Anda di halaman 1dari 34

Tahapan Pernikahan dalam Islam

Laki-laki
Khitbah bertemu
(peminangan) Perempuan

Proses
Pendekatan

Akad Nikah

Kehidupan
Rumah Tangga
?
Walimah/
Jamuan
01
Ta’aruf : tahapan
pengenalan dalam Islam
Pengertian Ta’aruf
Taaruf merupakan satu di antara istilah yang kerap dibahas
oleh kalangan pemuda pemudi Islam ketika menapaki usia
remaja hingga dewasa.
Lalu, sebenernya apa yang dimaksud dengan taaruf? Taaruf
berasal dari kata ta'arafa - yata'arafu, yang berarti saling
mengenal sebelum menuju jenjang pernikahan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), taaruf adalah
perkenalan. Kemudian, dalam konteks pernikahan, taaruf yang
dimaksud ialah perkenalan dengan lawan jenis.
Secara sederhana, taaruf merupakan proses perkenalan yang
dilakukan oleh seorang laki-laki dengan perempuan Islam
dengan didampingi pihak ketiga.
Tujuan Taaruf
Arti taaruf berarti proses mengenal antara laki-laki dan
perempuan untuk mencari kecocokan sebelum proses
pernikahan.
Pada prinsipnya, tujuan taaruf yaitu mencari jodoh yang
sesuai, sekufu, dan diridai Allah Swt. Tidak boleh ada niatan
mencoba-coba dalam hal perjodohan.
Tujuan lainnya yaitu untuk mengetahui data valid sesuai
syariat Islam misalnya data perilaku, pengalaman, sikap, cara
hidup sehari-hari, dan lain-lainnya dari si calon suami/istri.
Manfaat Taaruf
1. Terhindar dari zina
Jadi dalam prosesnya, ada larangan bagi perempuan dan laki-
laki untuk berduaan tanpa adanya pengawasan dari
mahramnya. Selain itu, lebih dapat memastikan kepastian
proses berlangsung.
2. Lebih adil
Dalam hal ini semua bebas bertanya dan harus dijawab
sejujurnya tanpa harus ditutupi karena ini proses membangun
keterbukaan dalam pertukaran informasi.
3. Lebih efektif
Proses taaruf adalah proses cepat dan sesuai kesepakatan
bersama. Jadi, tidak membuang buang waktu dalam proses
perkenalannya. Jika cocok maka dilanjutkan ke jenjang yang
serius.
• Memandang dalam proses taaruf. Dalam taaruf,
memandang memang diperbolehkan untuk mengetahui
orang yang ingin di kenalnya
• Memandang ketika sudah khitbah justru disunahkan.
• Taaruf tidak memperbolehkan siapa pun
memperlihatkan aurat kepada orang lain.
• Saat melakukan pertemuan untuk taaruf, tidak
dilakukan berdua saja, tetapi harus ada muhrim yang
menemani.
• Salat istikharah adalah bagian dari cara untuk
meminta petunjuk pada Allah setelah taaruf dilakukan.
• Perbanyak ketakwaan kepada Allah dan pasrah. Jika
taaruf sudah dilakukan dan hati telah mantap, segera
khitbah. Setelah khitbah, barulah lakukan persiapan
untuk pernikahan. Tentu dengan pertimbangan-
pertimbangan dan restu keluarga.
Tahapan Taaruf
- Datangi Kedua Orang Tuanya
- Menjalin Komunikasi
- Tidak Berduaan
- Tundukkan Pandangan
- Salat Istikharah
- Tentukan Waktu Khitbah (Lamaran)
01
Khitbah : Lamaran dalam
Islam
Macam-Macam Khitbah
Dari segi bahasa, khitbah memiliki arti meminta, melamar, atau meminang seorang
perempuan untuk dijadikan sebagai seorang istri. Dari secara istilah, khitbah adalah
sebuah upaya untuk menuju ke arah terwujudnya perjodohan antara laki-laki dan
perempuan. Di dalam Islam, dikenal dua jenis khitbah yang berlaku yaitu Khitbah bit
Tashrih dan Khitbah bi Ta’ridh.

Khitbah bi Tashrih adalah proses lamaran seorang laki-laki kepada seorang


perempuan dengan menggunakan perkataan yang secara jelas menampakkan keinginan
kuat untuk menikahinya.

Khitbah bi Ta’ridh merupakan proses lamaran seorang laki-laki kepada seorang


perempuan tetapi menggunakan kalimat sindiran, atau kalimat yang tidak secara pasti
menunjukkan adanya keinginan kuat untuk menikahi perempuan tersebut.

Sebagai contoh misalnya diungkapkan langsung kepada si perempuan, “Saya


melihatmu sudah saatnya menikah,” atau “Bahagia sekali orang yang mendapatkan
dirimu,” atau “Saya sedang mencari gadis yang seperti dirimu,” dan sebagainya.
Manfaat Khitbah : Dampak Baik dan
Buruk
Dampak baik dari melamar adalah memberi peluang untuk mengenal lebih
jauh antara kedua belah pihak. Di sana ada kesempatan untuk saling mengetahui
seperti perangai, tabiat, dan adat kebiasaan masing-masing, dengan tetap
memperhatikan batasan-batasan yang dibolehkan syariat. Setelah perkenalan
dianggap cukup, masing-masing sudah merasa cocok, dan pertanyaan masing-
masing sudah terjawab, maka kedua belah pihak bisa beranjak ke jenjang
pernikahan untuk membangun kehidupan bersama yang langgeng dan penuh
kebahagiaan sampai ajal memisahkan keduanya.

Dampak buruk dari khitbah adalah ketika lamaran ditolak karena suatu alasan,
hal ini akan sangat mungkin merusak hubungan antara kedua belah pihak, dan
lagi ada juga dampak dimana satu pihak tidak terima dan berefek pada
kondisinya baik mental maupun fisik.
Syarat dan Tata Cara Khitbah
Syarat Khitbah
 Kosong dari perkawinan atau iddah laki-laki lain.
Syarat wajib yang tidak boleh dilanggar
 Ditentukan wanitanya.
 Tidak ada hubungan mahram antara calon suami dengan calon istrinya
Mahram artinya keluarga dan saudara dekat yang tidak boleh dinikahi
 Wanitanya beragama Islam atau kafir kitabi yang asli
Kafir kitabi adalah kafir yang masih merujuk ke macam” kitab di islam (bukan agnostik, atheist, dll.)

Tata Cara Khitbah


1. Memohon Petunjuk dari Allah SWT
Untuk diberi keberanian dan kelancaran dalam proses khitbah
2. Membaca Doa dan Sholawat Nabi Muhammad SAW
3. Mendatangi Kediaman Calon Pasangan
Laki-laki dan 1 anggota keluarga dating ke rumah perempuan (umumnya bukan orangtua)
4. Menyampaikan Maksud dan Tujuan
Disampaikan oleh pihak keluarga laki-laki
5. Penyampaian Jawaban dari Pihak Perempuan (Jika diterima proses dapat dilanjutkan)
6. Menyerahkan Hantaran
Hantaran adalah buah tangan untuk mempererat hubungan keluarga peremuan dan laki-laki
“Halal dan Haram” Selama Masa Khitbah
Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan dan bisa terjerumus ke perbuatan nista dan
mengundang murka Allah, maka perlu diberikan rambu-rambu yang wajib dipatuhi pada masa
khitbah. Berikut di antaranya:
1. Tidak boleh berdua-duaan.
Kenapa? Selain mengundang fitnah, juga bisa mengundang setan untuk ngomporin.
2. Tidak boleh jalan berduaan saja / kencan
Sama kayak no.1, lebih baik jalan bareng temen lain/circle
3. Boleh saling berkirim surat/email dan saling menelepon.
tetap wajib jaga jarak aman supaya tak nyerempet-nyerempet ngobrolin yang belum berhak
4. Boleh saling berkirim hadiah
Biar semakin dekat dan menyambung ikatan batin, jadi diperbolehkan
5. Boleh melihat calon kita.
Buat yang berkerudung, si cowok boleh liat calon pasangannya tanpa hijab sebelum khitbah
6. Tidak boleh menerima pinangan dari orang lain
Kalo udah saling mengikatkan diri untuk menuju pernikahan, jangan cari yang lain (buat cowok
terutama)
02

Pernikahan Dalam Islam


A. Arti Pernikahan
 Secara Harfiah, Pernikahan adalah himpunan,
kumpulan, hubungan intim
 Wahbah Zuhaili seorang Ulama dari Syiria
menyebutkan bahwa Pernikahan adalah Akad
perkawinan yang mengikat pihak suami dan
Istri dan keduanya tidak di perbolehkan
mencabut kembali setelah akan terjadi.
 Menurut Undang – Undang No1 Th 1974 pasal
1 menyebutkan bahwa : Perkawinan
merupakan ikatan lahir dan Bathin anatar
seorang pria dan wanita sebagai pasangan
suami Istri dengan tujuan membentuk keluarga
yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa
Menurut ajaran agama Islam, arti rumah
tangga adalah ikatan pernikahan yang
sah dan dilandasi oleh nilai-nilai atau
syariat islam. Jika sesuai ajaran agama
dan syariat Islam, maka akan membawa
kemudahan dan keberkahan dalam
mewujudkan suatu keluarga sakinah,
mawaddah, dan warahmah.
-Pengertian Rumah Tangga-
Rukun dan Syarat Pernikahan dalam Islam
1. Calon Suami dan Calon Istri 3. Dua orang Saksi
  Islam
* Islam
 * Baligh
 * Bukan Muhrim  * Sehat Lahir Bayhin
 * Tidak dengan Paksaan  * Laki – Laki
 * Tidak sedang ibadah Haji / Umrah  * tidak sedang Ibadah Haji / Umrah

2. Wali 4. Ijab Qabul


 * Islam  Sesuai dengan Ijab dan Qabul
 * Baligh  Langsung , artinya tidak terputus antara Ijab dan
 * Sehat Lahir Bayhin Qabul
 * Laki – Laki  Dengan kata – kata Nikah
 Tidak terdapat hal – hal yang dapat memberatkan
 * tidak sedang Ibadah Haji / Umrah dalam pernikahan
Ketentuan Wali Nikah dalam Islam
Wali terbagi menjadi dua bagian :
a. Wali Nasab
1. Bapak Kandung
2. Kakak / Adik kandung Laki – laki
3. Saudara seibu sebapak
4. Saudara Sebapak
5. Anak laki dari saudara kandung seibu sebapak
6. Anak laki dari saudara sebapak
7. Saudara Bapa yang laki – laki
8. Anak laki – laki paman dari pihak Bapak

a. Wali Hakim
Yaitu wali yang berhak menikahkan apabila dari kedelapan tadi
tidak ada, atau ada , namun tidak memenuhi Sayarat
Hukum Pernikahan dalam Islam
Mubah
Hukum asal pernikahan adalah Jaiz atau Boleh.
Wajib
Pernikahan Az Zawaj Al Wajib ialah pernikahan yang harus dilakukan oleh individu yang
memiliki kemampuan untuk melakukan pernikahan (berumah tangga), serta memiliki nafsu
biologis (nafsu syahwat) dan khawatir melakukan zina.
Sunnah
Pernikahan ini dianjurkan kepada individu yang mampu untuk melakukan pernikahan dan memiliki
nafsu biologis tetapi dia merasa mampu untuk menghindarkan pribadinya dari kemungkinan
melakukan zina yang dosa
Haram
Yaitu Pernikahan yang di lakukan dengan Niat Buruk

Makruh
Bagi mereka yang melakukan Pernikahan , namun belum ada kemampuan baik dari segi mental atau
dari segi materi
Hal – Hal yang membatalkan pernikahan
1. Talak / Perceraian
Yaitu melepaskan ikatan Pernikahan dengan mengucapkan ucapan talak, baik dengan terang terangan
atau dengan ucapan Kiasan/Kinayah
Talak terbagi dua bagian
 Talak Raj’I , Yaitu talak 1 – 2 yang di jatuhkan oleh seorang suami kepada Isterinya , dan suami
boleh Rujuk atau kembali kepada Isterinya selama masih dalam masa Iddah dengan tanpa akad
nikah baru
 Talak Ba’in yaitu talak tiga yang di jatuhkan oleh suami kepada Isterinya , sehingga suami tidak
boleh Rujuk Kembali sebelum Isteri tersebut menikah kepada orang lain

2. Fasakh
Yaitu pembatalan pernikahan oleh sebab – sebab tertentu
Faskh di lakukan oleh hakim Agama atas dasar pengaduan Suami atau Isteri

3. Khulu
Yaitu talak yang di jatuhkan suami kepada Isterinya atas permintaan isteri dengan jalan tebusan dari
pihak Isteri
Hal – Hal yang membatalkan pernikahan
4. Li’an
Yaitu Sumpah seorang suami yang menuduh Isterinya berzinah tanpa menghadirkan saksi

5. ‘Illa
Yaitu sumpah suami untuk tidak menggauli Isterinya dalam waktu tertentu.
Dan apabila suami menggauli Isterinya sebelum jatuh tempo maka wajib membayar kifarat / Denda.
Dan apabila melampaui waktu yang sudah di tetapkan maka Hakim Agama kembali kepada Isterinya
dengan membayar Kifarat atau mentalak Isterinya

6. Zihar
Adalah ucapan suami yang menyerupakan Isterinya dengan Ibunya
Macam-Macam Pernikahan yang di larang Dalam
Islam
1. Pernikahan semahram
mahram adalah seorang perempuan yang haram di nikahi oleh seorang laki – laki .
Macam – macam Mahram :
 Mahram karena keturunan, yaitu perempuan yang haram di nikahi laki – laki oleh
sebab keturunan , keharamannya berlaku untuk selamanya. Mereka adalah :
1. Ibu Kandung dan seterusnya ke atas ( Nenek dari Ibu atau dari ayah)
2. Anak kandung perempuan dan seterusnya ke bawah ( cucu )
3. Saudara perempuan seibu sebapak
4. Saudara Perempuan dari bapak
5. Saudara Perempuan dari Ibu
6. Anak perempuan dari saudara laki terus kebawah
7. Anak perempuan dari saudara perempuan terus kebawah
 Mahram karena pernikahan , mereka adalah
1. Ibu dari Isteri ( Mertua )
2. Anak tiri bila Istri sudah berkumpul dengan suaminya
3. Ibu Tiri , bila sudah berkumpul dengan suaminya, baik sudah bercerai atau blm
4. Menantu , baik sudah bercerai atau belum
Macam-Macam Pernikahan yang di larang Dalam
Islam
2. Nikahan Sigar
Adalah pernikahan yang di lakukan seorang laki – laki secara silang dengan laki – laki lain

3. Nikah Tahlil
Adalah pernikahan seorang laki – laki dengan seorang perempuan secara Rekayasa, dengan
tujuan mantan suami dapat rujuk kembali

4. Nikah Mut’ah
Pernikahan yang di lakukan secara kontrak dan atau berdasarkan kesepakatan waktu tertentu

5. Nikah dalam Iddah


Yaitu Pernikahan yang di lakukan ketika perempuan tsb masih dalam keadaan masa
menunggu setelah suaminya menceraikannya

6. Nikah Beda Agama


Pernikahan dengan seorang perempuan Musyrik
Kewajiban Seorang Suami dan Istri
Kewajiban Suami
1. Memberikan Nafkah lahir dan Bathin
2. Memimpin, mengayom serta menjaga kehormatan keluarga
3. Menggauli Isteri dengan baiksebaik – baiknya
4. Memenuhi sandang, pangan dan papan sesuai dengan kemampuannya
5. Mendidik dan membimbing anak isterinya ke arah yang di Ridhoi Allah

Kewajiban Isteri
6. Tunduk Patuh kepada Suami
7. Berhubungan baik dengan keluarga suami
8. Menjaga diri dan kehormatan keluarga
9. Melayani Suami kebutuhan dengan santun
10. Mengatur, mengelola rumah tangga dengan sebaik – baiknya
11. Menjaga, merawat serta mendidik anak anaknya
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh,
bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung
nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani
lebih dari kesanggupannya.”
(QS. Al-Baqarah:2/233)
Poligami Dalam Islam
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim
(bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua,
tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka (nikahilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada
tidak berbuat aniaya.” (QS An Nisaa:4/3).

Ayat tersebut menjelaskan ketentuan poligami dalam Islam, dimana seorang laki-laki dapat
memiliki lebih dari 1 istri apabila dia bisa adil terhadap mereka, kalua tidak bisa maka
diharamkan baginya untuk mempunyai lebih dari 1 istri. Sedangkan istri hanya bisa memiliki 1
suami karena akan menjadi permasalahan pada hak waris anak jika ia memiliki 2 suami.

Sudah pasti jika seorang laki-laki mau melakukan poligami harus diberitahu ke istri dan dapet
persetujuannya, kalo gak ya namanya selingkuh dan dosa.
Poligami Dalam Islam
Berikut ini adalah beberapa syarat poligami dalam Islam :
1. Bersikap adil terhadap semua istri
Sesuai ayat tadi An Nisa ayat 3
2. Tidak boleh lalai dalam beribadah
Justru tambah taqwa, kalo yang terjadi sebaliknya, maka poligami hanya akan menjadi fitnah.
3. Menjaga kehormatan para istri
suami yang akan mengangkat atau menurunkan kehormatannya, dia juga harus memperhatikan
kebutuhan biologis para istri
4. Siap menafkahi Lahir dan Batin
aturan mutlak dan tidak bisa ditoleransi. Ditulis di Surat An-Nur ayat 33
5. Dilarang memilih wanita yang bersaudara
karena adanya hubungan darah yang jika dilanjutkan maka akan berpengaruh pada sistem bagi
waris ditulis di surat An-Nisa ayat 23
6. Maksimal 4 Orang Istri
Sesuai ayat tadi An Nisa ayat 3
04

Perpisahan dalam Islam


Pengertian Talak dan Jenis-jenisnya
Arti dari talak adalah melepaskan ikatan, dalam ketentuan hukum pernikahan Islam, Talak artinya
melepas ikatan pernikahan dengan ucapan talak atau perkataan lain yang maksudnya sama dengan
talak. Talak dibagi menjadi beberapa jenis, yakni :

Dari segi pengucapan


 Talak Kinaya
Talak jenis ini diucapkan dengan kata-kata yang belum jelas makna dan artinya. Contohnya yaitu, “Aku
sudah tidak tahan untuk hidup denganmu lagi.”
 Talak Sarih
Sebaliknya, talak jenis ini sudah mengandung kata-kata yang jelas makna dan tujuannya, yakni untuk
menceraikan sang istri. Contohnya yaitu, “Saya ingin bercerai denganmu.”

Dari segi jumlah


 Talak satu
Talak yang pertama kali dijatuhkan sang suami kepada istri.
Pengertian Talak dan Jenis-jenisnya
 Talak dua
Talak dua adalah talak yang dijatuhkan sang suami kepada istri untuk yang kedua kali ataupun untuk yang
pertama kalinya dengan dua talak secara langsung.
 Talak tiga
Talak tiga adalah talak yang dijatuhkan sang suami kepada istri untuk yang ketiga kalinya. Selain itu,
penyebutan talak tiga juga dapat terjadi ketika sang suami menyebut talak tiga untuk yang pertama kalinya.

Dari segi langsung tidaknya menjatuhkan talak


 Talak Muallaq
Talak jenis adalah talak yang memiliki syarat tertentu, yakni dapat dijatuhkan apabila syarat yang disebutkan
sang suami terwujud. Contohnya yakni jika sang suami mengatakan, “Kau akan tertalak jika kau
meninggalkan satu kali ibadah wajibmu.” dan sang istri benar-benar telah meninggalkan ibadah wajib.
 Talak Ghairu Muallaq
Talak jenis ini adalah talak yang tidak dikaitkan dengan syarat tertentu. Jadi, apabila sang suami telah berkata
untuk bercerai maka talak sudah dapat menjadi faktor untuk berpisah ataupun bercerai.
Iddah, Pengertian dan Macam-macamnya
Iddah (Arab:masa ‫" ;عدة‬waktu menunggu") di dalam agama Islam adalah
sebuah di mana seorang perempuan yang telah diceraikan oleh suaminya,
baik diceraikan karena suaminya mati atau karena dicerai ketika
suaminya hidup, untuk menunggu dan menahan diri dari menikahi laki-
laki lain

Macam-macam Iddah antara lain adalah :


1. Jika perempuan yang ditinggalkan mati suaminya tidak hamil, maka
masa iddahnya 4 bulan 10 hari.
2. Apabila ia dalam keadaan hamil, maka masa iddahnya adalah sampai
perempuan tersebut melahirkan.
Iddah, Pengertian dan Macam-macamnya
4. Jika perempuan itu dalam keadaan tidak hamil dan masih memiliki
siklus haid, maka masa iddahnya sampai ia telah menstruasi
sebanyak 3 kali.
5. Jika perempuan itu masih kecil atau sudah tidak memilki siklus haid
(menopause), iddahnya 3 bulan.
6. Adapun untuk perempuan yang belum pernah disetubuhi, ia tidak
memiliki masa iddah.
7. Apabila ia sedang hamil maka iddahnya sama dengan perempuan
yang merdeka yang sedang hamil, yakni hingga melahirkan. Jika ia
tidak hamil, maka masa iddahnya adalah 2 kali menstruasi.
Iddah, Apabila Sang Istri Ditinggal
Mati oleh Suami
Beberapa larangan untuk istri yang baru ditinggal mati oleh suami,
yakni :
1. Tidak bersolek selama masa iddah
Berlaku buat semua iddah
2. Tidak meninggalkan rumah selama masa iddah
Kecuali sangat urgent dan perlu, kalo mau ketemu orang lain harus
mereka yang dateng ke istri
3. Dilarang memakai perhiasan
Dandan dan baju mencolok juga gaboleh karena menarik laki-laki lain
4. Dilarang menikah lagi selama masa Iddah
Kalo dilamar trus diterima, maka tidak sah
Hikmah Menjalani Pernikahan
Secara Hukum Islam
 Memenuhi tuntutan fitrah
Manusia diciptakan oleh Allah dengan memiliki insting untuk tertarik
dengan lawan jenisnya. Laki-laki tertarik dengan wanita dan
sebaliknya. Ketertarikan dengan lawan jenis merupakan sebuah fitrah
yang telah Allah letakkan pada manusia. Islam adalah agama fitrah,
sehingga akan memenuhi tuntutan-tuntutan fitrah; ini bertujuan agar
hukum Islam dapat dilaksanakan manusia dengan mudah dan tanpa
paksaan. Oleh karena itulah, pernikahan disyari’atkan dalam Islam
dengan tujuan untuk memenuhi fitrah manusia yang cenderung untuk
tertarik dengan lawan jenisnya. Islam tidak menghalangi dan menutupi
keinginan ini, bahkan Islam melarang kehidupan para pendeta
Hikmah Menjalani Pernikahan
Secara Hukum Islam
 Mewujudkan ketenangan jiwa dan kemantapan batin
Dengan melakukan perkawinan, manusia akan mendapatkan kepuasan jasmaniah dan
rohaniah. Yaitu kasih sayang, ketenangan, ketenteraman dan kebahagiaan hidup. Hal ini
dijelaskan di QS. Ar-Rum: 21 yang mengatakan bahwa begitu besar hikmah yang
terkandung dalam perkawinan
 Menghindari dekadensi moral
Allah telah menganugerahi manusia dengan berbagai nikmat, salah satunya insting
untuk melakukan relasi seksual. Akan tetapi insting ini akan berakibat negative jika
tidak diberi frame untuk membatasinya, karena nafsunya akan berusaha untuk
memenuhi insting tersebut dengan cara yang terlarang. Akibat yang timbul adalah
adanya dekadensi moral, karena banyaknya perilaku-perilaku menyimpang seperti
perzinaan, kumpul kebo dan lain-lain. Hal ini jelas akan merusak fundamen-fundamen
rumah tangga dan menimbulkan berbagai penyakit fisik dan mental.
Hikmah Menjalani Pernikahan
Secara Hukum Islam
 Mampu membuat wanita melaksanakan tugasnya sesuai dengan tabiat
kewanitaan yang diciptakan.
Wanita dalam islam ditugaskan untuk mendidik dan memelihara keluarga, serta
mendukung suami dalam mencari nafkah, dengan menikah maka seorang wanita
mampu menjalankan hal tersebut.
 Penyambung keturunan, memperluas kekerabatan, membangun asas-
asas kerjasama
Tentu saja salah satu tujuan pernikahan dalam islam adalah untuk penyambung
keturunan, selain itu pernikahan dapat memperluas dan mempererat keluarga dari
kedua pihak dan membangun tali silaturahmi baru.

Anda mungkin juga menyukai