Oleh :
M. AINUL YAQIN (4011821013)
YUNUS (4011821012)
HIZKIL ROY NUROL HIDAYAH (4011921061)
KHOIRUL MUTTAQIN (4011821003)
ABDUL KARIM (4011821043)
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas limpahan Rahmat-Nya, sehingga
penulis beserta teman-teman kelompok 1 dapat menyelesaikan makalah tentang “ Konsep
Pernikahan dalam Al-Qur’an”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Dosen mata kuliah Al-Qur’an yaitu Bapak Drs. Nursaman M.Pd.I. .Penulis
mengharapkan makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini menambah
pengetahuan dan wawasan kita tentang penelitian agama, kontruksi penelitian agama dan
model-model penelitian agama.Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan
kelompok yang telah mendukung dan menjalin kerjasama yang baik sehingga makalah ini
dapat diselesaikan.
Penulis menyadari makalah ini terdapat banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Kami
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pernikahan ……………...............................................................5
2.2 Dasar Hukum Pernikahan ...………...............................................................6
2.3 Tujuan Pernikahan …………….……...........................................................7
2.3 Hikmah Pernikahan …………….…….......................................................10
A. Pengertian Pernikahan
Pernikahan dalam fiqih berbahasa arab ada dua kata, yaitu nikah dan zawaj.
Kata na-kaha dan za-wa-ja terdapat dalam Al-Qur’an dengan arti kawin yang berarti
bergabung, hubungan kelamin, dan juga berarti akad.
Secara bahasa nikah adalah hubungan intim dan mengumpuli. Sedangkan arti
nikah menurut istilah adalah melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikat
diri antara seorang laki-laki dengan seorang wanita untuk menghalalkan suatu
hubungan kelamin antara keduanya sebagai dasar suka rela atau keridhaan hidup
keluarga yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman dengan cara yang diridhai
Allah SWT.
Menurut ulama Syafi’iyah adalah suatu akad dengan menggunakan lafal nikah
atau zawj yang menyimpan arti wati’ (hubungan intim). Artinya dengan pernikahan
seseorang dapat memiliki atau dapat kesenangan dari pasangannya.
Menurut Fiqh, nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama
dalam pergaulan atau masyarakat yang sempurna. Pernikahan itu bukan hanya untuk
mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi juga perkenalan antara suatu
kaum dengan kaum yang lainnya.
َو ِإْن ِخ ْفُتْم َأاَّل ُتْقِس ُطوا ِفي اْلَيَتاَم ٰى َفانِكُحوا َم ا َط اَب َلُك م ِّم َن الِّنَس اِء َم ْثَنٰى َو ُثاَل َث
َو ُر َباَع ۖ َفِإْن ِخ ْفُتْم َأاَّل َتْع ِد ُلوا َفَو اِح َد ًة َأْو َم ا َم َلَك ْت َأْيَم اُنُك ْم ۚ َٰذ ِل َك َأْدَنٰى َأاَّل َتُعوُل وا
3
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika
kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau
budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada
tidak berbuat aniaya.”(QS. An-Nisa’ : 3)
Ayat ini memerintahkan kepada orang laki-laki yang sudah mampu
untuk melaksanakan nikah. Adapun yang dimaksud adil dalam ayat ini adalah
adil didalam memberikan kepada istri berupa pakaian, tempat, giliran dan lain -
lain yang bersifat lahiriah. Ayat ini juga menerangkan bahwa islam
memperbolehkan poligami dengan syarat - syarat tertentu.
ُهَو اَّلِذ ي َخ َلَقُك م ِّم ن َّنْفٍس َو اِح َد ٍة َو َجَعَل ِم ْنَها َز ْو َجَها ِلَيْس ُك َن ِإَلْيَها ۖ َفَلَّم ا َتَغ َّش اَها
َح َم َلْت َحْم اًل َخ ِفيًفا َفَم َّر ْت ِب ِه ۖ َفَلَّم ا َأْثَقَلت َّد َع َو ا َهَّللا َر َّبُهَم ا َلِئْن آَتْيَتَن ا َص اِلًحا
189 َّلَنُك وَنَّن ِم َن الَّش اِكِر يَن
“Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia
menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah
dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah
dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat,
keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata:
b. Dalil As-Sunnah
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud r.a. dari Rasulullah yang bersabda :,
،رUUه أغض للبصUUاءة فليتزوج؛ فإنUUتطاع منكم البUU من اس،«يا معشر الشباب
ومن لم يستطع فعليه بالصوم؛ فإنه له ِو َج اٌء،وأحصن للفرج
“Wahai para pemuda, barangsiapa dioantara kalian memiliki kemampuan,
maka nikahilah, karena itu dapat lebih baik menahan pandangan dan menjaga
kehormatan. Dan siapa yang tidak memiiki kemampuan itu, hendaklah ia
selalu berpuasa, sebab puasa itu merupakan kendali baginya. (H.R.Bukhari-
Muslim).
َتَز َّو ُجوا اْلَو ُد وَد اْلَو ُلوَد َفِإِّنى ُم َك اِثٌر ِبُك ُم اُألَمَم
“Nikahilah wanita yang sangat cinta dan subur. Karena aku akan berbangga
dengan kalian dihadapan umat yang lain” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)
C. Tujuan Pernikahan.
1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia Yang Asasi
Pernikahan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk memenuhi
kebutuhan ini yaitu dengan aqad nikah (melalui jenjang pernikahan), bukan
dengan cara yang amat kotor menjijikan seperti cara-cara orang sekarang ini
dengan berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi, homo, dan lain
sebagainya yang telah menyimpang dan diharamkan oleh Islam.
2. Untuk Membentengi Ahlak Yang Luhur
Sasaran utama dari disyari’atkannya pernikahan dalam Islam di antaranya
ialah untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji, yang
telah menurunkan dan meninabobokan martabat manusia yang luhur. Islam
وا ِمَّم ٓا ۟ ٱلَّطَٰل ُق َم َّرَتاِن ۖ َفِإْمَس اٌك ۢ ِبَم ْعُروٍف َأْو َتْس ِر يٌح ۢ ِبِإْح َٰس ٍن ۗ َو اَل َيِح ُّل َلُك ْم َأن َتْأُخ ُذ
َء اَتْيُتُم وُهَّن َش ْئًـا ِإٓاَّل َأن َيَخاَفٓا َأاَّل ُيِقيَم ا ُح ُد وَد ٱِهَّلل ۖ َف ِإْن ِخ ْفُتْم َأاَّل ُيِقيَم ا ُح ُد وَد ٱِهَّلل َفاَل
ُجَناَح َع َلْيِهَم ا ِفيَم ا ٱْفَت َد ْت ِبِهۦ ۗ ِتْل َك ُح ُد وُد ٱِهَّلل َفاَل َتْعَت ُد وَها ۚ َو َم ن َيَتَع َّد ُح ُد وَد ٱِهَّلل
229 َفُأوَٰ۟ٓلِئَك ُهُم ٱلَّٰظ ِلُم وَن
“Artinya : Thalaq (yang dapat dirujuki) dua kali, setelah itu boleh rujuk lagi
dengan cara ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi
kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka,
kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum
Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh
istri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu
melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah
orang-orang yang dhalim.” (QS. Al-Baqarah : 229)
Yakni keduanya sudah tidak sanggup melaksanakan syari’at Allah. Dan
dibenarkan rujuk (kembali nikah lagi) bila keduanya sanggup menegakkan batas-
batas Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah lanjutan ayat
di atas : “Artinya : “Kemudian jika si suami menthalaqnya (sesudah thalaq yang
kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga dikawin dengan
suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak
ada dosa bagi keduanya (bekas suami yang pertama dan istri) untuk kawin
َقاُلوا َيا َر ُسوَل ِهَّللا َأَيْأِتى َأَح ُد َنا َشْهَو َتُه َو َيُك وُن َلُه ِفيَها.» َو ِفى ُبْض ِع َأَحِد ُك ْم َص َد َقٌة
َأْج ٌر َقاَل « َأَر َأْيُتْم َلْو َو َض َعَها ِفى َحَر اٍم َأَك اَن َع َلْيِه ِفيَها ِو ْز ٌر َفَك َذ ِلَك ِإَذ ا َو َض َعَها ِفى
» اْلَح َالِل َك اَن َلُه َأْج ٌر
َو ُهّٰللا َجَعَل َلُك ْم ِّم ْن َاْنُفِس ُك ْم َاْز َو اًجا َّو َجَعَل َلُك ْم ِّم ْن َاْز َو اِج ُك ْم َبِنْيَن َو َح َف َد ًة َّو َر َز َقُك ْم ِّم َن
72 الَّطِّيٰب ِتۗ َاَفِباْلَباِط ِل ُيْؤ ِم ُنْو َن َو ِبِنْع َم ِت ِهّٰللا ُهْم َيْكُفُرْو َن
D. Hikmah Pernikahan
Allah SWT berfirman :
َو ِم ْن آَياِتِه َأْن َخ َلَق َلُك ْم ِم ْن َأْنُفِس ُك ْم َأْز َو اًجا ِلَتْس ُكُنوا ِإَلْيَها َو َجَعَل َبْيَنُك ْم َم َو َّد ًة َو َر ْح َم ًة ۚ ِإَّن
ِفي َٰذ ِلَك آَل َياٍت ِلَقْو ٍم َيَتَفَّك ُروَن
a) Mampu menjaga kelangsungan hidup manusia dengan jalan berkembang biak dan
berketurunan.
BAB III
E. Kesimpulan
Nikah ialah melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikat diri antara
seorang laki-laki dengan seorang wanita untuk menghalalkan suatu hubungan kelamin
antara keduanya sebagai dasar suka rela atau keridhaan hidup keluarga yang diliputi
rasa kasih sayang dan ketentraman dengan cara yang diridhai Allah SWT. Dasar
hukum pernikahan banyak tercantum dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits, dan
pernikahan merupakan Sunnah Rasulullah. Hikmah dalam pernikahan yaitu : Mampu
menjaga kelangsungan hidup manusia dengan jalan berkembang biak dan
berketurunan, mampu menjaga suami istri terjerumus dalam perbuatan nista dan
mampu mengekang syahwat seta menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan,
mampu menenangkan dan menentramkan jiwa denagn cara duduk-duduk dan
F. Penutup
Dari beberapa Uraian diatas jelas banyaklah kesalahan serta kekeliruan, baik
disengaja maupun tidak, dari itu kami harapkan kritik dan sarannya untuk
memperbaiki segala keterbatasan yang kami punya, sebab manusia adalah tempatnya
salah dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
Asfihani, al Garib al-.Tanpa Tahun. Mufradat al Faz al-Quran. TTP : Dar al Katib al-Arabi
Baqi, Muhammad Fuad Abd al-.1987. al- Mu’jam al- Mufahras li al-Faz alQuran al-
Karim. Beirut : Dar al-Fikr.
Donohue, John J.. dan John L. Esposito.1995. Islam dan Pembaharuan Ensiklopedi
Masalah-Masalah. Kata Pengantar M. Amin
Jauziyah, Ibn al-Qayyim al. 1955. A’lam al-Muwaqi’in. Mesir: Maktabah atTijariyah.
Mu’allim, Amir dan Yusdani. 1999. Konfigurasi Pemikiran Hukum Islam. Yogyakarta
: UII-Press.
Mudzhar, M. Atho. 1998a. Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Powers, David S. 1986. Studies in Quran and Hadith : The formation of Islamic of
Inheritance, Berkley: University of California Press.
Qasimi, Muhammad Jamaluddin al-. Tanpa Tahun. Mahasin al- Ta’wil Juz XIII.
Beirut : Dar al Fikr.
Sabuni, Muhammad Ali as-. 1972. Rawai’ al Bayan :Tafsir Ayat al-Ahkam min
Alquran. Kuwait : Dar Alquran al-Karim.
Siraj, Muhammad. 1993. “ Hukum Keluarga di Mesir dan Pakistan “ dalam Islam,
Negara dan Hukum. Seri INIS XVI Kumpulan Karangan di Bawah