berakhir sampai disana.

Jadi tidak istilahnya ta’aruf yang gagal akan tetapi yang ada hanyalah proses ta’aruf yang
belum menemukan pasangan yang tepat. So, tidak perlu ada kekecewaan jika ta’arufnya tidak
berlanjut ke jenjang pernikahan. Disinilah perlu niatnya diluruskan, niatkan ta’aruf sebagai
proses untuk menemukan dan mengenali seseorang apakah cocok untuk kita atau tidak.

Hindari untuk meniatkan ta’aruf sebagai jalan menemukan jodoh dan berkeyakinan kalau
orang yang melakukan ta’aruf dengan kita sudah pasti menjadi pasangan hidup kita. Kenapa ?

Sebab bisa membuahkan kekecewaan, apalagi kalau hatinya sudah rekat dan melekat eh
menikahnya ga jadi ya akhirnya kecewa.

InsyaAllah selama niatnya benar proses ta’aruf yang dijalani akan bernilai ibadah di hadapan
Allah Swt, meskipun tidak mengantarkan ke pelaminan.

Kejujuran dalam ta’aruf

“Dulu waktu ta’aruf bilangnya masih sendiri eh ternyata sudah duda dan punya anak..”

“Dulu waktu ta’aruf katanya kaya punya penghasilan banyak, punya ini itu eh nyatanya ga

punya apa-apa.”

Taaruf berbeda dengan pacaran, kalau saat pacaran mungkin setiap orang akan menampilkan
yang terbaik dalam dirinya atau istilah kekiniannya pencitraan.

Tidak begitu dengan Ta’aruf ,taaruf bukanlah ajang untuk tebar pesona, tidak pula sebagai
tempat menunjukkan kehebatan kita. Akan tetapi ta’aruf adalah wadah untuk saling

www.belajartaaruf.com
mengenali pasangan baik buruknya, apa adanya dan sejujurnya. Tidak hanya kelebihan yang
ditampakkan, kekurangan pun juga perlu disampaikan. Jangan sampai salah satu dari
pasangan malah mengalami penyesalan lantaran realita tak sesuai dengan yang disampaikan
semasa ta’aruf.

Untuk itu jujurlah mulai dari niat hanya semata beribadah pada Allah Swt, jujurlah saat
menulis biodata ta’aruf dan jujurlah saat bertatap muka.

Perlu kita sadari bersama, kebohongan dalam proses ta’aruf hanya akan menjauhkan kita dari
kebarakahan. Hanya ada kegelisahan dan kegalauan dalam setiap kebohongan, terlebih lagi
jika anda sudah mulai berbohong saat ta’aruf maka mau tak mau akan membuat anda kembali
berbohong dan terus berbohong demi menutupi kebohongan sebelumnya. Tentu kamu tidak
menginginkan rumah tangga yang tegak diatas pondasi ketidak jujuran bukan ?

Dalam menjalani proses taarufpun kita memang tidak mesti lansung percaya pada biodata
atau ucapannya. Perlu dikenali lebih dalam bisa dilakukan dari orang terdekatnya, lingkungan
sekitarnya dan hal lainnya.

Sekian,

www.belajartaaruf.com
Pertanyaan Populer Yang Sering Ditanyakan Seputar Taaruf

1. Apakah dalam taaruf boleh komunikasi lansung dengan calon ?

Salah satu hal yang menjadi pembeda antara taaruf dengan pacaran adalah adanya
pendamping. Jadi, komunikasinya tidak secara lansung melainkan melalui perantara atau
pendamping. Tujuannya adalah agar hati masing-masing pihak yang melakukan taaruf
terjaga.

Sahabat semua bisa bayangkan sendiri jika taarufnya dilakukan lansung berdua, chat berdua,
telponan berdua tentu lama-lama jadi akrab. Obrolan mulai melebar kesana kemari, nah
biasanya kalau sudah cair begini rentan sekali munculnya ‘rasa’ entah itu peduli, sayang
ataupun cinta. Sehingga akhirnya aktivitas yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan
pacaran.

Komunikasi lansung dengan calon tentu boleh saja, tapi itu dilakukan setelah benar-benar
sepakat akan melangkah ke jenjang pernikahan. Sudah direstui orangtua dan sudah
menentukan tanggal. Biasanya pada saat seperti ini dibutuhkan komunikasi untuk keperluan
pernikahan dan resepsi.

2. Apakah dalam taaruf harus ada perantara / pendampingnya ?

Iya harus ada. Tugas utama perantara dan pendamping adalah sebagai penghubung saat
berkomunikasi dan juga pendamping saat bertemu (Nadhor). Siapa saja yang akan menjadi
perantara dan bagaimana cara menemukan perantara ada di materi selanjutnya.

3. Jika calon kita adalah teman sejak kecil masih butuhkah untuk taaruf ?

Kamu berteman semenjak kecil tentu belum sampai membicarakan tentang membangun
rumah tangga kan ? Hehe.

Taaruf tetap diperlukan meskipun calon kita ini adalah sahabat dekat sendiri. Sebab ada poin-
poin penting yang mesti diketahui dan dikenali sementara dalam pertemanan kamu belum tau
tentang poin tersebut.

Kecuali kamu sudah benar-benar yakin dengan calonnya, kalau begitu ya tinggal dilamar dan
menentukan tanggal pernikahan saja.

4. Apakah boleh taaruf dengan mantan pacar ?

Boleh taaruf dengan mantan pacar, yang dilarang adalah balikan dan pacaran lagi sama si dia.

5. Bagaimana jika orangtua kita maupun orangtua calon tidak paham taaruf ?

Memang tidak semua keluarga / orangtua paham dengan sistem taaruf seperti ini.
Kebanyakan orangtua kita taunya tentang pacaran. Kalau mau menikah ya pacaran dulu
beberapa waktu, kenali dulu, jalan bareng dulu kalau dirasa cocok baru menikah. Kurang
lebih begitu pemahaman orangtua kita.

www.belajartaaruf.com
Nah, menjadi tugas kitalah menyampaikan tentang taaruf ini pada orangtua kita. Sampaikan
pada mereka kalau pacaran itu selain tidak ada dalam Islam juga banyak mudharatnya.

Sekecil-kecilnya maksiat pacaran zina hati, zina pikiran dan mata. Belum lagi kalau sampai
sering bertemu dan berdua-duaan, lebih banyak lagi maksiatnya. Lebih banyak lagi dosanya.

Menikahnya belum pasti, sementara dosanya sudah pasti. Sementara taaruf adalah salah satu
cara menemukan jodoh yang Allah ridhoi. Dimana dalam prosesnya taaruf ini sangat menjaga
diri kita dari berbagai macam keburukan yang mungkin saja akan menyebabkan kita
melakukan maksiat.

InsyaAllah ini akan menjadi syiar sahabat semua kepada keluarganya. Mungkin saat
menyampaikan ini tidak semua orangtua kita bisa menerimanya, mungkin akan ada juga
penolakan. Tetapi tetap sabar, sampaikan lagi baik-baik sembari berdoa pada Allah Swt.

6. Saya ingin taaruf tapi takut salah pilih pasangan bagaimana cara mengatasinya ?

Cara mengatasi agar tidak salah pilih pasangan ya dengan taaruf. Banyak tahap yang
dilakukan ketika taaruf mulai dari bertukar biodata, bertemu, saling bertanya, musyawarah
hingga melakukan penjajakan. Jika tahap tersebut dilakukan dengan benar tentu kamu akan
mengenal calonmu dengan cukup baik hingga akhirnya bisa memutuskan akan lanjut
menikah atau tidak.

Dan, satu lagi perlu dipahami bahwa pasangan kita adalah cerminan diri kita. Jadi kalau ingin
pasangan yang baik agamanya, indah akhlaknya dan bagus tutur katanya. Pastikan dulu kita
menjadi pribadi yang seperti itu. Pantaskan diri dulu sebelum dipentaskan ke pelaminan.

7. Bagaimana jika calon kita adalah duda atau janda ?

Menikah dengan janda boleh, menikah dengan duda juga boleh. Rasulullah Saw pun istri
pertama beliau adalah seorang janda. Tapi permasalahannya tidak semua keluarga bisa
menerima kalau anaknya menikah dengan janda atau duda.

Dan, jika duda / janda ini sudah memiliki anak tidak semua anak bisa menerima kalau
orangtuanya menikah kembali. Bagi kamu yang memilih menikahi janda / duda memang
butuh komunikasi lebih untuk meyakinkan orangtua dan juga anak calon pasangan anda.

8. Apakah boleh taaruf sekarang tetapi menikahnya beberapa tahun lagi ?

Syarat pertama taaruf adalah dilakukan oleh mereka yang benar-benar sudah siap untuk
menikah. Kalau menikahnya beberapa tahun lagi tentu namanya belum siap. Kalau belum
siap ya tidak perlu taaruf dulu.

www.belajartaaruf.com
9. Bagaimana caranya memberi ‘kode’ pada seorang laki-laki agar dia tau kalau kita
tertarik padanya ?

Kalau Kamu seorang wanita, punya rasa pada seseorang laki-laki dan ingin taaruf dengannya.
Maka kamu bisa mengajaknya taaruf duluan. Jadi tidak perlu kode-kodean. Bagaimana cara
mengajaknya ? Ada materi khususnya nanti.

10. Saya sudah menjalani proses taaruf, tetapi tiba-tiba calonnya tidak ada kabar.
Bagaimana solusinya ?

Saat Kamu berkomitmen akan taaruf dengan seseorang maka buatlah komitmen dengan
calonmu itu berapa lama waktunya dan untuk segera memberi kabar jika tidak ingin
melanjutkan proses taaruf.

11. Bagaimana kita bisa mengenal seseorang hanya dengan taaruf ?

Taaruf memang tidak akan membuat kita mengenali seseorang seutuhnya. Pun, demikian
dengan pacaran tidak akan membuat kita kenal pacar kita seutuhnya. Bahkan yang sudah
menikah sekalipun masih menjalani proses saling mengenali diri pasangannya.

Lalu untuk apa taaruf ? Taaruf untuk menemukan kecocokan dengan calon kita. Dengan
tarauf kita bisa melihat keunggulan dirinya yang mungkin bisa membuat kita tertarik
dengannya. Melalui taaruf juga kita akan melihat kelemahan atau kekurangannya yang
mungkin bisa kita terima.

12. Apakah taaruf akan menjamin rumah tangga yang dibangun akan langgeng hingga
akhir usia ?

Yang menikah lewat taaruf ada yang akhirnya bercerai, begitu juga yang menikah lewat
pacaran banyak juga yang bercerai. Taaruf tidak menjamin kelanggengan rumah tangga kita.

Tetapi dengan melakukan taaruf sudah menunjukkan kalau kita sudah memilih memulai
pernikahan dengan cara yang Allah ridhoi. Dari sini kita berharap mudah-mudahan Allah
limpahkan keberkahannya.

Membangun rumah tangga dan mewujudkan impian rumah tangga yang samara itu ada
ilmunya. Berkomunikasi dengan suami ada ilmunya, komunikasi dengan istri ada ilmunya,
mendidik anak ada ilmunya. Ringkasnya semua ada ilmunya dan pelajarilah. Luangkan
waktu, pikiran dan juga harta untuk belajar.

www.belajartaaruf.com

Anda mungkin juga menyukai