0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan19 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang konsep nikah dan keluarga sakinah dalam Islam. Termasuk didalamnya makna nikah, hukum-hukum nikah, dalil-dalil syariatkannya, rukun-rukun nikah, larangan-larangan nikah, kriteria mencari pasangan, kematangan secara fisik, mental dan sosial untuk membangun keluarga sakinah serta tujuan pernikahan menurut agama Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep nikah dan keluarga sakinah dalam Islam. Termasuk didalamnya makna nikah, hukum-hukum nikah, dalil-dalil syariatkannya, rukun-rukun nikah, larangan-larangan nikah, kriteria mencari pasangan, kematangan secara fisik, mental dan sosial untuk membangun keluarga sakinah serta tujuan pernikahan menurut agama Islam.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep nikah dan keluarga sakinah dalam Islam. Termasuk didalamnya makna nikah, hukum-hukum nikah, dalil-dalil syariatkannya, rukun-rukun nikah, larangan-larangan nikah, kriteria mencari pasangan, kematangan secara fisik, mental dan sosial untuk membangun keluarga sakinah serta tujuan pernikahan menurut agama Islam.
KONSEP KELUARGA SAKINAH MAKNA NIKAH Makna nikah secara bahasa : ا لوط ء yang artinya Menggauli/menginjak.
Makna Istilahi : “Terjalinnya akad antara seorang
lelaki dengan seorang perempuan dengan tujuan adanya saling mengambil kenikmatan satu sama lainnya serta membina sebuah rumah tangga yang shalihah dan masyarakat yang baik?
Fikih Nikah : yakni suatu hukum-hukum syara’ yang
menjelaskan mengenai ketentuan-ketentuan nikah menurut ajaran Islam. HUKUM NIKAH Sunah ; Bagi Mereka yang masih bisa menahan untuk tidak berbuat zina. Wajib ; Bagi mereka yang jika tidak menikah akan terjeremus kepada perzinaan. Alias kebelet Haram : bila seseorang tidak mampu memberi nafkah lahir maupun batin pada istrinya. Makruh :bila orang tersebut syahwatnya lemah dan tidak mampu memberikan belanja pada istrinya. DALIL2 DISYARIATKKAN NIKAH َوِم ْن آيَاتِِه َأ ْن َخلَ َق لَ ُكم ِّم ْن َأن ُف ِس ُك ْم َْأزَواجاً لِّتَ ْس ُكنُواْ ِإلَْي َها َو َج َع َل َبْينَ ُكم َّم َو َّد ًة )21 : ات لَِّق ْوٍم َيَت َف َّك ُرو َن (الروم ٍ ك آلي َ َ ِورحمةً ِإ َّن يِف َذل َ ْ ََ Termasuk tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Allah menciptakan jodohmu dari jenismu sendiri, agar kamu menemukan ketenangan di sampingnya, Ia juga menciptakan kasih dan sayang (yang mengikat). Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar merupakan tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Q, s. ar-Rūm/30:21) DALIL DR HADIST Hadist Nabi : Rasulullah SAW bersabda: “Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku !”(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.) “Wahai generasi muda ! Bila diantaramu sudah mampu menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud). DALIL DARI HADIS Imam Bukhari meriwayatkannya sebagai berikut:
Tiga orang mendatangi kediaman istri Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam. Mereka ingin menanyakan tentang ibadah beliau. Setelah diberitahu, mereka menganggap remeh ibadah tersebut. Mereka mengatakan, "Di mana posisi kita dibandingkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam? Beliau telah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang?". Salah seorang di antara mereka mengatakan, "Aku bertekad akan melakukan shalat selamanya". Seorang yang lain menyahut, "Aku akan berpuasa selamanya tanpa berbuka". Seorang lainnya menyambung, "Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selamanya". Lalu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam datang, "Apakah kalian yang mengatakan demikian dan demikian? Adapun aku, demi Allah, aku adalah manusia yang paling takut kepada Allah dan paling bertakwa. Akan tetapi aku sholat dan tidur, berpuasa dan berbuka. Aku menikahi wanita. Barangsiapa membenci sunnahku maka dia bukan termasuk di antara ummatku". SEBELUM PERNIKAHAN Memilih Pasangan Khitbah Adanya Mahar Walimatu urs KRITERIA MENCARI PASANGAN 1. HARTA 2. KETURUNAN 3. KECANTIKAN 4. AGAMANYA Namun diantara keempat kriteria ini AGAMA merupakan faktor yang paling afdol atau utaa dibanding yang lain. MUHARAAMAT NIKAH (YANG TIDAK BOLEH DINIKAHI) AN-NISA 23 Ibu Sodara Perempuan Anak Perempuan Anak perempuan dari sodara laki-laki Anak perempuan sodara perempuan Om Tante Sodara sepersusuan Mertua Menantu Anak dari istri yang dalam pemeliharaan Menghimpun dua saudara sekaligus RUKUN NIKAH Adanya Kedua Mempelai
Adanya Wali
2 Saksi
Shigah Nikah : (Ijab wa Qabul)
Rumah membuat orang hidup tenang, املسكن nyaman, sejuk dan damai. Rumah merupakan penghalang bagi aib seseorang. Orang yang tinggal di dalam rumah relatif lebih tenang dan Rumah damai dibandingkan yang tinggal di jalanan.
السكينة
Sebelum digunakan untuk menyembelih
السكني ّ hewan qurban, Islam memerintahkan agar pisau diasah hingga tajam sehingga tidak Pisau membuat sakit hewan sembelihan. Pisau yang tajam disebut “sikkin”. MENUJU KELUARGA SAKINAH Kesiapan / Kematangan secara Fisik Kematangan secara Mental Kematangan secara Sosial KONSEP KELUARGA SAKINAH UNSUR MEMBANGUN KELUAGA SAKINAH Mawaddah bersifat Fisik ; rupa, kemampuan, kekuatan dsb
Rahmah bersifat nonfisik ; rasa tanggung
jawab, saling mengasihi, saling memberi,saling berkorban dsb KEMATANGAN SECARA FISIK Calon mempelai kedua-duanya sudah cukup dewasa. Bagi pria dianjurkan menikah setelah berumur 25 tahun dan wanita setelah berumur 20 tahun. UU Perkawinan tahun 1974 (pasal 7 ayat 1) menyebutkan : batas minimal umur pria 19 tahun dan wanita 16 tahun Memeriksa kesehatan sebelum perkawinan KEMATANGAN SECARA SOSIAL Mampu membina hubungan antara anggota keluarga dan lingkungan Hubungan antar anggota keluarga Hubungan dengan tetangga dan masyarakat KEMATANGAN SECARA MENTAL Berperanlah sebagai pasangan seks yang baik Berperanlah sebagai pendamping Berperanlah sebagai sahabat Berperan sebagai pendorong semangat Berperan sebagai penasehat Berperan sebagai stabilisator Berperan sebagai orang tua Penyesuaian diri dengan lingkungan dan tanggung jawab TUJUAN PERKAWINAN 1. IBADAH KARENA ALLAH 2. PENYALURAN KEBUTUHAN BIOLOGIS 3. MEMELIHARA DIRI DARI DOSA 4. MENJAGA MASYARAKAT DARI KERUSAKAN DAN DEKADENSI MORAL 5. MEMPERKOKOH HUBUNGAN ANTARA KELUARGA DAN GOLONGAN. 6. MELESTARIKAN KETURUNAN UMAT MANUSIA.