Anda di halaman 1dari 11

Ta’aruf Menurut Islam

√ Islamic Base

Dalam menjalani kehidupan Rumah Tangga, Kunci Rumah Tangga Bahagia yang utama adalah memiliki
seorang pendamping hidup yang baik, agar nantinya kehidupan Membangun Rumah Tangga menjadi
Keluarga Bahagia yang tentram, damai dan menjadi Keluarga Harmonis. Dengan kata lain menjadi
Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menikah ada
baiknya mengetahui Cara Memilih Calon Pendamping Hidup Sesuai Syariat Islam terlebih dahulu untuk
memilih Kriteria Calon Istri yang Baik atau Kriteria Calon Suami yang Baik.

Agar penyebab terhalangnya jodoh tidak menghampiri, kaum muslim segera meningkatkan keimanan
mereka untuk mendapatkan ridho Allah, ini merupakan Cara Mendekatkan Jodoh Dalam Islam dan
selalu diberikan kemudahan atas segala urusan. Lalu bagaimana cara yang tepat untuk melakukan hal
tersebut?

Islam telah mengajarkan cara yang tepat untuk pengenalan atau pendekatan terhadap calon pasangan
dengan Mencari Jodoh Dalam Islam, yaitu dengan ta’aruf. Beberapa orang mengatakan bahwa ta’aruf
merupakan gaya Pacaran Dalam Islam. Benarkah demikian? Lalu seperti apakah ta’aruf menurut islam
itu sebenarnya?

1. Definisi Ta’aruf

Ta’aruf sebenarnya merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk saling mengenal antara seseorang
dengan orang yang lainnya dengan tujuan untuk saling mengerti dan saling memahami. Ta’aruf
merupakan Pacaran Dalam Islam, yang juga bisa diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan dengan
tujuan untuk bersilaturahmi sesuai dengan syariat islam. Atau bisa juga diartikan berkunjung ke rumah
seseorang untuk berkenalan dengan si empunya rumah atau penghuninya

Kalau di zaman sekarang, kegiatan tersebut bisa dikatakan sebagai bertatap muka untuk berkenalan.
Tujuan dari Hikmah Silaturahmi atau proses perkenalan tersebut dengan Cara Mendapatkan Jodoh yang
baik.
Tapi di zaman sekarang ini, kegiatan ta’aruf sangat jarang dilakukan. Kebanyakan kawula muda yang
ingin mendapatkan dan ingin mengetahui kriteria jodoh mereka justru dilakukan dengan jalan
berpacaran. Lalu jika sama-sama dilakukan untuk lebih mengenal calon pasangan, apakah ada
perbedanya antara pacaran dan ta’aruf?

2. Perbedaan Ta’aruf dengan Pacaran

Ta’aruf dan pacaran adalah dua hal yang sangat berbeda. Jika dilihat dari segi tujuan dan manfaat yang
didapatkan. Dalam berpacaran cara yang dilakukan untuk mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu
yang dimiliki pasangan dilakukan dengan metode yang tidak memenuhi kriteria suatu perkenalan sama
sekali.

Kebanyakan dalam berpacaran hanya untuk mendapatkan kenikmatan sesaat, sehingga kebanyakan dari
proses tersebut dapat mengantarkan seseorang ke jalan perzinaan dan maksiat dan ini merupakan
Larangan Berpacaran Dalam Islam. Sedangkaan ta’aruf merupakan proses yang bertujuan untuk lebih
mengenal kriteria calon pasangan kita.

Perumpamaan yang bisa digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara pacaran dan ta’aruf
adalah pada saat kita ingin membeli barang, misalnya motor. Pacaran diibaratkan membeli motor tanpa
melakukan pemeriksaan mendetail guna mengetahui kondisi mesin kendaraan tersebut. Ia hanya
melihat kondisi fisik, yaitu dengan memegang dan mencobanya sejenak.

Sedangkan ta’aruf diibaratkan melakukan pemeriksaan secara detail tentang keseluruhan kondisi barang
tersebut, sehingga nantinya jika menemui kecocokan baru bisa dilakukan tawar menawar harga.(Baca :
Cinta Menurut Islam)

3. Proses Ta’aruf
Keutamaan Menyambung Tali Silaturahmi ada didalam ta’aruf. Yang mana, di atas telah dijelaskan
bahwa tujuan seseorang melakukan taaruf adalah untuk bersilaturami dengan maksud untuk lebih
mengenal penghuni rumah, dan tujuan dari perkenalan tersebut adalah untuk mencari jodoh.

Dalam sebuah hadist yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Sanad Hasan, Rasulullah
Sallalluhualaihi wassalam telah bersabda yang artinya:

“Jika salah seorang diantara kalian hendak melamar seorang wanita dan mampu melihat (tanpa
sepengetahuan wanita tersebut), bagian dan anggota tubuh wanita tersbut, sehingga bisa
menodorongnya untuk menikahinya, maka lakukanlah.”

Jadi kapan proses ta’aruf boleh dilakukan?

Kesiapan Lahir dan Bathin

Ta’aruf hanya dilakukan oleh pria yang telah memiliki kesiapan untuk menikah sehingga prosesi ta’aruf
yang ia lakukan tidak menjadi hal yang sia-sia. Dimana ta’aruf bisa dikatakan sebagai suatu proses yang
bertujuan untuk mengenal hal-hal yang nantinya dapat membuat kita tertarik atau suka sehingga timbul
niat untuk segera menikahi orang tersebut.

Keputusan yang Tepat

Ta’aruf juga bisa dilakukan pada saat telah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak keluarga dan
hanya tinggal menunggu keputusan dari sang anak apakah ia bersedia ataukah tidak untuk dilanjukan ke
jenjang khitbah (meminang).(Baca : Pandangan Khitbah Dalam Islam)

Jadi kesimpulannya, ta’aruf dilakukan dengan mempertemukan pihak-pihak yang ingin dijodohkan
dengan tujuan agar mereka bisa lebih saling mengenal. Ketika sedang melakukan ta’aruf, seorang pria
atau wanita memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara detal kepada calon
pasangannya, seperti kebiasaan-kebiasaan, sifat, penyakit dan lain sebagainya.

Kedua belah pihak juga harus jujur dalam menyampaikan hal tersebut, karena jika terdapat
ketidakjujuran, akan dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.
Lalu bagaimana tata cara proses ta’aruf yang syar’i menurut ajaran agama islam?

Ta’aruf merupakan langkah untuk mendapatkan Keluarga yang Sakinah, Mawaddah, dan Warohmah.
Untuk itu diperlukan kiat-kiat islami sebelum seseorang memutuskan untuk menikah, seperti:

Meminta petunjuk kepada Allah dengan melakukan Shalat Istikharah

dengan sekhusyuk-khusyuknya dan dengan niat yang tulus. Jika benar-benar hati telah mantap dan siap
untuk menikah, maka segeralah mengajukan diri untuk melakukan ta’aruf.

Menentukan jadwal pertemuan antara ikhwan dan akhwat. Akan tetapi dalam pertemuan nantinya,
kedua belah pihak harus didampingi oleh pihak ketiga, misalnya Keluarga atau wali yang dipercayai.

Dalam pertemuan antara ikhwan dan akhwat, kedua belah pihak boleh mengajukan pertanyaan apa saja
terkait kepentingan masing-masing yang nantinya akan digunakan sebagai pertimbangan sebelum
memutuskan Cara Memilih Pendamping Hidup. Dalam melakukan tanya jawab, kedua belah pihak harus
tetap memperhatikan Adab Bertamu dalam Islam serta etika yang ada. Hal ini bertujuan agar kedua
belah pihak lebih mengenal calon pasangannya tersebut mulai dari kepribadian, fisik, maupun latar
belakang keluarga masing-masing untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
dikemudian hari. Jadi dalam berta’aruf janganlah terburu-buru menjatuhkan cinta, akan tetapi dalamilah
hal-hal yang yang terkait dengan calon pasangan.(Baca : Tanda Jodoh Sudah Dekat menurut Islam)

Jika dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak telah merasa saling cocok, maka dapat dilakukan
proses selanjutnya yaitu melakukan ta’aruf dengan pihak keluarga si akhwat maupun dengan keluarga si
ikhwan dalam waktu yang telah disepakati sebelumnya.(Baca : Cara Meningkatkan Akhlak)

Yang menjadi salah satu syarat dari proses ta’aruf secara syar’i islami adalah tidak boleh menunggu.
Artinya tidak boleh ada jarak antara proses ta’aruf dengan pernikahan. Misalnya saja si akhwat harus
menunggu selama beberapa waktu karena si ikhwan harus bekerja atau menyelesaikan pendidikan
terlebih dahulu. Kondisi tersebut akan dapat mendzalimi pihak akhwat karena harus menunggu dan
tidak ada jaminan bahwa selama waktu menunggu tersebut tidak ada godaan yang mengganggu. Jadi,
setelah terjadi kesepakatan di antara keluarga, maka langkah selanjutnya adalah menentukan waktu
khitbah (melamar / meminang). Proses khitbah bisa dilakukan secara langsung kepada si wanita maupun
disampaikan kepada walinya. Di sini, seorang wanita yang hendak dipinang harus memenuhi
persyaratan, seperti:(Baca : Hukum Khitbah dalam Islam)

Tidak ada hal yang menghalang-halangi yang menyebabkan seorang pria dilarang untuk menikahi wanita
yang bukan Muhrim yang sedang dalam masa iddah.(Baca : Pengertian Mahram)

Wanita tersebut belum dipinang oleh orang lain secara sah, sebab hukumnya haram pada saat seorang
laki-laki meminang perempuan yang telah dipinang saudaranya. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan
oleh Jamaah, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam bersabda yang artinya:(Baca : Tunangan Dalam
Islam)

“Orang mukmin adalah saudara orang mukmin yang lain. Maka tidak halal bagi seorang mukmin menjual
barang yang sudah dibeli saudaranya, dan tidak halal pula meminang wanita yang sudah dipinang
saudaranya, sehingga saudaranya itu meninggalkannya.“

Langkah selanjutnya adalah menentukan waktu serta tempat untuk melangsungkan pernikahan. Sampai
saat ini, kita masih sering menjumpai tradisi dari para orang tua mencari tanggal, bulan, dan waktu yang
baik untuk menikahkan anak-anak mereka. Sebaiknya hal tersebut dihindari, karena ditakutkan akan
jatuh ke arah Syirik. Pernikahan yang dilakukan sebaiknya juga sesuai dengan yang dicontohkan oleh
Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam, yaitu dengan cara yang sederhana, memisahkan antar tamu laki-
laki dan perempuan, mengundang anak-anak yatim, tidak mendandani pengantin dengan berlebihan,
serta tidak berlebihan dalam hal menyajikan makanan maupun minuman.(Baca : Fadhilah Di Bulan
MUharram)

Baca juga :

Ayat Pernikahan Dalam Islam

Syarat Pernikahan dalam Islam

Menikah di Bulan Ramadhan Menurut Islam

Nikah Gantung Menurut Islam

Fiqih Pernikahan

Adab Ta’aruf

Dalam melakukan ta’aruf pihak ikhwan maupun akhwan harus tetap memperhatikan adab-adab seperti:

1. Menjaga pandangan

Dalam suatu proses taaruf hal yang harus selalu diperhatikan adalah Cara Menjaga Pandangan terhadap
calon pasangan. Melihat calon pasangan boleh-boleh saja dilakukan, tetapi hanya dilakukan untuk
memastikan kecocokan saja.
Allah SWT telah berfirman dalam Q.S. An-Nur ayat 30-31 artinya:

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya …”

2. Menutup aurat

Bagi seorang Wanita Muslimah, apabila ia sedang bertemu dan berbincang dengan laki-laki yang bukan
mahramnya maka ia harus menutup auratnya.(Baca : Tabarruj Dalam Islam)

Dalam Q.S. An-Nur ayat 31, Allah SWT telah berfirman, yang artinya

“… Dan janganlah mereka (wanita-wanita mukmin) menampilkan perhiasannya kecuali yang (biasa)
nampak dari pandangan dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya ….”

3. Memiliki sikap yang tenang, sopan dan serius dalam bertutur kata

Pada saat melakukan pertemuan dengan calon pasangan, baik ikhwan maupun akhwat agar selalu
menjaga sikap serta sopan santun dalam setiap tindakan maupun tutur katanya.(Baca : Tawadhu Dalam
Islam)

Dalam Q.S Al-Adzab ayat 32 Allah SWT telah berfirman, yang artinya:

“… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit
dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.”

4. Menghindari hal-hal yang tidak perlu dalam pembicaraan


Sebaiknya dalam membicarakan sesuatu pada saat bertaaruf menghindari hal-yang yang tidak perlu dan
membicarakan hal-hal yang penting dan diperlukan saja.(Baca : Rukun Nikah Dalam Islam )

Allah telah berfirman dalam Q.S. Al-Mukminun ayat 1-3 yang artinya:

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam
shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna…”

5. Didampingi oleh keluarga atau wali yang dipercayai

Seperti yang telah dijelaskan di atas tadi, bahwa dalam melakukan pertemuan antara ikhwan dan
akhwat tidak boleh dilakukan berduaan saja, tetapi harus ada pendamping yang menemani dalam
pertemuan tersebut. Karena dalam ajaran islam berdua-duaan (bagi pria dan wanita ) dengan yang
bukan mahram adalah haram hukumnya.(Baca : Sumber Pokok Ajaran Islam)

6. Selalu ingat Allah

Dengan selalu mengingat Allah dalam setiap perbuatan khususnya saat bertaaruf akan dapat menjaga
diri dari gangguan syaitan yang sewaktu-waktu bisa muncul dan mengganggu manusia, sehingga terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan.(Baca : Cara Menangkal Ilmu Hitam dalam Islam)

Baca artikel tentang adab :

Adab Melayat Orang Meninggal dalam Islam

Adab Ziarah Kubur Sesuai Sunnah

Tujuan Ta’aruf

Ta’aruf merupakan suatu media yang dapat memperkenalkan seseorang dengan calon pasangan lebih
jauh. Dalam pengenalan tersebut, tidak hanya identitas atau data-data global dari calon pasangan yang
bisa diketahui, akan tetapi juga mencakup hal-hal yang kecil yang dianggap cukup penting bagi
kelangsungan kehidupan mereka selanjutnya.(Baca : Mahar Pernikahan dalam Islam)

Misalnya saja masalah Kecantikan Wanita Dalam Islam dari calon istri, dimana islam membolehkan
seorang laki-laki untuk melihat wajah Wanita Cantik calon istrinya secara langsung atau face to face
bukan hanya sekedar dari foto, video, maupun sekedar curi-curi pandang saja. Inilah tujuan pernikahan
dalam islam yang sebenarnya, untuk mencari ridho Allah agar mencapai surgaNya bersama imam yang
tepat.(Baca : Cara Mempercantik Diri Menurut Islam)

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Rasulullah Sholallahu Alaihi Wassalam telah
bersabda yang artinya:

“Apabila salah seorang di antara kalian meminang seorang wanita, maka apabila ia mampu hendaknya ia
melihat kepada apa yang mendorongnya untuk menikahinya.” Jabir berkata: “Maka aku meminang
seorang budak wanita dan aku bersembunyi untuk bisa melihat apa yang mendorong aku untuk
menikahinya. Lalu aku menikahinya.“

Manfaat Ta’aruf

Dengan melakukan ta’aruf, terdapat berbagai manfaat yang bisa didapatkan, seperti:

Dapat melihat keadaan fisik dari calon pasangan secara langsung. Seperti kecantikan yang ia miliki, suara
dari calon pasangan, dan lain sebagainya.(Baca : Tabarruj dalam Islam)

Dapat mengenal lebih jauh calon pasangan dari data-data yang diperoleh selama proses tanya jawab
saat berta’aruf. Misalnya pendidikan, pekerjaan, jenis penyakit yang dimiliki, latar belakang keluarga,
dan lain sebagainya.(Baca : Tujuan Pendidikan Menurut Islam)

Meminimalisir terjadinya ketidakcocokan dengan calon pasangan dikemudian hari yang akhirnya
berdampak pada Perceraian.

Bisa terhindar dari godaan syaitan karena dalam proses ta’aruf tidak dilakukan dengan berdua-duaan
saja, akan tetapi ada pihak ketiga yang menjadi pendamping dalam pertemuan tersebut.(Baca : Hukum
Wanita Minta Cerai)
Dari penjelasan-penjelasan di atas bisa kita tarik kesimpulan bahwa dalam rangka mengenal Wanita
Muslimah Menurut Islam yang hendak dilamar, seorang pria bisa melakukannya dengan mencari
keterangan baik itu biografi atau riwayat hidup, sifat, karakter, maupuh hal-hal lainnya. Hal-hal tersebut
adalah hal yang perlu untuk diketahui dari yang bersangkutan demi maslahat pernikahan kepada orang
yang dikenalnya maupun secara langsung kepada wanita itu sendiri, yaitu melalui proses ta’aruf yang
syar’i menurut ajaran islam.(Baca : Arti Nasab)

SHARE

PUBLISHED BY

Dini lidya

TAGS:

jodohnikahta'aruf

4 YEARS AGO

RELATED POST

12 Hal yang Harus Ditanyakan Saat Lamaran Menurut Islam

Hukum Menunda Nikah dalam Islam

5 Larangan Dalam Ta’aruf yang Wajib Kamu Tahu

Hukum Taaruf Online dan Dalilnya

13 Cara Agar Dia Menjadi Jodoh Kita Dalam Islam

RECENT POSTS

AQIDAH

Perbedaan Qada dan Qadar yang Harus Diketahui


Salah satu rukun iman dalam Islam adalah iman kepada Qada dan Qadar. Sebagai umat Islam,…

9 hours ago

SEJARAH DAN SIRAH

2 Sahabat Nabi yang Memiliki Sifat Dermawan Beserta Penjelasannya

Di antara para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ada yang bersifat dermawan dan memberikan
kontribusi…

2 days ago

HUKUM ISLAM

Hukum Makan Berlebihan dalam Islam

Salah satu di antara macam-macam adab dalam Islam adalah adab makan. Menurut adab makan, kita…

2 days ago

SEJARAH DAN SIRAH

4 Sahabat Nabi yang Memiliki Suara Merdu Beserta Penjelasannya

Sepanjang sejarah perjalanan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam dalam menyebarluaskan agama
Islam, terdapat beberapa sahabat Nabi…

3 days ago

SEJARAH DAN SIRAH

10 Sahabat Nabi Yang Termasuk Assabiqunal Awwalun Beserta Penjelasannya

Yang dimaksud dengan as-sabiqun al-awwalun adalah para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
yang paling dahulu…

3 days ago

MAKANAN DAN MINUMAN


Macam-macam Habbatussauda dan Ciri-cirinya

Apa itu habbatussauda? Habbatussauda adalah biji jintan hitam yang berasal dari tanaman berbunga
tahunan bernama…

3 days ago

Home Adchoices Tentang kami Term Of Use Disclaimer Hubungi Kami Kebijakan Privasi

© DalamIslam.com - All Rights Reserved - Hak Cipta di lindungi Undang UndangView

Anda mungkin juga menyukai