Anda di halaman 1dari 3

*Materi PAT PAI ,kelas XII*

1. Pernikahan,
•arti
suatu ikatan lahir dan batin antara laki-laki dan perempuan agar bisa hidup bersama
dalam rumah tangga untuk mendapatkan keturunan yang telah ditetapkan oleh syari'at
Islam.
•UUD
“Menurut hukum Islam, perkawinan itu merupakan ibadah, maka perlindungan
terhadap orang Islam dalam melaksanakan ibadah melalui pelaksanaan perkawinan
tersebut terdapat dalam Pasal 28E ayat (1) UUD 1945
•tujuan
• Untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi
• Untuk mendapatkan ketenangan hidup
• Untuk membentengi akhlak
• Untuk meningkatkan ibadah kepada Allah Swt
• Untuk mendapatkan keturunan yang saleh
• Untuk menegakkan rumah tangga yang Islami
•hukum pernikahan
• Wajib, yaitu bagi orang yang telah mampu baik fisik, mental, ekonomi
maupun akhlak untuk melakukan pernikahan, mempunyai keinginan untuk menikah,
dan jika tidak menikah, maka dikhawatirkan akan jatuh pada perbuatan maksiat, maka
wajib baginya untuk menikah.
• Sunnah, yaitu bagi orang yang telah mempunyai keinginan untuk menikah
namun tidak dikhawatirkan dirinya akan jatuh kepada maksiat, sekiranya tidak
menikah.
• Mubah, bagi yang mampu dan aman dari fitnah, tetapi tidak membutuhkannya
atau tidak memiliki syahwat sama sekali seperti orang yang impoten atau lanjut usia,
atau yang tidak mampu menafkahi, sedangkan wanitanya rela dengan syarat wanita
tersebut harus rasyidah (berakal).
• Haram, yaitu bagi orang yang yakin bahwa dirinya tidak akan mampu
melaksanakan kewajiban-kewajiban pernikahan, baik kewajiban yang berkaitan
dengan hubungan seksual maupun berkaitan dengan kewajiban-kewajiban lainnya
• Makruh, yaitu bagi seseorang yang mampu menikah tetapi dia khawatir akan
menyakiti wanita yang akan dinikahinya, atau menzalimi hak-hak istri dan buruknya
pergaulan yang dia miliki dalam memenuhi hak-hak manusia, atau tidak minat
terhadap wanita dan tidak mengharapkan keturunan.
•syarat dan rukun,
Rukun nikah adalah semua perkara yang wajib dilaksanakan untuk menentukan sah
atau tidaknya sebuah pernikahan
•syarat wali,
• orang yang dikehendaki, bukan orang yang dibenci,
• laki-laki, bukan perempuan atau banci,
• mahram si wanita,
• baligh, bukan anak-anak,
• berakal, tidak gila,
• adil, tidak fasiq,
• tidak terhalang wali lain,
• tidak buta,
• tidak berbeda agama,
• merdeka, bukan budak.
•dua orang saksi
• Berjumlah dua orang, bukan budak, bukan wanita, dan bukan
orang fasik.
• Tidak boleh merangkap sebagai saksi walaupun memenuhi kualifikasi sebagai
saksi.
• Sunnah dalam keadaan rela dan tidak terpaksa.
•sigah (ijab kabul).
perkataan dari mempelai laki-laki atau wakilnya ketika akad nikah
• Tidak tergantung dengan syarat lain.
• Tidak terikat dengan waktu tertentu.
• Boleh dengan bahasa asing.
• Dengan menggunakan kata “tazwij” atau “nikah”, tidak boleh dalam bentuk
kinayah (sindiran), karena kinayah membutuhkan niat sedang niat itu sesuatu yang
abstrak.
• Qabul harus dengan ucapan “Qabiltu nikahaha/tazwijaha” dan boleh
didahulukan dari ijab.
•khitbah,
prosesi lamaran dimana pihak dari keluarga laki-laki berkunjung ke rumah calon
mempelai perempuan
•mahram,
semua orang yang haram untuk dinikahi selama-lamanya karena sebab nasab,
persusuan dan pernikahan.
• Ibunya ibu (nenek)
• Ibunya ayah (nenek)
• Ibunya nenek (buyut)
• anak perempuan dari anak laki-laki (cucu)
• anak perempuan dari anak perempuan (cucu)
• anak perempuan dari cucu (cicit)
• dst
•syarat Shigat,
• Adanya wali.
• Adanya saksi.
• Ta'zin Az Zaujain.
• Adanya keridhoan dari kedua mempelai.
• halal untuk dinikah.
•hak dan kewajiban suami Istri,
• Memelihara dan mendidik anak dengan sebaik-baiknya.
• Berbuat baik terhadap mertua, ipar dan kerabat lainnya baik dari suami atau
isteri.
• Setia dalam hubungan rumah tangga dan memelihara keutuhannya dengan
berusaha melakukan pergaulan secara bijaksana, rukun, damai dan harmonis;
• Saling bantu membantu antara keduanya.
• Menjaga penampilan lahiriah dalam rangka merawat keutuhan cinta dan kasih
sayang diantara keduanya. Perhatikan Q.S. at-Tahrim/66:6, Q.S. an-Nisa’/4:36 dan
Q.S. al-Maidah/5:2
•thalaq,
• talak raj’i talak yang masih memberi kesempatan bagi suami untuk kembali
kepada isterinya, yaitu talak satu dan talak dua.
• talak kata perceraian yang diucapkan oleh seorang suami kepada isterinya
yang bisa berakibat hokum berpisahnya pasangan suami isteri.
• rujuk kembali kepada isteri setelah talak raj’i yaitu talak satu atau talak dua
karena pasangan suami isteri masih ingin bersama dalam ikatan tali pernikahan.

•pernikahan dilarang,
• pernikahan mut`ah, pernikahan yang dibatasi untuk jangka waktu tertentu
• pernikahan syigar, pernikahan dengan persyaratan barter tanpa pemberian
mahar
• pernikahan muhallil, seorang wanita yang telah ditalak tiga oleh suaminya
yang karenanya diharamkan untuk rujuk kepadanya, kemudian wanita itu dinikahi
laki-laki lain dengan tujuan untuk menghalalkan dinikahi lagi oleh mantan suaminya
• pernikahan orang yang ihram, orang yang sedang melaksanakan ihram haji
atau ‘umrah serta belum memasuki waktu tahallul. Rasulullah saw
• pernikahan dalam masa iddah, pernikahan di mana seorang laki- laki
menikah dengan seorang perempuan yang baik karena perceraian ataupun karena
meninggal dunia
• pernikahan tanpa wali, pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki dengan
seorang wanita tanpa seizin walinya
• pernikahan dengan wanita kafir selain wanita-wanita ahli kitab (Q.S. al-
Baqarah/2:221)
• menikahi mahram, mahram untuk selamanya, mahram karena pernikahan
atau karena sepersusuan.
•hikmah pernikahan,
• Terciptanya hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram,
dalam ikatan suci yang halal dan diri«±i Allah Swt.
• Mendapatkan keturunan yang sah dari hasil pernikahan.
• Terpeliharanya kehormatan suami istri dari perbuatan zina.
• Terjalinnya kerja sama antara suami dan istri dalam mendidik anak dan
menjaga kehidupannya.
• Terjalinnya silaturahim antarkeluarga besar pihak suami dan pihak istri.

Anda mungkin juga menyukai