Anda di halaman 1dari 9

Agama Islam

Pernikahan
Muhammad Naufal Azhar
Pengertian Nikah
Pernikaan adalah salah satu ibadah yang paling utama
dalam pergaulan masyarakatagama islam dan masyarakat.
Pernikahan bukan saja merupakan satu jalan untuk
membangun rumah tangga dan melanjutkan keturunan.
Pernikahan juga dipandang sebagai jalan untuk
meningkatkan ukhuwah islamiyah dan memperluas serta
memperkuat tali silaturahmi diantara manusia
PENGERTIAN SECARA
ETIMOLOGI
Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist, pernikahan disebut denganberasal dari kata an-
nikh dan azziwaj yang memiliki arti melalui, menginjak, berjalan di atas, menaiki, dan
bersenggema atau bersetubuh. Di sisi lain nikah juga berasal dari istilah Adh-
dhammu, yang memiliki arti merangkum, menyatukan dan mengumpulkan serta sikap
yang ramah. adapun pernikahan yang berasalh dari kata aljam’u yang berarti
menghimpun atau mengumpulkan. Pernikahan dalam istilah ilmu fiqih disebut ( ‫) زـوـاـج‬,
( ‫ ) نــكاح‬keduanya berasal dari bahasa arab. Nikah dalam bahasa arab mempunyai dua
arti yaitu ( ‫ ) اــلوطء وـاــلضم‬baik arti secara hakiki ( ‫ ) اــلضمـ‬yakni menindih atau berhimpit
serta arti dalam kiasan ( ‫ ) اــلوطء‬yakni perjanjian atau bersetubuh.
Rukun dan Syarat Pernikahan
a. Rukun Nikah
Rukun pernikahan adalah sesuatu yang harus ada dalam
pelaksanaan pernikahan, mencakup :
• Calon mempelai laki-laki dan perempuan
• Wali dari pihak mempelai perempuan
• Dua orang saksi
• Ijab kabul yang sighat nikah yang di ucapkan oleh wali pihak
perempuan dan dijawab oleh calon mempelai laki-laki.
b. Syarat Nikah
Adapun syarat dari masing-masing rukun tersebut adalah
1. Calon suami dengan syarat-syarat berikut ini
• Beragama Islam
• Berjenis kelamin Laki-laki
• Ada orangnya atau jelas identitasnya
• Setuju untuk menikah
• Tidak memiliki halangan untuk menikah
2. Calon istri dengan syarat-syarat
• Beragama Islam ( ada yang menyebutkan mempelai wanita boleh beraga
nasrani maupun yahudi)
• Berjenis kelamin Perempuan
• Ada orangnya atau jelas identitasnya
• Setuju untuk menikah
• Tidak terhalang untuk menikah
b. Syarat Nikah
Adapun syarat dari masing-masing rukun tersebut adalah
1. Calon suami dengan syarat-syarat berikut ini
• Beragama Islam
• Berjenis kelamin Laki-laki
• Ada orangnya atau jelas identitasnya
• Setuju untuk menikah
• Tidak memiliki halangan untuk menikah
2. Calon istri dengan syarat-syarat
• Beragama Islam ( ada yang menyebutkan mempelai wanita boleh beraga
nasrani maupun yahudi)
• Berjenis kelamin Perempuan
• Ada orangnya atau jelas identitasnya
• Setuju untuk menikah
• Tidak terhalang untuk menikah
3. Wali nikah dengan syarat-syarat wali nikahsebagai berikut (baca juga urutan wali nikah).
• Laki-laki
• Dewasa
• Mempunyai hak perwalian atas mempelai wanita
• Adil
• Beragama Islam
• Berakal Sehat
• Tidak sedang berihram haji atau umrah
4. Saksi nikah dalam perkawinan harus memenuhi beberapa syarat berikut ini ;
• Minimal terdiri dari dua orang laki-laki
• Hadir dalam proses ijab qabul
• mengerti maksud akad nikah
• beragama islam
• Adil
• dewasa
5. Ijab qobul dengan syarat-syarat, harus memenuhi syarat berikut ini :
• Dilakukan dengan bahasa yang mudah dimengerti kedua belah pihak baik oleh pelaku akad dan
penerima aqad dan saksi. Ucapan akad nikah juga haruslah jelas dan dapat didengar oleh para
saksi.
Hukum Pernikahan
Dalam agama islam pernikahan memiliki hukum yang disesuaikan dengan kondisi atau situasi orang yang akan menikah.
Berikut hukum pernikahan menurut islam
• Wajib, jika orang tersebut memiliki kemampuan untuk meinkah dan jika tidak menikah ia bisa tergelincir perbuatan zina (baca
zina dalam islam)
• Sunnah, berlaku bagi seseorang yang memiliki kemampuan untuk menikah namun jika tidak menikah ia tidak akan tergelincir
perbuatan zina
• Makruh, jika ia memiliki kemampuan untuk menikah dan mampu menahan diri dari zina tapi ia tidak memiliki keinginan yang kuat
untuk menikah. Ditakutkan akan menimbulkan mudarat salah satunya akan menelantarkan istri dan anaknya
• Mubah, jika seseorang hanya menikah meskipun ia memiliki kemampuan untuk menikah dan mampu menghindarkan diri dari zina,
ia hanya menikah untuk kesenangan semata
• Haram, jika seseorang tidak memiliki kemampuan untuk menikah dan dikhawatirkan jika menikah ia akan menelantarkan istrinya
atau tidak dapat memenuhi kewajiban suami terhadap istridan sebaliknya istri tidak dapat memenuhi
kewajiban istri terhadap suaminya. Pernikahan juga haram hukumnya apabila menikahi mahram atau pernikahan sedarah.
Sekian :)

Anda mungkin juga menyukai