5. Mendapatkan keturunan.
yang asasi.
Para ahli fiqih sependapat bahwa hukum pernikahan tidak sama penerapannya kepada semua
mukallaf, melainkan disesuaikan dengan kondisi masing-masing, baik dilihat dari kesiapan
ekonomi, fisik, mental, ataupun akhlak. Karena itu hukum nikah bisa menjadi :
1. Sunah
Bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah, dan mampu pula mengendalikan diri dari
perzinaan, walaupun tidak segera menikah, maka hukum nikah adalah sunah.
2. Wajib
Bagi orang yang ingin menikah, mampu menikah, dan ia khawatir berbuat zina jika tidak segera
3. Makruh
Bagi orang yang ingin menikah, tetapi belum mampu member nafkah terhadap istri dan anak�anaknya, maka hukum nikah adalah makruh.
4. Haram
Bagi orang yang bermaksud menyakiti wanita yang akan ia nikahi, maka hukum nikah adalah
haram.
5. Mubah
Bagi yang mampu dan aman dari fitnah, dan menikah dengan tujuan untuk bersenang-senang saja
hukumnya mubah
1. Calon suami, syaratnya :
• bukan mahram si wanita (bukan termasuk yang haram dinikahi)
orang yang dikehendaki (keridaan dari masing •
• masing pihak)
• mu'ayyan (beridentitas jelas)
2. Calon istri, syaratnya :
• bukan mahram si laki laki
• terbebas dari halangan nikah (berstatus sebagai istri orang)
3. Wali (ayah kandung mempelai wanita, penerima wasiat. atau kerabat dekat, dan seterusnya dengan urutan ashabah wanita tsb)
4. Dua orang saksi
• Bukan budak, bukan wanita, dan bukan orang fasik, tidak terpaksa
5. Sigah (Ijab qabul)
• perkaataan dari mempelai laki laki atau wakilnya ketika akad nikah
1.) Ibu kandung dan seterusnya ke atas (nenek dari ibu dan nenek dari ayah)
seterusnya)
bawah
7.) anak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya ke bawah
Pernikahan Mut'ah
Pernikahan Syighar
Pernikahan Muhallil
Pernikahan orang yang ihram
Menikahi mahram
1. Minta pertimbangan
2. Shalat istikharah
Khitbah (peminangan)
3. Khitbah (peminangan)
5. Akad nikah
• Adanya wali
• Adanya saksi-saksi
6. Walimah