Anda di halaman 1dari 64

MAKALAH AGAMA ISLAM

BAB NIKAH
DOSEN PEMBIMBING: Hj. Munfaridah.,S.Pdi

Di susun oleh Kelompok 6:


SIFA YUNISA (20024099021)
WAFIQ AZIZAH (20024099022)
YOLANDINA PRATAMA (20024099023)
ZENI PERMANA (20024099025)

PONDOK PESANTREN KALIMOSODO


AKADEMI KEPERAWATAN BAITUL HIKMAH BANDAR
LAMPUNG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-nya sehingga kami dapat menyeselesaikan tugas makalah, yang berjudul

BAB NIKAH Ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

dari ibu Hj. Munfaridah., S. Pdi selaku dosen pada bidang studi agama islam .

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang materi

bab nikah bagi para pembaca dan penulis.

B. Lampung,21 november 2021

PENULIS

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................

BAB I Pendahuluan...................................................................................

A. Dasar Surat. ...........................................................................................


B. Meminang
C. Hukum nikah..........................................................................................
D. Rukun nikah ..........................................................................................
E. Enggan atau keberatan wali ..................................................................
F. Mahar (maskawin) ................................................................................
G. Mut’ah (pemberian)...............................................................................
H. Perayaan….............................................................................................
I. Nusyuz (durhaka)...................................................................................
J. Talak (perceraian)..................................................................................
K. Pendapat talak 3.....................................................................................
L. Memaksakan talak tebus........................................................................
M. Denda (kafarat) zihar.............................................................................
N. Iddah hak perempuan dalam iddah........................................................
O. Rujuk......................................................................................................
P. Hukum rujuk..........................................................................................
Q. Rujuk dengan perbuatan (campur).........................................................
R. Nafkah....................................................................................................
S. Syarat syarat menjadi pendidik..............................................................

BAB II Penutup………………………………………………………….

Kesimpulan..................................................................................................

3
Daftar pustaka..............................................................................................

4
BAB I PENDAHULUAN

BAB NIKAH / KITAB NIKAH

(PERNIKAHAN)

A. DASAR SURAT

An- Nur Ayat 32

‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ْ َ‫ َر ۤا َء يُ ْغنِ ِه ُم ُ ِمنْ ف‬7َ‫صلِ ِحيْنَ ِمنْ ِعبَا ِد ُك ْم َواِ َم ۤا ِٕى ُك ۗ ْم اِنْ يَّ ُك ْونُ ْوا فُق‬
ِ ‫لِ ٖ ۗه َو ُ َو‬7‫ض‬
‫ ٌع‬7‫اس‬ ّ ٰ ‫َواَ ْن ِك ُحوا ااْل َيَامٰ ى ِم ْن ُك ْم َوال‬

‫َعلِ ْي ٌم‬

Artinya: Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu,

dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang

laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan

kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya),

Maha Mengetahui.

Firman Allah Swt.: Ta’arif pernikahan ialah akad yang menghalalkan

pergaulan atau membatasi hak dan kewajiban serta tolong – menolong antara

seorang laki laki dan seorang perempuan yang bukan maharam.

Firman allah swt :

َ ‫ٓا ِء َم ۡث ٰنى َوثُ ٰل‬D‫اب لَـ ُكمۡ ِّمنَ النِّ َس‬


‫ ِدلُ ۡوا‬D‫ا ِ ۡن ِخ ۡفتُمۡ اَاَّل ت َۡع‬Dَ‫ث َور ُٰب َ‌ع ۚ‌ ف‬ َ َ‫َواِ ۡن ِخ ۡفتُمۡ اَاَّل تُ ۡق ِسطُ ۡوا فِى ۡاليَ ٰتمٰ ى فَا ْن ِكح ُۡوا َما ط‬

‫ك اَ ۡد ٰنٓى اَاَّل تَع ُۡولُ ۡوا‬


َ ِ‫اح َدةً اَ ۡو َما َملَـ َك ۡت اَ ۡي َمانُ ُكمۡ‌ ؕ ٰذ ل‬
ِ ‫فَ َو‬

Artinya: Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap

(hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah

5
perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu

khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau

hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat

agar kamu tidak berbuat zhalim.

Nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama dalam

pergaulan atau masyarakat yang sempurna. Pernikahan itu bukan saja

merupakan satu jalan yang amat mulia untuk mengatur kehidupan rumah

tangga dan eturunan, tetapi juga dapat dipandang sebagai sa tu jalan menuju

pintu perkenalan antara suatu kaum dengan kaum lain, dan perkenalan itu akan

menjadi jalan untuk menyampaikan pertolongan antara satu dengan yang

lainnya. Sebenarnya pertalian nikah adalah pertalian yang seteguh-teguh nya

dalam hidup dan kehidupan manusia, bukan saja antara suami istri dan

keturunannya, melainkan antara dua keluarga. Betapa tidak? Dari baiknya

pergaulan antara si istri dengan suaminya, kasih mengasihi, akan berpindahlah

kebaikan itu kepada semua keluarga dari kedua belah pihaknya, sehingga

mereka menjadi satu dalam se gala urusan bertolong-tolongan sesamanya

dalam menjalankan ke baikan dan mencegah segala kejahatan. Selain itu,

dengan pernikahan seseorang akan terpelihara dari kebinasaan hawa nafsunya.

Sabda Rasulullah Saw.:

‫يامعشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج فإنه أغض للبصر ن‬

‫ رواه البراعة‬. ‫وأحصن للفرج ومن لم يستطع فعليه بالصور فإنه له وجاء‬

6
Artinya: "Hai pemuda-pemuda, barang siapa di antara kamu yang mampu

serta berkeinginan hendak menikah, hendaklah dia menikah. Ka rena

sesungguhnya pernikahan itu dapat merundukkan pandang. an mata

terhadap orang yang tidak halal dilihatnya, dan akan memeliharanya dari

godaan syahwat. Dan barang siapa yang ti dak mampu menikah,

hendaklah dia puasa, karena dengan puasa hawa nafsunya terhadap

perempuan akan berkurang." (Riwayat Jamaah ahli hadis)

‫ رواه الحاكم وأبوداور‬.‫عن عائشة تزوجوا النساء فإنهن يأتينكم بالمال‬

Artinya: Aisyah, "Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesung guhnya

mereka akan mendatangkan herta (rezeki) bagi kamu." (Riwayat Hakim

dan Abu Dawud)

‫رواه حسام عن عمرو بن العاص الثنيامتاع وخير متاعها المرأة الصالحة‬

Artinya: Dari Amr Ibnu Aş, "Dunia itu harta benda, dan sebaik-baik harta

benda dunia adalah perempuan yang saleh." (Riwayat Muslim).

Dalam pada itu, faedah yang terbesar dalam pernikahan ialah untuk

menjaga dan memelihara perempuan yang bersifat lemah itu dari ke binasaan,

sebab seorang perempuan, apabila ia sudah menikah, maka nafkahnya (biaya

hidupnya) wajib ditanggung oleh suaminya. Perni kahan juga berguna untuk

7
memelihara kerukunan anak cucu (ketu runan), sebab kalau tidak dengan

nikah, tentulah anak tidak berke tentuan siapa yang akan mengurusnya dan

siapa yang bertanggung jawab atasnya. Nikah juga dipandang sebagai

kemaslahatan umum, sebab kalau tidak ada pernikahan, tentu manusia akan

menurutkan sifat kebinatangan, dan dengan sifat itu akan timbul perselisihan,

bencana, dan permusuhan antara sesamanya, yang mungkin juga sampai

menimbulkan pembunuhan yang mahadahsyat.

Oleh sebab itu, syariat Islam mengadakan beberapa peraturan untuk

menjaga keselamatan pernikahan ini. Tetapi sebelum menerangkan syarat-

syarat dan rukunnya, begitu juga kewajiban dan hak masing-masing antara

suami istri, terlebih dahulu akan diuraikan tujuan pernikahan dalam anggapan

yang berlaku dalam kehendak manusia. Telah berlaku anggapan kebanyakan

pemuda dari dahulu sampai sekarang, mereka ingin menikah karena beberapa

sebab, di antaranya:

1. Karena mengharapkan harta benda.

2. Karena mengharapkan kebangsawanannya.

3. Karena ingin melihat kecantikannya

4.Karena agama dan budi pekertinya yang baik.

Yang pertama, karena harta. Kehendak ini datang baik dari pihak ki-laki

maupun dari pihak perempuan. Misalnya ingin menikah ngan seorang

hartawan, sekalipun dia tahu bahwa pernikahan itu s dak akan sesuai dengan

keadaan dirinya dan kehendak masyarak orang yang mementingkan pernikahan

8
disebabkan harta benda yang diharap-harapnya atau yang akan dipungutnya.

Pandangan ini buk lah pandangan yang sehat, lebih-lebih kalau hal ini terjadi

dari piha laki-laki, sebab hal itu sudah tentu akan menjatuhkan dirinya di

bawah pengaruh perempuan dari hartanya. Hal yang demikian adalah

berlawanan dengan sunnah alam dan titah Allah yang menjadik manusia. Allah

telah menerangkan dalam Al-Qur'an cara yang sebaik baiknya bagi aturan

kehidupan manusia, yaitu sebagai berikut:

Firman Allah Swt.:

٣٤ : ‫ النساء‬. ‫رجال قومون على النساء‬

Artinyaa: "Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita." (A

Nisa: 34)

Sabda Rasulullah Saw.:

‫زع المرأة لمالها حرم هللا مالها وجمالها ومن نكحهالدينها رزقه هللا مالها‬

‫ الحديث‬.‫وجمالها‬

Artinya: "Barang siapa menikahi seorang perempuan karena hartanya,

caya Allah akan melenyapkan harta dan kecantikannya. Dan rang siapa

yang menikahi karena agamanya, niscaya Allah aka memberi karunia

kepadanya dengan harta dan kecantikannya (al-hadis)

Firman allah:

9
‫من تزوج إمرأة لمالهالم يزدة األفقر‬

Artinya: "Barang siapa menikahi seorang perempuan karena kekayaannya,

niscaya tidak akan bertambah kekayaannya, bahkan sebaliknya

kemiskinan yang akan didapatinya."

Yang kedua, karena mengharapkan kebangsawanannya, berarti meng

harapkan gelar atau pangkat. Ini juga tidak akan memberi faedah se bagaimana

yang diharapkannya, bahkan dia akan bertambah hina dan dihinakan, karena

kebangsawanan salah seorang di antara suami istri itu tidak akan berpindah

kepada orang lain.

Sabda Rasulullah Saw.:

ً‫من تزوج امرأة لينهالويزده األزال‬

Artinya: "Barang siapa menikahi seorang perempuan karena kebangsawan

annya, niscaya Allah tidak akan menambah kecuali kehinaan."

Yang ketiga, karena kecantikannya. Menikah karena hal ini sedikit lebih

baik dibandingkan dengan karena harta dan kebangsawanan, sebab harta dapat

lenyap dengan cepat, tetapi kecantikan seseorang d pat bertahan sampai tua,

asal dia jangan bersifat bangga dan som bong karena kecantikannya itu.

Sabda Rasulullah Saw.:

10
‫رديهن‬DDDD‫نهن أن ي‬DDDD‫نهن فعلحس‬DDDD‫وا النساءلحس‬DDDD‫وو رویه وه وه التزوج‬

‫دين‬DD‫وهن على ال‬DD‫والهن أن تطفيهن ولكن تزوج‬DD‫ى ام‬DD‫والتزوجوهن ألموالهـن فعس‬

‫والتة سوداء ذات دينقی‬

Artinya: "Janganlah kamu menikahi perempuan itu karena kecantikannya,

mungkin kecantikannya itu akan membawa kerusakan bagi mereka sendiri.

Dan janganlah kamu menikahi mereka karena mengharap harta mereka,

mungkin hartanya itu akan menyebab kan mereka sombong, tetapi

nikahilah mereka dengan dasar aga ma. Dan sesungguhnya hamba sahaya

yang hitam lebih baik, asal ia beragama." (Riwayat Baihaqi) Yang

keempat, karena agama dan budi pekerti. Inilah yang patut dan balk

menjadi ukuran untuk pergaulan yang akan kekal, serta dapat menjadi

dasar kerukunan dan kemaslahatan rumah tangga mua keluarga.

Firman Allah Swt.:

‫ ون حفظت للغيب بماحفظ هللا‬٣٤ ‫النساء‬

Artinya: "Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang taat kepada lagi

memelihara diri sepeninggal suaminya karena Allah memelihara

(mereka)." (An-Nisa: 34)

Sabda Rasulullah Saw.:

‫نالدينها رزقه هللا مالها‬.

11
Artinya: "Barang siapa menikahi seorang perempuan karena niscaya Allah

mengaruniainya dengan harta."

‫نا امرأة إن نظرت اليها سترتك وان امرتها أطاعتك وان عنها حفظتك في‬

‫مالك ونفيها‬.

Artinya: "Sebaik-baik perempuan ialah perempuan yang apabila eng

memandangnya, ia menyenangkanmu; dan jika engkau meny nya

diturutnya perintahmu; dan jika engkau bepergian, dipe ranya hartamu dan

dijaganya kehormatannya."

Jadi, jelaslah bahwa hendaknya agama dan budi pekerti itulah

menjadi pokok yang utama untuk pemilihan dalam pernikahan keterangan-

keterangan di atas, hendaklah wali-wali anak jangan baranga menjodohkan

anaknya; sebab kalau tidak kebetulan di yang benar, sudah tentu dia

seolah-olah menghukum atau mer akhlak dan jiwa anaknya yang tidak

bersalah itu. Pertimbangk lebih dahulu dengan sedalam-dalamnya antara

manfaat dan mud nya yang bakal terjadi di hari kemudian, sebelum

mempertalikan tu pernikahan.

Sifat-sifat perempuan yang balk

Sebaiknya menjadi perhatian holafur sorang dapat an mutlak,

sebagai teman karib yang akan saling membela untuk se lama-lamanya.

Maka sebelum kita mengutarakan maksud yang ter kandung di hati,

sebaiknyalah kita selidiki lebih dahulu, akan terda pat persesuaian paham

12
atau tidakkah kelak setelah bergaul. Nabi Saw, telah memberi petunjuk

tentang sifat-sifat perempuan yang baik, yaitu:

Yang beragama dan menjalankannya. Keturunan orang yang subur

(mempunyai keturunan yang sehat). Yang masih perawan, Sabda

Rasulullah Saw:

‫عن جابرات التي صل هللا عليه وسلم قال أن المرأة تتكع لدينها ومالها‬

‫ رواه مسلم والتهذي‬.‫وجمالها فعليك بنات الدين‬

Artinya: Dari Jabir, "Sesungguhnya Nabi Saw. telah bersabda, "Sesungguh

nya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, hartanya, dan

kecantikannya; maka pilihlah yang beragama." (Riwayat Muslim dan

Tirmizi)

(Riwayat abuddawud dan nasa’i):

‫عن معقل بن يسار قال جاء رجل إلى النبي صلى هللا عليه وسلم فقال إن‬

‫أصبت امرأة ذات حسب وجمال وانها التدفأتزوجها قال الثم أتاه الثانية‬

‫فنهاه شم آتاه الثالثة فقال تزوجوا الودود الولود رواه ابوداود والنسائي‬

Artinya: Dari Ma'qal bin Yasar. Ia berkata, "Seorang laki-laki telah datang

kepada Nabi Saw. Kata laki-laki itu, 'Saya telah mendapatkan seorang

perempuan bangsawan yang cantik, hanya dia tidak ber anak. Baikkah

saya kawin dengan dia? Jawab Nabi, 'Jangan!" Kemudian laki-laki itu

13
datang untuk kedua kalinya. Beliau tetap melarang. Kemudian pada yang

ketiga kalinya laki-laki itu da tang pula. Nabi bersabda, Kawinlah dengan

orang yang dikasihi lagi subur." (Riwayat Abu Dawud dan Nasai).

riwayat jamaah ahli hadist:

‫عن جابران النبي صلى هللا عليه وسلم قال له ياجابرتزوجت بکر‬

‫انيا قال تيبا فقال هالتزوجت بكاتالعبها وتالعبك رواه الجماعة‬

Artinya: Dari Jabir, sesungguhnya Nabi Saw. telah menyatakan kepada

nya. Sabda beliau, "Hai Jabir, engkau kawin dengan perawan ataukah

dengan janda?" Jawab Jabir, "Saya kawin dengan jan. da." Sabda Nabi,

"Alangkah baiknya jika engkau kawin dengan perawan; engkau dapat

menjadi hiburannya, dan dia pun menjadi hiburan bagimu." (Riwayat

Jamaah ahli hadis)

B. Meminang

Meminang artinya menyatakan permintaan untuk menikah dari seorang laki-

laki kepada seorang perempuan atau sebaliknya dengan perantaraan seseorang

yang dipercayai. Meminang dengan cara tersebut diperbolehkan dalam agama

Islam terhadap gadis atau janda yang telah habis iddahnya; kecuali perempuan

yang masih dalam "iddah bain", sebaiknya dengan jalan sindiran saja. Firman

Allah Swt.:

٢٣٥: ‫ البقرة‬. ‫والجناح عليكم فيما عرضتم به من خطبة النساء‬

14
Artinya: "Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu

dengan sindiran." (Al-Baqarah: 235)

Adapun terhadap perempuan yang masih dalam "iddah raj'iyah", ma ka

haram meminangnya karena perempuan yang masih dalam iddah rajiyah secara

hukum masih berstatus sebagai istri bagi laki-laki yang menceraikannya, dan

dia boleh kembali kepadanya. Demikian juga tidak diizinkan meminang

seorang perempuan yang sedang dip nang oleh orang lain, sebelum nyata

bahwa permintaannya itu tidak diterima.

Allah berfirman

‫المؤمن أخو المؤمن فال يحل للمؤمن أن يخطب على خطبة أخيه حتى‬

‫ رواه أحمد ومسلم‬.‫يذر‬

Artinya: "Orang mukmin adalah saudara orang mukmin. Maka tidak halal

bagi seorang mukmin meminang seorang perempuan yang sedanddipinang

oleh saudaranya, sehingga nyata sudah ditinggalkan nya." (Riwayat

Ahmad dan Muslim).

Hukum melihat orang yang akan dipinang

Sebagian ulama mengatakan bahwa melihat perempuan yang akan di pinang

itu boleh saja. Mereka beralasan kepada hadis Rasulullah Saw. berikut ini:

‫ا‬DD‫ان ان‬D‫ا إذا ك‬D‫ر منه‬D‫ه أن ينظ‬D‫اح علي‬D‫إذا خطب أحدكم إمـرأة فال جن‬

‫ رواه أحمد‬.‫ينظر اليهالخطبة وإن كانت التعلم‬

15
Artinya: "Apabila salah seorang di antara kamu meminang seorang perem

puan, maka tidak berhalangan atasnya untuk melihat perempuan itu, asal

saja melihatnya semata-mata untuk mencari perjodohan, baik diketahui

oleh perempuan itu ataupun tidak." (Riwayat Ahmad)

Ada pula sebagian ulama yang berpendapat bahwa melihat perempu an

yang akan dipinang itu hukumnya sunat. Keterangannya adalah sabda

Rasulullah Saw.:

‫إذا خطب أحدكم المرأة فإن استطاع أن ينظر منها إلى ما يدعوه‬

‫ رواه أحمد وأبوداود‬.‫إلى بنگاجها فليفعل‬

Artinya: "Apabila salah seorang di antara kamu meminang seorang perem

puan, sekiranya dia dapat melihat perempuan itu, hendaklah dili hatnya

sehingga bertambah keinginannya pada pernikahan, maka lakukanlah."

(Riwayat Ahmad dan Abu Dawud)

Jadi, sekiranya tidak dapat dilihat, boleh mengirimkan utusan (se

orang perempuan yang dipercayai) supaya dia dapat menerangkan si fat-

sifat dan keadaan perempuan yang akan dipinangnya itu. Umat Islam

benar-benar telah diberi kelapangan untuk melihat seorang perempuan

yang dipinangnya itu. Tetapi yang boleh dilihat nya adalah muka dan

telapak tangannya.

C. Hukum nikah

1. Jaiz (diperbolehkan), ini asal hukumnya.

16
2. Sunat, bagi orang yang berkehendak serta mampu memberi naf. kah dan

lain-lainnya.

3. Wajib, bagi orang yang mampu memberi nafkah dan dia takut akan tergoda

pada kejahatan (zina).

4. Makruh, bagi orang yang tidak mampu memberi nafkah.

5. Haram, bagi orang yang berniat akan menyakiti perempuan yang

dinikahinya.

D. Rukun nikah

1. Sigar (nigah) yaitu perkataan dari pihak wali perempuan, seperti "1) Bo kata

wali, "Saya nikahkan engkau dengan anak saya bernama Jawab mempelai

laki-laki, "Saya terima menikahi leh juga didahului oleh perkataan dari

pihak mempelai, seperti: "Nikahkanlah saya dengan anakmu." Jawab wali,

"Saya nikahkan engkau dengan anak saya karena maksudnya sama. Tidak

sah akad nikah kecuali dengan lafaz nikah, tazwij, atau terjemahan dari

keduanya.

Sabda Rasulullah Saw.:

.‫ة هللا‬DD‫تحلت وجهن بكلم‬DD‫اتقوا هللا في النساء فإنكم اخذتموهن بإمانة هللا واس‬

‫رواه مسلم فروجهن‬

Artinya: "Takutlah kepada Allah dalam urusan perempuan. Sesungguhnya

kamu ambil mereka dengan kepercayaan Allah, dan kamu halal kan

kehormatan mereka dengan kalimat Allah." (Riwayat Muslim)

17
Yang dimaksud dengan "kalimat Allah" dalam hadis ialah Al Qur'an,

dan dalam Al-Qur'an tidak disebutkan selain dua kalimat itu (nikah dan

tazwij), maka harus dituruti agar tidak salah. Pen dapat yang lain

mengatakan bahwa akad sah dengan lafaz yang lain, asal maknanya sama

dengan kedua lafaz tersebut, karena asal lafaz akad tersebut ma'qul makna,

tidak semata-mata ta'abbudi.

2. Wali (wali si perempuan). Keterangannya adalah sabda Nabi Saw.:

‫أيما امرأة نكحت بغير مادي وليتها فنكاحها باطل محرمه الرابعه اس‬

Artinya: Barang siapa di antara perempuan yang menikah tidak dengan iin

walinya, maka pernikahannya batal." (Riwayat empat orang ahli hadis,

kecuali Nassi)

‫ رواه ابرماعيه والدارقطني‬. ‫لاتزوج المرأة المرأة والتزوج المرأة نفسها‬

Artinya: Janganlah perempuan menikahkan perempuan yang lain, dan ja

ngan pula seorang perempuan menikahkan dirinya sendiri." (Ri wayat Ibnu

Majah dan Daruqutni).

3. Dua orang saksi.

Sabda junjungan kita Saw.:

‫ رواه أحمد‬. ‫النتاج األبولي وشاهدي عذل‬

Artinya: Tidak sah nikah kecuali dengan wali dan dua saksi yang adil."

(Riwayat Ahmad)

18
Susunan wali Yang dianggap sah untuk menjadi wali mempelai perempuan

ialah menurut susunan yang akan diuraikan di bawah ini, karena wali-wali

itu memang telah diketahui oleh orang yang ada pada masa turun ayat:

"Janganlah kamu menghalangi mereka menikah.” (Al-Baqarah: 232), Begitu

juga hadis Ummu Salamah yang telah berkata kepada Rasulullah, "Wali

saya tidak ada seorang pun yang dekat." Semua itu menjadi tanda bahwa

wali-wali itu telah diketahui (dikenal), yaitu:

1. Bapaknya.

2. Kakeknya (bapak dari bapak mempelai perempuan).

3. Saudara laki-laki yang seibu sebapak dengannya.

4. Saudara laki-laki yang sebapak saja dengannya.

5. Anak laki-laki dari saudara laki-laki yang seibu sebapak dengan nya.

6. Anak laki-laki dari saudara laki-laki yang sebapak saja dengan nya.

7, Saudara bapak yang laki-laki (paman dari pihak bapak).

Sabda Rasulullah Saw.:

‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم التتكع االيم حتى‬:‫عن ابي هريرة قال‬

‫ قالوا يارسول هللا وكيف إذنها ؟ قال‬.‫تستأمر والتنكح البكر حتى تستأذن‬

‫ متفق عليه‬.‫أن تسكت‬

Artinya: Dari Abu Hurairah. Ia berkata, "Rasulullah Saw. telah bersabda,

Perempuan janda janganlah dinikahkan sebelum diajak bermu syawarah,

dan perawan sebelum diminta izinnya.' Sahabat-saha bat lalu bertanya,

19
Bagaimana cara izin perawan itu, ya Rasulul lah?' Jawab beliau,

'Diamnya tanda izinnya"." (Riwayat Muttafaq 'alaih)

Oleh pihak pertama, hadis ini dan sebagainya diartikan perintah su nat

atau larangan makruh, bukan perintah wajib atau larangan haram.

Golongan kedua menjawab, bahwa hadis-hadis yang

memperbolehkan si bapak menikahkan anaknya tanpa izin terlebih

dahulu ter jadi sebelum datang perintah yang mewajibkan izin. Kejadian

menge nai diri Aisyah (pernikahannya) dengan Rasulullah Saw. adalah

khu şuşiyyah (tertentu) bagi Rasulullah Saw, sendiri, tidak dapat dijadi

kan dalil untuk umum.

E. Enggan atau keberatan wall

Apabila seorang perempuan telah meminta kepada walinya untuk di nikahkan

dengan seorang laki-laki yang setingkat (se-kufu), dan wall nya berkeberatan

dengan tidak ada alasan, maka hakim berhak meni kahkannya setelah ternyata

keduanya setingkat (se-kufu), dan setelah memberi nasihat kepada wali agar

mencabut keberatannya itu. Apabi la wali tetap berkeberatan, maka hakimh

berhak menikahkan perem puan itu

(Al-Baqarah: 232)

‫عن معقل بن يسار قال زوجت اختالى من رجل فطلقها حتى اذا انقضت‬
‫عدتهاجاء يخطبها فقلت له زوجتك وفرشتك والمتك فطلقتها جنت تخطبها‬
‫وهللا ال تعود اليك ابدا وكان رجـل ال بأس به وكانت المرأة تريد ان ترجع‬

20
‫ ان‬D‫اليه فانزل هللا هذه االية وإذاطلقت النساء فبلغن أجلهن فال تعضلوهن‬
)٢٣٢ : ‫ینکحن ازواج ( البقرة‬
Artinya: Dari Ma'qal bin Yasar. Ia berkata, "Saya telah menikahkan sau

dara saya dengan seseorang, kemudian diceraikannya. Setelah ha bis

iddahnya, laki-laki itu datang meminang saudara saya itu kembali. Saya

katakan kepadanya, 'Saya telah menikahkan eng kau dengan segala

hormat, kemudian engkau ceraikan, sekarang engkau datang

meminangnya.

Demi Allah, saya tidak akan me ngembalikan saudara saya kepadamu.

Keadaan laki-laki itu baik, dan perempuan itu ingin kembali kepadanya."

Maka dengan keja dian ini datanglah wahyu Allah: "Dan apabila kamu

telah mence raikan perempuan, kemudian habis iddahnya, maka janganlah

kamu keberatan menikahkan mereka dengan bekas suaminya."(Al-

Baqarah: 232)

Riwayat bukhori:

‫ رواه البخاري‬،‫فقلت االن افعل يارسول هللا فزوجها اليه‬


Artinya: Ma'qal berkata, "Sekarang saya nikahkan me reka, ya

Rasulullah!" Lantas dinikahkannya laki-laki itu dengan saudaranya.

(Riwayat Bukhari)

Sabda Rasulullah Saw.:

‫ قال رسول هللا صل هللا عليه وسلم النكاح األبولي‬:‫عن عائشة قالت‬
‫ وشاهدى عدل فإن تشاجروا فالسلطان ولي من الوليت له‬.
‫رواه الدارقطني‬

21
Dari Aisyah. Ia berkata bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda, Tidak sah

nikah melainkan dengan wali dan dua orang saksi yang adil. Jika wali-wali

itu enggan (berkeberatan) maka hakim. lah yang menjadi wali orang yang

tidak mempunyai wali." (Riwa yat Daruqutni).

Dua orang wall masing-masing menikahkanSeorang perempuan

dinikahkan oleh dua orang walinya yang sede rajat kepada dua orang laki-

laki. Umpamanya Fatimah mempunyai wali saudaranya sendiri yaitu

Ahmad dan Amin. Ahmad menikahkan Fatimah dengan Yusuf, sedangkan

Amin menikahkannya dengan Zai. dan. Jika yang terdahulu di antara

keduanya diketahui, maka yangterdahulu itulah yang sah, sedangkan yang

terkemudian tidak sah.

Sabda Rasulullah Saw.:

‫ رواه أحمد وغيره‬.‫ايا امرأوزوجهاوليان في االول منهما‬


"Barang siapa dari perempuan yang dinikahkan oleh dua orang walinya,

maka perempuan itu untuk yang pertama di antara ke dua laki-laki itu."

(Riwayat Ahmad dan lain-lain)

Jika yang terdahulu tidak diketahui, atau diketahui bersamaan, maka

kedua perkawinan itu batal; karena asalnya perempuan itu haram, se

hingga penyebab halalnya wajib diketahui dengan jelas. Pendapat mazhab

Abu Hanifah, perempuan itu dinikahkan oleh wali yang lebih jauh

hubungannya dari wali yang gaib, menurut su sunan wali-wali tersebut di

atas. Umpamanya wali yang gaib itu ba pak, maka yang menikahkan anak

itu adalah kakeknya, bukan ha kim. Atau wali yang gaib itu kakeknya,

22
maka yang menikahkannya adalah saudara seibu sebapak dan seterusnya

menurut susunan wali wali. Alasan mazhab ini:

1. Karena wali yang telah jauh hubungannya itu juga wali seperti yang

dekat, hanya yang dekat itu didahulukan karena ia lebih utama; maka

apabila ia tidak dapat menjalankannya, keutamaannya itu hilang dan

berpindah kekuasaannya kepada wali yang lain menurut susunan yang

semestinya. Hakim itu (menurut hadis) adalah wali bagi orang yang

tidak mempunyai wali, sedangkan dalam hal ini wali selain yang gaib

itu ada, maka hakim belum berhak menjadi wali karena walinya masih

ada.

2. Mahram

Mahram (orang yang tidak halal dinikahi) ada 14 macam. Tujuh orang

dari pihak keturunan Ibu dan ibunya (nenek), ibu dari bapak, dan

seterusnya sampai ke atas. Anak dan cucu, dan seterusnya ke bawah.

3. Saudara perempuan seibu sebapak, sebapak, atau seibu saja.

4. Saudara perempuan dari bapak. 5. Saudara perempuan dari ibu.

5. Anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya.

6. Anak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya.

7. Dua orang dari sebab menyusui.

Kufu (setingkat) Setingkat dalam pernikahan antara laki-laki dengan

perempuan ada lima sifat, yaitu menurut tingkat kedua ibu bapak.

1. Agama

2. Merdeka atau 3. Perusahaan,

23
4. Kekayaan.

5. Kesejahteraan.

Firman Allah Swt.:

‫يايها الناس إنا خلقنكم من ذكر وأنثى وجعلنكم شعوب وقبائل لتعارفوا‬
‫ان اكرمكم عند هللا اتقكم إن هللا عليم خبير‬
Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal

mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di

sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Al-

Hujurat: 13)

‫الزاني الينكح األرانية اومشركة والثانية ال ينكحها اآلزان او مشرك‬


3 :‫ النور‬.‫وحرم ذلك علىالمؤمنين‬

Artinya:"Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan

perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan

perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki

yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu

diharamkan atas orang orang yang mukmin." (An-Nur: 3) Sabda

Rasulullah Saw.:

‫الفضل لعربي على عجين واللعجين على عربي والالبيض رواه‬


‫ األسود وال السود على األبيض األبالتقو‬. ‫اصحاب السنن‬

24
Artinya: "Tidak ada kelebihan orang Arab atas orang yang bukan

Arab, demikian pula sebaliknya; dan tidak pula orang putih atas

orang hi tam dan sebaliknya, tetapi kelebihan yang satu dari yang

lain hanyalah dengan takwa." (Riwayat Ashabus-sunan)

F. Mahar

Firman Allah Swt.:

‫وانطلقتموهن من قبل أن تمسوهن وقذفضة لهن فريضة فنصف‬


٢٣٧ ‫ البقرة‬.‫ماقضت‬
Artinya: Jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu

bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah

menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yang

telah kamu tentukan itu." (Al-Baqarah: 237)

mahar itu belum ditetapkan banyaknya, tidak wajib membayar

perdua, yang wajib hanyalah mut'ah, bukan mahar. Pendapat ini

berdasar firman Allah Swt. di atas. Allah Swt. menetapkan seperdua

dari mahar itu apabila telah ditetapkan banyaknya. Sebagian ulama

berpendapat wajib juga membayar seperdua; seperdua ini dihitung

da mahar mišil atau dari ketetapan hakim. Wajib membayar seperdua

dari mahar saja -seperti yang dise butkan di atas- jika keduanya

bercerai hidup dengan talak sebelum campur. Tetapi jika keduanya

bercerai mati, umpamanya suami me ninggal dunia sebelum campur,

25
maka istrinya berhak sepenuh mahar, diambil dari harta peninggalan

suaminya itu.

‫عن علقمة قال أبي عبد هللا في امراة تزوجها رجل ثم مات عنها ولم‬
‫يفضلها صداقا ولم يكن دخل بها قال فاختلفوا إليه فقال ى لها مثل مهر‬
‫نسائها ولها الميراث وعليها العدة فشهد معقل بن سنان األشجعي أن‬
. ‫النبي صلى هللا عليه وسلم قضى في بروع ابنتة واشق بمثل ما قضى‬
‫رواه الخمسة وصححه التهذي‬
Dari Alqamah. Ia berkata, “Seorang perempuan telah menikah de.

ngan seorang laki-laki, kemudian laki-laki itu mati sebelum ia

bercampur dengan istrinya itu, dan maharnya pun belum ditentu kan

banyaknya." Kata Alqamah, "Mereka mengadukan hal terse but

kepada Abdullah. Maka Abdullah berpendapat, 'Perempuan itu

berhak mengambil mahar misil sepenuhnya, dan ia berhak mendapat

pusaka dan wajib beriddah.' Maka ketika itu Ma'qil bin Sinan Al-

Asyja'i menyaksikan bahwa sesungguhnya Nabi Saw. te lah

memutuskan terhadap Barwa'a binti Wasyiq seperti keputusan yang

dilakukan oleh Abdullah tadi." (Riwayat lima orang ahli ha dis, dan

dinilai sahih oleh Tirmizi)

Sabda Rasulullah Saw.:

26
‫عن ابن عباس أن عليالماتزوج فاطمة اراد ان يدخل بهافمن رسول هللا‬
‫صل هللا عليه وسلم حتى يعطيها شيئا فقال يارسول هللا ليس لي شيء‬
‫ رواه أبوداود‬.‫فقال له أعطهادرعك الخطمية فأعطاهادرعه شم دخليها‬

Dari Ibnu Abbas, "Sesungguhnya Ali, ketika ia sudah nikah de ngan

Fatimah, bermaksud akan mulai bercampur. Rasulullah Saw

melarangnya sebelum ia memberikan sesuatu. Maka berkata All

kepada Rasulullah, Saya tidak punya apa-apa.' Jawab Rasu fullah

kepada Ali, Berikanlah baju perangmu itu.' Lalu Ali mem

berikannya, kemudian didekatinya (dicampurinya) Fatimah." (Ri

wayat Abu Dawud)

G. Mut'ah (pemberian)

Mudah adalah suatu pemberian dari suami kepada istrinya sewaktu

dia menceraikannya. Pemberian ini diwajibkan atas laki-laki apabila

perceraian itu terjadi karena kehendak suami. Tetapi kalau percerai

an itu kehendak si istri, pemberian itu tidak wajib. Banyaknya

pemberian itu menurut keridaan keduanya dengan

mempertimbangkan keadaan kedua suami istri. Akan tetapi, sebaik

nya jangan kurang dari seperdua mahar. Firman Allah Swt.:

‫ فمتعوهن‬٤٩ : ‫ االحزاب‬.‫" فين وسموهن سراح جميال‬


Maka berilah mereka mut'ah, dan lepaskanlah mereka itu dengan cara

yang sebaik-baiknya."

H. Perayaan

27
Perayaan Orang yang menikah hendaklah mengadakan perayaan

menurut ke mampuannya. Mengenai hukum perayaan tersebut,

sebagian ulama mengatakan wajib, sedangkan yang lain mengatakan

hanya sunat. Sabda Nabi Saw, kepada Abdur Rahman bin Auf sewaktu

dia menikah:

‫ رواه البخاري ومسلم‬. ‫اولم ولو بشاة‬

"Adakanlah perayaan sekalipun hanya memotong seekor kam

bing."(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Memenuhi undangan perayaan pernikahan hukumnya wajib, bagi rang

yang tidak berhalangan.

Sabda Nabi Muhammad Saw.:

‫ رواه البخاري ومسلم‬.‫رادعى أحدكم إلى وليمة فليأتها‬


"Apabila salah seorang di antara kamu diundang ke perayaan

pernikahan, maka hendaklah ia datang." (Riwayat Bukhari dan

Muslim)

I. Nusyuz (durhaka)

Apabila istri menentang kehendak suami dengan tidak ada alasan yang

dapat diterima menurut hukum syara', tindakan itu dipandang durhaka.

Seperti hal-hal di bawah ini:

28
1. Suami telah menyediakan rumah yang sesuai dengan keadaan

suami, tetapi istri tidak mau pindah ke rumah itu; atau istri me

ninggalkan rumah tangga tanpa izin suami.

2. Apabila suami istri tinggal di rumah kepunyaan istri dengan izin

istri, kemudian pada suatu waktu istri mengusir (melarang) suami

masuk rumah itu, dan bukan karena minta pindah ke rumah yang

disediakan oleh suami.

3. Umpamanya istri menetap di tempat yang disediakan oleh per

usahaannya, sedangkan suami minta supaya istri menetap di ru

mah yang disediakannya, tetapi istri berkeberatan dengan tidak ada

alasan yang pantas.

4. Apabila istri bepergian dengan tidak beserta suami atau mahram

nya, walaupun perjalanan itu wajib, seperti pergi haji; karena

perjalanan perempuan yang tidak beserta suami atau marham

terhitung maksiat.

Firman Allah Swt.:

‫المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا وخياركم خياركم لنسائهم رواه أحمد والترمذي‬

Dari Abu Hurairah. Ia berkata, "Rasulullah Saw. telah memberi

pelajaran. Sabda beliau, 'Mukmin yang sempurna imannya ialah

yang paling baik pribadinya, dan sebaik-baik pribadi ialah orang

yang paling baik terhadap istrinya." (Riwayat Ahmad dan Tirmizi)

29
‫عن أم سلمة أن النبي صل هللا عليه وسلم قال أيما امرأة ماتت وزوجها‬
‫ رواه ابن ماجه والترمذي‬. ‫راض عنها دخلت الجنة‬
Dari Ummu Salamah, "Sesungguhnya Nabi Saw. telah bersabda,

'Barang siapa di antara perempuan yang mati dan ketika itu sua

minya suka (rela) kepadanya, maka perempuan itu akan masuk

surga." (Riwayat Ibnu Majah dan Tirmizi)

‫عن ابي هريرة قال قال النبي صل هللا عليه وسلم إذا دعا الرجل مراته‬
‫إلى فراشه فأبت أن تجع فبات غضبان عليها لعنتها‬
Dari Abu Hurairah. Ia berkata, "Rasulullah Saw. telah bersabda,

'Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur, tetapi

istrinya membantah ajakan suaminya, lalu suami marah sepan jang

malam itu, maka sepanjang malam itu pulalah malaikat-ma laikat

terus-menerus mengutuki si istri itu"." (Sepakat ahli hadis)

Firman Allah Swt.:

۲۲۳ : ‫ البقرة‬.‫نساؤكم حرث لكم فأتواخرتكم انىشتم‬


"Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam

maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana

saja kamu kehendaki." (Al-Baqarah: 223)

Arat tersebut menjelaskan bahwa istri seseorang adalah seperti sa

wahnya. Ia berhak bercocok tanam di seluruh sawah yang dia

miliki di mana saja yang dia sukai, tak ada larangan apa pun, dan

tidak ada seorang pun yang dapat melarangnya. Ia berhak

30
melakukan segala se suatu, asal masih dalam lingkungan tanah

sawah yang dia miliki itu.

J. Talak (perceraian)

Takrif talak menurut bahasa Arab adalah "melepaskan ikatan". Yang

dimaksud di sini ialah melepaskan ikatan pernikahan. Dari uraian-

uraian yang lalu telah dijelaskan bahwa tujuan pernikahan itu adalah:

1. untuk hidup dalam pergaulan yang sempurna.

2. suatu jalan yang amat mulia untuk mengatur rumah tangga dan

keturunan.

3. sebagai suatu tali yang amat teguh guna memperkokoh tali per

saudaraan antara kaum kerabat laki-laki (suami) dengan kaum

kerabat perempuan (istri) sehingga pertalian itu akan menjadi suatu

jalan yang membawa satu kaum (golongan) untuk tolong menolong

dengan kaum yang lainnya.

Kinayah (sindiran), yaitu kalimat yang masih ragu-ragu,

boleh di artikan untuk perceraian nikah atau yang lain, seperti kata

suami, "Pulanglah engkau ke rumah keluargamu, atau "Pergilah

dari sini," dan sebagainya. Kalimat sindiran ini bergantung pada

niat, artinya "kalau tidak diniatkan untuk perceraian nikah, ti

daklah jatuh talak. Kalau diniatkan untuk menjatuhkan talak ba

rulah menjadi talak."

Tiap-tiap orang yang merdeka berhak menalak istrinya dari

talak sa tu sampai talak tiga. Talak satu atau dua masih boleh rujuk

31
(kembali) sebelum habis iddahnya, dan boleh menikah kembali

sesudah iddah.

Firman Allah Swt.:

٢٢٩ : ‫ البقرة‬.‫الطالق مرين فإمساك بمعروف أو تسريح بإحسان‬


Artinya: Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh
rujuk lagi dengan cara yang makruf atau menceraikan dengan cara
yang baik." (Al-Baqarah: 229)
Adapun talak tiga tidak boleh rujuk atau kawin kembali, kecuali
apa bila si perempuan telah menikah dengan orang lain dan telah
ditalak pula oleh suaminya yang kedua itu. Firman Allah Swt.:
artinya ( albaqoroh : 230 )

‫فإن طلقها فال جناح عليها أن يتراجعان ظنا أن يقيماحدودهللا‬


artinya :
Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada
dosa bagi keduanya (bekas suami pertama dan istri) menikah kembali
jika keduanya berpendapat akan dapat menja untuk lankan hukum-
hukum Allah." (Al-Baqarah: 230)

‫ رواه أحد‬.‫لعن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم المحل والمحلل له‬
‫والمال والتريك‬

Rasulullah Saw. mengutuk Almuhallil (suami lain yang mengha lalkan


suami pertama untuk menikahi bekas istrinya yang telah dicerai 3 kali)
dan muhallal-lah (suami pertama)." (Riwayat Ahmad, Nasai, dan
Turmuzi)

K. Pendapat talak tiga

32
Talak tiga itu meliputi beberapa cara, seperti tersebut di bawah ini: 1.

Menjatuhkan talak tiga kali pada masa yang berlainan. Misalnya

seorang suami menalak istrinya talak satu, pada masa iddah dita lak

lagi talak satu, pada masa iddah kedua ini ditalak lagi talak satu.

Seorang suami menalak istrinya dengan talak satu, sesudah habis

iddahnya dinikahinya lagi, kemudian ditalak lagi; setelah habis

iddahnya dinikahi lagi, kemudian ditalak lagi ketiga kalinya. Dalam

kedua cara tersebut, para ulama sepakat bahwa talak itu jatuh menjadi

talak tiga, dan berlaku hukum talak tiga seperti yang telah dijelaskan di

atas. Suami menalak istrinya dengan ucapan, "Saya talak engkau talak

tiga," atau "Saya talak engkau, saya talak engkau, saya talak eng kau,

diulang-ulangnya kalimat talak itu tiga kali berturut-turut. Dalam cara

yang ketiga ini ulama berbeda-beda pendapatnya, yaitu agaimana

tersebut di bawah ini:

Pendapat pertama, jatuh talak tiga, berlaku segala hukum talak i seperti

di atas. Sabda Rasulullah Saw.:

‫عن الحسن قال حدثنا عبد هللا بن عمر أنه طلق امرأته تطليقة وهي‬
‫حائض تم اراد ان يتبعها بتطليقتين اخرتين عند القرين فبلغ ذلك رسول‬
‫هللا صلى هللا عليه وسلم فقال يا ابن عمر ماهكذا امرك هللا انك قد اخطأت‬
‫السنة والسنة أن تستقبل الطهر فتطلق لكلفة وقال فأمرني رسول هللا‬
‫ فقلت يا رسول هللا‬، ‫واجعتها ثم قال إذا هي طهرت فطلق عند ذلك اواميك‬

33
‫ارايت لوطلقتها ثالثا كان يحل الن راجعها ؟ قال ال كانت تبين منك‬
‫ رواه الدارقطني‬،‫وتكون معصية‬

Pendapat kedua, tidak jatuh sama sekali, artinya istrinya itu belum

litalak. Sabda Rasulullah Saw.:

‫ رواه مسلم‬.‫من عمل عمال ليس عليه أمرنا فهورد‬

Pendapat kedua, tidak jatuh sama sekali, artinya istrinya itu belum

ditalak. Adapun untuk menjaga serta melindungi kaum istri supaya ja

ngan sampai teraniaya oleh suaminya, amat banyak jalannya; agama

kita cukup mempunyai peraturan-peraturan yang sebaik-baiknya guna

melindungi hak dan menjaga keselamatan kaum yang lemah itu.

L. Khulu' (talak tebus)

Talak tebus artinya "talak yang diucapkan oleh suami dengan pemba

yaran dari pihak istri kepada suami."Penceraian dengan cara ini

diperbolehkan dalam agama kita de ngan disertai beberapa hukum

perbedaan dengan talak biasa. Firman Allah Swt.:

‫واليحل لكم ان تأخذوا متاتيتموهن شي اال ان يخافااأليقيما حدود هللا فإن‬


‫خفتم األيقيم الحدود هللا جناح عليهمافيا‬

"Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang te lah

kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawa tir tidak

akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika ka mu khawatir

34
bahwa keduanya (suami istri) tidak dapat menjalan kan hukum-hukum

Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang

diberikan oleh istri untuk menebus dirinya." (Al-Baqarah: 229) Talak

tebus ini boleh dilakukan baik sewaktu suci maupun sewaktu haid,

karena biasanya talak tebus itu terjadi dari kehendak dan ke mauan si

istri. Adanya kemauan ini menunjukkan bahwa dia rela wa laupun

menyebabkan iddahnya jadi panjang. Apalagi biasanya talak tebus itu

tidak terjadi selain karena perasaan perempuan yang tidak dapat

dipertahankannya lagi. Penceraian yang dilakukan secara talak tebus ini

berakibat bekas suami tidak dapat rujuk lagi, dan tidak boleh menambah

talak sewaktu iddah, hanya diperbolehkan menikah kembali dengan akad

baru. Dalam ayat tersebut jelaslah bahwa talak itu dua kali, berarti terpi

ah antara yang satu dengan yang lain, tidak dapat diucapkan dalam satu

perkataan untuk menyatakan tiga kali.

Istisna artinya mengurangkan maksud perkataan yang telah terdahu lu

dengan perkataan yang kemudian. Istisna dalam kalimat talak hu kumnya

sah, dengan syarat "perkataan yang pertama berhubungan dengan yang

kedua, dan kalimat yang kedua tidak menghabisi mak sud kalimat yang

pertama." Umpamanya si suami berkata kepada is trinya, "Engkau

tertalak tiga, kecuali dua," maka jatuhlah talak satu. Atau, "Engkau

tertalak tiga, kecuali satu," maka jatuhlah talak dua. Tetapi kalau

dikatakannya, "Engkau ditalak tiga, kecuali tiga," maka jatuh jadi tiga

35
juga karena kalimat yang kedua menghabisi maksud kalimat yang

pertama. Orang yang tidak sah menjatuhkan talak ada empat macam:

(1) anak kecil,

(2) orang gila,

(3) orang yang tidur,

(4) orang yang dipaksa.

Keterangan yang pertama, kedua, dan ketiga adalah sabda Rasulullah

Saw.:

‫رفع القلم عن ثالث عن الثائر حتى يستيقظ وعن الصبي حتى يحتام وعن‬
‫ اخرجه أبوداود والترمذي‬،‫المجنون حتى يعقل‬

"Perbuatan tiga orang ini dipandang tidak sah yaitu, (1) orang ti dur

sampai dia bangun, (2) anak kecil hingga dia balig, (3) orangAdapun

mengenai orang yang dipaksa beralasan pada sabda Nabi Mu hammad

Saw. di bawah ini:

‫ رواه أبو داود وابن ماجه‬. ‫الطالق والعتاق في عالق‬

Tidak sah talak dan memerdekakan bagi orang yang dipaksa (Riwayat Abu

Dawud dan Ibnu Majah)

Ta'liq talak

Men-ta'liq-kan talak sama hukumnya dengan talak tunai, yaitu mak ruh.

Ini menurut hukum yang asal. Tetapi kalau adanya ta'liq itu akan

36
membawa pada kerusakan (kekacauan), sudah tentu hukumnya jadi

terlarang (haram).Apabila kita selidiki pada sebagian umat Islam, sungguh

amat sa yang dan kecewa hati kita memikirkan ta'liq yang telah berlaku di

In. donesia ini. Barang siapa yang menikah, dianjurkan men-ta'liq-kan ta

lak istrinya yang baru dinikahinya itu. Sedangkan keadaan yang telah

terjadi karena beberapa macam taʼ'liq yang dianjurkan tadi amat me

nyedihkan kepada kita umat Islam, sehingga banyak terjadi percerai an

yang semata-mata disebabkan oleh kehendak hawa nafsu istri yang sedang

mabuk marah. Juga terjadi hal yang tak diinginkan kare na kekurangan

keinsafan yang memberi hukum serta karena picik pe ngetahuannya.

Padahal kalau diperiksa lebih jauh menurut hukum yang benar, talaknya

belum jatuh. Sementara itu si perempuan sudah mencari pasangan yang

lain; ada yang sudah berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, menikah

dengan orang lain. Kemudian sesudah dipe riksa dengan teliti oleh yang

berhak, pernikahan yang pertama itu se benarnya belum putus. Waktu itu

juga perempuan yang tadi sudah berbulan-bulan menikah dengan laki-laki

lain dikembalikan kepada suaminya. Alangkah besarnya kerusakan ini

disebabkan ta'liq yang ti dak diridai Allah itu. Selain itu, dengan adanya

ta'liq, perempuan me rasa mempunyai hak untuk menceraikan suaminya.

Perasaan ini amat jauh dari kehendak agama yang telah memberikan hak

talak ke pada orang yang lebih teguh pendiriannya, agar talak itu tidak

menja di permainan begitu saja.

Figh island

37
pada suaminya, dan bukan disebabkan kesalahan suami; sebab kalau talak

tebus itu atas kèhendak suami atau karena tekanan dari suami, hal itu

berarti merupakan paksaan kepada istri untuk mengorbankan hartanya

guna keuntungan suami; dan kalau suami yang ingin berce. rai atau suami

benci kepada istrinya, ia dapat bertindak dengan pen ceraian yang biasa,

sebab hak talak itu ada di dalam kekuasaannya. Pendapat ini berdasarkan

firman Allah Swt.:

‫ وكيف‬.‫وإن اردتم استبدال زوج مكان زوج واتيتم إحداهن قنطارافال دوامنه شيئااتأخذونه بهتاناواشمامبينا‬
۲۱-۲۰ :‫تأخذونه وقد أفضى بعضكم إلى بعض واخذن منكم ميثاقا غليظا النساء‬

"Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri lain, se dangkan

kamu telah memberikan kepada seseorang di antara me reka harta yang

banyak, maka janganlah kamu mengambil kem bali darinya barang sedikit

pun. Apakah kamu akan mengambil nya kembali dengan jalan tuduhan

yang dusta dan dengan (me nanggung) dosa yang nyata? Bagaimana kamu

akan mengambil nya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul

(bercampur) dengan yang lain sebagai suami istri. Dan mereka (istri-

istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat." (An-Nisa: 20

21)

lla' artinya "sumpah si suami tidak akan mencampuri istrinya

dalam masa yang lebih dari 4 bulan atau dengan tidak menyebutkan

jangka waktunya."Apabila seorang suami bersumpah sebagaimana sumpah

tersebut, hendaklah ditunggu sampai 4 bulan. Kalau dia kembali baik

kepada istrinya sebelum sampai 4 bulan, dia diwajibkan membayar

38
sumpah (kafarat) saja. Tetapi kalau sampai 4 bulan dia tidak kembali baik

dengan istrinya, hakim berhak menyuruhnya memilih di antara dua

perkara: Membayar kafarat sumpah serta kembali baik kepada is trinya,

atau menalak istrinya. Kalau suami itu tidak mau menjalan kan salah satu

dari kedua perkara tersebut, hakim berhak mencerai kan mereka dengan

paksa. Sebagian ulama berpendapat, apabila sampai 4 bulan suami tidak

kembali (campur), maka dengan sendirinya kepada istri itu jatuh ta lak

bain, tidak perlu dikemukakan kepada hakim. Firman Allah Swt.:

. ‫الذين يولون من نسائهم تربص اربعة اشهر فإن فاء وافان هللا غف رحيم‬
٢٢٧ - ٢٢٦ : ‫ البقرة‬،‫وإن عزموا الطالق فإن هللا سميع عليم‬

"Kepada orang-orang yang meng-ila' istrinya diberi tangguh empat bulan

(lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada istri nya), maka

sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Pe nyayang. Dan jika

mereka ber-'azam (bertetap hati untuk) talak, maka sesungguhnya Allah

Maha Mendengar lagi Maha Mengeta hui." (Al-Baqarah: 226-227)

atas ada tiga pendapat:

1. Kembali dengan mencampuri istrinya itu, berarti mencabut sumpah

dengan melanggar (berbuat) sesuatu yang menurut sumpahnya tidak

akan diperbuatnya. Apabila habis masa 4 bulan ia tidak mencampuri

istrinya itu, maka dengan sendirinya kepada istri itu jatuh talak batin.

2. Kembali dengan campur jika tidak ada halangan. Tetapi jika ada

halangan, boleh dengan lisan atau dengan niat saja.

39
3. Cukup kembali dengan lisan, baik ketika berhalangan ataupun tidak. lla'

ini di zaman jahiliyah berlaku menjadi talak, kemudian diharam kan

oleh agama Islam.

Zihar yang dimaksud dengan zihar ialah "seorang laki-laki

menyerupakan istrinya dengan ibunya sehingga istrinya itu haram

atasnya", sepertiFigh lea kata suami kepada istrinya, "Engkau tampak

olehku seperti punggung ibuku."Apabila seorang laki-laki mengatakan

demikian dan tidak diterus kannya kepada talak, maka ia wajib

membayar kafarat, dan haram bercampur dengan istrinya sebelum

membayar kafarat itu.Zihar ini pada zaman Jahiliyah dianggap menjadi

talak, kemu dian diharamkan oleh agama Islam serta diwajibkan

membayar denda (kafarat).

Firman Allah Swt.:

‫ون منكم من نسائهم ماهنامهتهم إن أمهتم إالالي ولدنهم وإنهم ليقولون‬


۲ : ‫ المجادلة‬، ‫منكرا من القول ورورا‬

"Orang-orang yang men-zihar istri-istrinya di antara kamu (meng.

anggap istrinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah istri mereka itu ibu

mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang me lahirkan

mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan

suatu perkataan yang mungkar dan dusta." (Al Mujadilah: 2)

M. Denda (kafarat) zihar

40
1. Memerdekakan hamba sahaya.

2. Kalau tidak dapat memerdekakan hamba sahaya, puasa dua bu lan berturut-

turut. 3. Kalau tidak kuat puasa, memberi makan 60 orang miskin, tiap tiap

orang 1/4 şa' fitrah (3/4 liter).

Li'an ialah perkataan suami sebagai berikut, "Saya persaksikan kepa da

Allah bahwa saya benar terhadap tuduhan saya kepada istri saya bahwa dia

telah berzina." Kalau ada anak yang diyakininya bukan anaknya, hendaklah

diterangkan pula bahwa anak itu bukan anak nya. Perkataan tersebut hendaklah

diulanginya empat kali, kemudianditambahnya lagi dengan kalimat, "Laknat

Allah akan menimpaku se ranya aku dusta dalam tuduhanku ini."Apabila

seseorang menuduh orang lain berzina, sedangkan saksi yang cukup tidak ada,

maka yang menuduh itu harus atau wajib di. sika (didera) 80 kali. Tetapi kalau

yang menuduh itu suaminya sen diri, dia boleh lepas dari siksaan tersebut

dengan jalan li'an. Berarti uami yang menuduh istrinya berzina boleh memilih

antara dua per kara, yaitu didera sebanyak 80 kali atau ia me-li'an istrinya.

Firman Allah Swt.:

‫يكن لهم شهداء اال انهم فشهادة والذين يرمون ازواجهم ولم يكر احدهم‬
‫اربع شهدت باهلل انه لمن الصدقين والخامسة ان لعنت هللا عليه ان كان من‬
٧٠٦ :‫ النور‬،‫الكذبين‬

“Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mere. ka

tidak mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri. Maka

41
persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah,

sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang be nar. Dan

(sumpah) yang kelima: Bahwa laknat Allah atasnya, jika dia termasuk

orang-orang yang berdusta." (An-Nur: 6-7)

Akibat li'an suami, timbul beberapa hukuman

1. Dia tidak disiksa (didera).

2. Si istri wajib disiksa (didera) dengan siksaan zina.

3. Suami istri bercerai selama-lamanya.

4. Kalau ada anak, anak itu tidak dapat diakui oleh suami. Untuk melepaskan si

istri dari siksaan zina, dia boleh me-li'an pula, membalas li'an suaminya itu.

Firman Allah Swt.:

‫وبيدروا عنها العذاب أن تشهد اربع شهدت باهلل إنه لمن الكذبين‬

"Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat kali atas

nama Allah sesungguhnya suaminya itu benar-benar ter masuk orang-orang

yang dusta, dan (sumpah) yang kelima: Bah.wa laknat Allah atasnya jika

suaminya itu termasuk orang-orang yang benar." (An-Nur: 8-9)

N. Iddah

Iddah ialah "masa menanti yang diwajibkan atas perempuan yang d

ceraikan suaminya (cerai hidup atau cerai mati), gunanya supaya di ketahui

kandungannya berisi atau tidak."Perempuan yang ditinggalkan suaminya tadi

42
adakalanya hamil, adakalanya tidak. Maka ketentuan iddah-nya adalah sebagai

berikut: 1. Bagi perempuan yang hamil, iddah-nya adalah sampai lahir anak

yang dikandungnya itu, baik cerai mati maupun cerai hidup.

"Dan perempuan-perempuan yang hamil waktu iddah mereka itu ialah

sampai mereka melahirkan kandungannya." (At-Talaq: 4) 2. Perempuan yang

tidak hamil, adakalanya "cerai mati" atau "ceraihidup".

Cerai mati iddah-nya yaitu 4 bulan 10 hari. Firman Allah Swt.:

‫والذين يتوفون منكم ويذرون ازواجايتربصن با ن بانفيهن اربعه اشهر‬


٢٣٤ 4 : ‫ البقرة‬.‫ وعشرا‬:

"Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu, dengan me ninggalkan istri-

istri (hendaklah para istri itu) menangguhkan di rinya (ber-iddah) 4 bulan 10

hari." (Al-Baqarah: 234)

Ayat pertama (At-Talaq ayat 4) bersifat umum, meliputi cerai hidup atau cerai

mati. Apabila ia hamil, iddah-nya adalah sampai lahir anaknya. Ayat kedua

(Al-Baqarah ayat 234) juga umum meliputi pe rempuan yang hamil ataupun

tidak. Apabila cerainya cerai mati, iddah-nya selama 4 bulan 10 hari. Cerai

hidup: Perempuan yang diceraikan oleh suaminya cerai hi dup, kalau dia dalam

keadaan haid, iddah-nya adalah tiga kali suci. Firman Allah Swt.:

٢٢٨ :‫ البقرة‬،‫والمطلقت يتربصن بأنفسهن ثلثه فروع‬

Artinya: "Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga

kali suci." (Al-Baqarah: 228)

43
‫وال بلسن من المحيض من نسائكم إن ارتبتم فعدتهن ثلثة اشهر‬

Artinya: "Dan mereka yang telah putus haid karena usia di antara perem puan-

perempuanmu, jika kamu ragu (tentang masa iddah-nya),

Figh Isles

maka iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perem. puan

perempuan yang tidak haid." (At-Talaq: 4)

Perempuan yang tidak haid ada tiga

1. Yang masih kecil (belum sampai umur).

2. Yang sudah sampai umur, tetapi belum pernah haid. 3. Yang sudah pernah

haid, tetapi sudah tua. Jadi, sudah tidak haid Ingi.

3. Menghitung tiga kali suci itu adalah sebagai berikut: Perceraian terjadi

sewaktu suci, kalau dalam masa suci itu tidak dicampuri oleh yang

suaminya, maka suci sewaktu perceraian itu terhitung satu kali suci, Tetapi

kalau dalam suci waktu perceraian itu telah dicampuri, maka tiga kali suci

itu terhitung mulai dari suci sesudah haid yang pertama sesudah perceraian.

Begitu juga perceraian yang terjadi di waktu haid, terhitung tiga kali sucinya

dari sucinya sesudah haid yang ter jadi sewaktu perceraian.

Firman Allah Swt.:

‫ ث طلقتموهن من قبل أن تمسوهن فقالك عليهن من عدة‬.

44
"Kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka

sekali-kali tidak wajib atas mereka iddah." (Al-Ahzab: 49)

Hak perempuan dalam iddah

1. Perempuan yang taat dalam iddah raj'iyah berhak menerima tempat

tinggal

(rumah), pakaian, dan segala keperluan hidupnya, dari yang menalaknya

(bekas suaminya); kecuali istri yang durna ka, tidak berhak menerima

apa-apa. Sabda Rasulullah Saw.:

‫قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم لها انما التفقه والتكنى المرأة إذا كان‬
‫ رواه أحمد والنسائي‬.‫لي زوجها عليها الرجعة‬

Artinya:

Dari Fatimah binti Qais, Rasulullah Saw, telah bersabda, kepa danya,

Perempuan yang berhak mengambil nafkah dan rumah ke diaman dari

bekas suaminya itu apabila bekas suaminya itu ber hak rujuk kepadanya."

(Riwayat Ahmad dan Nasai)

2. Perempuan yang dalam iddah bain, kalau ia mengandung, ia ber hak juga

atas kediaman, nafkah, dan pakaian. Firman Allah Swt.:

‫وان كن أوالت حمل فأنفقوا عليهن حتى يضعن‬6 :‫الطالق‬

45
"Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka

berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka ber salin." (At-

Talaq6)

3. Perempuan dalam iddah bain yang tidak hamil, baik bain dengan

talak tebus maupun dengan talak tiga, hanya berhak mendapatkan tempat

tinggal, tidak yang lainnya. Firman Allah Swt.:

‫ الطل‬. ‫اسكنوهن من حيث سكنتم من وجدكم‬

Artinya:

"Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal

menurut kemampuanmu." (At-Talaq:6). Sebagian ulama berpendapat

bahwa bain yang tidak hamil, tidak berhak mendapatkan nafkah dan

tidak pula tempat tinggal. Sabda Rasulullah Saw.:

‫عن فاطمة بنت قيس عن النبي صلى هللا عليه وسلم في المطلقة ثالثا قال‬
‫ رواه أحمد ومسام‬.‫لي لها شكى والتفقه‬

Dari Fatimah binti Qais, dari Nabi Saw., mengenai perempuan yang

ditalak tiga. Sabda Rasulullah, "la tidak berhak atas tempat tinggal dan

tidak pula atas nafkah." (Riwayat Ahmad dan Mus lim)Adapun firman

Allah dalam surat At-Talaq ayat 6 tersebut di atas, menurut mereka hany

berlaku untuk perempuan yang da lam iddah rafiyah.

4. Perempuan yang dalam iddah wafat, mereka tidak mempunyai hak sama

46
sekali meskipun día mengandung, karena dia dan anakFigh yang berada

dalam kandungannya telah mendapat hak pusaka dari suaminya yang

meninggal dunia itu.

Artinya:

"Janda hamil yang kematian suaminya tidak berhak mendapat nafkah."

(Riwayat Daruqutni)

O. Rujuk

Yang dimaksud dengan rujuk ialah "mengembalikan istri yang telah ditalak

pada pernikahan yang asal sebelum diceraikan."

Perceraian ada tiga cara

1. Talak tiga, dinamakan "bain kubra". Laki-laki tidak boleh rujuk lagi dan

tidak

sah menikah lagi dengan bekas istrinya itu, kecuali apabila perempuan itu

sudah menikah dengan orang lain serta sudah campur, sudah diceraikan, dan

sudah habis pula iddah nya, barulah suami yang pertama boleh menikahinya

kembali.

2. Talak tebus, dinamakan pula "bain sugra". Dalam talak ini suami tidak sah

rujuk lagi, tetapi boleh menikah kembali, baik dalam iddah ataupun sesudah

habis iddah-nya.

47
3. Talak satu atau talak dua, dinamakan "talaq raji", artinya si sus mi boleh

rujuk

(kembali) kepada istrinya selama si istri masih da lam iddah.

P. Hukum rujuk

1. Wajib, terhadap suami yang menalak salah seorang istrinya sebe lum dia

sempurnakan pembagian waktunya terhadap istri yang ditalak.

2. Haram, apabila rujuknya itu menyakiti si istri.

3. Makruh, kalau perceraian itu lebih baik dan berfaedah bagi ke duanya
(suami

istri).

4. Jaiz (boleh), ini adalah hukum rujuk yang asli.

5. Sunat, jika maksud suami adalah untuk memperbaiki keadaan is trinya, atau

rujuk itu lebih berfaedah bagi keduanya (suami istri Ruki)

Rukun Rujuk:

1. Istri, Keadaan istri disyaratkan:

a. sudah dicampuri, karena istri yang belum dicampuri apabila ditalak,

terus putus pertalian antara keduanya, si istri tidak mempunyai iddah

sebagaimana yang telah dijelaskan. istri yang tertentu. Kalau suami

menalak beberapa istrinya,

b. kemudian ia rujuk kepada salah seorang dari mereka dengan tidak

48
ditentukan siapa yang dirujukkan, maka rujuknya itutidak sah.

talaknya adalah talak raj'i. Jika ia ditalak dengan talak tebus atau talak

tiga, maka ia tak dapat dirujuk lagi. d. rujuk itu terjadi sewaktu istri

masih dalam iddah.

Firman Allah Swt.:

٢٢٨ : ‫ البقرة‬.‫وبعولتهن أحق بردهن في ذلك‬

Artinya:

"Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu."

(Al-Baqarah: 228)

2. Suami, Rujuk ini dilakukan oleh suami atas kehendaknya sendiri, artinya

bukan dipaksa.

3. Saksi. Dalam hal ini para ulama berselisih paham, apakah saksi itu wajib

menjadi rukun atau sunat. Sebagian mengatakan wajib, sedangkan yang

lain mengatakan tidak wajib, melainkan hanya sunat.

Firman Allah Swt.:

‫فإذا بلغن أجلهن فأمسكوهن بمعروف أو فارقوهن بمعروف واشهدوا‬

۲: ‫ الطالق‬.‫ذوي عدل منكم واقيموا الشهادة هلل‬

"Apabila iddah mereka telah hampir habis, hendaklah kamu ru juk

dengan baik, atau teruskan perceraian secara baik pula, dan yang

49
demikian hendaklah kamu persaksikan kepada orang yang adil di antara

kamu, dan orang yang menjadi saksi itu hendaklah dilakukan

kesaksiannya itu karena Allah." (At-Talaq: 2)

Sigat (lafaz). Sigat ada dua, yaitu:

a. Terang-terangan, misalnya dikatakan, "Saya kembali kepada istri saya,"

atau "Saya rujuk kepadamu."

b. Melalui sindiran, misalnya "Saya pegang engkau," atau "Saya kawin

engkau, dan sebagainya, yaitu dengan kalimat yang boleh dipakai untuk

rujuk atau untuk lainnya. Sigat itu sebaiknya merupakan perkataan tunai,

berarti tidak di gantungkan dengan sesuatu. Umpamanya dikatakan,

"Saya kem bali kepadamu jika engkau suka," atau "Kembali kepadamu

kalau si Anu datang." Rujuk yang digantungkan dengan kalimat seperti

itu tidak sah.

Q. Rujuk dengan perbuatan (campur)

Berbeda-beda pula paham ulama atas hukum rujuk dengan perbuat an.

Syafii berpendapat tidak sah, karena dalam ayat yang di atas itu Allah

menyuruh supaya rujuk tersebut dipersaksikan, sedangkan yang dapat

dipersaksikan hanya dengan sigat (perkataan). Perbuatan seperti itu sudah tentu

tidak dapat dipersaksikan oleh orang lain. Akan tetapi, menurut pendapat

kebanyakan ulama, rujuk dengan per buatan itu sah (boleh). Mereka beralasan

kepada firman Allah Swt.Peringatan Rujuk itu sah juga meskipun tidak dengan

50
rida si perempuan dan tanpa sepengetahuannya, karena rujuk itu berarti

mengekalkan perni kahan yang telah lalu. Kalau seorang perempuan dirujuk

oleh suaminya, sedangkan dia tidak tahu, kemudian sesudah lepas iddah-nya

perempuan itu menikah dengan laki-laki lain karena dia tidak mengetahui

bahwa suaminya rujuk kepadanya, maka nikah yang keduadak sah dan batal

dengan sendirinya, dan perempuan tersebut harus dikembalikan kepada

suaminya yang pertama.

Sabda Rasulullah Saw. Yang diriwayatkan ahmad:

‫ رواه أحمد‬.‫ايما امرأة تزوجها اثنان فهى لالول منهما‬

Artinya:

"Barang siapa di antara perempuan yang bersuami dua, maka dia adalah untuk

suaminya yang mula-mula di antara keduanya." (Riwayat Ahmad)

Rujuk menurut pendapat yang tersebut di atas adalah sah. Tetapi ka lau hal

itu akan menimbulkan kesulitan atau menyakiti perempuan, sudah tentu si

suami akan mendapat hukuman yang setimpal dengan niat dan perbuatannya.

Ayat-ayat dan hadis di atas banyak sekali yang menerangkan bahwa suami

wajib bersikap adil seadil-adilnya dan sangat dilarang melakukan sesuatu yang

menyakiti si istri.

R. Nafkah

Yang dimaksud dengan nafkah adalah semua kebutuhan dan keper luan

yang berlaku menurut keadaan dan tempat, seperti makanan, pakaian, rumah,

51
dan sebagainya. Banyaknya nafkah yang diwajibkan adalah sekadar mencukupi

keperluan dan kebutuhan serta mengingat keadaan dan kemampuan orang yang

berkewajiban menurut kebiasaan masing-masing tempat. Keterangan atau

alasannya adalah sebuah hadis, berkaitan dengan keadaan istri Abu Sufyan,

seperti yang akan dijelaskan kemudian, de ngan mengingat firman Allah Swt. :

(at- talaq: 7)

‫ الطالق‬،‫ لينفوذوسعة من سعته‬:

Artinya:

"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemam puannya."

(At-Talaq: 7)

Sebab-sebab yang mewajibkan nafkah

1. Sebab keturunan. Bapak atau ibu -kalau bapak tidak ada-wa memberi

nafkah kepada anaknya; begitu juga kepada cucu, ka lau dia tidak

mempunyai bapak.

Istri Abu Sufyan telah mengadukan masalahnya kepada Ra sulullah Saw.

Dia berkata, "Abu Sufyan seorang yang kikir, dia tidak memberi saya dan

anak saya nafkah selain yang saya ambil dengan tidak diketahuinya. Apakah

yang demikian itu memuda ratkan saya?" Jawab beliau:

sepakat ahli hadis

52
‫ متفق عليه‬. .‫غذى من ماله بالمعروف مايكفيك ومايكفي بنيك‬

Artinya:

"Ambil olehmu dari hartanya dengan baik, sekadar untuk mencu. (Sepakat

ahli hadis)

kupi keperluanmu Syarat wajibnya nafkah atas kedua ibu bapak kepada

anak ialah apabila si anak masih kecil dan miskin, atau sudah besar tetapi

tidak kuat berusaha dan miskin pula. Begitu pula sebaliknya, anak wajib

memberi nafkah kepada kedua ibu bapaknya apabila keduanya tidak kuat

lagi berusaha dan tidak mempunyai harta Firman Allah Swt:

(Luqman: 15)

‫ وصاحبهما الدنيا معروفا لقمان‬:

Artinya:

"Dan pergaulilah keduanya (ibu-bapak) di dunia dengan baik." (Luqman:

15)

Cara bergaul yang baik itu amat banyak, ringkasnya adalah men jaga agar

keduanya jangan sampai sakit hati atau kesusahan, dan menolong

keduanya dalam segala keperluannya.

2. Sebab pernikahan. Suami diwajibkan memberi nafkah kepada is trinya yang

taat, baik makanan, pakaian, tempat tinggal perka kas rumah tangga, dan

lain-lain menurut keadaan di tempat ma sing-masing dan menurut

53
kemampuan suami. Banyaknya nafkah adalah menurut kebutuhan dan

kebiasaan yang berlaku di tempat masing-masing, disesuaikan dengan

tingkatan dan keadaan sun mi. Walaupun sebagian ulama mengatakan

bahwa nafkah istri itu ditetapkan dengan kadar yang tertentu, tetapi yang

mu'tamad ti dak ditentukan, hanya sekadar cukup serta disesuaikan dengan

keadaan suami. Keterangannya yaitu hadis istri Abu Sufyan yang telah

disebutkan tadi dan firman Allah Swt.:

‫ولهن مثل الذي عليهن بالمعروف‬

Artinya:

Dari ayat di atas jelaslah bahwa nafkah seorang istri itu harus sesuai dengan

ketaatannya. Seorang istri yang tidak taat (dur haka) kepada suaminya, tidak

berhak mendapatkan segala nafkah. Sabda Rasulullah Saw:

‫اتقوا هللا في النساء فاتكم اخذتموهن بأمانة هللا واستحللتم من بكلمة هللا‬
‫ولهن عليكم رزقهن وكسوتهن بالمعروف فروجهن‬

Artinya:

Takutlah kepada Allah dalam urusan perempuan, karena sesung guhnya

kamu mengambil mereka dengan kepercayaan Allah, dan halal bagimu

mencampuri mereka dengan kalimat Allah, dan di wajibkan atas kamu

(suami) memberi nafkah dan pakaian kepada mereka (istri-istri) dengan

cara yang sebaik-baiknya (pantas)." (Riwayat Muslim) Ayat dan hadis

tersebut tidak memberikan ketentuan kadar naf kah itu, hanya dengan

54
kata-kata makruf (pantas), berarti menu rut keadaan suatu tempat dan

disesuaikan dengan kemampuan suami serta kedudukannya dalam

masyarakat.

3. Sebab milik. Seseorang yang memiliki binatang wajib memberi makan

binatang itu, dan dia wajib menjaganya jangan sampai diberi beban lebih

dari semestinya.

Sabda Rasulullah Saw.:

‫عن ابن عمر رضي هللا عنها أن النبي صلى هللا عليه وسلم قال عذبت‬
‫ في الصحيحين‬،‫امرأة في هرة حبستهاحتى ماتت‬

Artinya:

Dari Ibnu Umar, bahwasanya Nabi Saw. telah bersabda, "Seorang

perempuan telah disiksa lantaran dia mengurung seekor kucing, tidak

diberinya makan dan tidak pula diberinya minum, sehingga kucing itu

mati." (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Ibu yang menyusukan

Apabila seorang perempuan menyusukan seorang anak yang belum

berumur dua tahun, maka anak yang menyusu itu menurut hukum seperti

anak dari perempuan itu, dan suami perempuan itu menjadi seperti bapak si

anak. Ini berarti bahwa perempuan dan suaminya menjadi mahram si anak

yang menyusu, sebagaimana dia bermahram dengan kedua orang ibu

55
bapaknya yang melahirkannya. Begitu pula kepada ibu bapak suami istri itu

terus ke atas, saudara keduanya, dan anak keduanya, mereka itu semuanya

menjadi mahram si anak yang menyusu itu. Tegasnya, mereka tidak sah

menikah dengan ana yang menyusu tadi; seterusnya segala hukum mahram

berlaku pula antara si anak dengan mereka. Firman Allah Swt.:

٢٢ :‫ النساء‬،‫اتهم التي ارضعنكم واخوتكم من الرضاعة‬

Artinya:

"(Diharamkan atas kamu menikahi) ibu-ibumu yang menyusui kamu,


saudara perempuan sepersusuan." (An-Nisa: 23)

Sabda Rasulullah Saw.:

‫ رواه البخاري ومسلم‬.‫بير من الضاعة مايجر من النسب‬

Artinya:

"Haram sebab sepersusuan seperti haram sebab keturunan." (Riwayat

Bukhari dan Muslim)

‫عن عائشة أن افلح اخاابى القعيس جاء يستأذن عليها وهوعمهامن‬


‫الرضاعة بعد ان تزل الحجاب قالت فابيت ان اذن له فلتاجاة رسول هللا‬
‫صلى هللا عليه وسلم اخبرته بالذي صنعته فأمرني أن أذن له متفق عليـه‬

Dari Aisyah. Ia berkata, "Sesungguhnya Aflah, saudara Abu Al Qu'ais,

datang meminta izin akan masuk ke rumah saya." Aflah itu paman

sepersusuan Aisyah (saudara dari suami perempuan yang menyusukan

Aisyah). Kejadian itu sesudah turun ayat hijab Kata Aisyah selanjutnya,

56
"Saya tidak mengizinkan Aflah masuk ke dalam rumah. Kemudian tatkala

Rasulullah datang, saya beritahukan kejadian itu kepada beliau, lalu beliau

menyuruh saya memberi izin Aflah masuk ke rumah." (Riwayat Muttafaq

'alaih) Terdapat perbedaan paham di antara ulama, apakah mahram dengan

jalan persusuan itu bercabang juga terhadap mahram dengan jalan

pernikahan atau tidak. Sebagian ulama berpendapat "tidak". Mazhab yang

empat berpendapat bahwa hal itu bercabang pula kepada mah ram sebab

pernikahan, maka seorang suami haram menikahi ibu per susuan istrinya

dan istri bapak persusuan istrinya itu, haram pula mengumpulkan dua orang

perempuan yang sepersusuan, dan seterus nya.

Syarat-syarat yang menjadikan ibu susu dan keturunannya men jadi mahram

kepada anak yang menyusu itu adalah:

1. Umur anak sewaktu menyusu kurang dari dua tahun. Firman Allah Swt.:

‫ يرضعن أوالدهن حولين كاملين لمن اراد ان يتم الضاعة‬D‫والواليت‬

٢٢٣ : ‫البقرة‬

Artinya:

"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,


yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan."(Al-Baqarah: 233)

2. Menyusunya anak itu sampai lima kali kenyang dan waktunya berlainan.

‫كان فيما انزل هللا تعالى من القرآن عشر رضعات معلومات يخمن ثم‬
‫نسخن بخمس معلومات فتولى رسول هللا وهوفيمايقـر‬

57
‫ رواه مسلم‬. ‫من القــران‬

Artinya:

Kata Aisyah, "Pada mula-mula turunnya Al-Qur'an, sepuluh kali

menyusu menjadi haram, kemudian ayat itu dibatalkan dengan ayat yang

mengatakan lima kali saja sudah menjadi haram. Kemudian Rasulullah

meninggal dunia, ayat itu masih dibaca/dianggap Qur'an." (Riwayat

Muslim)

Sebagian ulama menganggap perkataan Aisyah ini tidak boleh

menjadi dalil karena bukan Al-Qur'an, sebab tidak mutawatir; dan bukan

pula hadis karena Aisyah sendiri tidak menganggap

Figh hin nya hadis. Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa

perkataan (hadis) itu dapat dijadikan alasan; karena hadis itu

diriwayatkan dari Rasulullah Saw., maka hukumnya hukum hadis.

Hadanah (hak mendidik dan merawat) Yang kita maksud dengan

perkataan "mendidik" di sini ialah ga, memimpin, dan mengatur segala

hal anak-anak yang belum dapat menja menjaga dan mengatur dirinya

sendiri.

Apabila dua orang suami istri bercerai sedangkan keduanya mem

punyai anak yang belum mumayiz (belum mengerti kemaslahatan di

rinya), maka istrilah yang lebih berhak untuk mendidik dan merawat

anak itu hingga ia mengerti akan kemaslahatan dirinya. Dalam waktu itu

58
si anak hendaklah tinggal bersama ibunya sela ma ibunya belum menikah

dengan orang lain. Meskipun si anak di. tinggalkan bersama ibunya,

tetapi nafkahnya tetap wajib dipikul oleh bapaknya.

Seorang perempuan telah datang mengadukan masalahnya kepa da

Rasulullah Saw. Perempuan itu berkata, "Saya telah diceraikan oleh

suami saya, dan anak saya akan diceraikannya dari saya." Sabda

Rasulullah Saw. kepada perempuan itu:

‫ رواه ابوداود والمحاكم‬،‫انت احق به مالم تشکی‬

Artinya:

"Engkaulah yang lebih berhak untuk mendidik anakmu selama engkau

belum menikah dengan orang lain." (Riwayat Abu Dawud dan Hakim)

Apabila si anak sudah mengerti, hendaklah diselidiki oleh seorang

yang berwajib, siapakah di antara keduanya (ibu dan bapak) yang bih

baik dan lebih pandai untuk mendidik anak itu; maka si anak hendaklah

diserahkan kepada yang lebih cakap untuk mengatur kemaslahatan anak

itu. Akan tetapi, kalau keduanya sama saja.

‫ان رسول هللا صل هللا عليه وسلم خير عالمابين ابيه وأمه رواه ابن ماجه‬
‫والتهذی‬

Artinnya:

59
"Bahwasanya Nabi Saw. telah menyuruh seorang anak yang sudah

sedikit mengerti untuk memilih tinggal bersama bapaknya atau bersama

ibunya." (Riwayat Ibnu Majah dan Tirmizi)

Begitu juga kalau yang mendidik anak kecil tadi bukan ibu

bapaknya, lebih didahulukan perempuan daripada laki-laki kalau derajat

kekeluargaan keduanya dengan anak sama jauhnya. Tetapi kalau ada

yang lebih dekat, didahulukan yang lebih dekat. Masalah ini perlu

ditinjau dari tiga sudut: 1 Kalau pendidik-pendidik itu beberapa

perempuan saja dan jalan kefamilian mereka terhadap si anak bertingkat-

tingkat, maka si anak diserahkan kepada ibunya. Kalau ibu tidak ada,

diserahkan kepada ibu dari ibu itu (nenek), dan seterusnya ke atas. Kalau

ibu-ibu dari pihak ibu tidak ada, diserahkan kepada ibu-ibu dari pihak

bapak, kemudian kepada saudara perempuan, kemudian kepada anak

perempuan dari pihak saudara perempuan, kemudi an kepada anak

perempuan dari pihak laki-laki, kemudian sauda ra perempuan dari

bapaknya.Kalau semua pendidik itu laki-laki, maka yang lebih berhak

ada lah bapak, kemudian kakek, dan seterusnya, kemudian saudara

saudara laki-laki, baik seibu sebapak atau sebapak, atau seibu, kemudian

anak laki-laki dari saudara, kemudian paman dari pi hak bapak.

Kalau pendidik-pendidik itu laki-laki dan perempuan, maka ibu

lebih berhak daripada semuanya, kemudian ibu dari pihak ibu, kemudian

bapak, kemudian ibu dari pihak bapak. Jika ibu, ibu dari ibu, bapak, ibu

60
dari bapak tidak ada, si anak diserahkan ke pada famili lain dengan cara

"yang lebih dekat hubungannya di dahulukan daripada yang lebih jauh."

S. Syarat-Syarat Menjadi Pendidik

1. Berakal.

2. Merdeka.

3. Menjalankan agama.

4. Dapat menjaga kehormatan dirinya.

5. Orang yang dipercayai.

6. Orang yang menetap di dalam negeri anak yang dididiknya.

7. Keadaan perempuan tidak bersuami; kecuali kalau dia bersuami dengan

keluarga dari anak yang memang berhak pula untuk men didik anak itu,

maka haknya tetap.

61
BAB II

PENUTUP

Kesimpulan

Ϣ
˲ϴ
˸Ϡ
˶ϋ˴ ϊ˲ γ˶ ΍
ϭ˴ ˵ൖ ‫ن‬஭
ဃϭ˴ Ϫ˶π˸ ˴ϓϦ
Ϡ ˸ϣ ဃϢ
˶ ˵ൖ ˵Ϭ
˶ ˶Ϩϐ ٓή˴˴Ϙ˵ϓ΍
˸˵ϳ ˯˴ ΍ Ϯ˸˵ϧϮ˵
˸Ϝ͉ϳ ϥ˶ ˸‫ن‬Ϝ
˸ ΍Ϣ ˵ԩ
൜ٓϣ
Ύ˴˶΍ ˸ϛ˵Ω
ϭ˴ Ϣ ˶Ύ ˸ ϣ˴
˴Βϋ˶ Ϧ ˶ Ϧ˸ϴ
Τ˶Ϡ
˶μ
ൖϟ΍
ϭ˴ Ϣ
˸Ϝ˸ϣϰ
˵Ϩ˶ ϣԻ
Ύ˴ϳ˴˸
ϻ΍΍ϮΤ˶ϧ˸˴΍
˵Ϝ ϭ˴

Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga
orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan
perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka
dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.

Nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama dalam pergaulan atau
masyarakat yang sempurna. Pernikahan itu bukan sa ja merupakan satu jalan yang
amat mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan eturunan, tetapi juga dapat
dipandang sebagai sa tu jalan menuju pintu perkenalan antara suatu kaum dengan
kaum lain, dan perkenalan itu akan menjadi jalan untuk menyampaikan pertolongan
antara satu dengan yang lainnya.Sebenarnya pertalian nikah adalah pertalian yang
seteguh-teguh nya dalam hidup dan kehidupan manusia, bukan saja antara suami
istri dan keturunannya, melainkan antara dua keluarga. Betapa ti dak? Dari baiknya
pergaulan antara si istri dengan suaminya, kasih mengasihi, akan berpindahlah
kebaikan itu kepada semua keluarga dari kedua belah pihaknya, sehingga mereka
menjadi satu dalam se gala urusan bertolong-tolongan sesamanya dalam
menjalankan ke baikan dan mencegah segala kejahatan. Selain itu, dengan
pernikahan seseorang akan terpelihara dari kebinasaan hawa nafsunya.

62
DAFTAR PUSTAKA

1. SURAT DALAM AL-QURAN (BUKU HADIST)

-AN-NISA: 34

-AL-BAQARAH: 232

-AN-NISA: 22

-AN-NISA: 23

-AL-HUJURAT: 13

-AN-NUR :3

-AN-NISA: 4

-AL-BAQARAH :237

-AL-BAQARAH: 223

-AL-BAQARAH: 229

-AL-BAQARAH: 230

-AN-NISA: 20

-AL-BAQARAH: 226

-AL-BAQARAH: 227

-AL-MUJADILAH:2

-AN-NUR:6-7

-AN-NUR: 8-9

-AT-TALAQ: 4

-AL-BAQARAH: 234

63
2. HADIST RIWAYAT JAMAAH AHLI HADIS

-RIWATAT MUSLIM

-RIWAYAT BAIHAQI

-RIWAYAT MUSLIM DAN TIRMIZI

-RIWAYAT AHMAD DAN MUSLIM

-RIWAYAT AHMAD DAN DAUD

-RIWAYAT IBNU MAJAH DAN DARUQUTNI

-RIWAYAT MUTTAFAQ ALAIH

-RIWAYAT BUKHARI

3. KARANGAN BUKU

-H. SULAIMAN RASJID BUKU FIQIH ISLAM (SINAR BARU AL


GENSINDO)

64

Anda mungkin juga menyukai