Disusun Oleh:
NISYARA RATNA FURI
(210112039)
Dosen Pengampu:
REGENA DEVI
KELAS: SA.B
JURUSAN SYARIAH
PRODI AHWAL SYAKHSIYYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
TAHUN AJARAN 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Sesungguhnya Islam telah memberikan tuntunan kepada
pemeluknya yang akan memasuki jenjang pernikahan,
lengkap dengan tata cara atau aturan-aturan Allah swt.
sehingga mereka yang tergolong ahli ibadah, tidak akan
memilih tata cara yang lain. Namun dimasyarakat, hal ini
tidak banyak diketahui orang.
Mata kita mungkin saja digelapkan oleh gemerlap dunia,
keindahan syahwat, atau hiburan nafsu. Tapi persoalannya,
kita masih punya iman. Nurani kita amat mengetahui adanya
kecenderungan nafsu yang mulai merambati jiwa kita. Naluri
jahat bisa saja membungkus dosa dan maksiat dengan jubah
kebenaran. Tapi fitrah dan nurani yang sehat, yang masih
berisi iman selalu saja mengetahui tipu daya itu.
Seperti halnya dalam proses taaruf, godaan setan itu akan
lebih banyak menimpa diri individu baik pihak ikhwan
ataupun akhwat. Bila kita mudah tergoda oleh bujuk rayu
setan maka taaruf yang kita anggap syari menjadi batal.
Sehingga, untuk menghindari hal itu maka kita harus sudah
mengetahui batasan yang ada. Kita harus tahu adab dan
etika dalam bertaaruf, etika dan aturan Islam terhadap lawan
jenis yang bukan mahram, yang baru saja hendak kita ajak
berkenalan sebagai calon pasangan kita.
II. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian taaruf ?
B. Bagaimana aturan bertaaruf menurut Islam?
C. Bagaimana tata cara bertaaruf dalam Islam ?
D. Apa tujuan dan manfaat dari bertaaruf ?
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Pengertian Taaruf
Islam sebenarnya telah memberikan batasan-batasan
dalam pergaulan antara laki-laki dengan perempuan.
Misalnya, kita dilarang untuk mendekati zina. Seperti tersebut
dalam surat Al-Isra ayat 32:
()
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk. (QS. Al-Isra[17]: 32)
Dalam Al-Quran, Allah swt. telah memberikan
petunjuk, bahwa Allah menciptakan manusia terdiri dari lakilaki dan perempuan dan bersuku-suku serta berbangsabangsa adalah agar mereka dapat berinteraksi
(berhubungan) dan saling kenal-mengenal. Hal ini
sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Hujurat ayat 13:
()
2 http://saif1924.wordpress.com/2008/01/0
2/penjelasan-seputar-ta%E2%80%99arufdan-walimah/ diakses pada tanggal 01
Juni 2013
:
:
.
.
()
Dari Mughirah bin Syubah, ia pernah meminang pada
seorang wanita, lalu Rasulullah bertanya kepadanya:
Sudahkan kamu melihat dia? Mughirah menjawab: belum,
kemudian beliau bersabda: Lihatlah dia terlebih dahulu, agar
kamu nanti bisa bersamanya lebih abadi (dalam
keharmonisan rumah tangga). (HR. al-Nasai, Ibnu Majah
dan al-Turmudzi )
Dalam hadits lain:
( )
( )
Yang diperbolehkan karena dharurat, diukur menurut kadar
keperluannya.4
III.
5 http://tugaskuliahtia.blogspot.com/2011/0
6/makalah-beda-taaruf-denganpacaran.htmldiakses pada tanggal 31 Mei
2013
10
11
ngaji, orang tua si calon). Jadi si calon enggak bisa ngakungaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang
biasanya semu dan penuh kepura-puraan. Yang perempuan
akan dandan habis-habisan dan malu-malu (sampai makan
pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang rakus). Yang laki-laki
biarpun lagi bokek tetap berlagak kaya, traktir ini dan itu
(padahal dapat duit dari minjem teman atau hasil ngerengek
ke orang tua).
Ketiga. Dengan ta'aruf kita bisa berusaha mengenal calon
dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya. Hal ini bisa terjadi karena
kedua belah pihak telah siap menikah dan siap membuka diri
baik kelebihan maupun kekurangan. Ini akan menghemat
waktu yang cukup besar. Coba bandingkan dengan orang
pacaran yang sudah lama pacarannya, tetapi sering merasa
belum bisa mengenal pasangannya. Bukankah sia-sia belaka?
Keempat. Melalui taaruf kita boleh mengajukan criteria
calon yang kita inginkan. Kalau ada hal-hal yang cocok
Alhamdulillah, tetapi bila ada yang kurang cocok bisa
dipertimbangkan dengan memakai hati dan pikiran yang
sehat. Keputusan akhirpun tetap berdasarkan dialog dengan
Allah melalui shalat istikharah. Berbeda dengan orang yang
mabuk cinta dan pacaran. Kadang hal buruk pacarnya,
misalnya suka memukul, suka mabuk, tetap diterimanya
padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta
(atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.
12
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
9 http://tugaskuliahtia.blogspot.com/2011/06/m
akalah-beda-taaruf-denganpacaran.htmldiakses pada tanggal 31 Mei
2013
13
berbunyi,
Hai
manusia
sesungguhnya
Kami
II.
Saran
Taaruf sangat penting bagi ikhwan dan akhwat yang
akan menuju jenjang pernikahan, karna:
A. Menjaga pandangan mata dan hati dari hal-hal yang
diharamkan. (QS. An-Nuur:30-31)
B. Materi pembicaraan tidak mengandung dosa dan tidak
bermuatan birahi. (QS. An-Nisa: 114)
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16
KATA PENGANTAR
Ponorogo, 31 Mei
2013
Penyusun
17
ii
18
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
A. Latar Belakang................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................2
A.
B.
C.
D.
Pengertian taaruf...........................................................2
Aturan taaruf dalam Islam.............................................3
Tata cara bertaaruf menurut Syariat Islam...................6
Tujuan dan manfaat bertaaruf menurut Islam...............8
iii
19