Ikhtiar Meraih
Keluarga Bahagia
KELOMPOK 07
ANGGOTA KELOMPOK 7 :
Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan sebaliknya adalah perasaan yang manusiawi yang
bersumber dari fitrah yang diciptakan oleh Allah SWT di dalam jiwa manusia, yaitu kecenderungan
kepada lawan jenis ketika ia telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya. Menurut ajaran islam,
perasaan cinta akan membawa kebaikan pada manusia bila disalurkan hanya dalam bingkai
pernikahan. Karena di dalam pernikahan, hampir semua bentuk interaksi antara laki-laki dan
perempuan menjadi halal, bahkan bernilai pahala apabila dilakukan karena Allah.
Next
Di tempat tinggal Nabi Luth AS, dikenal kaum Sodom yang memiliki orientasi seksual sesama
jenis. Nabi Luth dengan tiada henti berdakwah dengan ketulusan dan kejujuran namun tidak
satupun yang mengikutinya dan beriman kepada Allah SWT kecuali anggota keluarganya, bahkan
anggota keluarganya tidak semuanya menjadi pengikut Nabi Luth, istrinya kafir seperti istri Nabi
Nuh. Kemudian Nabi Luth berputus asa dan meminta kepada Allah SWT agar menolongnya dan
menghancurkan orang yang membuat kerusakan.
Kota kediaman Nabi Luth, dalam Perjanjian Lama disebut sebagai kota Sodom. Karena
berada di utara Laut Merah, kaum ini diketahui telah dihancurkan sebagaimana termaktub dalam Al
Quran. Kajian arkeologis mengungkapkan bahwa kota tersebut berada di wilayah Laut Mati yang
terbentang memanjang di antara perbatasan Israel-Yordania.
Di
Di dalam
dalamAl-Qur‟an
Al-Qur‟an surah
surah QS.
QS.Al
Al Qamar(54)
Qamar(54) ayat
ayat 33-36
33-36Allah
Allah SWT
SWT
berfirman
berfirman ::
Artinya : “maha suci Allah yang telah menciptakan semua berpasangan, baik dari apa yang tumbuh di bumi,
dan jenis mereka (manusia) maupun dari makhluk-makhluk yang tidak mereka ketahui.”
Jika laki-laki dan perempuan diangap sebagai diri yang satu dalam dua raga yang berbeda (Q.S An-Nisa‟: 1),
maka keterpasangan keduanya ibarat burung dan kedua sayapnya. Badan burung hanya akan dapat terbang
apabila memiliki sayap kanan dan kiri. Kedua sayap ini saling membutuhkan agar badan burung dapat terbang.
NEXT
Setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan, wajar menginginkan memiliki pasangan. Sebelum dewasa,
dorongan ini umumnya sudah timbul, dan menjadi amat kuat saat manusia mencapai kedewasaannya. Agar
dorongan ini tersalurkan dnegan benar dan membawa efek positif, maka islam mensyariatkan dijalinnya
keberpasangan tersebut dalam bingkai pernikahan. Dari bentuk hubungan yang sah ini kemudian akan muncul rasa
tentram atau sakinah pada laki-laki dan perempuan, sebagaiman firman Allah SWT dalam surah Ar-Rum: 21 :
“Barang siapa yang kawin dengan perempuan karena hartanya, maka Allah akan menjadikannya fakir.
Barang siapa kawin dengan perempuan karena keturunannya, maka Allah akan menghinakannya. Tetapi
barang siapa kawin dengan tujuan agar lebih dapat menundukkan pandangannya, membentengi nafsunya
atau untuk menyambung tali persaudaraan, maka Allah akan memberikan barokah kepadanya dengan
perempuan itu dan kepada si perempuan juga diberikan barokah karenanya” (HR. Ibnu Hibban).
Ragam Ikhtiar Mencari Pendamping Hidup
Beragam cara ditempuh seseorang untuk mendapatkan pendamping hidup. Umumnya cara
yang ditempuh adalah melalui perjodohan, pacaran, persahabatan, ta’aruf, cinta pada pandangan
pertama, dan melalui ilham atau intuisi. Namun, cara mencari jodoh yang disyariatkan dalam Islam
adalah ta’aruf. Secara bahasa, ta’aruf adalah perkenalan. Dalam istilah agama, ta’aruf adalah proses
pertemuan/perkenalan seorang pria dan wanita dalam suasana terhormat ditemani pihak ketiga
dengan tujuan mencari pendamping hidup.
Dalam proses ta’aruf, pihak pria dan wanita dipersilahkan untuk saling menanyakan berbagai
hal yang ingin diketahui, terutama terkait dengan keinginan masing-masing saat menjalani pernikahan
nanti. Masing-masing pihak juga diperbolehkan, bahkan disarankan untuk melihat wajah calon
pendamping dengan seksama. Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan kemantapan dan agar tidak
terjadi kekecewaan di lain hari. Dalam hal apapun, masing-masing pihak diwajibkan untuk berkata
jujur.
NEXT
Disamping itu, agar masing-masing pihak memperoleh
informasi yang lengkap dan benar tentang calon pendamping,
mereka dapat bertanya kepada pihak ketiga atau orang yang
mengenal dia. Bila kedua pihak merasa ada kecocokan, maka
perlu segera ditentukan waktu pernikahan untuk menghindari
fitnah dan dosa. Namun bila tidak ada kecocokan, mereka
dapat menghentikan proses ta’aruf dengan cara yang baik.
Seorang remaja muslim hendaknya benar-benar paham bahwa
metode mencari pendamping hidup yang halal adalah ta’aruf.
Menjaga
Menjaga Iffah
Iffah dengan
dengan Tidak
Tidak Berzina
Berzina
Menurut KBBI (EdisiKetiga, 2002), pacar adalah kekasih. Pacaran adalah suatu aktivitas yang
dilakukan untuk menemukan dan mendapatkan pasangan dari lawan jenis yang disukai, yang dirasakan
nyaman, dan dapat mereka. Berikut ini adalah sejumlah keuntungan dan kerugian pacaran menurut
pendapat Wijayanto (2003:26).
1. Keuntungan pacaran
a. Mengenal karakter lawan jenis
b. Mudah menemukan tempat menyampaikan keluhan
c. Memiliki tempat berbagi di saat suka dan duka dan menimbulkan motivasi/ semangat hidup
d. Sarana mencari pendamping hidup agar saling mengenal
2. Kerugian Pacaran
e. Hati menjadi resah dan tidak tenang
f. Perasaan resah dan gelisah karena cemburu
NEXT
Ditinjau dari sudut pandang ajaran Islam, aktivitas pacaran pranikah dengan beragam gayanya adalah
haram alias tidak bias dibenarkan. Apapun bentuk gaya pacarannya, ini dilakukan sebelum menikah
hukumnya tetap terlarang. Kecuali, bila pacarnya pranikah tersebut tidak melanggar aturan agama terkait
hubungan laki-laki dengan perempuan non mahram.Aturan tersebut antara lain:
Larangan mendekati zina (QS. Al-Isra‟:32)
Dalam bahasa arab, barokah atau berkah bermakna tetapnya sesuatu, dan bisa
juga bermakna bertambah atau berkembangnya sesuatu. Mirip dengan makna ini, dalam
al-Qur‟an dan hadist, berkah adalah langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna
bertambahnya kebaikan dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya.
Makna berkah dalam konteks perkawinan, adalah keluarga yang baik, yang membawa kebaikan
pada diri mereka dan orang lain. Kebaikan yang ada pada keluarga akan bertambah seiring berjalannya
waktu. Merujuk pada al-Qur‟an surah al-Rum: 31, keluarga berkah adalah keluarga yang sakinah
(tenang, tentram), mawaddah (penuh cinta), dan rahmah (diliputi kasih). Intinya adalah keluarga berkah
membuat semua anggota keluarga merasa nyaman, tenang, dan bahagia.
Disamping itu, keluarga berkah ditandai dengan makin meningkatnya kualitas keimanan anggota
keluarga. Hal ini berarti keluarga berkah menjadikan syariat Islam sebagai pedoman hidup dan ridho Allah
SWT sebagai tujuan utama. Ciri lain keluarga berkah adalah kualitas pribadi-pribadi dalam keluarga
tersebut berkembang menuju kebaikan; sikap semakin matang, bertambah bijak, wawasan bertambah,
dan akhlak semakin membaik. Rizki dan kesehatan yang membawa kebaikan, dan anak-anak yang shaleh
atau shalihah merupakan ciri lain dari keluarga berkah.
Upaya Meraih Keluarga Berkah
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan untuk mewujudkan keluarga yang baik dan mendatangkan
kebaikan. Hal-hal tersebut adalah:
Sebelum menikah: Menata niat menikah, Memilih calon pendamping hidup yang sesuai dengan pedoman Islam,
Menyiapkan diri secara fisik dan psikis, termasuk ilmu berumah tangga, dan Bermusyawarah dengan orang tua
agar memperoleh restu.
Sesudah Menikah: Menjaga agar niat tetap lurus, yaitu menikah untuk mencapai ridho Allah SWT, Memenuhi
syariat dan rukun pernikahan agar sah menurut agama.
Saat menjalani kehidupan rumah tangga: Menjadikan ridho Allah sebagai pedoman dalam berumah tangga,
Suami dan istri menjalankan kewajibannya dengan baik, Memperlakukan pasangan dengan baik, Membiasakan
bersikap sabar dan syukur, Saling terbuka dalam berbagai urusan, dan Bermusyawarah dalam memutuskan
permasalahan
Ragam Pernikahan Kontroversial
2. Nikah Mut‟ah
Nikah kontrak akhir-akhir ini menjadi wacana yang menghangat.
Kebutuhan biologis dan tuntutan ekonomi yang semakin sulit dan tinggi
disalurkan lewat jalan pintas yakni perkawinan kontrak, yang atas nama
agama kontrak seks itu menjadi halal. Secara definitif, nikah mut‟ah berarti
pernikahan dengan menetapkan batas waktu tertentu berdasarkan
kesepakatan antara calon suami dan isteri. Bila habis masa (waktu) yang
ditentukan, maka keduanya dapat memperpanjang atau mengakhiri
pernikahan tersebut sesuai kesepakatan semula.
Ragam Pernikahan Kontroversial
ANY QUESTION?