NIKAH
A. Pengertian
Perkataan nikah berasal dari bahasa arab نكح – ينكح – نكاحً ا yang
berarti berkumpul atau bersetubuh. Kata ini dalam bahasa
Indonesia sering disebut juga dengan
perkataan kawin atau perkawinan. Kata kawin adalah terjemahan
kata nikah dalam bahasa Indonesia. Kata menikah berarti
mengawini dan menikahkan sama dengan kata mengawinkanyang
berarti menjadikan bersuami. Dengan demikian
istilah pernikahan mempunyai arti yang sama dengan
kata perkawinan. Perkataan nikah dan kawin keduanya sama
terkenal dikalangan masyarakat Indonesia. Dalam Fiqih Islam
perkataan yang sering dipakai adalah nikah atau ziwajyang juga
banyak terdapat dalam dalam Al Quran, kedua kata tersebut
mempunyai persamaan yaitu sama-sama berarti berkumpul.
Pengertian nikah atau ziwaj secara bahasa syariah mempunyai
pengertian secara hakiki dan pengertian secara majasi. Pengertian
nikah atau ziwaj secara hakiki adalah bersenggama (wathi’)
sedang pengertian majsinya adalah akad, kedua pengertian
tersebut diperselisihkan oleh kalangan ulama’ fiqih karena hal
tersebut berimplikasi pada penetapan hukum peristiwa yang lain,
misalnya tentang anak hasil perzinaan namun pengertian yang
lebih umum dipergunakan adalah pengertian bahasa secara majasi,
yaitu akad. Al-Qadhli Husain mengatakan bahwa arti tersebut
adalah yang paling shahih. Ada yang mengatakan bahwa
pengertian bahasa dari kata nikah dan ziwaj adalah musytarak
(mengandung dua makna) antara wathi’ dan akad dan keduanya
merupakan makna hakiki
Pengertian nikah atau perkawinan secara fiqhiyah atau istilah
syar’iyyah terdapat bermacam-macam pandangan.
1
Menurut sebagian fuqoha’ pengertian nikah atau ziwaj adalah
عقد يفيد ح ّل استمتاع كل من العاقد ين باألخر على الوجه المشروع
Artinya:”Suatu akad (perjanjian) yang berimplikasi kebolehan
beristimta’ (bersenang-senang) antara dua orang yang berakad
dengan tuntunan yang telah ditentukan oleh syara’.”.
Prof. Dr. Mahmud Yunus memberikan pengertian bahwa
perkawinan adalah akad antara
calon laki-laki dan perempuan untuk memenuhi hajat jenisnya
menurut yang diatur oleh syari’at agama.
Muhammad Abu Zahrah dalam kitabnya Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
memberikan
pengertian nikah dengan
ه منOOا عليOOوق ومOOا من حقOOدما لكليهمOOا ويحOOرأة وتعاونهOOل والمOOرة بين الرجOOل العشOOد حOOد يفيOOعق
واجبات.
Artinya:”Akad yang memberikan faedah hukum kebolehan
mengadakan hubungan keluarga (suami istri) antara pria dan
wanita dan mengadakan tolong menolong dan memberi batas hak
bagi pemiliknya serta pemenuhan kewajiban bagi masing-masing” .
2
”Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul
sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri
dan keturunan” (Qs. Ar Ra’d: 38)
Pensyariatan pernikahan adalah sudah ada sejak ummat sebelum
Nabi Muhammad SAW. Allah menjelaskan dalam ayat tersebut
bahwa rasul sebelum Muhammad telah diutus dan mereka diberi
isteri-isteri dan keturunan.
”Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi”(QS.An
Nisa’: 3)
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan
orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang
lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka
miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah
Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui”(Qs. An Nur: 23)
Artinya:“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir” (Qs. Ar-Rum: 21) Hadits Nabi
تطاع منكمOOباب من اسOOر الشOOا معشOO ي: .ول هللا صOOا رسOOال لنOO ق:الOO ق.عن عبدهللا بن مسعود ض
فإنه أغض للبصر واحصن للفرج ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجا ٌء,الباءة فليتزوج
Artinya:”Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. ia berkata: Rasulullah SAW
pernah bersabda kepada kami: Hai para pemuda, barang siapa
diantara kamu telah sanggup untuk kawin maka hendaklah ia kawin
maka kawin itu menghalangi pandangan (kepada yang dilarang oleh
agama) dan lebih menjaga kemaluan, dan barang siapa tidak sanggup
hendaklah ia berpuasa karena sesungguhnya puasa itu merupakan
tameng (perisai) baginya”
3
:ولOOOديدا ويقOOOا شOOOًل نهيOOOاءة وينهى عن التبتOOO يأمرنابالب.بي صOOOان النOOO ك:الOOO ق.عن أنس ض
تزوجواالودود الولود فإ ّنى مكاثر بكم األممZيوم القيامة.
“Diriwayatkan dari Anas r. a. ia berkata: Nabi SAW selalu
memerintahkan kita untuk kawin dan melarang membujang dengan
larangan yang sangat dan beliau bersabda: Nikahilah orang yang
penuh kasih saying dan suka beranak karena sesungguhnya aku
akan bangga (berbesar hati) terhadap umat lain dihari kiyamat
karena dirimu (banyak keturunan)”
يسألون عن عبادة النبي. يقول جاء ثالثة رهط إلى بيوت أزواج النبي ص.عن أنس بن مالك ض
اOOه ومOOدم من ذنبOOا تقOOه مOOر لOOد غفOO ق. فلما أخبروا كأنهم تقالوها فقالو وأين نحن من النبيّ ص.ص
اOOر أنOOال أخOOر وقOOتأخر قال أحدهم أمّا أنا فإ ّنى أصلى الليل أبدا وقال أخر أنا أصوم الدهر وال أفط
ا وهللا إ ّنىO أم,ذاOOذا وكOOذين قلتم كOال انتم الO فق.ول هللا صOاء رسOOدا فجOً Oأعتزل النساء فال أتزوج أب
ّنتىOاء فمن رغب عن سOOزوج النسOOد وأتOOلى وأرقOOر وأصOO هلل وأتقاكم له لكنى أصوم وأفطOألخشاكم
فليس م ّنى
“Dari Anas r. a. ia berkata datang tiga orang kelompok kerumah
para istri Nabi saw, mereka menanyakan tentang ibadah Nabi,
dimana posisi kami pada sisi Nabi saw yang telah diampuni
dosanya yang telah terdahulu dan yang akan datang. Salah satu
dari mereka berkata: “Adapun saya selalu shalat malam”, lainnya
berkata: “Saya puasa terus menerus tanpa berbuka (barang
sehari)”, yang satunya lagi berkata: “Saya menjauhi orang wanita,
saya tidak akan menikah selamanya”, lalu Rasulullah SAW datang
dan berkata: “Apakah kamu sekalian yang mengatkan begini-
begini?, adapun aku Demi Allah sesungguhnya aku benar-benar
orang yang paling takut diantara kamu kepada Allah, orang yang
paling taqwa diantara kamu kepadaNya tetapi kamu aku puasa dan
berbuka, aku shalat, bangun dimalam hari dan aku mengawini
wanita maka barang siapa yang benci kepada sunnahku bukanlah
ia termasuk ummatku”
C. Hikmah pernikahan dalam islam
Abu Hurairah r. a. berkata: Nabi bersabda:
من أحبّ فطرتى فليستنّ بس ّنتى وإنّ من س ّنتى ال ّنكاح
4
Artinya:“Siapa yang suka pada syari’atku maka hendaklah
mengikuti sunnahku (perjalananku) dan termasuk sunnahku adalah
nikah”Nikah (kawin) dalam islam merupakan sunatullah dan
mengandung beberapa hikmah bagi manusia. Hikmah tersebut
dapat dilihat dari segi psikologi, sosiologi, dan kesehatan.
Hikmah Nikah Dari Segi Psikologi
Hikmah nikah dilihat dari segi psikologi diantaranya seperti yang
diungkap oleh Sayyid Sabiq, yaitu sebagai berikut:
Sesungguhnya naluri seks merupakan naluri yang paling kuat dan
keras yang selamanya menuntut adanya jalan keluar, bilamana
jalan keluar tidak dapat memuaskannya maka banyaklah mausia
yang mengalami goncangan dan kacau serta merobos jalan yang
jahat.
Dan kawin adalah jalan yang alami dan penyaluran hasrat biologis
yang paling baik, dengan kawin badan jadi segar, tenang, mata
terpelihara dari melihat yang haram dan perasaan tenang
menikmati barang yang halal.
Artinya:“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak,
harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-
binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”( Qs.
Al ‘Imran: 14)
6
Menyadari tanggung jawab beristri dan menanggung anak-anak
akan menimbulkan sikap sungguh-sungguh dalam
mengembangkan bakat dan rajin dalam mencari penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
Pembagian tugas dimana yang satu mengurusi dan mengatur
rumah tangga, sedang yang lain bekerja diluar sesuai dengan
batas-batas tanggung jawab antara suami istri dalam menangani
tugas-tugasnya.
Dengan perkawinan dapat membuahkan tali kekeluargaan, rasa
cinta antar keluarga dan memperkuat hubungan kemasyarakatan
yang memang oleh islam direstui, ditopang dan ditunjang.
D. Hukum Pernikahan dalam islam
Hukum asal dari pernikahan atau perkawinan adalah mubah
boleh mengerjakannya tidak diwajibkan dan tidak diharamkan. Ini
sesuai dengan firman Allah SWT:
Artinya:“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara
kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba
sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka
dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi
Maha mengetahui” (Qs. An Nur: 32.)
Artinya:“Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap
(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya),
Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga
atau empat”(Qs. An Nisa: 3.)
1. Wajib
Orang yang diwajibkan kawin adalah orang yang sanggup untuk
kawin dan ia khawatir terhadap dirinya akan melakukan perbuatan
yang dilarang Allah, yaitu zina. Melaksanakan perkawinan
merupakan satu-satunya jalan baginya untuk menghindarkan diri
7
dari perbuatan yang dilarang Allah, ini berdasar pada hadits Nabi
SAW:
تطاع منكمOOباب من اسOOر الشOOا معشOO ي: .ول هللا صOOا رسOOال لنOO ق:الOO ق.عن عبدهللا بن مسعود ض
فإنه أغض للبصر واحصن للفرج ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجا ٌء,الباءة فليتزوج.
Dari Abdullah bin Mas’ud r. a. ia berkata: Rasulullah saw pernah
bersabda kepada kami: Hai para pemuda barang siapa diantara
kamu telah sanggup untuk kawin, maka hendaklah ia kawin. Maka
kawin itu menghalangi pandangan (kepada yang dilarang oleh
agama) dan lebih menjaga kemaluan dan barang siapa tidak
sanggup hendaklah ia berpuasa karena sesungguhnya puasa itu
merupakan tameng (perisai) baginya” Muttafaq ‘Alaih, Lihat As-
Syon’ani, Subulus Salam, Semarang: Thoha Putra, t. t. , III: 109. 2.
Sunnah
2.SUNNAH
.Orang yang disunnahkan kawin adalah orang yang mempunyai
kesanggupan untuk kawin dan sanggup memelihara diri dari
kemungkinan melakukan perbuatan terlarang sekalipun demikian
melaksanakan perkawinan adalah lebih baik baginya, karena
rasulullah saw melarang hidup sendirian sebagaimana sabdanya:
:ولOOOديدا ويقOOOا شOOOًل نهيOOOاءة وينهى عن التبتOOO يأمرنابالب.بي صOOOان النOOO ك:الOOO ق.عن أنس ض
تزوجواالودود الولود فإ ّنى مكاثر بكم األمم يوم القيامة.
“Diriwayatkan dari Anas r. a. ia berkata: Nabi saw selalu
memerintahkan kita untuk kawin dan melarang membujang dengan
larangan yang sangat dan beliau bersabda: Nikahilah orang yang
penuh kasih sayang dan suka beranak, karena sesungguhnya aku
akan bangga (berbesar hati) terhadap ummat lain dihari kiyamat
karena dirimu (banyak keturunannya”
3. Makruh
Orang-orang yang makruh melakukan nikah adalah orang yang
tidak mempunyai kesanggupan untuk kawin, pada hakikatnya orang
yang tidak mempunyai kesanggupan untuk kawin dibolehkan untuk
8
melakukan pernikahan, tetapi karena dikhawatirkan ia tidak dapat
mencapai tujuan perkawinannya, maka dianjurkan sebaiknya ia
tidak melakukan perkawinan. Dari segi jasmaniyah ia belum
mampu untuk melakukan kawin dan mempunyai kesanggupan
untuk menahan diri dari perbuatan zina. Dari segi biaya ia tidak
siap, sehingga kalaupun ia kawin diduga kehidupan keluarganya
dari segi materi akan kurang terurus. Andaikan ia kawin ia tidak
berdosa dan juga tidak mendapatkan pahala, tetapi kalau tidak
kawin ia akan mendapatkan pahala.
Allah berfirman:
Artinya:“Dan orang-orang yang tidak memperoleh (alat-alat) untuk
nikah, hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah
mencukupkan dengan karunia-Nya” (Qs. An Nur: 33).
4. Haram
Perkawianan hukumnya menjadi haram bagi orang yang tidak
mempunyai keinginan dan tidak mempunyai tanggung jawab untuk
melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam rumah tangga, sehingga
apabila ia melangsungkan perkawinan dirinya dan istrinya akan
terlantar. Demikian juga apabila seseorang baik pria maupun
wanita yang mengetahui bahwa dirinya mempunyai penyakit atau
kelemahan yang mengakibatkan tidak bias melaksanakan tugasnya
sebagai suami/istri dalam perkawinan, sehingga mengakibatkan
salah satu pihak menjadi menderita atau karena penyakitnya itu
tidak bias mencapai tujuannya misalnya rumah tangga tidak
tentram, tidak bias memperoleh keturunan dan lain-lain. Maka bagi
orang yang demikian itu haram hukumnya untuk kawin, termasuk
hal-hal yang menyebabkan haram adalah penyakit gila, orang yang
suka membunuh, atau mempunyai sifat-sifat yang dapat
membahayakan pihak yang lain dan sebagainya.
Perkawinan disyari’atkan untuk memberikan maslahat kepada
manusia, menjaga jiwa dan mengharap pahala, oleh karena itu jika
perkawinan itu lebih menjadikan madharat pada orang lain maka
hukumnya menjadi haram.
9
5. Mubah
Perkawinan hukumnya menjadi mubah bagi orang yang
mempunyai kemampuan untuk kawin, tetapi apabila tidak
melakukannya tidak khawatir akan berbuat zina. Hukum mubah
juga bagi orang yang antara pendorong dan penghambat untuk
kawin adalah sama, sehingga menimbulkan keraguan bagi orang
yang melakukannya seperti orang yang mempunyai keinginan
tetapi belum mempunyai kemampuan, sebaliknya bagi orang yang
mempunyai kemampuan untuk kawin tetapi belum mempunyai
kemauan yang kuat. Menurut Hanafiyah perbedaannya dengan
perkawinan yang dihukumi sunnah adalah tergantung pada niatnya,
jika kawinnya hanya untuk melepas nafsu seksual saja maka
hukumnya menjadi mubah, akan tetapi kalau niatnya untuk
menghindarkan diri dari zina dan untuk mendapatkan keturunan
maka hukumnya menjadi sunnah.
E. Rukun dan Syarat Pernikahan dalam islam
1. Ulama’ Syafi’iyah menetapkan lima rukun nikah, yaitu:
2. Suami
3. Istri
4. Wali
5. Dua saksi
6. Shighat
10
berlaku kebiasaan, hukum istri mengikuti hukum suami,
sebagaimana hukum anak mengikuti hukum ayahnya.
Oleh karena itu, wanita muslimah haram hukumnya kawin dengan
laki-laki yang tidak muslim, sebagaimana firman Allah dalam surat
al-Mumtahanah ayat 10.
b) Calon suami benar-benar seorang lelaki
Tentang kejelasan bahwa suami harus benar-benar lelaki, hal ini
diisyaratkan agar pelaksanaan hukum itu lancar dan tidak
mengalami hambatan-hambatan. Dalam hal perikatan, hukum islam
menghendaki agar masing-masing pihak mendapat hak dan
kewajiban yang seimbang. Salah satu hambatan dalam aqad
perkawinan adalah kurang jelasnya calon pengantin. Karena itulah
diperlukan penegasan calon suami bahwa ia benar-benar laki-laki.
c) Orangnya harus diketahui dan tertentu
d) Calon suami itu jelas boleh dinikahkan dengan calon istri.
Syarat ini diperlukan sebagai landasan agar jangan sampai terjadi
suatu perkawinan itu merupakan pelanggaran hukum. Kalau antara
calon suami dan calon istri ada hubungan mahram maka
pelaksanaan perkawinannya adalah perbuatan dosa dan hukumnya
tidak sah karena larangan itu termasuk haram lidzatih.
e) Calon mempelai laki-laki tahu dan kenal pada calon istri serta
tahu bahwa calon istrinya halal baginya. Sebagaimana juga syarat
yang diatas, syarat ini menghindari adanya perkawinan yang
melanggar hukum dan akan menimbulkan perbuatan dosa.
f) Calon suami rela atau tidak dipaksa untuk melakukan
perkawinan tersebut.
Perkawinan adalah suatu perbuatan hukum, sedangkan suatu
perbuatan hukum harus berdasar pada azaz kebebasan para
pelakunya, sehingga suatu perkawinan menjadi tidak sah apabila
dilakukan dengan paksaan.
11
g) Tidak sedang melakukan ihram
Orang sedang ihram tidak dibolehkan melakukan perkawinan dan
juga tidak boleh mengawinkan orang lain bahkan melamar juga
tidak boleh. Ini didasarkan pada sbada Rasulluah SAW menurut
riwayat Imam Muslim dari sahabat Utsman bin Affan:
Artinya:“Tidak boleh kawin orang yang sedang dalam ihram dan
tidak boleh mengawinkan serta tidak boleh melamar”
ال ينكح المحرم وال ينكح وال يخطب: قال.عن عثمان بن عفان أن رسول هللا ص
h) Tidak mempunyai istri yang haram dimadu dengan calon istri.
Hal ini didasarkan pada firman Allah:
Artinya:“Dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan
yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau”
(Qs. An Nisa’: 23)
i) Tidak mempunyai empat istri.
Hal ini didasarkan pada firman Allah:
Artinya:“Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi :
dua, tiga atau empat” (Qs. An Nisa: 3).
PERTEMUAN 9
TASAWUF
A. Pengertian Tasawuf
Secara etimologis, para ahli berselisih tentang asal kata
tasawuf, antara lain:
Shuffah ( serambi tempat duduk ), yakni serambi masjid nabawi di
Madinah yang disediakan untuk orang-orang yang belum
mempunyai tempat tinggal dan kalangan Muhajirin di masa
Rasulullah SAW. Mereka biasa dipanggil ahli shuffah (pemilik
serambi) karena di serambi masjid itulah mereka bernaung.Shaf
( barisan ), karena kaum shufi mempunyai iman kuat, jiwa bersih,
ikhlas, dan senantiasa memilih barisan yang paling depan dalam
sholat berjamaah atau dalam perang suci.
15
Shafa : bersih atau jernih.
Shufanah : Sebutan nama kayu yang bertahan tumbuh di padang
pasir.
Shuf (bulu domba),disebabkan karena kaum sufi biasa
menggunakan pakaian dari bulu domba yang kasar, sebagai
lambang akan kerendahan hati mereka, juga menghindari sikap
sombong,serta meninggalkan usaha-usaha yang bersifat duniawi.
Orang yang berpakaian bulu domba disebut “ mutashawwif”,
sedangakan perilakunya disebut “tasawuf” Theosofi: Ilmu
ketuhanan. Tetapi yang terakhir ini tidak disetujui oleh H.A.R.Gibb.
Dia cenderung kata tasawuf berasal dari Shuf (bulu domba).
16
pengetahuan yang berkaitan, untuk memperbaiki amal anda dan
menjaganya dalam batas-batas syariat islam agar kebijaksanaan
menjadi nyata”.
Dengan demikian dapat disimpulkan secara sederhana, bahwa
tasawuf itu adalah suatu sistem latihan dengan kesungguhan
(riyadlah-mujahadah) untuk membersihkan, mempertinggi, dan
memperdalam kerohanian dalam rangka mendekatkan (taqarrub)
kepada Allah, sehingga dengan itu maka segala konsentrasi
seseorang hanya tertuju kepada-Nya..
17
ً َف َو َج َدا َعبْداً مِّنْ عِ َبا ِد َنا آ َت ْي َناهُ َرحْ َم ًة مِنْ عِ ن ِد َنا َو َعلَّ ْم َناهُ مِن لَّ ُد َّنا عِ ْلما
19
Akhlak-akhlak Kaum Sufi
Semua kaum sufi sependapat, bahwa satu-satunya jalan yang
dapat mengantarkan seseorang ke hadirat Allah hanyalah dengan
kesucian jiwa. Oleh karena itu jiwa manusia merupakan refleksi
atau pancaran dari zat Allah yang suci, maka segala sesuatu itu
harus sempurna (perfection) suci, sekalipun tingkat dan kesucian
dan kesempurnaan itu beervariasi menurut dekat dan jauhnya dari
sumber aslinya.
Dalam pandangan kaum sufi, ternyata manusia cenderung
kepada hawa nafsunya. Manusia dikendalikan oleh dorongan-
dorongan nafsu pribadi, bukan manusia yang mengendalikan hawa
nafsunya
1. Tawadhu
Salah satu akhlak mulia yang menjadi fokus perhatian kaum
sufi adalah tawadhu. Mereka antusias untuk menerapkannya pada
diri mereka sebagai bentuk peneladanan Rasulullah SAW. yang
merupakan model utama kaum mukmin dalam masalah tawadhu.
Dalam menjalani perilaku tawadhu kaum sufi menerapkan adab-
adab al-Qur’an dan mengimplementasikan tafsir mereka atas
tawadhu yang terkandung dalam ayat:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang
mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman”[13]. (QS. Asy-
Syuara/26: 215)
Rasulullah SAW. telah memberi arahan agar bersifat moderat
dalam bertawadhu, yaitu tidak berlebih-lebihan dalam merendahkan
diri yang bisa membuat pelakunya direndahkan atau dilecehkan.
Beliau bersabda: ”Berbahagialah orang yang merendahkan diri
tanpa membuatnya terlecehkan dan orang yang menghinakan diri
tanpa membuatnya sengsara[14].
20
Al-mudarah berarti mengendalikan diri ketika berinteraksi
dengan orang lain dan ketika disakiti oleh mereka. Dalam hal ini,
kaum sufi meneladani Rasulullah SAW. yang diriwayatkan tidak
pernah menyakiti seorang pun.
Kaum sufi menerapkan perilaku lemah lembut dalam
lkehidupan pribadi dan publik mereka, atau dalam hubungan
mereka dengan keluarga dan masyarakat.
Dengan interaksi santun terhadap manusia, mereka berarti
cenderung terlibat dalam masyarakat dan tidak mengucilkan diri
dari pergaulan sosial, meskipun harus bersinggungan dengan
sebagian orang yang buruk perangainya[15].
3. Pemaaf
Kaum sufi juga menghiasi diri dengan sikap pemaaf, yaitu
memaafkan orang yang berbuat jahat terhadap mereka. Dalam hal
ini, mereka terinspirasi oleh Rasulullah SAW. yang mewartakan
bahwa sikap pemaaf termasuk akhlak yang mulia.
Sikap pemaaf juga mereka aktualisasikan dengan membalas
kejahatan orang dengan berbuat baik kepadanya sebab itulah budi
dalam arti yang sesungguhnya, sedangkan jika tanpa itu maka ia
merupakan bentuk interaksi yang mirip dengan
praktik dagang (almutaajarah)[16].
4. Tobat
Tobat adalah meminta ampun yang tidak membawa kembali
kepada dosa lagi. Langkah pertama adalah tobat dari dosa kecil
dan dosa besar. Tobat yang sebenarnya dalam dunia tasawuf
adalah lupa kepada segala hal kecuali
kepada Allah[17].
5. Zuhud
21
Zuhud adalah menjauhkan diri dari segala sesuatu yang
berkaitan dengan
dunia. Ini merupakan pendekatan penting dalam tahap awal
perjalanan spiritual[18].
Untuk memantapkan tobat calon sufi memasuki station zuhud.
Zuhud merupakan langkah awal dalam perjalanan untuk menuju
kehidupan seorang sufi.
6. Wara
Wara yaitu meninggalkan segala sesuatu yang di dalamnya
terdapat subhat (keragu-raguan) tentang halalnya sesuatu. Dalam
dunia tasawuf, kalau seseorang telah mencapai wara, maka
tangannya tak bisa diulurkan untuk mengambil yang di dalamnya
terdapat subhat.
7. Kefakir
Kefakiran dalam istilah sufi adalah tidak meminta lebih
daripada apa yang telah ada pada diri kita. Tidak meminta rezeki
kecuali hanya untuk dapat menjalankan kewajiban, bahkan tidak
meminta kendatipun tak ada pada diri kita
8. Sabar
Sabar dalam menjalankan perintah-perintah, dalam menjauhi
larangan-larangan dan menerima musibah, percobaan dan ujian
yang ditimpakan-Nya
seraya menunggu datangnya pertolongan Allah.
9. Tawakal
Tawakal yaitu berserah diri pada Allah. Sikap tawakal kaum
sufi ialah menerima pemberian dengan rasa syukur, kalau tidak
dapat apa-apa bersikap sabar dan menyerah kepada kada dan
kadar Allah.
10. Kerelaan
22
Ridha atau kerelaan yaitu tidak menentang terhadap kada dan
kadar Allah, melainkan menerima dengan senang hati. Karena itu
seorang sufi akan merasa senang baik ketika menerima nikmat
maupun ketika menerima malapetaka.
11. Mahabbah (cinta)
Yang dimaksud di sini adalah cinta kepada Allah yang
ditampilkan dalam
bentuk kepatuhan tanpa reserve, penyerahan diri secara total, dan
pengosongan hati dari segala sesuatu kecuali yang dikasihi, yaitu
Allah. Hati yang mahabbah dipenuhi dengan cinta sehingga tidak
ada tempat untuk benci kepada apa dan siapapun. Ia mencintai
Tuhan dan segenap makhluk-Nya.
Al-Asqalani menjelaskan bahwa mahbbah (cinta kepada Allah)
itu dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu[19]:
a. Mahabbah fardhu, yaitu mahabbah yang mendorong untuk
melakukan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-
Nya.
b. Mahabbah sunnah, yaitu mahabbah yang mendorong untuk
membiasakan ibadah-ibadah sunnah dan menjauhi perkara-perkara
yang shubhat.
12. Makrifah
Makrifah berarti mengetahui Tuhan dari dekat, sehingga hati
sanubari dapat melihat Tuhan. Di station ini telah dekat sekali
dengan Tuhan, tetapi ia belum puas dengan berhadapan, ingin
lebih dekat lagi dan bersatu Tuhan. Pengetahuan tentang Tuhan
menurut kaum sufi ada tiga macam, yaitu:
a. Pengetahuan awam, yaitu Tuhan satu dengan perantaraan
syahadat.
b. Pengetahuan ulama, yaitu Tuhan satu dengan perantaraan akal.
23
c. Pengetahuan sufi, yaitu Tuhan satu dengan perantaraan hati
sanubari.
Ciri-ciri pengetahuan ma’rifat yang diperoleh seorang sufi
antara lain[20]:
a. Ilmu itu datang lewat cahaya Ilahi yang mengejawantah dalam
diri manusia, sehingga terbukalah segala hijab yang selama ini
menutup, yang nampak adalah kebenaran Ilahi;
b. Ilmu ini tidak terjangkau oleh rasio, karena ilmu ini selain tidak
rasional juga rasio tidak mampu mengkajinya;
c. Ilmu itu hanya datang pada hati yang telah bersih (qalbun
salim), yang hanya diberikan Tuhan kepada hamba-Nya yang
terpilih;
d. Tidak seperti pengetahuan spekulatif yang melahirkan kata-
kata, ilmu ma’rifat bersifat pasti dan haqq al-yaqin; dan
e. Memiliki kemiripan dengan ilmu pengetahuan Tuhan karena ia
mampu menyingkap rahasia Tuhan.
Melalui ilmu ini para sufi memperoleh hakikat kesempurnaan
ilmu tentang dirinya, diri-Nya, dan hakikat alam semesta (hakikat
makrokosmos dan mikrokosmos), dan inilah citra sang insan kamil
(manusia sempurna) yang diidealkan banyak orang
13. Al-Fana wal Baqa
Sebelum seorang sufi bersatu dengan Tuhan, terlebih dahulu
ia harus menghancurkan dirinya. Selama ia belum dapat
menghancurkan dirinya, yaitu selama ia masih sadar akan dirinya,
ia tidak akan dapat bersatu dengan Tuhan. Penghancuran itu
disebut fana.Penghancuran dalam istilah sufi selalu diiringi
dengan baqa.
Fana yang dicari kaum sufi adalah penghancuran diri, yaitu
hancurnya perasaan dan kesadaran tentang adanya tubuh kasar
manusia. Kalau sufi telah mencapai fana an nafs, yaitu kalau wujud
24
jasmaninya tak ada lagi (dalam arti tak disadarinya lagi), maka yang
akan tinggal adalah wujud rohaninya dan ketika itu ia dapatlah
bersama dengan Tuhan.
14. Al-ittihad
Dengan hancurnya kesadaran diri seorang sufi, tinggallah
kesadaran tentang Tuhan, ia pun sampai ke tingkat ittihad, yaitu
satu tingkat tasawuf di mana seorang sufi telah merasa dirinya
bersatu dengan Tuhan. Suatu tingkatan di mana yang mencintai
dan dicintai telah menjadi satu, sehingga salah satu dari mereka
memanggil yang lainnya dengan kata-kata: wahai aku.
Adapun akhlak kaum sufi menurut penjelasan Ulama besar tasawuf
sebagai berikut :
a. Menurut Imam Junaidi al-Baghdady
ْ
:اOْض ٍ ُّل َم ِليOا ِإالَّ ُكOOْح َوالَ َي ْخ ُر ُج ِم ْن َه
ً ا َل اَيOOْح َو َق ٍ ض يُط َر ُح َع َل ْي َها ُك ُّل َق ِبي ِ ْ اَلص ُّْوفِيْ َكاالَر: َْو َقا َل ُج َن ْيدِي
ُ
َّلOقِى كOار ي ُْس َ ْ ُ
ِ ب تظِ ُّل ك َّل َشيْ ٍء َو َكال َمط ُ ِ ض َي َطُئ ْو َها ْال ِبرُّ َوال َفا ِج ُر َو َكال َّس َما ِء َو َكالس ََّحا
ْ ِ ْاَلص ُّْوفِى َكاالَر
22 في الكتاب نشأة التصوف وتصريف الصوف ص. َشيْ ِء
“Seorang sufi itu bagaikan bumi yang bila dilempari keburukan
maka ia akan selalu membalasnya dengan kebaikan. Seorang sufi
itu bagaikan bumi yang mana di atasnya berjalan segala sesuatu
yang baik maupun yang buruk (semua diterimanya). Seorang sufi
juga bagaikan langit atau mendung yang menaungi semua yang
ada di bawahnya, dan seperti air hujan yang menyirami segala
sesuatu tanpa memilah dan memilih, [yang baik maupun yang
buruk semuanya diayominya]”. Kitab Nasyatu at-Tashawuf Wa
Tashrifu as-Shufi hal 22
b. Dan menurut Aba Bakar al-Syibly dalam kitab Hilyah al-Auliya’
Hal 11.
لَّ َمOOصلَّى هللا َُعلَ ْي ِه َو َس
َ ك َط ِريْقَ ْالمُصْ َط َفى َ صفا َ َق ْل َب ُه َف
َ َ َو َسل،ص َفى َ ْ َمن, ْ اَلص ُّْوفِي: َْقا َل اَ َبا َب َكرْ ال ِّش ْبلِي
)11:(كتاب حلية االولياء ص.لجفا َ ْ َ ْ َ َأ
َ َو ذاقَ ال َه َوى طعْ َم ا،ف القفا َ َ ْ َ َو َر َمى ال ُّد ْن َيا َخ ْل
“Orang sufi itu adalah seseorang yang membersihkan hatinya
maka bersihlah hatinya, dan mengikuti jalannya Nabi al-Musthafa
25
Saw. Serta tidak terlalu memikirkan perkara duniawi (lebih
mementingkan masalah ukhrowi), dan menghilangkan keinginan
hawa nafsunya. Hilyatu al-Auliya’ halaman 11
c. Aba Hammam Abd. Rahman bin Mujib as-Shufi berpendapat:
ُواهOَ O َولِ َه،ٌ ِه َذ ِابحO لِ َن ْف ِس:ا َلOO ْوفِيْ َف َقOلص
ُّ َِئ َل َع ِن اO ْوفِي َو ُسOلص ُّ َب ا ِ ت َأ َبا َهمَّا ْم َعبْدَ الرَّ حْ َم ِن ب
ٍ ْن ُم ِج ْي Oُ َْسمِع
َأل
، َلOَ ُّد ْال ِخلO َل َو َي ُّسO ُد ْا َمO َو َي ْب َع، َلO َيحْ ُك ُم ْال َع َم، ِلOاِئم ْا َلو َج
ِ َد.ٌحOاص ِ ق َنO ِ O َول ِْل َخ ْل،ٌارح
ِ O دُوِّ ِه َجO َول َِع،ٌحOاضِ َف
ب ْ
ِ اOلى ال َب َ ار َو َعO ٌف ِّ ْ ٌ َ َ ُ ٌ َ ُ ْ ْ َ َّ َ و َي ْغ
ِ ال َحق َعOة ِبO ُه قنا َعOنا َعة َو َعيْشOص َ ُهO َو َحزن،ٍا َعةOض َ عُذ ُرهُ ِب،لى الزل ِل َ ضى َع
)11: (كتاب حلية االولياء ص. ٌازف ْ
ِ َعا ِكفٌ َو َع ِن ال ُك ِّل َع
“Ciri-ciri orang sufi itu adalah sebagai berikut;
1. Seseorang yang merasa dirinya hina
2. Menahan dan memerangi hawa nafsunya
3. Memberi nasehat kepada mahluk
4. Selalu mendekatkan diri kepada Allah
5. Berperilaku bijaksana
6. Menjauhi berandai-andai (berangan-angan terlalu tinggi dalam
hal duniawi)
7. Tidak mau mencela
8. Mencegah perbuatan dosa
9. Waktu luangnya digunakan untuk beribadah
10. Susahnya sengaja di buat-buat (karena memang seorang sufi
itu terhindar dari berbagai macam kesedihan dan kesusahan
duniawiyah)
11. Hidupnya sederhana
12. Arif terhadap sesuatu yang benar
13. Mengasingkan diri dan mencegah dari segala sesuatu yang sia-
sia.
26
2. Ciri-Ciri Kepribadian dan Perilaku Seorang Sufi
ُ َو َعالَ َم،ِه َْرةOالش
ةO َ َو َي ْخ،زOِ
ُّ َدOْفى َبع َ َد الغOْرَّ َبعOِ َأنْ َي ْف َتق:ِق
ِّ َد ْالعOْ ِذ َّل َبعO َو َي،نىOِ ِ ادOالصَّ ُّ َعالَ َم ُة
ّ ْوفِيOالص
ْ ْ ْ ْ َأ
( كتاب رسالة. ِو َيش َت ِه َر َبعْ َد ال ُخلَ َفا ِء،ِّ َو َيع َِّز َبعْ َد ال ِذل، نْ َيسْ َت ْغن َِي ِبال ُّدن َيا َبعْ َد ال َفق ِر:ِالص ُّْوفِيْ اَ ْل َكا ِذب
ْ
) 127-126 القشيرية ص
Menurut Imam Qusyairi dalam kitabnya Risalah al-Qusyairiyah hal.
126-127 ciri-ciri kepribadian dan perilaku seorang sufi dibagi
menjadi dua yaitu:
1) Seorang sufi al-Shadiq: merasa miskin setelah memperoleh
kekayaan, merasa hina setelah mendapatkan kemulyaan, dan
menyamarkan dirinya setelah terkenal.
2) Seorang sufi al-Kadzib: merasa kaya akan harta sesudah faqir,
merasa mulia setelah hina, merasa terkenal yang mana
sebelumnya dia tidak masyhur.
28
Ath-Thusi mengatkan:”Barangsiapa terkena kewajiban zakat
maka ia membutuhkan empat hal: pertama, memperoleh harta
dengan cara halal. Kedua, orientasi pengumpulan harta bukan
untuk membangga-banggakan diri dan kekayaan maupun
menumpuk-numpuk harta. Ketiga, memulai dengan keluhuran budi
pekerti dan sikap dermawan terhadap keluarga dan orang-orang
yang menjadi tanggungannya. Keempat, menjauhi perilaku
mengungkit-ungkit pemberian dan menyakiti hati orang yang diberi
zakat.”
3. Adab Puasa Kaum Sufi
Dalam berpuasa, kaum sufi tidak hanya menahan diri dari
lapar, minum, dan berhubungan seks sejak terbit fajar hingga
terbenam matahari, akan tetapi mereka juga menahan seluruh
anggota badan mereka dari melakukan segala hal yang bisa
mengandung murka Allah. Kaum sufi berpandangan bahwa tata
karma orang puasa adalah menjaga anggota badan, membersihkn
hati, senantiasa berzikir, menjauhkan diri dari segala bentuk
syahwat, antusias mencari rezeki yang halal, percaya sepenuhnya
dengan rezeki yang dijamin Allah untuk semua Allah, dan merasa
takut
kepada Allah SWT.
4. Adab Haji Kaum Sufi
Dalam melaksanakan ibadah haji, kaum sufi tidak hanya
mencukupkan diri dengan mensucikan jazad lahiriyah dengan
mandi saja akan tetapi mereka juga memasukkan ke dalamnya
proses pensucian batiniyah hati mereka dengan taubat.
Saat melepas pakaian mereka untuk ihram, mereka juga
melepas setiap kecenderungan mengikuti hawa nafsu dari hati
mereka dan berusaha menjauhkan diri mereka dari setiap
perbuatan nista, sambil bertekad kuat untuk terus melanjutkan
langkah di jalan ketaatan dan hidayah yang telah mereka ikrarkan.
29
PERTEMUAN 10
Ekonomi Syari’ah
Pengertian Ekonomi Syariah
Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosialyang mempelajari
masalah-masalah ekonomi rakyat yang di lhami oleh nilai-nilai Islam
(wikipedia). Sejauh mengenai masalah pokok kekurangan, hampir tidak
terdapat perbedaan apapun antara ilmu ekonomi islam dan ilmu
ekonomi modern. Andaipun ada perbedaan itu terletak pada sifat dan
volumenya ( Mannam;1993 dalam Nasution Dkk 2010) itulah sebabnya
mengapa perbedaan pokok antara kedua sistem ilmu ekonomi dapat
dikemukakan dengan memperhatikan penanganan masalah pilihan.
Berikut ini merupakan pengertian tentang ekonomi islam yang
dikemukakan oleh para ahli ekonomi islam:
M. Akhram Kan
“ islamic economics ains the study of the human falah (well-being)
acheived by organizing the resource of the earth on the basic of
coorperation and participation”. Dapat diartikan bahwa Ilmu ekonomi
islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup
manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam
atas dasar bekerjasama dengan partisipasi.
M. Umer Chapra
“ islamics economics was defined as that branch of knowedge which
helps realize human well-being though an allocation and distribution of
scarce resources that is in confirmity with islamic teaching without
unduly curbing individual freedom or creating continued
macroeconomic and ecological imbalances”. Jadi, menurut Capra Ilmu
ekonomi islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya
realisasi kebahagiaaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber
daya tanpa batas yang berada pada koridor yang mengcu pada
pengajaran islam tanpa memberikan kebebasan individu atau tanpa
30
perilaku makro ekonomi yang berkesinambungan dan tanpa
ketidakseimbangan lingkungan.
Kursyid Ahmad
“ islamic ecnomic is a systematic effort to thy to understand the
economics problem and mans behaviour in relation to the problem from
an islamic perspectice”. Menurut Ahmad ilmu ekonomi islam adalah
sebuah usaha sistematis utuk memahami masalah- masalah ekonomi
dan tingkah laku manusia secara relasional dalam perspektif islam.
31
apabila didalam Alquran tidak terperinci secara lengkap tentang hukum
ekonomi tersebut.
Ijma'
Ijma' adalah sumber hukum yang ketiga, yang mana merupakan
konsensus baik dari masyarakat maupun cara cendekiawan Agama,
yang tidak terlepas dari Alquran dan Hadis.
Ijtihad atau Qiyas
Ijtihad merupakan usaha meneruskan setiap usaha untuk menemukan
sedikit banyaknya kemungkinan suatu persoalan syariat.
Sedangkan qiyasadalah pendapat yang merupakan alat pokok ijtihad
yang dihasilkan melalui penalaran analogi.
Istihsan, Istislah dan Istishab
Istihsan, Istislah dan Istishab adalah bagian dari pada sumber hukum
yang lainnya dan telah diterima oleh sebahagian kecil oleh keempat
mazhab (Atika, 2015).
Tujuan Ekonomi Syariah
• Tujuan akhir ekonomi syariah adalah sebagaimana tujuan dari
syariah islam itu sendiri (maqashid asy syari’ah),yaitu mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata
kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah) inilah
kebahagiaan hakiki yang diinginkan oleh setiap manusia,bukan
kebahagiaan semu yang sering kali pada akhirnya justru
melahirkan penderitaan dan kesengsaraan (Misanam Dkk,
2008). Secara rinci tujuan ekonomi adalah sebagai berikut:
• Mewujudkan kesejahteraan hakiki bagi manusia yang
merupakan tujuan utama dari syariat Islam(mashlahah al ibad),
karenanya juga merupakan tujuan ekonomi Islam.
• Ekonomi Islam tidak hanya berorientasi ntuk pembangunan fisik
material dari individu, masyarakat dan negara saja,tetapi juga
memperhatikan pembangunan aspek-aspek lain yang juga
32
merupakan elemen penting bagi kehidupan yang sejahtera dan
bahagia.
• Mewujudkan keseimbangan dunia dan akhirat akan menjamin
terciptanya kesejahteraan yang kekal dan abadi.
• Untuk meningkatkan kesejahteraan material sekaligus
meningkatkan kesejahteraan spiritual.
33
Artinya: Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam
hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat
perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah
mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang
dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
kedua, manusia adalah khalifah atas harta miliknya. Diantara ayat yang
menjelaskan fungsi manusia sebagai khalifah Allah atas harta adalah
Firman Allah dalam QS al-Hadiid ayat 7:
٧- ِين آ َم ُنوا مِن ُك ْم َوَأن َفقُوا لَ ُه ْم َأجْ ٌر َك ِبي ٌر َ آ ِم ُنوا ِباهَّلل ِ َو َرسُولِ ِه َوَأنفِقُوا ِممَّا َج َعلَ ُكم مُّسْ َت ْخلَف-
َ ِين فِي ِه َفالَّذ
Artinya : Berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya dan
nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah Telah menjadikan
kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu
dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang
besar.
yang dimaksud dengan menguasai di sini ialah penguasaan yang
bukan secara mutlak. hak milik pada hakikatnya adalah pada Allah.
manusia menafkahkan hartanya itu haruslah menurut hukum-hukum
yang Telah disyariatkan Allah. Karena itu tidaklah boleh kikir dan boros.
34
c. Larangan Menimbun (menyimpan) emas dan perak atau sarana-
sarana moneter lainnya, sehingga mencagah peredaran uang, karena
uang sangat diperlukan buat mewujudkan kemakmuran perekonomian
dalam masyarakat.
d. Larangan melakukan pemborosan, karena akan menghancurkan
individ dalam masyarakat.
َ ِو ِم ْنهُم مَّن َيقُو ُل َر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي اآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا َع َذ-
ِ اب ال َّن
٢٠١- ار
Artinya : Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan
kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka"
Disamping kedua ayat tersebut,masih ada ayat-ayat lain dalam Al-
Qur’an yang mengemukakan hal tersebut seperti Surah al-Jumu’ah
ayat 9 dan 10, an najjam ayat 29 dan al insan ayat 27.
35
Ekonomi islam menciptakan keseimbangan antara kepentingan
individu dengan kepentingan umum.
Arti keseimbangan dalam sistem sosial islam adalah, islam tidak
mengakui hak mutlak dan kebebasan mutlak, tetapi mempunyai
batasan-batasan tertentu, termasuk dalam bidang hak milik. Kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh seseorang untuk mensejahterakan
dirinya, tidak boleh dilakukan dengan mengabaikan kepentingan orang
lain dan masyarakat secara umum.
inilah doa yang sebaik-baiknya bagi seorang muslim.
Kebebasan individu dijamin dalam islam.
Idividu-individu dalam perekonomian islam diberikan kebebasan untuk
beraktivitas baik secara perorangan maupun kolektif untuk mencapai
tujuan. Namun kebebasan tersebut tidak boleh melanggar aturan yang
telah digariskan oleh Allah SWT. dalam al quran maupun al hadist.
Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian.
Islam memperkenankan neagara untuk mengatur masalah
perekonomian agar kebutuhan masyarakat baiak secara individu
maupun sosiala dapat terpengaruhi secara proporsional. Dalam islam
negara berkewajiban melindungi kepentingan masyarakat dari ketidak
adilan yang dilakukan seseorang maupun sekelompok orang, ataupun
dari negara lain. Negara juga berkewajiban memberiakn jaminan sosial
agar seluruh masyarakat dapat hidup secara layak.
Bimbingan kosumsi.
Dalam al quran bimbingan konsumsi Allah berfirman dalam QS. Al-a’raf
ayat 31:
َ َيا َبنِي آدَ َم ُخ ُذو ْا ِزي َن َت ُك ْم عِ ندَ ُك ِّل َمسْ ِج ٍد و ُكلُو ْا َوا ْش َربُو ْا َوالَ ُتسْ ِرفُو ْا ِإ َّن ُه الَ ُيحِبُّ ْالمُسْ ِرف-
٣١- ِين
Artinya : Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
(memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.
36
Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau thawaf
keliling ka'bah atau ibadat-ibadat yang lain.
Maksudnya: janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh
dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
Petunjuk investasi.
Ada lima kriteria yang sesuai dengan islam untuk dijadikan pedoman
dalam menilai proyek investasi, yaitu :
37
mempunyai sumber “nilai-nilai normatif-imperat if”(meminjam
istilah dari Ismail Al Faruqi), sebagai panduan serta pedoman
yang mengikat. Dengan mengakses kepada aturan Ilahiyah
(ketuhanan), setiap perbuatan manusia mempunyai unsur
moral, etika, dan ibadah. Setiap tindakan manusia tidak boleh
lepas dari nilai, yang secara vertikal merefleksikan moralitas
yang baik, dan secara horizontal memberi manfaat bagi
manusia dan makhluk lainnya. Nilai moral samahah (lapang
dada, lebar tangan dan murah hati) ditegaskan sebagai
prasyarat bagi pelaku ekonomi untuk mendapatkan rahmat atau
kasih dari Tuhan, baik selaku pedagang/pebisnis, produsen,
konsumen, debitor maupun kreditor.
• Prinsip atau nilai sebagai landasan dan dasar pengembangan
ekonomi Islam terdiri dari 5 (lima) nilai universal, yaitu: tauhid
(keimanan), ‘adl (keadilan), nubuwwah (kenabian), khalifah
(pemerintahan), dan ma’ad (hasil). Kelima nilai ini menjadi
dasar inspirasi untuk menyusun proposisi-proposisi dan teori-
teori ekonomi Islam. Rincian dari nilai-nilai universal ekonomi
Islam tersebut dapat dijelaskan serta dipaparkan sebagai
berikut (Muhammad dan Karim, 1999: 22 Adinugraha, 2013):
39
• Salah satu tugas rasul adalah menjadi model terbaik yang
harus diteladani manusia agar mendapatkan keselamatan
(salamah) di dunia dan akhirat. Karena hal ini selaras dengan
sabda Rasul yang artinya ”Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”. (termaktub dalam Shahih
Bukhari). Kemudian ditegaskan oleh Allah SWT dalam QS. Al-
Qalam: 4 melalui firman-Nya yang berarti: “Dan sesungguhnya
kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung”,
dan dalam QS. Al-Ahzab: 21 yang art inya “Sesungguhnya telah
ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
• Dari satu hadist dan dua ayat di atas dapat disarikan, bahwa
Nabi Muhammad merupakan model yang ideal dalam segala
perilaku, termasuk juga di dalamnya perilaku ekonomi dan
bisnis yang seyogyanya dapat diteladani serta
diimplementasikan oleh setiap manusia, khususnya para pelaku
ekonomi dan bisnis. Nabi Muhammad juga merupakan nabi
terakhir dan nabi penyempurna dalam ajaran Islam, sehingga
tidak heran jika ia memiliki 4 (empat) sifat yang sering dijadikan
landasan dalam aktivitas manusia sehari-hari termasuk juga
dalam aktivitas ekonomi dan bisnis karena selain bidang
leadership ia juga sangat perpengalaman dalam bidang
perdagangan, berikut penjelasan implementasi 4 (empat) sifat
Nabi dalam aktivitas ekonomi dan bisnis (al-Diwany, 2003: 161
dalam Adinugraha, 2013):
• Pertama, Siddiq (benar, jujur, valid). Idealnya sifat ini dapat
menjadi visi hidup setiap manusia. Dari sifat siddiq ini akan
muncul konsep turunan, yaitu efektivitas dan efisiensi.
Efektivitas dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang tepat (on
time) dan benar (all right), sedangkan efisiensi adalah
melakukan aktivitas dengan benar dan hemat, maksudnya
menggunakan teknik dan metode yang tidak menyebabkan
kemubadziran; Kedua, Amanah (responsibility, dapat dipercaya,
kredibilitas). Apabila sifat ini diimplementasikan dalam praktek
40
maka akan membentuk pribadi yang kredibel dan memiliki sikap
penuh tanggung jawab. Kolektifitas dari setiap individu dengan
kredibilitas dan tanggung jawab yang tinggi dapat menciptakan
masyarakat yang kuat. Sifat amanah memiliki posisi yang
fundamental dalam aktivitas ekonomi dan bisnis, karena tanpa
kredibilitas dan tanggung jawab dalam berperilaku, maka
kehidupan ekonomi dan bisnis akan amburadul (tidak stabil).
• Ketiga, Fathanah (kecerdasan, kebijaksanaan, profesionalitas,
intelektualitas). Sifat ini dapat dijadikan strategi dalam hidup,
karena untuk mencapai ma’rifatullah (mengenal Allah melalui
ayat-ayat dan tanda-tanda kebesaran-Nya), setiap individu
harus mengoptimalkan segala potensi yang telah diberikan
oleh-Nya. Potensi paling bernilai yang menjadi pembeda
manusia dengan makhluk lain dan hanya dianugrahkan pada
manusia adalah al-’aqlu (intelektualita). Implikasi sifat ini dalam
aktivitas ekonomi dan bisnis adalah bahwa segala aktivitas
ekonomi harus dilakukan dengan ilmu atau kecerdasan, dan
optimalisasi semua potensi akal (al-’aqlu) yang ada untuk
mencapai tujuan (goal). Memiliki kredibilitas dan responsibility
yang tinggi saja belum cukup dalam menjalankan kehidupan
berekonomi dan berbisnis. Tetapi apabila dilengkapi dengan
akal cerdas dan sikap profesionalitas yang mumpuni maka hal
ini akan lebih mudah dalam menjalankannya (konsep ”work
hard and smart”). Keempat, Tabligh (komunikatif, transparansi,
marketeble). Merupakan soft skill yang selayaknya dimiliki oleh
setiap manusia, karena setiap pribadi beragama mengemban
tanggung jawab penyampaian (da’wah). Sifat tabligh dalam
ekonomi dan bisnis menurunkan prinsip-prinsip ilmu komunikasi
(personal, interpersonal), seperti penjualan, pemasaran,
periklanan, pembentukan opini masa, dan lain sebagainya.
• Khalifah /Hukumah/mulk (Pemerintahan)
Khalifah/hukumah/mulk merupakan representasi bahwa manusia
adalah pemimpin (khalifah) di dunia ini dengan dianugerahi
seperangkat potensi mental dan spiritual oleh Allah SWT, serta
41
disediakan kelengkapan sumberdaya alam atau materi yang dapat
dimanfaatkan dalam rangka untuk sustainibilitas atau
keberlangsungan hidupnya. Sehingga kosep khilafah ini melandasi
prinsip kehidupan kolektif manusia atau hablum minannas dalam
Islam. Fungsi utamanya adalah untuk menjaga keteraturan interaksi
(mu’amalah) antar pelaku ekonomi dan bisnis, agar dapat
meminimalisir kekacauan, persengketaan, dan keributan dalam
aktivitas mereka. Implikasi dari prinsip khilafah dalam aktivitas
ekonomi dan bisnis adalah: persaudaraan universal, kepercayaan
bahwa sumber daya adalah amanah, kewajiban agar berpola hidup
hemat dan sederhana, dan setiap individu memiliki kebebasan yang
dapat dipertanggungjawabkan dan kebebasan tersebut dibatasi
dengan kebebasan antar sesama manusia sebagai wujud dari
hablum minannas. Semua itu dalam rangka untuk mencapai tujuan
syariah (maqashid as-syariah), yang mana maqashid as-syariah
dalam perspektif Al-Ghazali adalah untuk menciptakan
kemaslahatan dan kesejahteraan manusia. Hal ini dicapai dengan
menjaga atau melindungi agama (hifzu ad-din), jiwa (hifzu an-nafs),
akal (hifzu al-’aql), keturunan (hifzu an-nasl), dan harta manusia
(hifzu al-mal).
PERTEMUAN 11
DakwaH
A. Pengertian Dakwah
Dakwah menurut etimologi (bahasa) berasal dari kata bahasa Arab
: da’a – yad’u – da’watan yang berarti mengajak, menyeru, dan
memanggil[1]. Di antara makna dakwah secara bahasa adalah:
An-Nida artinya memanggil; da’a filanun Ika fulanah, artinya
si fulan mengundang fulanah
Menyeru, ad-du’a ila syai’i, artinya menyeru dan mendorong
pada sesuatu[2].
Dalam dunia dakwah, rang yang berdakwah biasa disebut Da’i dan
orang yang menerima dakwah atau orang yang didakwahi disebut
dengan Mad’u[3]
Syaikh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul
Mursyidin memberikan definisi dakwah sebagai berikut: dakwah
Islam yaitu; mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan
mengikuti petunjuk (hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan
dan mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Tiga Pola Dakwah
Karena dakwah merupakan aktivitas amar ma’ruf nahi
mungkar, dakwah tidak selalu berkisar pada permasalahan
43
agama seperti pengajian atau kegiatan yang dianggap sebagai
kegiatan keagamaan lainnya. Paling tidak ada tiga pola yang
dapat dipahami mengenai dakwah.
a. Dakwah Kultural
Dakwah kultural adalah aktivitas dakwah yang mendekatkan
pendekatan Islam Kultural, yaitu: salah satu pendekatan yang
berusaha meninjau kembali kaitan doktrinasi yang formal
antara Islam dan negara. Dakwah kultural merupakan dakwah
yang mendekati objek dakwah (mad’u) dengan memperhatikan
aspek sosial budaya yang berlaku pada masyarakat. Seperti
yang telah dilaksanakan para muballigh dahulu (yang dikenal
sebagai walisongo) di mana mereka mengajarkan Islam
menggunakan adat istiadat dan tradisi lokal. Pendekatan
dakwah melalui kultural ini yang menyebabkan banyak
masyarakat yang tertarik masuk Islam. Hingga kini dakwah
kultural ini masih dilestarikan oleh sebagian umat Islam di
Indonesia.
b. Dakwah Politik
Dakwah politik adalah gerakan dakwah yang dilakukan
dengan menggunakan kekuasaan (pemerintah); aktivis dakwah
bergerak mendakwahkan ajaran Islam supaya Islam dapat
dijadikan ideologi negara, atau paling tidak setiap kebijakan
pemerintah atau negara selalu diwarnai dengan nilai-nilai
ajaran Islam sehingga ajaran Islam melandasi kehidupan
politik bangsa. Negara dipandang pula sebagai alat dakwah
yang paling strategis.
Dakwah politik disebut pula sebagai dakwah struktural.
Kekuatan dakwah struktural ini pada umumnya terletak pada
doktrinasi yang dipropagandakannya. Beberapa kelompok
Islam gigih memperjuangkan dakwah jenis ini menurut
pemahamannya.
c. Dakwah Ekonomi
44
Dakwah ekonomi adalah aktivitas dakwah umat Islam
yang berusaha mengimplementasikan ajaran Islam yang
berhubungan dengan proses-proses ekonomi guna
peningkatan kesejahteraan umat Islam. Dakwah ekonomi
berusaha untuk mengajak umat Islam meningkatkan ekonomi
dan kesejahteraannya. Ajaran Islam dalam kategori ini antara
lain; jual-beli, pesanan, zakat, infak dan lain sebagainya.
45
2. Dakwah dengan melakukan perbaikan pada masyarakat
Islam yang terkena musibah. Seperti penyimpangan dan berbagai
kemungkaran, serta pengabaian masyarakat tersebut terhadap
segenap kewajiban.
3. Memelihara kelangsungan dakwah di kalangan masyarakat
yang telah berpegang pada kebenaran, melalui pengajaran secara
terus-menerus, pengingatan, penyucian jiwa, dan pendidikan[7].
B. Landasan Dakwah
Dakwah merupakan kewajiban yang syar’i. Hal ini sebagaimana
tercantum di dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah.
Beberapa Ayat Dakwah
46
Rasulullah pernah bersabda: “Barangsiapa yang melihat
kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum
bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa,
cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan
hati adalah pertanda selemah-lemah iman”
ِ ِّب َعلَ ْي ِه ْم مِنْ َحق
ِهGGهللا ِف ْي ُ احتِ ِه ْم ُث َّم اُدْ ُع ُه ْم ِإلَى اِإل ْسالَ ِم َوَأ ْخ ِب ْر ُه ْم بـِ َما َي ِج
َ س ُ َعلَى َر اَ ْنف ِْذ
َ سلِ َك َح َّتى َت ْن ِزل َ ِب
َّ َ َ ُ َأ َ َ َ ً ً
ِي هللاُ بِك َر ُجال َواحِدا خ ْي ٌر لك مِنْ نْ َيك ْونَ لك ُح ْم ُر الن َع ِم َ َأِل
َ ف َوهللاِ نْ َي ْهد َ
رواه البخارى
“Ajaklah mereka memeluk Islam dan beritahu mereka apa-apa
yang diwajibkan atas mereka yang berupa hak Allah di dalamnya.
Demi Allah, Allah memberi petunjuk kepada seseorang lantaran
engkau, adalah lebih baik bagimu daripada engkau memiliki unta
merah”
C. Karakter Dakwah
Apabila dikatakan “dakwah islamiah”, maka yang dimaksudkan
adalah “Risalah terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW sebagai wahyu dari Allah dalam bentuk kitab yang tidak ada
kebatilan di dalamnya, baik di depan atau belakangnya, dengan
kalam-Nya yang bernilai mukjizat, dan yang ditulis di dalam
mushaf yang diriwayatkan dari Nabi Saw dengan Sanad yang
mutawatir, yang membacanya bernilai ibadah”.
Dengan penjabaran demikian, dakwah Islam memiliki beberapa
karakter yang membedakannya dari dakwah-dakwah yang lain.
Ada beberapa karakteristik di antaranya ialah:
1. Rabaniyah, artinya bersumber dari wahyu Allah Swt.
2. Wasathiyah, artinya tengah-tengah atau seimbang
3. Ijabiyah, artinya positif dalam memandang alam, manusia,
dan kehidupan
47
4. Waqi’iyah, artinya realistis dalam memperlakukan individu
dan masyarakat
5. Akhlaqiyah, artinya sarat dengan nilai kebenaran, baik dalam
sarana maupun tujuannya
6. Syumuliyah, artinya utuh dan menyeluruh dalam manhajnya
7. Alamiyah, bersifat mendunia
8. Syuriyah, berpijak di atas prinsip musyawarah dalam
menentukan segala sesuatunya
9. Jihadiyah, artinya terus memerangi siapa saja yang berani
menghalang-halangi Islam, dan mencegah tersebarnya dakwah.
10. Salafiyah, artinya menjaga orisinalitas dalam pemahaman dan
akidah[8]
D.Faktor-Faktor_Keberhasilan_Dakwah
Dakwah tidak akan berhasil apabila seorang da’i tidak menyerahkan
dirinya secara totalitas untuk berjuang di jalan Allah. Dakwah yang
berhasil ialah dakwah yang efektif membimbing manusia untuk amar
ma’ruf dan nahi mungkar. Banyak faktor yang mendukung keberhasilan
dakwah ini, di antaranya ialah:
1. Pemahaman yang mendalam
2. Keimanan yang kuat
3. Kecintaan yang kukuh
4. Kesadaran yang sempurna
5. Kerja yang kontinu
Dalam rangka mencapai tujuan yang mulia itu, seorang muslim harus
bersedia menjual diri dan hartanya kepada Allah, sampai dia tidak
memiliki apa-apa. Dia menjadikan dunia hanya untuk dakwahnya, demi
48
untuk memperoleh keberhasilan akhirat, sebagai pembalasan atas
pengorbanannya. Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang beriman diri
dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka (At-
Taubah:111)[9].
50
1. An-Nahl ayat 78.
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalmnya roh
(ciptaan-Nya) dan Dia menciptakan bagi kamu pendengaran,
pengelihatan, dan hati: (tetapi)kamu sedikit sekali bersyukur.
4. Al-Ahqaf ayat 26
َ ْمعًا َو َأ بOOOOOOOا لَ ُه ْم َسOOOOOOO ِه َو َجعْ ل َنOOOOOOOا اِنْ َم َّك َّنا ُك ْم فِيOOOOOOOد َم َّكبَّا ُه ْم فِي َمOOOOOOO
ا رً ا َوأ ْفِئدَ َة َف َماOOOOOOOْص ْ و لَ َق َ
اOهلل َو َح
ِ تا ِ اOOصا َر ُه ْم َواَل أ ْفِئ َد ُت ُه ْم مِنْ َشيْ ِء ِإ ْذ َكا ُن ْو ا َيجْ َح ُد و َن ِبا َي
َ َأ ْغ َنى َع ْن ُه ْم َس ْم ُع ُه ْم َو اَل أ ْب
ُُق ِب ِه ْم َما َكا نو
2.Media_Visual
Yang termasuk media visual (media pandangan, artinya yang bisa di
lihat) adalah:
a) Pers
Pers adalah media massa cetak seperti surat kabar, majalah, tabloit,
dan sebagainya. Dalam arti luas, Pars adalah media massa elektronik
yaitu teklevisi dan radio. Pars memiliki tiga fungsi utama dan fungsi
52
skunder.
Fungsi Utama:
1) To inform (mengimformasika kepada pembaca secara obyektif
tentang apa yang terjadi dalam komunitas, negara, dan dunia)
2) To comment (mengomentari pesan yang di smpaikan dan
mengebangkanya ke dlam fokus berita )
3) To provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang
membutuhkan barang dan jasa melalui pmesanan iklan di media )
Sedangkan fungsi sekunder media pers adalah:
1) Untuk mengempanyekan proyek- proyek yang bersifat
kemasyarakatan, yang sangat di perlukan masarakat untuk membantu
kodisi-kondisi tertentu.
2) Memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik
kartun, dan cerita-cerita khusus.
3) Melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen
informasi, dan memperjuangkan hak.
b) Majalah
Majalah juga memiliki kekuatan pengaruh sebagaimana surat kabar.
Klasifikasi majalah di bagike dalam lima kategori utama, yaitu:
1) General consumer magazine (majalah konsumen umum)
2) Business publication (majalah bisnis)
3) Literacy reviws and acedemic journal (kritik sastra dan
majalahilmiah) yaitu terbitan berkala yang berisi kajian kajian ilmiah
yang spesifik dan dalam bidang tertentu.
4) Newsletter (majalah khusus terbitan berkala)
5) Publik Relations Magazine (majalah humas).
c) Surat
Surat ialah setiap tulisan yang berisi pernyataan dari penulisnya dan di
buat dengan tujuan penyampaian informasi kepada pihak lain.
Fungsinya: sebagai wakil dari pengirimn surat (wakil instansi): sebagai
bahan pmbukti : sebagai pedoman untuk mengambil tindakan lebih
lanjut dari suatu masalah: sebagai alat pengukur kegiatan instansi: dan
sebagai sarana untuk memperpendek jarak.
53
d) Poster atau plakat
Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat
komposisi gambar huruf di atas kertas berukuran besar.
e) Buku
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainya yang di jilid menjadi
satu pada salah satu ujungnya dan berisikan tulisan atau gambar.
f) Internet
Internet berasal dari kepanjangan international Connection Networking.
Yaitu suatu sistem jaringan komunikasi (berjuta komputer) yang
terhubung di seluruh dunia.
g) SMS (Shot Mesagge Servicel) SMS atau layanan pesan singakat
atau surat masa singkat adalah sebuah laynan yang di lakankan
dengan sebuah telepon genggam untuk mengirim atau menerima
pesan pendek. Sms di rancang sebagaian dari GSM tetapi sekarang
sudah di dapatkan pada jaringan bergerak lainnya termasuk jaringan
UMTS.
h) Brosur
Brosur, pamflet, atau buklet adalah terbitan tidak berkala yang dapat
terdiri dari satu atau sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan
terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit.
3. Media Audio Visial
Film atau gambar hidup juga sering di sebut movie. Flm, secara
54
kolektif, sering di sebut “sinema”. Gambar hidup adlah bentuk seni,
bentuk populer dari hiburan, juga bisnis.flm di hasilkan dari rekaman
orang dan benda. (termasuk fantasi atau figur palsu) dan/atau oleh
animasi .
Kalau pers bersifat visual semata dan radio bersifat auditif semata,
maka film dapat di gunakan sebagai media Dakwah dengan
kelebihannya sebagai audio visual. Keunikan film sebagai media
dakwah di antara lai:
PERTEMUAN 12
ETIKA BISNIS
DEFINISI ETIKA
Secara etimologi, Etika (ethics) yang berasal dari bahasa Yunani
ethikos mempunyai beragam arti : pertama, sebagai analisis
konsep-konsep terhadap apa yang harus, mesti, tugas, aturan-
aturan moral, benar, salah, wajib, tanggung jawab dan lain-lain.
Kedua, aplikasi ke dalam watak moralitas atau tindakan-tindakan
moral. Ketiga, aktualisasi kehidupan yang baik secara moral.
Menurut Ahmad Amin memberikan batasan bahwa etika atau
akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti yang baik dan buruk,
55
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia
kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang harus diperbuat.
Menurut K. Bertens dalam buku Etika, merumuskan pengertian
etika kepada tiga pengertian juga; Pertama, etika digunakan dalam
pengertian nilai-niai dan norma-norma moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya. Kedua, etika dalam pengertian kumpulan asas
atau nilai-nilai moral atau kode etik. Ketiga, etika sebagai ilmu
tentang baik dan buruk.
Kata bisnis dalam Al-Qur’an biasanya yang digunakan al-tijarah,
al-bai’,tadayantum, dan isytara. Tetapi yang seringkali digunakan
yaitu al-tijarah dan dalam bahasa arab tijaraha, berawal dari kata
dasar t-j-r, tajara, tajran wa tijarata, yang bermakna berdagang
atau berniaga. At-tijaratun walmutjar yaitu perdagangan,
perniagaan (menurut kamus al-munawwir).
Menurut ar-Raghib al-Asfahani dalam al-mufradat fi gharib al-
Qur’an , at-Tijarah bermakna pengelolaan harta benda untuk
mencari keuntungan.
Menurut Ibnu Farabi, yang dikutip ar-Raghib , fulanun tajirun bi
kadza, berarti seseorang yang mahir dan cakap yang mengetahui
arah dan tujuan yang diupayakan dalam usahanya.
Dalam penggunaannya kata tijarah pada ayat-ayat di atas terdapat
dua macam pemahaman. Pertama, dipahami dengan perdagangan
yaitu pada surat Al-Baqarah ; 282. Kedua, dipahami dengan
perniagaan dalam pengertian umum.
56
1. Menurut Mufassir, Bisnis adalah pengelolaan modal untuk
mendapatkan keuntungan.
2. Menurut Tinjauan Ahli Fikih, Bisnis adalah saling menukarkan
harta dengan harta secara suka sama suka, atau pemindahan hak
milik dengan adanya penggantian.
3. Menurut cara yang diperbolehkan penjelasan dari pengertian
diatas :
a. Perdagangan adalah suatu bagian muamalat yang berbentuk
transaksi antara seorang dengan orang lain.
b. Transaksi perdagangan itu dilaksanakan dalam bentuk jual beli
yang diwujudkan dalam bentuk ijab dan qabul.
c. Perdagangan yang dilaksanakan bertujuan atau dengan motif
untuk mencari keuntungan.
DASAR HUKUM
1. Al Baqarah : 282
Yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis
di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah
orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis
itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika
yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di
antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang
lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu
ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang
mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi
58
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu
menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu
membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih
menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali
jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di
antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan
janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu
lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah
suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu;dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
Bermuamalah ialah seperti berjual beli, hutang piutang, atau sewa
menyewa dan sebagainya.
2. An Nisa' : 29
Yang artinya :Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu;
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan
membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti
membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.
3. At Taubah : 24
Yang artinya: Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-
saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang
kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya,
dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari
Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
4. An Nur : 37
59
Yang artinya : laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan
tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari)
mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka
takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan
menjadi goncang.
5. As Shaff : 10
Yang artinya : Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku
tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari
azab yang pedih?.
60
4. Kode etik dapat memberi kontribusi dalam penyelesaian
banyak persoalan yang terjadi antara sesama pelaku bisnis dan
masyarakat tempat mereka bekerja.
5. Sebuah hal yang dapat membangun persaudaraan (ukhuwah)
dan kerja sama antara mereka semua.
62
mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau
menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi” ( QS. 83: 112).
9. Bisnis tidak boleh menggangu kegiatan ibadah kepada
Allah. Firman Allah, “Orang yang tidak dilalaikan oleh bisnis
lantaran mengingat Allah, dan dari mendirikan shalat dan
membayar zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang hari itu,
hati dan penglihatan menjadi goncang”.
10. Membayar upah sebelum kering keringat karyawan. Nabi
Muhammad Saw bersabda, “Berikanlah upah kepada karyawan,
sebelum kering keringatnya”. Hadist ini mengindikasikan bahwa
pembayaran upah tidak boleh ditunda-tunda. Pembayaran upah
harus sesuai dengan kerja yang dilakukan.
11. Tidak monopoli. Salah satu keburukan sistem ekonomi
kapitalis ialah melegitimasi monopoli dan oligopoli. Contoh yang
sederhana adalah eksploitasi (penguasaan) individu tertentu atas
hak milik sosial, seperti air, udara dan tanah dan kandungan
isinya seperti barang tambang dan mineral. Individu tersebut
mengeruk keuntungan secara pribadi, tanpa memberi kesempatan
kepada orang lain. Ini dilarang dalam Islam.
12. Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi eksisnya
bahaya (mudharat) yang dapat merugikan dan merusak kehidupan
individu dan sosial. Misalnya, larangan melakukan bisnis senjata
di saat terjadi chaos (kekacauan) politik. Tidak boleh menjual
barang halal, seperti anggur kepada produsen minuman keras,
karena ia diduga keras, mengolahnya menjadi miras. Semua
bentuk bisnis tersebut dilarang Islam karena dapat merusak
esensi hubungan sosial yang justru harus dijaga dan diperhatikan
secara cermat.
13. Komoditi bisnis yang dijual adalah barang yang suci dan
halal, bukan barang yang haram, seperti babi, anjing, minuman
keras, ekstasi, dsb. Nabi Muhammad Saw bersabda,
“Sesungguhnya Allah mengharamkan bisnis miras, bangkai, babi
dan “patung-patung” (H.R. Jabir).
63
14. Bisnis dilakukan dengan suka rela, tanpa paksaan. Firman
Allah, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan cara yang batil, kecuali
dengan jalan bisnis yang berlaku dengan suka-sama suka di
antara kamu” (QS. 4: 29).
15. Segera melunasi kredit yang menjadi kewajibannya.
Rasulullah memuji seorang muslim yang memiliki perhatian serius
dalam pelunasan hutangnya. Sabda Nabi Saw, “Sebaik-baik kamu,
adalah orang yang paling segera membayar hutangnya” (H.R.
Hakim).
16. Memberi tenggang waktu apabila pengutang (kreditor) belum
mampu membayar. Sabda Nabi Saw, “Barang siapa yang
menangguhkan orang yang kesulitan membayar hutang atau
membebaskannya, Allah akan memberinya naungan di bawah
naunganNya pada hari yang tak ada naungan kecuali naungan-
Nya” (H.R. Muslim).
17. Bahwa bisnis yang dilaksanakan bersih dari unsur riba.
Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, tinggalkanlah sisa-
sisa riba jika kamu beriman (QS. al-Baqarah:: 278) Pelaku dan
pemakan riba dinilai Allah sebagai orang yang kesetanan(QS. 2:
275). Oleh karena itu Allah dan Rasulnya mengumumkan perang
terhadap riba.
65
b. Deontologi
Teori yang dikembangkan oleh Immanuel Kant ini mengatakan
bahwa keputusan moral harus berdasarkan aturan-aturan dan
prinsip-prinsip universal, bukan "hasil" atau "konsekuensi"
seperti yang ada dalam teori teleologi. Perbuatan baik bukan
karena hasilnya tapi mengikuti suatu prinsip yang baik
berdasarkan kemauan yang baik.
Dalam teori ini terdapat dua konsep, yaitu : Pertama, Teori
Keutamaan (Virtue Ethics). Dasar dari teori ini bukanlah aturan
atau prinsip yang secara universal benar atau diterima, akan tetapi
apa yang paling baik bagi manusia untuk hidup. Dasar dari teori
ini adalah tidak menyoroti perbuatan manusia saja, akan tetapi
seluruh manusia sebagai pelaku moral. Memandang sikap dan
akhlak seseorang yang adil, jujur, mura hati, dsb sebagai
keseluruhan.
Kedua, Hukum Abadi (Eternal Law), dasar dari teori ini adalah
bahwa perbuatan etis harus didasarkan pada ajaran kitab suci dan
alam.
Sistem etika Islam secara umum memiliki perbedaan mendasar
dibanding sistem etika barat. Pemaparan pemikiran yang
melahirkan sistem etika di Barat cenderung memperlihatkan
perjalanan yang dinamis dengan cirinya yang berubah-ubah dan
bersifat sementara sesuai dinamika peradaban yang dominan.
Lahirnya pemikiran etika biasanya didasarkan pada pengalaman
dan nilai-nilai yang diyakini para pencetusnya. Pengaruh ajaran
agama kepada model etika di Barat justru menciptakan
ekstremitas baru dimana cenderung merenggut manusia dan
keterlibatan duniawi dibandingkan sudut lain yang sangat
mengemukakan rasionalisme dan keduniawian.
Sedangkan dalam Islam mengajarkan kesatuan hubungan antar
manusia dengan Penciptanya. Kehidupan totalitas duniawi dan
66
ukhrawi dengan berdasarkan sumber utama yang jelas yaitu Al-
Qur'an dan Hadis.
1. Etika Dalam Perspektif Barat
Dalam sistem etika Barat ini, ada tiga teori etika yang akan
dibahas, antara lain :
a. Teleologi
Teori yang dikembangkan oleh Jeremy Bentham dan John Stuart
Mill ini mendasarkan pada dua konsep yakni : Pertama,
konsepUtility (manfaat) yang kemudian disebut Utilitarianisme.
artinya, pengambilan keputusan etika yang ada pada konsep ini
dengan menggunakan pertimbangan manfaat terbesar bagi
banyak pihak sebagai hasil akhirnya. Dengan kata lain, sesuatu
yang dinilai benar adalah sesuatu yang memaksimalisasi apa
yang baik atau meminimalisir apa yang berbahaya bagi banyak
pihak. Maka, sesuatu itu dinilai sebagai perbuatan etis ketika
sesuatu itu semakin bermanfaat bagi banyak orang.
Dan kedua, teori Keadilan Distribusi (Distribitive Justice) atau
keadilan yang berdasarkan pada konsep Fairness. Inti dari teori ini
adalah perbuatan itu dinilai etis apabila menjunjung keadilan
distribusi barang dan jasa berdasarkan pada konsep Fairness.
Yakni konsep yang memiliki nilai dasar keadilan.
Dalam hal ini, suatu perbuatan sangat beretika apabila berakibat
pada pemerataan atau kesamaan kesejahteraan dan beban,
sehingga konsep ini berfokus pada metode distribusinya.
Distribusi sesuai bagiannya, kebutuhannya, usahanya,
sumbangan sosialnya dan sesuai jasanya, dengan ukuran hasil
yang dapat meningkatkan kerjasama antar anggota masyarakat.
b. Deontologi
Teori yang dikembangkan oleh Immanuel Kant ini mengatakan
bahwa keputusan moral harus berdasarkan aturan-aturan dan
prinsip-prinsip universal, bukan "hasil" atau "konsekuensi"
67
seperti yang ada dalam teori teleologi. Perbuatan baik bukan
karena hasilnya tapi mengikuti suatu prinsip yang baik
berdasarkan kemauan yang baik.
Dalam teori ini terdapat dua konsep, yaitu : Pertama, Teori
Keutamaan (Virtue Ethics). Dasar dari teori ini bukanlah aturan
atau prinsip yang secara universal benar atau diterima, akan tetapi
apa yang paling baik bagi manusia untuk hidup. Dasar dari teori
ini adalah tidak menyoroti perbuatan manusia saja, akan tetapi
seluruh manusia sebagai pelaku moral. Memandang sikap dan
akhlak seseorang yang adil, jujur, mura hati, dsb sebagai
keseluruhan.
Kedua, Hukum Abadi (Eternal Law), dasar dari teori ini adalah
bahwa perbuatan etis harus didasarkan pada ajaran kitab suci dan
alam.
c. Hybrid
Dalam teori ini terdapat lima teori, meliputi :
· Personal Libertarianism
Dikembangkan oleh Robert Nozick, dimana perbuatan etikal
diukur bukan dengan keadilan distribusi kekayaan, namun dengan
keadilan atau kesamaan kesempatan bagi semua terhadap pilihan-
pilihan yang ada (diketahui) untuk kemakmuran mereka. Teori ini
percaya bahwa moralitas akan tumbuh subur dari maksimalisasi
kebebasan individu.
· Ethical Egoism
Dalam teori ini, memaksimalisasi kepentingan individu dilakukan
sesuai dengan keinginan individu yang bersangkutan.
Kepentingan ini bukan harus berupa barang atau kekayaan, bisa
juga berupa ketenaran, keluarga bahagia, pekerjaan yang baik,
atau apapun yang dianggap penting oleh pengambil keputusan.
· Existentialism
68
Tokoh yang mengembangkan teori ini adalah Jean-Paul Sartre.
Menurutnya, standar perilaku tidak dapat dirasionalisasikan. Tidak
ada perbuatan yang benar-benar salah ataua benar-benar benar
atau sebaliknya. Setiap orang dapat memilih prinsip etika yang
disukai karena manusia adalah apa yang ia inginkan dirinya
menjadi.
· Relativism
Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relatif, jawaban dari
etika itu tergantung dari situasinya. Dasar pemikiran teori ini
adalah bahwa tidak ada kriteria universal untuk menentukan
perbuatan etis. Setiap individu mempunyai kriteria sendiri-sendiri
dan berbeda setiap budaya dan negara.
· Teori Hak (right)
Nilai dasar yang dianut dalam teori in adalah kebebasan.
Perbuatan etis harus didasarkan pada hak individu terhadap
kebebasan memilih. Setiap individu memiliki hak moral yang tidak
dapat ditawar.
2. Etika dalam Perpektif Islam
Masyarakat Islam adalah masyarakat yang dinamis sebagai bagian
dari peradaban. Dalam hal ini, etika dengan agama berkaitan erat
dengan manusia, tentang upaya pengaturan kehidupan dan
perilakunya. Jika barat meletakkan "Akal" sebagai dasar
kebenarannya. Maka, Islam meletakkan "Al-Qur'an" sebagai dasar
kebenaran.
Berbagai teori etika Barat dapat dilihat dari sudut pandang Islam,
sebagai berikut :
a. Teleologi Utilitarian dalam Islam adalah hak individu dan
kelompok adalah penting dan tanggungjawab adalah hak
perseorangan.
69
b. Distributive Justice dalam Islam adalah Islam mengajarkan
keadilan. Hak orang miskin berada pada harta orang kaya. Islam
mengakui kerja dan perbedaan kepemilikan kekayaan.
c. Deontologi dalam Islam adalah Niat baik tidak dapat
mengubah yang haram menjadi halal. Walaupun tujuan, niat dan
asilnya baik, akan tetapi apabila caranya tidak baik, maka tetap
tidak baik.
d. Eternal Law dalam Islam adalah Allah mewajibkan manusia
untuk mempelajari dan membaca wahyu dan ciptaanNya.
Keduanya harus dilakukan dengan seimbang, Islam mewajibkan
manusia aktif dalam kegiatan duniawi yang berupa muamalah
sebagai proses penyucian diri.
e. Relativisme dalam Islam adalah perbuatan manusia dan
nilainya harus sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an dan Hadis.
Prinsip konsultasi dengan pihak lain sangat ditekankan dalam
Islam dan tidak ada tempat bagi egoisme dalam Islam.
f. Teori Hak dalam Islam adalah menganjurkan kebebasan
memilih sesuai kepercayaannya dan menganjurkan
keseimbangan. Kebebasan tanpa tanggungjawab tidak dapat
diterima. Dan tanggungjawab kepada Allah adalah hak individu.
Etika Bisnis dalam Perpektif Islam
1. Kesatuan (Tauhid/Unity)
Dalam hal ini adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam
konsep tauhid yang memadukan keseluruhan aspek-aspek
kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial
menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkan konsep
konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.
Dari konsep ini maka islam menawarkan keterpaduan agama,
ekonomi, dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar
pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu,
70
vertikal maupun horisontal, membentuk suatu persamaan yang
sangat penting dalam sistem Islam.
2. Keseimbangan (Equilibrium/Adil)
Islam sangat mengajurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis,
dan melarang berbuat curang atau berlaku dzalim. Rasulullah
diutus Allah untuk membangun keadilan. Kecelakaan besar bagi
orang yang berbuat curang, yaitu orang-orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain meminta untuk dipenuhi,
sementara kalau menakar atau menimbang untuk orang selalu
dikurangi.
Kecurangan dalam berbisnis pertanda kehancuran bisnis
tersebut, karena kunci keberhasilan bisnis adalah kepercayaan.
Al-Qur’an memerintahkan kepada kaum muslimin untuk
menimbang dan mengukur dengan cara yang benar dan jangan
sampai melakukan kecurangan dalam bentuk pengurangan
takaran dan timbangan.
واوفوا الكيل اذا كلتم وزنوا بالقسطاس المستقيم ذالك خير وأحسن تأويال
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan
timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya”.(Q.S. al-Isra’: 35).
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan
untuk berbuat adil,tak terkecuali pada pihak yang tidak disukai.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Maidah : 8 yang
artinya : “Hai orang-orang beriman,hendaklah kamu jadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah
SWT,menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-sekali
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil.Berlaku adillah karena adil lebih dekat dengan
takwa”.
3. Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis
islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.
71
Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak adanya batasan
pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif
berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya.
Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi
kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan
adanya kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui
zakat, infak dan sedekah.
4. Tanggungjawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan
oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban
dan akuntabilitas. untuk memenuhi tuntunan keadilan dan
kesatuan, manusia perlu mempertaggungjawabkan tindakanya
secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak
bebas. Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas
dilakukan oleh manusia dengan bertanggungjawab atas semua
yang dilakukannya.
5. Kebenaran: kebajikan dan kejujuran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna
kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur
yaitu kebajikan dan kejujuran. Dalam konteks bisnis kebenaran
dimaksudkan sebagia niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi
proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh
komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih
atau menetapkan keuntungan.
Dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis Islam sangat
menjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya
kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerjasama
atau perjanjian dalam bisnis.
TINGKATAN APLIKASI ETIKA BISNIS DALAM EKONOMI ISLAM
• Adapun penerapan etika bisnis dapat dilakukan pada tiga
tingkatan, yaitu; individual, organisasi, dan sistem. Pertama,
72
pada tingkat individual, etika bisnis mempengaruhi
pengambilan keputusan seseorang atas tanggungjawab
pribadinya dan kesadaran sendiri, baik sebagai penguasa
maupun manajer. Kedua, pada tingkat organisasi, seseorang
sudah terikat kepada kebijakan perusahaan dan persepsi
perusahaan tentang tanggungjawab sosialnya. Ketiga, pada
tingkat sistem, seseorang menjalankan kewajiban atau
tindakan berdasarkan sistem etika tertentu.
• Realitasnya, para pelaku bisnis sering tidak mengindahkan
etika. Nilai moral yang selaras dengan etika bisnis, misalnya
toleransi, kesetiaan, kepercayaan, persamaan, emosi atau
religiusitas hanya dipegang oleh pelaku bisnis yang kurang
berhasil dalam berbisnis. Sementara para pelaku bisnis yang
sukses memegang prinsip-prinsip bisnis yang tidak bermoral,
misalnya maksimalisasi laba, agresivitas, individualitas,
semangat persaingan, dan manajemen konflik.
PERTEMUAN 13
UKHUWAH ISLAMIYA
Pengertian Ukhuwah Islamiyah
Ukhuwah secara bahasa berasal dari kata أخ (akhun) yang artinya
saudara. Ukhuwah berarti persaudaraan. Persaudaraan yang
dimaksud dalam ukhuwah ini bukan hanya terbatas pada saudara
yang masih punya hubungan darah, melainkan saudara seiman.
Sehingga dalam ukhuwah Islamiyah tidak hanya terbatas
olehsuku, bangsa dan lain sebagainya. Adapun secara istilah
ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang
dikaruniakan Allaah kepada hamba-Nya yang beriman dan
bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang,
73
persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap
saudara seakidah.
Dalam al-Qur’an dijelaskan: Setiap mukmin adalah saudara yang
diperintahkan Allah untuk saling mengikrarkan perdamaian dan
berbuat kebajikan di antara satu dengan yang lainnya, dalam
rangka taat kepada-Nya.[1]Firman Allah:
َصلِ ُحوا َبيْنَ َأ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َوا َّتقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْر َحمُون
ْ ِإ َّن َما ا ْل ُمْؤ ِم ُنونَ ِإ ْخ َوةٌ َفَأ
Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.
sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua
saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat.” [Q.S. Al-Hujurat, 49:10]
B. Hakikat Ukhuwah Islamiyah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan berbagai perbedaan
seperti warna kulit, suku, ras, golongan, bangsa dan lain
sebagainya. Namun hal tersebut bukanlah menjadi pemicu yang
dapat digunakan untuk memecah belah persatuan yang ada.
Dengan adanya Ukhuwah Islamiyah maka akan tercipta kekuatan
iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah SWT kepada hamba-
Nya yang beriman dan bertakwa sehingga menumbuhkan
perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling
percaya terhadap saudara seakidah. Adapun Hakikat Ukhuwah
Islamiyah antara lain:
1. Ukhuwah Islamiyah merupakan nikmat Allah Sebagaimana
dalam Al-qur’an Surat Ali Imron ayat 103, Allah SWT berfirman:
74
kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan
kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan
kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”
2. Perumpamaan tali tasbih
Di dalam Al-qur’an Surat Az-Zukhruf ayat 67, Allah SWT berfirman:
َض َعد ٌُّو ِإاَّل ا ْل ُم َّتقِين ُ اَأْل ِخاَّل ُء َي ْو َمِئ ٍذ َب ْع
ٍ ض ُه ْم لِ َب ْع
75
1. Hadits Ibn Umar tentang orang Muslim itu bersaudara
سلَّ َم َقال َ ا ْل ُم ْسلِ ُم َأ ُخو ا ْل ُم ْسل ِِم ال
َ صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو
َ ِسول َ هللاُ َعنْ َع ْب ِدهللاِ ْب ِن ُع َم َر َرضِ ي هللا َع ْن ُه َما َأنَّ َر
)* (أخرجه البخاري في كتاب االكراه اجتِ ِه َ اج ِة َأ ِخ ْي ِه َكانَ هللاُ فِي َح
َ َي ْظلِ ُم ُه َواَل ُي ْسلِ ُم ُه َومَنْ َكانَ فِي َح
“Dari Abdullah Ibn Umar RA. sesungguhnya Rasulullah SAW.
bersabda seorang muslim bersaudara kepada sesama orang
muslim, tidak boleh menganiayanya dan tidak boleh dibiarkan
dianiaya oleh orang lain dan siapa menyampaikan hajat
saudaranya, niscaya Allah menyampaikan hajatnya.”(H.R. Al
Bukhori dalam kitab Pemaksaan)[2]
2. Hadits Abu Musa tentang Mukmin itu ibarat bangunan
ً ض ُه َب ْع
ضا ُ ان َي
ُ ش ُّد َب ْع ِ سلَّ َم َقال َ ِإنَّ ا ْل ُمْؤ مِنَ لِ ْل ُمْؤ م
ِ ِن َكا ْل ُب ْن َي َ صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو َ َعنْ َأ ِبي ُم
َ وسي َع ِن ال َّن ِب ْي
)صابِ َع ُه * (أخرجه البخاري في كتاب الصالة َأ َ
َ َوش َّب َك
“Dari Abu Musa bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda
sesungguhnya seorang mu’min bagi sesama mu’min bagaikan
bangunan yang kuat menguatkan setengah pada setengahnya.”
(H.R. Al Bukhori dalam kitab sholat)[5]
[2] Annawawy, Riadhus Shalihin, diterjemahkan oleh Salim
Bahreisy dengan judul Tarjamah Riadhus Shalihin I (Cet. II;
Bandung: PT Al Maarif, 1978), hlm. 238-239.
[5] Annawawy, Riadhus Shalihin, diterjemahkan oleh Salim
Bahreisy dengan judul Tarjamah Riadhus Shalihin I (Cet. II;
Bandung: PT Al Maarif, 1978), hlm. 234-235
3. Hadits Ibn Mas’ud tentang larangan memaki dan membunuh
Muslim
* سوقٌ َوقِ َتالُ ُه ُك ْف ٌر
ُ ُاب ا ْل ُم ْسل ِِم ف
ُ سلَّ َم سِ َب
َ صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َو ُ َعنْ َع ْب ِدهللاِ َم ْس ُعو ٍد َقال َ َقال َ َر
َ ِسول ُ هللا
)(أخرجه البخاري في كتاب االداب
“Dari Abdullah Mas’ud ia berkata Rasulullah SAW. bersabda
memaki muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah
kekufuran.”(H.R. Al Bukhori dalam kitab Adab)
76
4. Hadits Abu Hurairah tentang kewajiban Muslim terhadap
Muslim lain.
س َّل َم َقال َ َحقُّ ا ْل ُم ْسل ِِم َع َلى ا ْل ُم ْسل ِِم سِ تٌّ قِيل َ َما هُنَّ َياَ ص َّلى هللا َع َل ْي ِه َوَ ِسول َ هللا ُ َعنْ َأبِي ه َُر ْي َر َة َأنَّ َر
َ س َف َح ِم َد
هللا َ اع َطَ ص ْح لَ ُه َوِإ َذَ ص َح َك َفا ْنَ اس َت ْنْ سلِّ ْم َعلَ ْي ِه َوِإ َذا دَ َعا َك َفَأ ِج ْب ُه َوِإ َذا
َ هللا َقال َ ِإ َذا لَقِ ْي َت ُه َف
ِ ُ سول
ُ َر
]7[)* (أخرجه مسلم في كتاب السالم ض فعُدْ هُ َوِإذا َماتَ فاتبِ ْع ُه َّ َ َ َ َ
َ س ِّمت ُه َوِإذا َم ِر ْ َ ف َ
79
4. Takaful (saling menanggung/senasib sepenanggungan/ saling
memberi jaminan)
Dengan adanya tafakul akan menumbuhkan rasa aman, tidak ada rasa
khawatir dan kecemasan untuk menghadapi kehidupan, karena merasa
bahwa saudara sesama muslim tentu tidak akan tinggal diam ketika
saudara muslim lainya sedang dalam kesusahan.
Dengan empat sendi persaudaraan tesebut umat islam akan saling
mencintai dan bahu membahu serta tolong menolong dalam menjalani
dan menghadapi tantangan kehidupan, bahkan mereka sudah seperti
satu batang tubuh yang masing-masing bagian tubuh akan ikut
merasakan penderitaan bagian tubuh lainnya.
Dengan adanya Ukhuwah Islamiyah. Kita akan merasakan kehidupan
bermasyarakat yang lebih harmonis, karena perbedaan yang ada tidak
akan menimbulkan pertentangan dan permasalahan, justru akan
menjadikan kehidupan kita semakin indah. Selain itu, tingkat
kesenjangan sosial yang ada di dalam masyarakat juga akan terkikis
dengan sendirinya. Hal ini karena adanya semangat Ukhuwah
Islamiyah yang menyatukan segala perbedaan yang ada.
10 INDIKATOR MUSLIM YANG BAIK
Ciri Pribadi Muslim
1. Salimul Aqidah (Aqidah yang Bersih)
Aqidah yang Bersih membuat seorang muslimin akan memiliki ikatan
yang kuat kepada Alloh SWT. Dengan kebersihan dan kemantapan
Aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya
kepada Alloh SWT. Allah berfirman : "Tidak ada sekutu bagiNya, dan
demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama berserah diri (muslim)" (Q.S. Al An'am ayat 162).
2. Shahihul Ibadah (Ibadah yang Benar)
Ibadah yang benar merupakan perintah Rasululloh.SAW, dalam satu
haditsnya Beliau bersabda : "Shalatlah kamu sebagaimana kmu
melihat aku shalat" yang maknanya setiap peribadatan kita haruslah
merujuk kepada Sunnah Rasululloh.SAW.
80
3. Matinul Khuluq (Akhlak yang Kokoh)
Begitu penting akhlak yang mulia bagi kita umat muslim sehingga
Rasulullkh SAW diutus Alloh SWT untuk memperbaiki akhlak manusia.
Alloh SWT berfirman : "Dan sesungguhnya engkau benar-benar
berbudi pekerti luhur" (Q.S. Al Qalam : 4).
4. Qowiyyul Jismi (Kekuatan Jasmani)
Rasululloh SAW bersabda : "Mukmin yang kuat lebih aku cintai dari
pada Mukmin yang lemah" (HR. Muslim).
5. Mustaqqoful Fikri (Intelek dalam Berpikir)
Alloh SWT berfirman : "Katakanlah, Apakah sama orang-orang yang
tidak mengetahui?" Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang
dapat menerima pelajaran" (Q.S. Surat Az Zumar : 9).
6. Mujahadatun Linafsihi (Melawan Hawa Nafsu)
Rasululloh SAW bersabda : "Tidak beragama seseorang dari kamu
sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa
(ajaran Islam). (HR. Hakim)
7. Harishun 'ala Waqtini (Pandai Menjaga Waktu)
Alloh.SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur'an dengan menyebut
nama waktu : wal Fajri, wad Dhuha, wal Asri dan sebagainya. Maka
gunakanlah waktumu untuk mengerjakan kebajikan serta saling
menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.
8. Munazhzhamun Fi Syu'unihi (Teratur Dalam Segala Urusan)
Ketika suatu urusan engkau jalani dengan teratur dan ikhlas, insyaa
Alloh hasilnya akan sesuai dengan apa yang kamu perjuangkan.
9. Qodirun 'alal Kasbi (Mandiri dalam Segi Ekonomi)
Kemandirian merupakan hal baik yang harus dimiliki setiap muslim,
namun kemandirian yang membawamu pada kesuksesan tak akan
membuatmu lupa dengan orang lain di sekitarmu.
10. Naafi'un Lighoirihi (Bermanfaat bagi Orang Lain)
Rasululloh SAW bersabda :"Sebaik-baiknya manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi orang lain". (HR. Ahmad)
81
PERTEMUAN 14
Ghazwul Afikri
Pengertian Ghazwul Fikri
Secara etimologis Ghazwul Fikri berasal dari kata ”Ghazwul” artinya
perang, serangan, serbuan, dan invasi. Sedangkan ”Fikr” adalah
pemikiran. Jadi ketika kata Ghazwul dan Fikri digabung menjadi satu
maka artinya adalah perang pemikiran. Sedangkan secara terminologis
Ghazwul Fikri bermakna penyerangan dengan berbagai cara terhadap
umat Islam guna mengeluarkan mereka dari agamanya atau meninimal
menjauhkan umat Islam dari nilai-nilai ajaran ilahiah.
Ghazwul Fikri sering juga disebut dengan perang intelektual, perang
kecerdasan, perang otak, perang non konvensional atau perang tak
terlihat (proxy war). Di mana senjata yang dipakai bukan pedang,
pistol, tombak, keris, ataupun bom. Melainkan pemikiran, tulisan, ide-
ide, teori, argumentasi, propaganda, agitasi, dialog, dan perdebatan
yang bersifat defensif maupun opensif. Jadi Ghazwul Fikri merupakan
perang yang tidak menumpahkan darah, tidak menghancurkan
gedung-gedung, sekolah-sekolah, rumah-rumah ibadah,
menghancurkan wilayah, dentingan senjata dan desingan peluru.
Namun, daya ledak dan daya rusak lebih hebat dari perang-perang
konvensional. Karena, obyek serangannya bukanlah tubuh manusia,
melainkan otak dan hati manusia itu sendiri. Jika korban Ghazwul Fikri
seorang tokoh intelektual atau ulama terkemuka dan berpengaruh,
maka daya ledak Ghazwul Fikri akan cepat menjalar kemana-mana
Sejarah Ghazwul Fikri
Ghazwul Fikri pertama kali dilakukan oleh iblis laknatullah ketika
berkata kepada Adam as:
س ْوآتِ ِه َما َو َقال َ َما َن َها ُك َما َر ُّب ُك َما عَنْ ٰ َه ِذ ِه
َ ْي َع ْن ُه َما مِن َ ش ْي َطانُ لِ ُي ْبد
ِ ِي لَ ُه َما َما ُو
َ ور َ َف َو ْس َو
َّ س َل ُه َما ال
َش َج َر ِة ِإاَّل َأنْ َت ُكو َنا َملَ َك ْي ِن َأ ْو َت ُكو َنا مِنَ ا ْل َخالِدِين
َّ ال
82
“Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya
kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi.
“ (Q.S.Al – A’Raaf:20)
Iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kalian, karena
bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam as.,
tetapi iblis menyimpangkan makna perintah Allah SWT sesuai
dengan keinginannya, yaitu menambahkan alasan pelarangan
Allah yang dibuat sendiri oleh Iblis yang Adam as tidak punya
pengetahuan tentang sebab tersebut. Para murid iblis dimasa kini
berusaha melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta
dan informasi yang ada sesuai dengan maksud jahatnya dengan
cara yang sangat halus dan licin. Akibatnya, hanya orang – orang
yang dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya.
Sejarah Ghazwul Fikri dimulai dari meletusnya Perang Salib.
Perang Salib merupakan puncak perseteruan kaum Muslimin
dengan Barat. Disebut Perang Salib karena orang Kristen Eropa
menggunakan tanda Salib di dadanya sebagai simbol pemersatu
dan menunjukkan bahwa peperangan yang dijalankan adalah
perang suci (perang agama). Tujuan Perang Salib adalah
membebaskan kota suci Jarussalem atau Baitul Makdis dari
tangan kaum Muslimin (Buchari, 2009: 199).
Perang Salib berlangsung dari tahun 1095-1291 M dengan
kekalahan ada di pihak Kristen. Karena kekalahan tersebut, maka
semangat membalas dendam sangat membara selama berabad-
abad. Terlebih ketika mereka menyaksikan keberhasilan dan
kecemerlangan ekspansi Islam yang mampu menduduki Eropa
selama berabad-abad. Perang Salib telah memberikan pelajaran
berharga pada kaum Kristen bahwa jika mereka mengibarkan
bendera Kristen (Salib) dalam berhadapan dengan kaum
muslimin, maka mereka akan kalah (Husaini, 2001: 183).
Sejak itu, ada sebagian tokoh Kristen yang menilai Perang Salib
merupakan cara yang tidak tepat untuk menaklukkan kaum
83
muslimin. Salah satu tokoh terkenal adalah Pierre Maurice de
Montboissier atau Peter The Venerable atau Petrus Venerabilis
(1094-1156 M). Peter adalah tokoh misionaris Kristen pertama di
dunia Islam, yang merancang bagaimana menaklukkan Islam
dengan pemikiran, bukan dengan senjata. Ketika itu, ia seorang
kepala Biara Cluny, Prancis – sebuah biara yang sangat
berpengaruh di Eropa Abad Pertengahan.
Sekitar tahun 1141-1142, Peter mengunjungi Toledo, Spanyol. Di
sana ia menghimpun sejumlah cendekiawan untuk
menerjemahkan karya-karya kaum muslimin ke dalam bahasa
Latin. Terjemahan itu akan digunakan sebagai bahan untuk
misionaris Kristen terhadap dunia Islam. Salah satu usaha sukses
Peter adalah terjemahan al-Qur‟an dalam bahasa Latin oleh
Robert of Ketton (selesai tahun 1143), yang diberi judul “Liber
Legis Saracenorum Quem Alcorant Vocant” (Kitab Hukum Islam
yang disebut al-Qur‟an ). Inilah terjemahan pertama al-Qur‟an
dalam bahasa Latin, yang selama beratus-ratus tahun menjadi
rujukan kaum Kristen di Eropa dalam melihat Islam (Husaini, 2006:
216).
Menurut Peter Venerabilis, pengkajian Islam (Islamic Studies)
perlu dilakukan oleh kaum Kristen, agar mereka dapat
“membaptis pemikiran kaum Muslimin”. Dimana kaum Muslim
bukan saja perlu dikalahkan dengan ekspedisi militer, melainkan
juga harus dikalahkan dalam pemikiran mereka. Peter mengajak
orang Islam ke jalan keselamatan Kristen dengan cara
mengalahkan pemikiran Islam. Ia berangkat dari kepercayaan
Kristen bahwa di luar Gereja tidak ada keselamatan (extra
ecclesiam nulla salus). Islam menurutnya, adalah sakte kafir
terkutuk sekaligus berbahaya (execrable and noxious heresy),
doktrin berbahaya (pestilential doctrine), ingkar (impious), dan
sakte terlaknat (a damnable sect), serta Muhammad adalah orang
jahat (an evil man).
Selain menugaskan para sarjana Kristen untuk menerjemahkan
naskah-naskah bahasa Arab ke dalam bahasa Latin. Peter juga
84
menulis dua buku yang menyerang pemikiran Islam. Tentang al-
Qur‟an, Peter menyatakan, bahwa al-Qur‟an tidak terlepas dari
para Setan. Setan telah mempersiapkan Muhammad, orang yang
paling nista, menjadi anti-Kristus. Setan telah mengirim informan
kepada Muhammad, yang memiliki kitab Setan (Diabolical
Scripture) (Husaini, 2006: 216-217).
Strategi Peter Venerabilis ini kemudian menjadi rujukan baku
kaum misionaris Kristen terhadap kaum muslimin. Henry Martyn,
tokoh misionaris berikutnya, juga membuat pernyataan, “Aku
datang untuk untuk menemui umat Islam, tidak dengan senjata
tapi dengan kata-kata, tidak dengan kekuatan, tapi dengan logika,
tidak dengan benci tapi dengan cinta.” Hal senada dikatakan
tokoh misionaris lain, Raymond Lull, “Saya melihat banyak ksatria
pergi ke Tanah Suci dan berfikir bahwa mereka dapat
menguasainya dengan kekuatan senjata, tetapi
pada akhirnya semua hancur sebelum mereka mencapai apa yang
mereka pikir bisa diperoleh.” Lull mengeluarkan resep bagaimana
Islam dapat ditaklukkan, yakni bukan dengan darah dan air mata,
melainkan dengan cinta kasih dan doa.
Adian Husaini (2006: 218-219) menambahkan bahwa ungkapan
Lull dan Martyn itu ditulis oleh Samuel M Zwemmer, misionaris
Kristen terkenal di Timur Tengah dalam buku Islam, A Challenge
to Faith (edisi pertama tahun 1907). Buku yang berisi tentang
strategi menaklukkan dunia Islam. Zwemmer menyebut bukunya
sebagai “Studies on the Mohammedan religion and the needs and
opportunities of the Mohammedan World From the Standpoint of
Christian Missions”. Di akhir penjelasannya tentang al-Qur‟an ,
Zwemmer mencatat: “In this respect the Koran is inferior to the
sacred books of ancient Egypt, India, and China, thought, unlike
them, it is monotheistic. It can not be compared with the Old or
the New Testament” (dalam masalah ini, al-Qur‟an adalah inferior
dibandingkan dengan buku-buku suci Mesir Kuno, India, China.
Meskipun, tidak seperti mereka, al-Qur‟an adalah monoteistik. Ini
85
tidak bisa dibandingkan dengan Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru).
• Strategi penaklukkan Islam melalui pemikiran ini kemudian
dikembangkan oleh para orientalis Barat. Sebagian dari
mereka memang membawa semangat lama kaum misionaris,
sebagian lagi melakukannya untuk kepentingan penjajahan
(kolonialisme), dan sebagian lagi bermotifkan semata-mata
untuk kajian ilmiah. Kini, setelah beratus-ratus tahun, kaum
orientalis telah berhasil meraih sukses besar dalam bidang
studi Islam (Islamic Studies). Bukan saja mereka berhasil
mendirikan pusat-pusat studi Islam di Barat dan menerbitkan
ribuan buku tentang Islam, tetapi mereka juga berhasil
menghimpun literature-literatur Islam dalam jumlah yang
sangat besar
• Tidak hanya sampai di situ, kerja keras mereka ratusan tahun
kemudian, membuahkan hasil yang sangat mengagumkan,
yaitu terciptanya kader-kader cendikiawan dan pemikir dari
kalangan Muslim sendiri, yang getol sekali mengais-ngais dan
membongkar serta menyerang bangunan pemikiran Islam dan
umat Islam, tanpa ilmu dan metodologi yang memadai.
Maka"penaklukan pemikiran" yang dicita-citakan oleh Petrus
Venerabilis telah menjadi sebuah kenyataan.
• Inilah yang menjadi tujuan utama kalangan misionaris Kristen
ketika berlomba-lomba menjelajahi dunia Islam. Sebagaimana
dinyatakan Samuel Martinus Zwemmer dalam konferensi al-
Quds (1935) untuk para misionaris bahwa "Sebenarnya tugas
kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari agamanya
menjadi pemeluk agama kalian. Akan tetapi menjauhkan
mereka dari agamanya (al-Qur‟an dan Sunnah). Sehingga
mereka menjadi orang- orang yang putus hubungan dengan
Tuhannya dan sesamanya (saling bermusuhan), menjadi
terpecah- belah dan jauh dari persatuan. Dengan demikian
kalian telah menyiapkan generasi-generasi baru yang akan
86
memenangkan kalian dan menindas kaum mereka sendiri
sesuai dengan tujuan kalian".
• Zwemmer melanjutkan bahwa sejak 1882 M politik penjajahan
telah menguasai kurikulum pengajaran di sekolah-sekolah
dasar dengan menghapuskan pengajaran al-Qur‟an dan
Sejarah Islam. Dengan demikian, ia telah menciptakan suatu
generasi yang bukan Muslim, bukan Nasrani, dan bukan
Yahudi, yakni generasi yang labil, materialistis, tidak percaya
aqidah, tidak tahu kewajibannya kepada agama, dan tidak
memuliakan tanah airnya (BSOM Unsri, 2009: 26-27).
• ”Ghazwul Fikri” telah dilakukan oleh para orientalis Barat sejak
beberapa ratus tahun yang lalu sebagai warisan dari Perang
Salib dan kolonialisasi alias penjajahan yang mereka
lancarkan. Ini mereka lakukan untuk memperlemah akidah,
ghirah, dan kecintaan (mahabbah) umat Islam terhadap
agamanya. Dengan lemahnya umat Islam, mereka mudah
memecah belah dan menguasai (devide et impera) alias
menjajah semua segi kehidupan umat Islam. Akhirnya, umat
Islam akan turut ke mana angin dihembuskan oleh penjajahnya
(Husaini, 2002: v).
• Salah satu upaya penjajah itu adalah memasukkan
pemahaman bahwa Islam itu hanya sebatas ibadah mahdhah,
tidak ada ekonomi Islam, tidak ada politik dalam Islam, tidak
ada ilmu pengetahuan Islam, tidak ada budaya Islam, dan
sebagainya, sehingga mereka leluasa menyusupkan
ideologinya – baik kapitalisme, sosialisme, komunisme,
utilitarianisme, liberalisme, positivisme, pluralisme,
sekularisme, maupun feminisme ke dalam memori-memori
umat Islam.
• Mereka pisahkan antara dunia dan akhirat; masing-masing dari
keduanya tidak berhubungan dan tidak saling mempengaruhi.
Hukum Islam, mereka lihat sebagai hukum yang kolot,
ketinggalan zaman, dogmatis, dan tanpa metodologis yang
jelas dan ketat. Selanjutnya, lewat tangan dan lisan para
87
sarjana muslim didikan Barat, sebagai perpanjangan tangan
dan mulut para orientalis, ”perang” ini terus mereka lancarkan
dan menusuk langsung ke jantung kaum muslimin (Husaini
2002: v-vi).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Ghazwul Fikri merupakan model
penjajahan baru Barat terhadap Islam, hasil dari ketakutan
berlebih terhadap Islam (Islamofobia) dan secara moral adalah
bentuk penghancuran Islam secara besar-besaran, sistematis,
terkonsep dan tentu saja tindakan tersebut sangat tidak
manusiawi dan tidak beradab. Umat Islam perlu menyikapinya
dengan hati-hati dan kritis upaya-upaya berbagai
Ghazwul Fikri Pola Baru Menyerang Islam│7
pihak yang melonggarkan akidah Islam dan menimbulkan
keraguan umat Islam terhadap al-Qur‟an dan hukum-hukum Allah.
Berikut ini merupakan beberapa contoh pernyataan tokoh dan
intelektual Islam yang sudah terjangkiti virus ghazwul fikri antara
lain :
Pertama, Mun’im Sirry (Indonesian Conference on Religion and
Peace (ICRP): “Sebetulnya apakah Muhammad ini proper name,
sebuah panggilan, atau bahkan sosok fiktif?, bahkan kata
Muhammad baru ditemukan pada abad ke-8 atau ke-9,” Selain itu,
Bung Karno saja yang lahir pada abad ke-20 tempat kelahirannya
masih diperdebatkan, apalagi Muhammad yang terlahir sekitar
1400 tahun yang lalu.”
Kedua, Ahmad Syukron Amin (Anggota Jaringan Islam Liberal):
“Shadaqah ialah pemberian secara sukarela tanpa dibatasi oleh
ruang dan waktu. Ciuman dengan non mahram termasuk
contohnya. Selain itu, Jika lingkungan setempat menganggap
ciuman di muka umum tidak merusak kenyamanan publik, maka
hal tersebut bukan mungkar.”
88
Ketiga, Mohamad Guntur Romli (Anggota Jaringan Islam Liberal):
“Adakah Islam yang murni? Tidak ada. Karena dari sononya Islam
adalah ajaran oplosan.”
Keempat, Ade Armando (Dosen UI): “Allah kan bukan orang Arab.
Tentu Allah senang kalau ayat-ayat-Nya dibaca dengan gaya
Minang, Ambon, Cina, Hiphop, Blues”
Kelima, Lukman Hakim Saifuddin (Menteri Agama): “Orang yang
berpuasa harus menghormati orang yang tidak berpuasa. Oleh
karena itu, pemilik warung makan memiliki hak untuk tetap buka
pada siang hari selama Ramadan.”
89
3. Menjauhkan umat islam dari Al – Qur’an, As Sunnah serta
ajaran – ajarannya melalui keraguan dan penyesatan terhadap
umat islam sehingga menyeret orang awam ke jurang yang
memisahkan mereka dari keislamannya. Bahkan ada yang keluar
dari islam dan berpindah ke agama lain.
4. Agar muslimin beriman pada sebagiannya ayat – ayat Al –
Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir terhadap sebagian
yang lainnya. “Kemudian kamu (bani israil) membunuh dirimu
(saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan dari pada kamu
dari kampong halaman. Kamu bantu membantu terhadap mereka
dengan membuat dosa dan permusuhan tetapi jika mereka dating
kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka. Padahal
mengusir itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman pada
sebagian Al Kitab(taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain?
Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu,
melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari
kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat,
Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” Q.S.Al
Baqarah:85
5. Mendangkalkan Aqidah hingga pemurtadan sehingga umat
Islam akan menjadi lemah dalam segi kuantitas. “Mereka tidak
henti– hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran),
seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad diantara
kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka
itulah sia – sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah
penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.” Al Baqarah:217.
6. Agar generasi kaum muslimin mengikuti syahwat dan
meninggalkan shalat. “Maka datanglah sesudah mereka,
pengganti (yang jelek) yang menyia – nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsu, maka mereka akan menemui
kesesatan.” Q.S.Maryam:59
90
Cara melakukan Ghazwul fikr
Ada beberapa langkah dan strategi yang dalam menjalankan
projek ghazwul fikri:
Politik dan Pemerintahan
Melanggengkan kolonialisme baru di tengah-tengah dunia islam,
menjajah, merampas kekayaan negeri-negeri muslim untuk
kepentingan negara mereka. “membeli” orang-orang yang
berpengaruh dalam negerinya untuk dijadikan antek mereka
sehingga dapat mengendalikan negeri kaum muslimin karena para
penguasanya telah mereka “kuasai”. Mereka berpendapat Agama
tidak perlu dibawa-bawa dalam aktifitas keseharian khususnya
dalam hal pemerintahan. Memecah belah persatuan umat islam
dengan mengelompokkan kaum muslimin kepada, Islam Radikal
atau Islam Fundamentalis, Tradisionalis dan Islam moderat.
Pendidikan.
Pendidikan merupakan target utama ghazwul fikri karena sangat
menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Hal
ini dilakukan dengan membuat sedikitnya porsi pendidikan agama
di sekolah (hanya 2 jam sepekan). Dengan lemahnya basis agama
mereka, maka terjadilah tawuran, seks bebas pelajar yang
meningkatkan AIDS, penyalahgunaan narkoba, vandalism, dan
sebagaimananya. Ini adalah dampak jangka pendek. Sedangkan
dampak jangka panjangnya yaitu rendahnya kualitas pemahaman
agama para calon pemimpin bangsa dimasa depan.
Moral
Merusak moral kaum muslimin dengan cara “memperkenalkan”
pergaulan bebas, Clubbing, free sex, lagu-lagu cengeng tentang
cinta, budaya pacaran dan segudang aktifitas lainnya yang banyak
dilakukan kaum muslimin sekarang ini khususnya generasi muda.
91
Cara melakukan Ghazwul fikr
Pengaburan Sejarah
Materi tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan
diselewengkan habis-habisan sehingga hampir tidak ditemui
pemaparan sejarah islam dan sumbangannya dalam
perkembangan budaya dan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah
yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang membuat generasi muda
silau dengan tokoh – tokoh kafir dan minder terhadap sejarahnya
sendiri. Ketika berbicara sejarah islam, di benak mereka hanyalah
terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan darah
sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat.
Penamaan perguruan tinggi, gedung, perlambangan, penghargaan
dan pusat ilmu lainnya dengan bahasa Hindu Sanksekerta,
sehinga semakin hilanglah mutiara kegemilangan islam dihati
para generasi muda.
Ekonomi
Diajarkan bahwa ekonomi yaitu mencari keuntungan sebesar –
besarnya dengan pengorbanan sekecil–kecilnya. Ketika motto ini
ditelan habis – habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak lagi
memperhatikan halal atau haram, yang penting adalah bagaimana
supaya untung sebesar – besarnya melalui system ekonomi
kapitalisme, yaitu monopoli, riba dan pemihakan kepada para
konglomerat.
llmu Alam dan Sosial
Dilakukannya sekularisasi antara ilmu pengetahuan dengan ilmu
agama. Bahaya lainnya adalah penisbatan teori– teori ilmu
pengetahuan kepada para ilmuan tanpa mengembalikannya
kepada sang pemberi dan pemilik ilmu, sehingga kekaguman dan
pujian hanya berhenti pada diri para ilmuwan dan tidak bermuara
kepada Allah SWT. Berkembangnya berbagai teori – teori sesaat
belum diterima secara ilmiah tetapi disebarkan secara besar–
besaran oleh kelompok tertentu untuk menimbulkan keraguan
92
pada agama. Misalnya, teori tentang asal usul makhluk hidup dari
Darwin tapi sudah “diindoktrinasikan“ kemana mana. Atau, teori
Libido seksualnya Freud, yang menyatakan bahwa jika manusia
tidak dibebaskan keinginan seksualnya akan mengakibatkan
terjadinya gangguan kejiwaan. Teori ini sudah dibantah secara
ilmiah dan pencetusnya Freud yang terus menggembar –
gemborkan kebebasan seksual namun mati karena menderita
penya
Bahasa
Tidak diajarkannya bahasa Al – Qur’an di sekolah karena
menganggapnya tidak perlu sehingga menjadi bencana bagi kaum
muslimin Indonesia. Dengan tidak memahami Al – Qur’an,
mayoritas kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa kandungan
Al – Qur’an,
“Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al –
Kitab (taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka
hanya menduga – duga“.
Akibatnya, Al – Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti yang
dinikmati iramanya seperti layaknya lagu – lagu dan nyayian
belaka, yang akhirnya ditinggalkan. “Berkata Rasul: Ya tuhanku,
sesungguhnya kaumku menjadikan Al – Qur’an ini suatu yang
tidak diacuhkan.Dan seperti itulah, setelah kami adakan bagi tiap
– tiap nabi, musuh dari orang – orang yang berdosa dan cukuplah
Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong”. Al
Furqaan:31.
Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa Al – Qur’an adalah
terputusnya hubungan kaum muslimin dengan perbendaharaan
ilmu keislaman yang telah disusun dan dibukukan selama 1000
tahun oleh para pakar dan ilmuwan islam terdahulu yang
jumlahnya mencapai jutaan judul buku, mencakup bidang –
bidang akidah, tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh, ulumul qur’an,
tazkiyyah dan sebagainya.
93
Cara melakukan Ghazwul fikr
• Hukum
• Menumbuhkan keraguan terhadap ajaran islam dengan
mengacak-acak syari’at Islam, menyebut syari’at islam sudah
tertinggal oleh jaman tidak bisa diterapkan lagi dalam
kehidupan sekarang. Mereka juga menciptakan sekulerisme
(memisahkan agama dari kehidupan). Penggunaan acuan
hukum warisan kolonial yang dipertahankan sebagai hukum
yang berlaku, reduksi, dan penghapusan hukum Allah SWT
dan Rasul – Nya. Rasa takut dan alergi terhadap segala yang
berbau syariat islam merupakan keberhasilan ghazwul
fikri (GF) dibidang ini. Penggambaran potong tangan bagi
pencuri dan rajam bagi penzina selalu ditonjolkan saat
pembicaraan adopsi terhadap hukum islam sebgai tidak
manusiawi dan melanggar HAM.
• Mereka melupakan bahwa hukum islam berpihak (melindungi)
korban kejahatan, sehingga hukuman keras dijatuhkan kepada
pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak terulang dan orang
lain takut untuk berbuat yang sama.Sebaliknya, hukum barat
melindungi pelaku kejahatan, sehingga dengan hukuman
tersebut memungkinkannya untuk mengulang lagi
kejahatannya karena ringannya hukuman tersebut. Tingkat
perkosaan di Kanada selama sehari sama dengan kejahatan
yang sama di Kuwait selama 12 tahun, Polling masyarakat
Amerika Serikat menunjukkan bahwa 1 dari 3 masyarakat
Amerika Serikat menyetujui dijatuhkannya hukuman mati
untuk pemerkosa.
• Pengiriman pelajar ke Luar Negeri.
• Melalui Brain drain dan Brain Washing, para intelektual
negara–negara islam beralih ke negara – negara maju karena
insentif lebih besar dan fasilitas hidup lebih mewah. Hal ini
menyebabkan lambatnya pembangunan di negara – negara
Islam dan semakin cepatnya kemajuan di negara – negara
94
barat. SDM bergelar doctor (S3) di Indonesia baru 60 per sejuta
penduduk, sedangkan USA dan Eropa 2500 – 3000 orang per
sejuta, dan di Israel 16.000/sejuta penduduk.
• Brain washing (cuci otak) dialami oleh para intelektual yang
berangkat ke negara–negara barat tanpa dibekali dasar–dasar
keislaman yang cukup. Akibatnya, mereka pulang dengan
membawa pola pikir dan perilaku yang bertentangan dengan
nilai islam. Bahkan mereka ikut andil dalam membantu
melanggengkan kepentingan barat dinegara mereka.
• 10. Media massa
• Terjadinya perubahan kegiatan sehari – hari dalam keluarga
muslim. Dulu selepas maghrib, anak – anak biasanya mengaji
dan belajar agama. Sekarang, selepas maghrib anak – anak
menonton acara TV yang kebanyakan merusak dan tidak
bermanfaat. Film yang diputar 90% film bergaya barat, film
nasional bergaya barat, film – film mandarin, dan film – film
india. Porsi film – film islami dapat dikatakan tidak ada.
Sementara bagi para remaja dan orang tua dibandingkan
datang ke pengajian dan majlis taklim, mereka lebih senang
menghabiskan waktunya dengan menonton TV. Sebenarnya
TV dapat menjadi sarana dakwah yang luar biasa karena
memiliki pengaruh tertinggi dalam membentuk kepribadian
individu maupun masyarakat) asal dikemas dan dirancang
sesuai dengan nilai – nilai islam. Media massa yang ada tidak
berusaha ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan
menokohkan para ulama, ilmuwan, dan orang – orang yang
dapat mendorong membangun bangsa agar mencapai
kemajuan IMTAK dan IPTEK sebagaimana yang digembar –
gemborkan. Tokoh yang ditampilkan adalah selebriti yang
menjalankan gaya hidup borjuis, menghambur–hamburkan
uang, jauh dari IPTEK dan nilai – nilai agama.Hal ini jelas besar
dampaknya pada generasi muda dalam memilih dan
menentukan gaya hidup, cita – citanya dan tentunya pada
kualitas bangsa dan Negara.
95
• Membentuk opini dan menumbuhkan Islamphobia baik pada
kalangan Islam maupun non-islam. Mereka menciptakan ide
‘Perang melawan Teroris’ yang hakikatnya perang melawan
pejuang Islam untuk menegakkan Kalimatullah. Mereka
mencitrakan Aktifis dakwah sebagai teroris dan berbahaya.
98