Dimana pernikahan merupakan sebuah perintah agama. Sedangkan di sisi lain adalah satu-
satunya jalan penyaluran seks yang disahkan oleh agama. Berdasarkan sudut pandang ini, maka
ketika orang melakukan pernikahan pada saat yang bersamaan mereka bukan saja memiliki
keinginan untuk melakukan perintah agama, namun juga memiliki keinginan memenuhi
kebutuhan biologisnya yang secara kodrat memang harus disalurkan.
Sebagaimana kebutuhan lainnya dalam kehidupan ini, kebutuhan biologis sebenarnya
juga harus dipenuhi. Agama islam telah menetapkan bahwa satu-satunya jalan untuk memenuhi
kebutuhan biologis manusia adalah hanya dengan pernikahan, pernikahan merupakan satu hal
yang sangat menarik jika kita lebih mencermati kandungan makna tentang masalah pernikahan
ini. Di dalam al-Qur’an telah dijelaskan bahwa pernikahan ternyata juga dapat membawa
kedamaian dalam hidup seseorang (litaskunu ilaiha). Ini berarti pernikahan sesungguhnya bukan
hanya sekedar sebagai sarana penyaluran kebutuhan seks namun lebih dari itu pernikahan juga
menjanjikan perdamaian hidup bagi manusia dimana setiap manusia dapat membangun surge
dunia di dalamnya. Semua hal itu akan terjadi apabila pernikahan tersebut benar-benar
dilaksanakan dengan cara yang sesuai serta jalur yang telah ditetapkan islam.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas timbul permasalahan yang perlu di dibahas sedikit tentang:
1. Apa definisi/pengertian pernikahan ?
2. Apa Dalil yang berkaitan dengan manahakat(pernikahan)?
3. Bagaimana hukum pernikahan dalam Islam?
4. Apa saja tujuan pernikahan itu ?
5. Siapa saja orang yang tidak boleh dinikahi dalam islam ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pernikahan
2. Untuk mengetahui Dalil yang berkaitan dengan manahakat(pernikahan).
3. Untuk mengetahui bagaimana hukum pernikahan dalam Islam.
4. Untuk mengetahui apa saja tujuan pernikahan.
5. Untuk mengetahui siapa saja orang yang tidak boleh dinikahi dalam Islam.
1. Pengertian Pernikahan
Secara bahasa, arti “nikah” berarti “mengumpulkan, menggabungkan, atau menjodohkan”. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ”nikah” diartikan sebagai “perjanjian antara laki-laki dan perempuan
untuk bersuami istri (dengan resmi) atau “pernikahan”. Sedang menurut syari’ah, “nikah” berarti akad
yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya yang
menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing. Dalam Undang-undang Pernikahan RI (UUPRI) Nomor
1 Tahun 1974, definisi atau pengertian perkawinan atau pernikahan ialah “ikatan lahir batin antara
seorang pria dan wanita sebagai suami istri, dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
berbahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Pernikahan sama artinya dengan
perkawinan. Allah Swt. berfirman: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu
senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat
kepada tidak berbuat aniaya”. (Q.S. an-Nisa/4:3)
A. Dalil Yang Berkaitan dengan Manahakat(Pernikahan) Dalam Islam
Banyak sekali kita jumpai ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits yang yang berkaitan
dengan pernikahan, seperti anjuran menikah, hukum nikah, aturan dan segala hal yang berkaitan
dengan sebuah pernikahan.
1. Ayat-ayat Al-Qur’an tentang Pernikahan
Adapun ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan pernikahan diantaranya yaitu
sebagai berikut:
a. Surat An-Nisa Ayat 3
Artinya: “…Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau
budak-budak yang kamu miliki“. (QS. An-Nisa: 3)
Artinya: “Empat perkara yang termasuk sunnah para rasul, yaitu sifat malu, memakai
wewangian, bersiwak dan menikah“. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
Artinya: “Barangsiapa yang Allah beri rezeki kepadanya berupa istri shalihah, berarti Allah
telah menolongnya atas separuh agamanya. Maka bertakwalah kepada Allah untuk separuh
yang lainnya“. (HR. At-Thabrani)
Artinya: “Nikah itu adalah sunnahku. Maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku berarti
ia bukan golonganku“. (HR. Ibnu Majah)
C.Tujuan pernikahan
Seseorang yang akan menikah harus memiliki tujuan positif dan mulia untuk membina keluarga
sakinah dalam rumah tangga, di antaranya sebagai berikut.
a. Untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi, Rasulullah saw.,
bersabda:
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi Muhammad saw., beliau bersabda:
“wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, kedudukannya,
kecantikannya, dan karena agamanya. Nikahilah wanita karena agamanya,
kalau tidak kamu akan celaka” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
65686485
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
i. Pernikahan yaitu ikatan dua orang hamba berbeda jenis dengan suatu
ikatan akad
ii. Pernikahan begitu dianjurkan menurut dalil Al-Qur’an maupun Hadits
iii. Tujuan adanya pernikahanan ternyata sangat banyak ditinjau dari berbagai
sisi
iv. Hukum-hukumnya nikah adalah wajib, Sunnah, mubah, haram, makruh.
v. Didalam perikahan tidak sembarang orang bisa dinikahi karena terdapat
mahram ( orang yang tidak boleh dinkahi )
b. Hikmah
i. Pernikahan yang sah menjadikan hubungan antara seorang laki-laki dan
perempuan yang bukan muhrim menjadi halal.
ii. Pernikahan mempererat tali silaturrahmi antar keluarga .
iii. Pernikahan juga dapat
c. Saran
Akhirnya, pemakalah mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu
di dalam menyelesaikan makalah kami ini. Disamping itu, kritik dan saran dari siswa serta guru
pengampu dan para pembaca sangat kami harapkan, demi kebaikan kita bersama terutama bagi
pemakalah. Juga diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat menambah wawasan
juga menggali dalam mengenai pernikahan yang diridhoi alloh swt.
DAFTAR PUSTAKA
http://mhraka.blogspot.com/2018/01/makalah-membangun-mahligai-rumah-tangga.html
http://islammakalah.blogspot.com/p/blog-page_27.html
Buku Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti_Kurikulum 2013 EDISI REVISI
2018_SMA/MA/SMK/MAK KELAS XII