Anda di halaman 1dari 5

TA’ARUF

A. Pengertian
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 13 yang artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan
kalian dari seorang pria dan wanita, lalu menjadikan
kalian berbangsa-bangsa dan bersuku suku agar
kalian saling mengenal (taaruf) …”

Ta’aruf berasal dari Bahasa Arab, ta’aarafa yang artinya “berkenalan”.

Jadi, setiap kita semua berkenalan dengan orang baru, maka hal tersebut sudah bisa
dikatakan ber-taaruf.

Kita ambil contoh yang paling sederhana, semisal kita melihat dompet seseorang di
depan kita terjatuh, lalu kita secara spontan memanggil orang tersebut dan mengembalikan
dompetnya serta berkenalan satu sama lain. Maka, itu sudah bisa dikatan sebagai ta’aruf
dalam lingkup kecil.1

Sementara, dalam lingkup yang lebih luas, ta’aruf bisa dijadikan cara sebagai gerbang
awal menuju pernikahan bagi seorang laki-laki dan perempuan, atau hanya sebatas untuk
mempererat tali silaturahmi. Apabila ta’aruf gagal kedua pasangan tetap bisa saling mengenal
namun hanya sebatas persaudaraan antar muslim.

1
Zhafran Ghani Al-Rafisqy, Arti Ta’aruf Dalam Islam (https://ekspektasia.com/arti-taaruf/, diakses pada 9 September 2018,
2018)
Dalam ber-taaruf, kita juga harus faham betul batasan antara laki-laki dan perempuan
yang bukan muhrim. Kita harus mengikuti semua ajaran serta aturan yang ada, dan memiliki
etika sebagai muslim atau muslimah yang taat.

B. Mengapa harus ta’aruf?

Pertanyaan ini masih sering dilontarkan oleh beberapa orang, mengapa harus ber-
ta’aruf? kan sama saja dengan pacaran. Kedua hal tersebut memang sering disalah artikan,
sehingga dianggap serupa. Padahal, taaruf dan pacaran adalah dua hal yang sangat berbeda.
Dilihat dari segi manapun, keduanya memiliki perbedaan yang sangat kontras.

.Dalam pacaran, tidak mengenal batasan antara laki-laki dengan perempuan serta
bebas melakukan hal-hal yang dilarang dalam islam. Seringkali mereka yang tidak memiliki
pacar dianggap aneh atau “tidak laku”.

Dalam pacaran pula, kedua pasangan bebas melakukan apapun karena merasa sudah
menjadi “hak milik” satu sama lain, biasanya juga saling memasang status sehingga dapat
diketahui oleh semua orang. Pacaran juga tidak memiliki tujuan yang jelas, apakah akan
berlanjut ke pernikahan atau tidak, serta bebas melakukan aktivitas hanya berdua saja. Tentu
dalam islam hal ini jelas dilarang, karena apabila dua insan yang bukan muhrim nya sedang
bersama, maka pihak ketiga nya adalah setan. Naudzubillahimindzalik.

Hal ini tentu sangat berbeda dengan ta’aruf, dimana kedua insan harus ditemani oleh
orang tua atau wali apabila mengadakan sebuah pertemuan. Dalam menjalani ta’aruf
biasanya sudah memiliki tujuan dan rencana yang jelas, yaitu pernikahan. Selain itu, ta’aruf
juga sangat menjaga kerahasiaan pasangan satu sama lain hingga yakin bahwa akan
melangsungkan pernikahan dengan orang tersebut. Karena, apabila tidak dijaga
kerahasiaannya, dikhawatirkan ta’aruf gagal dan kekurangan pasangan mampu diketahui oleh
2
orang lain.

Ta’aruf sangatlah menjaga diri kita dari perbuatan zina maupun perbuatan keji
lainnya. Dengan ber-taaruf kita lebih bisa mendekatkan diri kepada sang pencipta, serta
memohon petunjuk kepadanya agar diberikan pendamping hidup yang sesuai serta diridhoi
oleh-Nya.

C. Tujuan Ta’aruf
1. Terhindar dari perbuatan zina
2. Mampu mengenal calon pasangan adalah pribadi yang baik
3. Mendekatkan diri kepada sang pencipta

2
Cipukoya, Mengapa Harus Taaruf? (http://cipukoya.blogspot.com/2012/12/entah-kenapa-beberapa-pertemuanterakhir.html,
diakses pada 9 September 2018, 2018)
4. Selalu merasa diawasi dalam segala perkataan maupun perbuatan
5. Mempererat tali silaturahmi
6. Mampu meminimalisir ketidakcocokan
7. Mendapat ridho Allah SWT
8. Semakin patuh terhadap perintah-Nya, serta menjauhi larangan-Nya3

D. Jenis-Jenis Ta’aruf
Setelah membahas pengertian dan tujuan ta’aruf, selanjutnya akan dibahas mengenai
jenis-jenis ta’aruf:
1. Ta’aruf Pasif
Ta’aruf ini tidak mempertemukan kedua belah pihak, hanya mengetahui melalui
cerita atau gambaran nya saja.

2. Ta’aruf Aktif

Ta’aruf ini mempertemukan kedua belah pihak secara langsung serta


melakukan perbincangan dan tatap muka.

3. Tanazhur atau Ta’aruf Interaktif

Ta’aruf jenis ini, berawal dari terjalinnya kerjasama dibidang bisnis. Sehingga,
seorang muslim mampu mengenal lawan bisnis nya, apakah baik atau tidak.

4. Ta’aruf Bermedia

Ta’aruf ini memerlukan perantara atau orang ketiga untuk memperlancar proses
taaruf. Seperti yang dilakukan Khadijah, saat mengutus Nafisah, salah seorang
kepercayaannya untuk membujuk nabi agar mau melamar Khadijah.

5. Khitbah

Proses melamarnya seseorang kepada lawan jenis nya yang dianggap telah memenuhi
kriteria nya serta telah menjalani ta’aruf terlebih dahulu.4

Dalam Ta’aruf terdapat 4 tahapan, yaitu perkenalan, pertemuan langsung, melamar


lalu di-finalkan dengan menjalani pernikahan. MashaAllah.

3
Gushairon, Memaknai Ta’aruf Menurut Islam (https://www.inspiradata.com/kenali-calon-pasangan-hidupmu-ini-dia-jenis-
jenis-taaruf/, diakses pada 9 September 2018, 2018)
4
Tia Apriati Wahyuni, Kenali Calon Pasangan Hidupmu (https://www.inspiradata.com/kenali-calon-pasangan-hidupmu-ini-dia-
jenis-jenis-taaruf/, diakses pada 10 September 2018, 2018)
E. Apa yang Dilakukan Setelah Ta’aruf?
Setelah melakukan ta’aruf dengan seseorang, maka ada beberapa hal yang harus kita
lakukan sebagai bentuk tata aturan dalam ta’aruf. Yang Pertama, menjaga hati. Ketika
sedang menjalani masa ta’aruf dengan seseorang, penting bagi kita untuk menjaga hati kita
dari berbagai perasaan yang merugikan. Saling menjaga kepercayaan terhadap lawan ta’aruf,
serta selalu berfikiran positif, akan mampu menjauhkan diri dari hal hal yang tidak
diinginkan. Yang Kedua, banyak berdoa kepada Allah SWT serta memohon ridho-Nya.
Dengan adanya ridho dari Allah SWT maka perjalanan dalam menjalani ta’aruf akan diberi
kemudahan serta kelancaran. Tidak lupa selalu berdoa kepada-Nya meminta petunjuk apakah
si “Dia” adalah orang yang tepat atau bukan. Yang Ketiga, tawakkal. Setelah menjalani
ta’aruf, serahkan semuanya kepada sang pencipta. Sesungguhnya Ialah sang Maha
Mengetahui mana yang terbaik bagi hamba-Nya. Yang Keempat, berusaha meningkatkan
dan menjaga gejolak cinta. Terlebih saat menjalani hubungan jarak jauh, akan sulit menjaga
hati dan pikiran. Sama seperti poin pertama, maka harus mampu mengelola dan menahan
gejolak cinta yang ada. Yang Kelima, mengistiqamahkan niat baik. Menunggu semua yang
telah diniatkan hingga hari akad pernikahan.5

FOOTNOTE: https://dosenbahasa.com/cara-menulis-catatan-kaki-
dari-internet
https://enjiner.com/cara-membuat-footnote/

5
Almed, Hal Yang Wajib Dilakukan Saat Ta’aruf (http://cyberdakwah.com/2013/11/5-hal-yang-wajib-dilakukan-ketika-masa-
taaruf/, diakses pada 11 September 2018, 2018)
http://ycgroup.blogspot.com/2014/01/catatan-kaki-footnote-dalam-
karya-ilmiah.html#axzz5QekBEhYg

Anda mungkin juga menyukai