Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AGAMA ISLAM DAN MASYARAKAT

Disusun oleh :

Abdulloh Hanif Joko Syuraih 50422061


Aditia 50422088
Fikhi Hakim 50422575
Hanna Oktaviana Putri 51422716
Hazel Rafi Ramadan 50422662
Luthfi Mahfudh Ash Shiddiq 50422820
Muchammad Fadhli Rochman 50422924
Saffanah Shofwatun Nisa 51422492

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS GUNADARMA

JAKARTA 2022
PEMBAHASAN

Dasar Pembentukan Keluarga dan Masyarakat dalam Islam

Dalam suatu masyarakat,unit terkecil adalah dimulai dari keluarga,yang paling


sedikit terdiri dari suami dan istri,kemudian dari sepasang insan yang berlainan jenis
kelamin ini akan dikarunia anak – anak yang merupakan generasi penerus bagi
kehidupan manusia selanjutnya. Dan dari keluarga inilah suatu masyarakat akan
terbentuk. Oleh karena itu Islam sangat mendambakan keluarga dan masyarakat yang
harmonis,saling menyayangi, saling mengasihi serta saling bekerja sama dalam
mewujudkan cita-cita sebuah masyarakat yang aman tentram dan damai.

A. Hukum Nikah(Munakahat), Pinangan, dan Walimahan :

a. Pengertian Munakahat Secara Bahasa

Munakahat (nikah) menurut bahasa sehari – hari adalah berkumpul antara


dua jenis kelamin yang berbeda.
b. Pengertian Munakahat Secara Istilah

Munakahat diambil dari kata nikah/nakaha yang artinya sebuah lembaga


hukum yang mengatur dan mensyahkan hidup bersama antara pria dan wanita
yang diikat dengan akad nikah dengan ijab dan qobul.
Pernikahan atau perkawinan disyari’atkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

 Firman Allah SWT

“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim(bila kamu mengawininya),maka kawinilah wanita –
wanita lain yang kamu senangi,dua tiga atau empat. Kemudian jika kamu
takut tidak akan dapat berlaku adil,maka kawinilah seorang saja, atau
hamba sahaya yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat kamu
tidak akan berbuat adil.” (QS AnNisa :3).
 As-Sunnah. Sabda Rasulullah SAW

“Wahai para pemuda,barang siapa yang sudah mampu kawin,maka


hendaklah ia kawin,karena dengan kawin akan terjaga penglihatannya dan
terpelihara kehormatannya. Dan barang siapa yang belum mampu untuk
kawin,hendaklahberpuasa,karena sesungguhnya puasa itu sebagai perisai
(benteng) baginya. (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud).

Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan Al-Hadist diatas maka disimpulkan


hukum nikah adalah sunnah.

Hukum Nikah dilihat dari kondisi individunya

A. Mubah atau boleh (selama tidak ada larangan).

B. Sunnah (bagi yang telah mampu secara mental dan material).

C. Wajib (jika sudah cukup mental dan material serta dikhawatirkan


terjebak zina sebelum nikah).

D. Makruh (jika dilakukan oleh orang yang belum mampu memberi


nafkah).

E. Haram (bagi yang berniat nikah hanya untuk menyakiti orang yang
dinikahi)

1. Hukum Pinangan

Dalam Agama Islam pinangan/khitbah dilakukan sebelum akad


nikah.Pinangan atau khitbah sering disebut lamaran yaitu menyatakan
permintaan untuk menikah dari seorang laki-laki kepada seorang perempuan,
baik langsung maupun dengan perantara orang lain.
Hukum meminang adalah boleh tapi dengan syarat :

1) Tidak boleh meminang wanita yang yang sedang dalam pinangan laki-laki
lain. Hukumnya haram. (HR Bukhari).
2) Tidak boleh meminang wanita yang dalam masa iddah raj’iyyah.
Hukumnya haram karena masih istri orang lain.
3) Meminang wanita yang masih dalam iddah bainah. Hukumnya boleh asal
dengan sindiran tidak terus terang.(QS Al-Baqoroh ayat 235).
2. Walimahan

Walimahan atau pesta perkawinan/resepsi/waliamtul arusy disyariatkan


untuk mendeklarasikan agar orang – orang tahu pernikahan seseorang sehingga
tidak ada keragu-raguan atas hubungan keduanya. “ adakan perayaan sekalipun
hanya memotong seekor domba” (HR Bukhari Muslim dari Abdurahman bin
Auf).

Hikmah Pernikahan

1. Menjaga eksistensi manusia (meneruskan keturunan) Allah SWT berfirman :


“Wahai manusia,bertakwalah kepada Rabb kamu! Yang telah menciptakan
kamu sekalian,dari diri yang satu,dan darinya,menciptakan istrinya,dan dari
keduanya,mengembangkan laki-laki dan perempuan yang banyak (QS An-
Nisa :1).
2. Menjaga nasab (keturunan jelas).

3. Menyelamatkan masyarakat dari dekadensi moral.

4. Kerja sama suami Istri dalam membentuk Usrah (keluarga).

5. Menyelamatkan Masyarakat dari penyakit.

6. Ketenangan Ruhani dan Jiwa

“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya, ialah Dia menciptakan


untukmu,istri-istri dari jenismu sendiri,supaya kamu cenderung dan merasa
tentram kepadanya…….(QS Ar-Ruum :21).

Wanita yang baik untuk Dinikahi

Dasar terpenting dalam memilih wanita untuk dinikahi antara lain:

a. Karena Agama ( Agama yang baik,kemuliaan akhlak,nama yang baik ,serta


kesucian kehormatannya) QS AL-Baqoroh ayat 221.
b. Karena Harta (kecenderungan untuk bekerja,kreatifitas dan tolong
menolong) QS An-Nur ayat 34.
c. Karena Kecantikannya (kesehatan, kelentukan tubuh, kemulusan, dan
subur).
“Faktor pendorong seseorang untuk menikahi seorang wanita
adalah empat,yaitu hartanya,keturunannya,kecantikannya serta agamanya.
Maka hendaklah kamu menjadikan agama sebagai factor utama,(sebab jika
tidak demikian) kamu akan sengsara” ( HR Muslim ) Sifat- sifat perempuan
yang baik adalah :
1. Yang beragama dan menjalankannya.

2. Keturunan orang yang subur(mempunyai keturunan yang sehat.

3. Yang masih perawan.

B. Rukun dan Syarat Sah Pernikahan

 Rukun Nikah

1. Adanya calon suami dan calon istri.

2. Adanya aqad yaitu ijab dan qabul.

3. Adanya wali nikah

4. Adanya dua orang saksi.

 Syarat-syarat Sah Pernikahan

1. Lelaki non muslim tidak boleh menikahi wanita muslimah.


2. Istri wajib beragama samawi.
3. Istri haruslah wanita yang halal dinikahi.
4. Niat nikah untuk selamanya.
5. Kerelaan dari calon istri.
6. Kerelaan wali.
7. Adanya dua orang saksi.
8. Mahar.
9. Kekufuan.
C. Akibat (Hukum) Pernikahan.

1. Kehalalan bersenang senang dan berhubungan kelamin antara suami istri.

2. Tetapnya keharaman kawin karena persemendaan(akibat sahnya


perkawinan suami menjadi haram nikah sama ibu istri,saudara istri dll
begitu sebaliknya).
3. Menjadi tetapnya hak mahar bagi istri sebagai miliknya.

4. Timbulnya hak dan kewajiban suami terhadap istri,istri terhadap suami.

5. Tetapnya nasab anak bagi suami.

6. Istri menjadi haram bagi laki – laki lain selama masih dalam ikatan
perkawinan.

7. Menjadi tetapnya hak saling mewaris jika salah satu suami istri itu
meninggal dunia

D. Kewajiban Mendidik Anak (Keluarga)

Agama islam menekankan pada kwalitas keluarga yang sesuai dengan nilai- nilai
Islam seperti yang disinggung dalam Al-Quran
“ Hai orang – orang yang beriman,peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu “ (QS At-Tahrim ayat 6).
Berikut adalah pandangan dan fungsi anak bagi manusia:

1. Anak sebagai perhiasan Dunia.

“Harta benda kami dan anak- anak itu adalah perhiasan hidup didunia” (QS Al-
Kahfi ayat 46)

“Wahai Rabb kami,anugerahkanlah kepada kami (agar) istri kami dan anak cucu
kami sebagai penyejuk pandangan mata kami” (QS Al-Furqon ayat 74)
2. Anak sebagai jaminan bagi orang tua di akhirat.

“Barang siapa memiliki tiga orang anak perempuan yang dinafkahinya dengan baik
sampai mereka menikah atau meninggal dunia, maka naka- anak itu menjadi tabir
baginya di neraka“ (HR AlBaihaqi)
3. Anak sebagai Aset masa depan umat.

“…..kawinlah kalian dengan wanita – wanita yang penyayang dan


subur.sesungguhnya dengan kalian aku ingin memperbanyak umat diantara para
nabi pada hari kiamat.(HR Imam Ahmad dan Abu Hakim.)
Anak adalah amanah bagi kedua orang tua,maka dari itu kita sebagai orang
tua bertanggung jawab atas amanah tsb. Rumah adalah sekolah pertama bagi anak
– anak. Kumpulan dari sebuah rumah akan terbentuk suatu masyarakat.

Bagi anak sebelum mendapat pendidikan disekolah dan masyarakat


terlebih dahulu dia akan mendapat pendidikan dirumah dan keluarga. Oleh karena
itu peran dan tanggung jawab orang tua supaya nanti bisa menjaga
dirinya,agamanya dalam masyarakat yang luas.
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir
terhadap kesejahteraannya…….(QS An-Nisa ayat 9).

E. Pengertian Masyarakat

Dalam bahasa Inggris masyarakat disebut “society” dari kata socius yang
berarti berkawan. Dalam bahasa arab masyarakat berasal dari kata “syirk’ yang
artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk – bentuk aturan
hidup,yang bukan disebabkan oleh manusia perseorangan,melainkan oleh unsur –
unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Masyarakat disebut pula kesatuan sosial,karena mempunyai ikatan –ikatan
kasih sayang yang erat. Mirip jiwa manusia,yang dapat diketahui pertama melalui
kelakuan dan perbuatannya sebagai penjelmaannya yang lahir,dan kedua melalui
pengalaman batin dalam roh manusia perseorangan sendiri.
Agama dalam kaitannya dalam masyarakat,mempunyai dampak positif berupa
daya penyatu (sentripetal) dan dampak negative berupa daya pemecah (sentrifugal).
Agama yang mempunyai system kepercayaan dimulai dengan penciptaan
pandangan dunia baru yang didalamnya konsepsi lama dan pelembagaanya bisa
kehilangan dasar adanya.
Keberadaan agama tetap harus dilihat peranan positifnya dalam membangun
masayarakat sebab agama dihadirkan kepada umat manusia untuk petunjuk, dan
kalau konflik itu ada,jadikanlah rahmat bagi penganutnya.
F. Masyarakat Madani

Masyarakat Madani dari pandangan teori Ibnu Khaldun[15],dapat mewujudkan


ketaqwaan dengan alasan karena dapat memisahkan antara sakral dan bukan sakral,
sehingga dengan perilaku sekurel ini mereka dapat mewujudkan ketaqwaan yang
hakiki seperti yang pernah dicontohkan Nabi Muhammad SAW.ketika membangun
masyarakat madinah.
Teori Ibnu Khaldun ini berpedoman kepada Al-Qur’an yang artinya :

“ Dan sekiranya penduduk negeri – negeri beriman dan bertakwa,pastilah Kami


(Allah) melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi,tetapi
merekaitu mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami (Allah) siksa mereka
disebabkan perbuatannya” (QS Al-A’raf ayat 96).
Secara umum pada dasarnya konsep masyarakat madani adalah sebuah tatanan
komonitas masyarakat yang mengedepankan toleransi,demokrasi,berkeadapan serta
menghargai akan adanya perbedaan untuk mencapai titik persamaan serta tidak
bertentangan dengan nilai – nilai agama.

G. Ciri-ciri Masyarakat Islam

Ada beberapa ciri atau sendi pokok masyarakat islam yang disebut dalam Al-Qur’an :

1. Islam adalah Persaudaraan.

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara,karena itu damaikanlah


antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwlah kepada Allah agar
kamu mendapat rahmat.(QS Al-Hujurat ayat 10).
“Seorang mukmin dengan mekmin yang lain laksana bagian satu bangunan
yang saling mwngokohkan bagian bangunan yang lain. (HR. Muslim).

2. Masyarakat islam adalah persamaan (musawah).

“Wahai manusia, Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan perempuan ,kemudian Kami jadikan kamu berbangsa – bangsa dan
bersuku – suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sungguh Allah Maha
Mengetahui Maha Teliti” (QS Al-Hujurat ayat 13).

3. Islam adalah Toleransi.

“ Untukmu Agamamu, dan untukku Agamaku (QS Al-Kafirun ayat 6).

“ Tidak ada paksaan dalam menganut agama (Islam),sesungguhnya telah jelas


(perbedaan )antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. (QS AL-Baqoroh
ayat 256).

4. Islam adalah amar ma’ruf nahi munkar.

“menganjurkan berbuat baik mencegah berbuat jahat”.

5. Musyawarah

“ Dan bagi orang orang yang mematuhi seruan Tuhan dan melaksankan
sholat,sedang urusan mereka(diputuskan)dengan musyawarah antara mereka…..
(QS Asy-Syura ayat 38).
“……dan musyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu……(QS Ali
‘Imran ayat 159).

6. Masyarakat Islam adalah keadlian dan menegakkan keadilan.

“Wahai orang – orang yang beriman! Jadikanlah kamu penegak


keadilan,menjadi saksi karena Allah, …….(QS An-Nisa’ ayat 135).

“Wahai orang – orang yang beriman ! Jadilah kamu sebagai penegak


keadilan karena Allah,(ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
kebencian kamu terhadap suatu kaum,mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adilah.Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah,sungguh Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan” (QS Al-
Maidah ayat 8)
7. Keseimbangan

Kesimbangan antara hak dan kewajiban,antara kewajiban individu,antara


kewajiban masyarakat dengan hak masyarakat dan antara kepentingan
masyarakat.
Ciri – ciri diatas adalah ciri–ciri masyarakat yang ideal yang ditentukan oleh
Allah dan dijelaskan oleh Nabi–Nya.
Bagaimana kenyataannya sekarang adalah soal lain yang justru menarik
untuk kita kaji dan kita instropeksi baik dari segi masyarakat muslim sendiri
maupun dari dari orangnya.
Masyarakat Islam adalah pergaulan hidup umat Islam mengamalkan agama
dan ajaran Islam sesungguhnya, sedang masyarakat muslim dalam pergaulan
hidup manusia yang beragama Islam atau mengaku Islam, tetapi tidak atau belum
mengamalkan agama dan ajaran Islam sebagai mana mestinya. Masyarakat Islam
adalah masyarakat yang dicita-citakan, sedang masyarakat muslim adalah
kenyataan. Yang perlu diusahakan adalah mengembangkan masyarakat muslim
menjadi masyarkat Islam. Caranya dengan memasyarakatkan agama dan ajaran
Islam secara baik dan benar agar terbentuk pola pikir, sikap, dan tingkah laku
Islami dalam masyarakat.
PENUTUP

Kesimpulan.

Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat,dengan kata lain adanya
masyarakat dimulai dari sebuah keluarga. Untuk mewujudkan masyarkat yang baik
menurut ajaran Islam atau dengan kata lain masyrakat yang islami, perlu di awali
dari sebuah pembentukan keluarga yang baik pula,yaitu pembentukan keluarga
secara islami.
Pembentukan keluarga dalam masyarakat Islam dimulai dari perkenalan
secara Islam(Ta’aruf) sampai dengan mendidik anak (Keluarga) secara islami
sebagaimana yang disyariatkan ataupun dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad
SAW.
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dicita-citakan,sedang masyarakat
muslim adalah kenyataan. Yang perlu diusahakan adalah mengembangkan
masyarakat muslim menjadi masyarkat Islam. Caranya dengan memasyarakatkan
agama dan ajaran Islam secara baik dan benar agar terbentuk pola pikir ,sikap, dan
tingkah laku Islami dalam masyarakat.
Oleh sebab itu, ada beberapa peran yang bisa dilakukan agama,bukan berarti
agama adalah pribadi yang bisa melakukan sesuatu, melainkan peran yang
dilakukan oleh institusi agama atau umat beragama, terutama mereka yang
berfungsi sebagai pemimpin – pemimpin keagamaan. Karena banyak peran agama
dan umat beragama dalam lingkup agamanya serta pada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Rhafiz, Eza.Makalah Pendidikan Islam.27 Desember 2016.

http://eza-rhafiz.blogspot.co.id/2012/06/makalahpendidikan -agama-islam-
agamadan.html Aminullah, Dinda.Dasar Pembentukan Keluarga Islam.27 Desember 2016.

https://www.academia.edu/7511575/DASAR_PEMBENTUKAN_KELUARGA_ISLAM

Jurnal Studi Agama dan Masyarakat/ Vol 13, No 2 (2017)/ IAIN Palangka

Raya Jurnal Studi Agama dan Masyarakat/ Vol 14, No 2 (2018)/ IAIN
Palangka Raya

Anda mungkin juga menyukai