Anda di halaman 1dari 76

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas dari

bagaimana mereka berinterakasi dengan manusia lainnya yang ada di

lingkungannya, karena dalam kehidupan tersebut di butuhkan kebersamaan

sebagai sesama makhluk sosial yang juga membutuhkan orang lain dalam

menjalani kehidupan sehari-hari. Baik itu dalam hubungan persaudaraan, teman,

bahkan keluarga yang terikat dari hubungan pernikahan. Dalam agama Islam

nikah menjadi penyempurna dari separuh Iman yang kita miliki, menajadikan

setiap manusia memiliki tangung jawab sebagai kepala keluarga atau ibu rumah

tangga.

Seorang hamba jika telah menyempurnakan imannya, Allah akan

mencukupkan baginya. Sebagaimana firman Allah SWT :

ِ ‫ِئ‬ ِ ِ ِ ِ‫الصاحِل‬ ِ ِ
ُ‫ني م ْن عبَاد ُك ْم َوِإ َما ُك ْم ِۚإ ْن يَ ُكونُوا ُف َقَراءَ يُ ْغن ِه ُم اللَّه‬
َ َّ ‫َوَأنْك ُحوا اَأْليَ َام ٰى مْن ُك ْم َو‬
ِ ِ ِ ِ ْ َ‫ِمن ف‬
ٌ ‫ضله ۗ َواللَّهُ َواس ٌع َعل‬
‫يم‬ ْ
Artinya: “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu,
dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki
dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya)
lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nuur: 32)1

1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung, CV Diponerogo), hlm 205
2

Dalam ayat ini ada perintah untuk menikah, demikian kata Ibnu Katsir

dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:532. Dengan menikah itu akan

menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan sebagaimana disebutkan oleh

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan salah satu manfaat menikah yang

disebutkan dalam ayat ini, Allah akan beri kecukupan.

Pernikahan dalam pandangan Islam merupakan suatu hal yang sangat

efektif dalam menjaga manusia dari perbuatan-perbuatan yang merusak moral,

juga merupakan suatu kekuatan diri untuk menjaga dari hal-hal yang zina, yang

dapat merusak jiwa dan iman, maka anjuran Rasulullah segera menikah jika telah

mampu untuk menikah karena menikah sebagai benteng keimanan bagi manusia

sebagaimana baginda Muhammad SAW dalam haditsnya

ِ ُّ ‫ فَِإنَّه َأ َغ‬،‫ م ِن استطَاع ِمْن ُكم الْباءةَ َف ْليتز َّوج‬،‫اب‬


‫ص ُن‬ ْ ‫ص ِر َو‬
َ ‫َأح‬ َ َ‫ض ل ْلب‬ ُ ْ َ ََ َ َ ُ َ َ ْ َ ِ َ‫يَا َم ْع َشَر الشَّب‬
‫ البخاري و مسلم و ابن‬:‫ فَِإنَّهُ لَهُ ِو َجاءٌ (رواه‬،‫الص ْوِم‬ َّ ِ‫ َو َم ْن مَلْ يَ ْستَ ِط ْع َف َعلَْي ِه ب‬،‫لِْل َف ْر ِج‬
)‫مسعود‬.
“Hai para pemuda, barang siapa diantara kalian telah mampu
menanggung beban pernikahan, maka menikahlah. Sebab menikah dapat
memejamkan mata dari pandangan yang di haramkan dan memelihara
kehormatan dari perzinaan. Barang siapa belum mampu, hendaklah
berpuasa. Sebab puasa dapatmengurangi gejolak syahwat (HR. Bukhari
dan Muslim dari Ibnu Mas’ud)”.2
Nikah menjadi sesuatu yang lumrah terjadi pada kehidupan manusia,

memulai hidup yang baru bersama pasangan yang mereka inginkan. Sayuti Thalib

mengemukakan “perkawinan merupakan suatu perjanjian yang suci, kuat, dan

kokoh untuk hidup bersama secara sah antara seorang laki-laki dan seorang
2
Imam Al-Mundziri, Ringkasan Hadist Shahih Muslim, (Jakarta, Pustaka Amani, 2003), hlm.435
3

perempuan untuk membentuk keluarga yang kekal, santun menyantuni, kasih-

mengasihi, tentram dan bahagia.3

Nikah adalah asas hidup yang paling utama dalam pergaulan atau embrio

bangunan masyarakat yang sempurna. Pernikahan itu bukan saja merupakan satu

jalan yang amat mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan,

tetapi juga dapat dipandang sebagai sebuah jalan menuju kepada pintu perkenalan

antara suatu kaum dan kaum lainnya, dan perkenalan itu akan menjadi jalan

interelasi antara suatu kaum dengan yang lain. 4 Dari pernikahan tersebut akan

menimbulkan sebuah ikatan yang baru, antara keluarga dari pihak laki-laki dengan

pihak perempuan sehingga menciptakan luasnya tali silaturrahmi antara kedua

belah pihak.

Dalam proses sebelum pernikahan, ada sebuah kewajiban bagi sang lelaki

yang harus dipenuhi ketika akan menikahi seorang perempuan dimana hal tersebut

adalah pemberian Mahar yang bisa berupa apapun sebagai syarat yang hendak

dipenuhi oleh pihak laki-laki. Maksud dari pemberian Mahar itu tersebut didalam

agama Islam yakni untuk mengangkat harkat dan derajat kaum perempuan yang

ketika pada masa jahiliyah mereka bagaikan barang yang bisa diperjual belikan

dan bisa diwariskan.5

Adapun dalam proses pemberian Mahar tersebut tidaklah ditentukan

Mahar apa yang harus diberikan, akan tetapi kedua mempelai dianjurkan untuk

3
Siti Musawamah, Hukum Perkawinan, (Pamekasan, Stain Pamekasan Press .2010), hlm. 4.
4
Beni Ahmad Soebani, Fiqh Munakahat I, (Bandung, CV. Pustaka Setia, 2009),Hlm.11
5
Qurrotul Ainiyah, Keadilan Gender Dalam Islam, (Malang, Kelompok Intrans Publishing, 2017),
hlm.
4

bermusyawarah dalam rangka untuk menyepakati jumlah dan macam Mahar yang

akan di berikan. Dalam surat An-Nisa ayat 4:

‫ص ُدقَاهِتِ َّن حِن ْلَةً ۚ فَِإ ْن ِطنْب َ لَ ُك ْم َع ْن َش ْي ٍء ِمْنهُ َن ْف ًسا فَ ُكلُوهُ َهنِيًئا َم ِريًئا‬
َ َ‫ِّساء‬
َ ‫ووآتُوا الن‬
َ
) ٤ :‫(النساء‬
Berikanlah mas kawin (Mahar ) kepada perempuan (yang kamu
nikahi ) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudiaan jika
mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan
senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan )
yang sedap lagi baik akibatnya.6
Adapun terkait pembayaran Mahar dalam Mazhab Shafi’I dapat dilakukan

dengan salah satu cara boleh di bayar kontan dan tunai (hulan), boleh di bayar

terlebih dahulu (ta’jilan),dan boleh di tunda dengan di batasi oleh waktu baik

secara keseluruhan atau sebagian Mahar (diansur),7dan apabila suami tidak

mampu melunasi ansuran Mahar yang di tunda maka istri bisa mengajukan fasakh

(pembatalan pernikahan )pada suaminya,baik sebelum di campuri atau sesudah.

Upaya dalam pemberian Mahar tersebut dari seorang laki-laki kepada

perempuan pada saat pernikahan bukan hanya didasari dari kewajiban yang

diberikan Agama tersebut, melainkan bersumber dari kerelaan dan keikhlasan

bahwasanya dengan pemberian Mahar ataupun mas kawin tersebut

melambangkan sebuah ikatan pernikahan yang akan mereka jalani sebagai

pasangan suami-istri. Dan di harapkan dengan nilai keikhlasan tersebut dapat

membuat hubungan mereka setelah menikah di karunia sebaik-baiknya nikmat

6
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung, CV Diponerogo), hlm 115
7
Qurrotul ainiyah, Keadilan Gender Dalam Islam, (Malang,Intrans Publishing,2015) hlm113
5

mulai dari memperoleh anak-anak yang sholeh dan dipermudah dalam

memperoleh rezeki.

Kewajiban pemberian Mahar oleh calon suami juga merupakan satu

gambaran dari sebuah kamauan dan tanggung jawab dari suami untuk memenuhi

nafkah yang jelas di perlukan dalam kehidupan berumah tangga. Seorang laki-laki

berkewajiban dalam memberi nafkah kepada keluarganya karena memang

menjadi kodrat bagi laki-laki bahwa ialah yang memiliki tanggung jawab dan

kemampuan untuk berusaha memenuhui kebutuhan dan mencari rezeki,sedangkan

tugas dari seorang wanita dalam keluarga adalah menjaga rumah tangga,terutama

mendidik anak.

Pada kasus yang terjadi pada masyarakat di Desa Pragaan Laok

Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep jumlah Mahar tersebut sangatlah begitu

penting, sebagaimana yang dikatakan oleh salah seorang tokoh masyarakat

Pragaan Laok, Bapak. Irawan mengatakan bahwa kepercayaan masyarakat

tentang volume mas kawin (Mahar) menjadi indikasi penting dalam peningkatan

rezeki setelah mereka menikah.8

Anggapan seperti itu sudah lahir dari nenek moyang terdahulu, sehingga

tak ayal lagi anggapan itu ada hingga saat ini bagi masyarakat Pragan Laok

khususnya. Mitos atau anggapan tentang volume Mahar sudah menjadi tolak ukur

tentang kelangsungan hidup atau masa depan bagi seseorang yang akan menikah.

Kepercayaan masyarakat Desa Pragaan Laok terhadap tingkatan volume

Mahar yang di berikan kepada seorang wanita ketika hendak menikah akan

8
Wawancara peneliti dengan Irawan, sebagai Tokoh Masyarakat tentang mahar dan perolehan
rezeki di Paragaan Laok pada tanggal 5 Desember 2109.
6

menjadi faktor kelancaran rezeki yang akan di peroleh setelah menikah. Semakin

besar Mahar yang diberikan maka akan semakin besar pula tingkat perolehan

rezeki bagi kedua mempelai setelah menikah.9

Ust. Aan Muhaimin juga memaparkan beberapa contoh seseorang yang

menggunakan Mahar rendah dan tinggi. Salah satu contoh yaitu bapak AS dengan

Mahar emas 1 gram, setelah menikah ia hanya bisa hidup seadanya atau hidup

pas-pasan, namun ada SA yang dengan Mahar tinggi dengan jumlah 5 gram emas,

setelah menikah ia dapat melakukan banyak perubahan dalam hidupnya hingga ia

dapat membeli toko di Jakarta.10

Sehingga dalam kepercayaan masyarakat Pragaan Laok Mahar menjadi

hal yang sangat di utamakan bagi orang yang akan melaksanakan pernikahan,

karena nilai dari Mahar akan menentukan masa depan kedua mempelai dalam

mencari rezeki yang halal dan harapan memberikan Mahar yang dikeluarkan

dengan suka rela akan menjadi keluarga yang sakinah mawadah waromah.

Berdasarkan dari hal di atas, maka peneliti ingin menjadikan fenomena

tersebut sebagai bahan peneliti untuk skripsi dengan judul “Korelasi Mahar

terhadap perolehan rezeki pasangan perspektif masyarakat Pragaan Laok

Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep’’.

9
Wawancara peneliti dengan Sholehuddin sebagai Tokoh Masyarakat tentang mahar dan
perolehan rezeki di Paragaan Laok pada tanggal 5 Desember 2109.
10
Wawancara peneliti dengan Ust. Aan Muhaimin, sebagai Tokoh Agama tentang mahar dan
perolehan rezeki di Paragaan Laok pada tanggal 15 Januari 2020.
7

B. Fokus Penelitian

Dari konteks yang di uraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan

masalah yang di formulasikan secara singkat dalam pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut :

1. Bagaimana korelasi Mahar bagi suatu pasangan di Desa Pragaan Laok

terhadap tradisi Mahar dalam perolehan rezeki?

2. Bagaimana padangan hukum Islam terhadap pemberian Mahar di Desa

Pragaan Laok ?

C. Tujuan Penelitian

Dari dalam suatu usaha pasti memilki sebuah tujuan, begitu pula dengan

penelitian ini, yakni bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui korelasi Mahar bagi suatu pasangan di Desa Pragaan Laok

terhadap tradisi Mahar dalam perolehan rezeki

2. Untuk mengetahui panadangan hukum Islam terhadap pemberian Mahar di

Desa Pragaan Laok.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan referensi

serta dapat dijadikan wawasan keilmuan bagi siapa saja yang berkeinginan

untuk memahami lebih jauh tentang volume Mahar dalam suatu pernikahan.
8

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, Penelitian ini diharapkan dapat mempunyai nilai manfaaf

atau kegunaan sebagai berikut :

a. Bagi civitas akademika Institut Agama Islam Negeri Madura, khususnya

bagi mahasiswa Hukum keluarga Islam, hasil penelitian ini sebagai

wahana perluasan wawasan pemikiran ilmiah dan menjadi dari aktifitas

kajian-kajian ilmiah.

b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menjadi salah satu pengalaman

yang akan memperluas khazanah ke ilmuan, khususnya dalam

pengembangan sebuah sikap yang nantinya dapat di implementasikan

kedalam tataran praktis.

c. Bagi masyarakat sebagai bahan tambahan pengetahuan dalam memahami

berbagai aspek khususnya mengenai Korelasi Mahar terhadap perolehan

rezeki pasangan perspektif masyarakat di desa Pragaan Laok

kecamtan.Pragaan kabupaten sumenep.

E. Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalahan pemahaman mengenai maksud dari judul

skripsi ini, yaitu tentang Korelasi besar kecilnya Mahar terhadap perolehan rezeki

pasangan perspektif masyarakat dan pemuka agama maka penulis akan

menjelaskan yaitu sebagai berikut :

1. Korelasi adalah hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi karena

adanya hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi karena kebetulan

saja, dua variabel di katakan berkolerasi apabila perubahan pada variabel


9

yang satu akan diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur

dengan arah yang sama (korelasi positif) atau berlawanan (korelasi

negative).

2. Mahar dalam penilitian ini adalah sebuah barang atau uang yang wajib

diberikan oleh mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan sebagai

tanda dari terjadinya sebuah pernikahan, adapun dalam penelitian ini

Mahar menjadi hal yang sangat amat penting, karena besar kecilnya

Mahar dalam penelitian ini dapat mempengaruhi pendapatan rezeki setelah

menikah.11

3. Rezeki dalam hal ini merupakan Nikmat yang diberikan oleh Allah SWT

yang bisa berupa makanan, kesehatan, dan lainnya yang kiranya itu semua

bisa bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pasangan dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai teman hidup, seperti

halnya sang istri dan suami yang senantiasa akan selalu bersama dalam hal

apapun senang maupun susah.

5. Masyarakat adalah kumpulan orang-orang yang hidup bersama sehingga

menciptakan interaksi dan sosial yang baik, saling tolong menolong dalam

hal apapun.

BAB II
11
Syarifuddin, hukum perkawinan islam indonesia Antara fiqh Munakahat dan undang-undang
perkawinan,(jakarta: kencana,2011),hlm,84
10

KAJIAN PUSTAKA

1. Kajian Teoritik

A. Pengertian tentang Pernikahan

Pernikahan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk memenuhi

kebutuhan ini adalah dengan ‘aqad nikah (melalui jenjang pernikahan), bukan

dengan cara yang amat kotor dan menjijikkan, seperti cara-cara orang sekarang

ini; dengan berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi, homo, dan lain

sebagainya yang telah menyimpang dan diharamkan oleh Islam.

Sasaran utama dari disyari’atkannya pernikahan dalam Islam di antaranya

adalah untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji, yang

dapat merendahkan dan merusak martabat manusia yang luhur. Islam memandang

pernikahan dan pembentukan keluarga sebagai sarana efektif untuk me-melihara

pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan melindungi masyarakat dari kekacauan.

Menurut konsep Islam, hidup sepenuhnya untuk mengabdi dan beribadah

hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan berbuat baik kepada sesama manusia. Dari

sudut pandang ini, rumah tangga adalah salah satu lahan subur bagi peribadahan

dan amal shalih di samping ibadah dan amal-amal shalih yang lain, bahkan

berhubungan suami isteri pun termasuk ibadah (sedekah).12

B. Pengertian Mahar dan Dasar Hukumnya

Kata Mahar berasal dari Bahasa arab yang termasuk kata benda bentuk

abstrak atau masdar yakni “ mahram” atau kata kerja, yakni fi’il dari “Mahara-

yamhuru-mahran.” Lalu di bakukan dengan kata benda mufrad, yakni al-mahr,

12
Samsul Abdullah, Tatacara Pernikahan, (Jakarta: PT. Gramedia,2011) hlm 25
11

dan kini sudah di Indonesiakan dengan kata yang sama, yakni Mahar atau karena

kebiasaan pembayaraan Mahar dengan mas, Mahar di indentikkan dengan

maskawin.13

Mahar, secara etimologi, artinya maskawin. Secara terminologi,Mahar

ialah pemberian wajib dari calon suami kepada calon istri sebagai ketulusan hati

calon suami untuk menimbulkan rasa cinta kasih bagi seorang istri kepada calon

suaminya.Atau suatu pemberian yang diwajibkan bagi calon suami kepada calon

istrinya, baik dalam bentuk benda maupun jasa (memerdekakan, mengajar, dan

lain sebagainya).14

Secara istilah, Mahar di artikan sebagai “ Harta yang menjadi hak istri
dari suaminya dengan adanya akad atau dukhul” golongan Hanabilah
mendefinisikan Mahar sebagai, “ suatu imbalan dalam nikah baik yang di
sebutkan di dalam akad atau di wajibkan sesudahnya dengan kerelaan kedua
belah pihak atau hakim,atau imbalan dalam hal-hal yang menyerupai nikah
seperti wat’I syubhat dan wa’i di paksakan”.15

Sebagaimana firman Allah SWT :


‫ص ُدقَاهِتِ َّن حِن ْلَ ةً ۚ فَ ِإ ْن ِطنْب َ لَ ُك ْم َع ْن َش ْي ٍء ِمْن هُ نَ ْف ًس ا فَ ُكلُ وهُ َهنِيًئا َم ِريًئا‬
َ َ‫ِّس اء‬
َ ‫ووآتُ وا الن‬
َ
) ٤ :‫(النساء‬

13
Beni ahmad saebani, fiqh munakahat 1 (bandung : pusaka setia, 2001) hlm 260
14
Qurrotul ainiyah,keadilan gender dalam islam ( malang : intrans publishing,2015)hlm105
15
Mahmud,heri gunawan,yuyun yulianingsing,pendidikan agama islam dalam keluarga (Jakarta
barat,akademika permata,2013)hlm, 50
12

“Artinya: berikanlah mas kawin (Mahar) kepada wanita ( yang kamu nikahi )
sebabagai pemberian dengan penuh kerelaan” ( an-nisa’: 4 ).16
Pengarang kitab al-‘Inaayah ‘Alaa Haamisyi al-fathi mendefinisikan

Mahar sebagai harta yang harus di keluarkan oleh suami dalam akad pernikahan

sebagai imbalan persetubuhan, baik dengan penentuan maupun dengan

akad .sedangkan sebagian mazhab Hanafi mendefinisikannya sebagai sesuatu

yang di dapatkan seorang perempuan akibat akad pernikahan ataupun

persetubuhan.17

Mazhab Maliki mendefinisikannya sebagai sesuatu yang di berikan kepada

seorang istri sebagai imbalan persetubuhannya. Mazhab Syafi’I

mendefinisikannya sebagai sesuatu yang di wajibkan sebab pernikahan atau

persetubuhan, atau lewatnnya kehormatan perempuan dengan tanpa daya, seperti

akibat susuan dan mundurnya para saksi. Mazhab Hambali mendefinisikannya

sebagai pengganti dalam akad pernikahan, baik Mahar di tentukan di dalam akad,

atau di tetapkan setelahnya dengan keridhaan kedua pihak atau hakim. Atau

pengganti dalam kondisi pernikahan, seperti persetubuhan yang memiliki syubhat,

dan persetubuhan secara paksa.18

a) Dasar Hukum

16
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung, CV Diponerogo),hlm 115
17
Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Taringan, hukum perdata Islam (jakarta: Gema
insani,2011),hlm 64
18
yahba AZ-zuhaili,Fiqih islam wa adillatuhu,(jakarta:gema insani,2001),hlm,230
13

Dasar hukum adanya Mahar dalam perkawinan,terdiri atas dasar hukum

yang di ambil dari Al-Quran dan dasar hukum dari As-sunnah 19. Di lengkapi oleh

pendapat ulama tentang kewajiban pembayaran Mahar oleh mempelai laki-laki

kepada mempelai perempuan.

Dalam Al-Quran, surat An-Nisa ayat 4 Allah SWT. Berfirman :

ٍِ ِ ‫هِتِ حِن‬
ُ‫ص ُدقَا َّن ْلَةً ۚ فَِإ ْن طنْب َ لَ ُك ْم َع ْن َش ْيء مْنهُ َن ْف ًسا فَ ُكلُوه‬
َ َ‫ِّساء‬
َ ‫ووآتُوا الن‬
َ
٤ :‫َهنِيًئا َم ِريًئا (النساء‬
Artinya :“berikanlah maskawin ( Mahar ) kepada wanita ( yang
kamu nikahi ) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Jika mereka
menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang
hati, maka makanlah pemberian itu (sebagai makanan ) yang sedap lagi
baik akibatnya.”.20
Ayat ini menyebut kata Mahar dengan istilah “shuduq” yang dimaknakan

sebagai pemberian yang penuh keikhlasan. 21 Pemberian Mahar ini wajib atas laki-

laki, tetapi tidak menjadi rukun nikah dan apabila tidak di sebutkan pada waktu

akad, pernikahan itu tetap sah.22para suami boleh mengambil mas kawin (Mahar)

yang di berikan kembali oleh isterinya. Jika dia memberikan dengan niat yang

tulus, tidak ada unsur paksaan. Bisa kita pahami bahwasanya Mahar ini tidak

ditentukan nilainya, akan tetapi berangkat dari kewajiban Mahar itu sendiri

mengajarkan kepada kaum lelaki tentang keikhlasan dan bagaimana kaum laki-

laki dapat menghargai seorang wanita denga memberikannya hal-hal baik yang

dapat menyenangkan hatinya (Mahar)

19
Beni ahmad saebani, fiqh munakahat 1 (bandung : pusaka setia, 2001) hlm 262
20
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung, CV Diponerogo),hlm 115
21
ibid hlm,262
22
Sulaiman rasjid,fiqih islam,(bandung,sinar baru Algesindo,2004) hlm,393
14

Firman Allah SWT

ِ ‫فَانْ ِكحوه َّن بِِإ ْذ ِن َأهلِ ِه َّن وآتُوه َّن ُأجوره َّن بِالْمعر‬
‫وف‬ ُْ َ ُ َ ُ ُ َ ْ ُ ُ
“Oleh karerna itu, kawinlah mereka dengan seizin tuan mereka
dan berikanlah maskawin (Mahar) mereka menurut yang patut” (Q.S.an-
nisa:25).23
Dasar hukum dari As-sunnah tentang Mahar, sebagaimana sabda Nabi

SAW.

ٍّ ‫يد َو َح َّدثَنَا َعْب ُد الرَّمْح َ ِن بْ ُن َم ْه ِد‬


‫ي‬ ٍ ِ‫ح َّدثَنا حُم َّم ُد بن بشَّا ٍر ح َّدثَنا حَي بن سع‬
َ ُ ْ ‫َ َ َ ْ ُ َ َ َ ْىَي‬
ِ ِ ِ ِ
ُ ‫َوحُمَ َّم ُد بْ ُن َج ْع َف ٍر قَالُوا َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ َع ْن َعاص ِم بْ ِن عَُبْيد اللَّه قَال مَس ْع‬
‫ت َعْب َد‬

ِ ‫ت َعلَى َن ْعلَنْي‬ ِ َّ ‫اللَّ ِه بْ َن َع ِام ِر بْ ِن َربِ َيعةَ َع ْن َأبِ ِيه‬


ْ ‫َأن ْامَرَأًة م ْن بَيِن َفَز َار َة َتَز َّو َج‬
ِ ِ‫ك ومال‬
ْ َ‫ك بَِن ْعلَنْي ِ قَال‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ُ ‫ال رس‬
‫ت‬ َ َ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ََأرضيت م ْن َن ْفس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ ‫َف َق‬

ُ‫َأج َازه‬
َ َ‫ال ف‬
َ َ‫َن َع ْم ق‬

“Muhammad bin Basyar menyampaikan kepada kami dari yahya


bin sa’id, Abdurrahman bin Mahdi,dan Muhammad bin Ja’far,dari
syu’bah,dari Asmin bin ubaidillah yang menggunakan,aku mendengar
dari Abdullah bin Amir bin Rabi’ah,dari ayahnya Bahwa seorang
perempuan dari bani fazarah menikah dengan Mahar berupa sepasang
sandal,Rosullah SAW bertanya, “ Apakah engkau rela atas diri dan
hartamu dengan dua sandal ini?” Dia menjawab “ ya” Dia perawi
berkata “Nabi SAW pun membolehkan pernikahan itu.” (H.R At-
Thirmidzi).24
Sebagaimana Sabda Nabi SAW.

23
Departemen Agama RI,Al-Quran dan terjemahnya(bandung;Diponegoro,2010),hlm,82
24
Abu isa Muhammad bin isa At-tirmidzi, ensiklopedia hadis6 ;jami’ at-Tirmidzi,terj,tim
Darussunnah,(jakarta : Almahira,2013)hlm 391.
15

‫يع َع ْن ُس ْفيَا َن َع ْن َأيِب َحا ِزٍم بن دينار َع ْن َس ْه ِل بْ ِن َس ْع ٍَّد‬ِ


ٌ ‫َح َّد َثنَا حَيْىَي َح َّد َثنَا َوك‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم قال لرجل جتوج ولو خبامت من حديد (رواه خباري‬
َ ‫النيب‬
“Yahya menyampaikan kepada kami dari Waki’, dari Sufyan, dari
Abu Hazim dari Sahl bin Sa’d bahwa Nabi SAW bersabada kepada
seseorang lelaki, “menikahlah meskipun hanya Mahar sebuah cincin
besi.” (H.R Bukhari).25
Kompilasi hukum Islam juga menjelaskan mengenai Mahar antara lain

sebagai berikut.26

Dalam hukum Islam memberikan aturan bahwa calon mempelai pria wajib

membayar Mahar kepada calon mempelai wanita yang berupa jumlah, bentuk dan

jenisnya disepakati oleh kedua belah pihak tanpa ada yang memberatkan antara

keduanya. Kemudian Islam juga mengarahkan bahwa dalam penentuan Mahar

berdasarkan asas kesederhanaan dan kemudahan yang dianjurkan oleh Rasulullah.

Maka, Mahar diberikan langsung kepada calon mempelai wanita,dan sejak itu

menjadi hak pribadinnya.

Dari pemahaman tersebut sangatlah jelas bahwa Mahar merupakan suatu

kewajiban yang harus di bayar oleh mempelai laki-laki kepada mempelai wanita

sebagai imbalan perkawinan yang sah.

b) Macam dan Syarat Mahar

Mengenai kewajiban pembayaran Mahar, para fuqaha telah sepakat bahwa

Mahar wajib di berikan oleh seorang mempelai laki-laki kepada mempelai wanita.

25
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari,Ensiklopedia hadis 2 : Shahih al-
Bukhari,terj,timDarussunnah, ( jakarta : Almahira,2012 ) hlm 348.
26
Undang-Undang Perkawinan RI Nomor 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan Dan Kompilasi
Hukum Islami, (Bandung, Citra Umbara,2012),hlm,331-332
16

Waktu pemberian Mahar bisa di lakukan pada waktu akad perkawinan. Mahar

yang di maksudkan terdiri dari beberapa macam :

1. Mahar Musamma

Mahar musamma adalah Mahar yang telah di tetapkan bentuk dan

jumlahnya dalam sighat akad. Mahar musamma ada dua macam, yaitu (a) Mahar

musamma Mu’ ajjal, yakni Mahar yang segera di berikan oleh calon suami

kepada istrinya. menyegerakan pemberian Mahar hukumnya Sunnah; (b) Mahar

Ghair Mu’ ajjal, yaitu Mahar yang pemberiannya di tangguhkan, dalam

kaitannya dengan pemberian Mahar, wajib hukumnya membayar Mahar

musamma apabila terjadi dukhul. Apabila salah seorang dari suami atau istri

meninggal dunia sebagaimana di sepakati oleh para ulama; apabila telah terjadi

khalwat( bersepi-sepi), suami wajib membayar Mahar. Bagi suami yang menalak

isterinya sebelum dukhul,27 ia wajib membayar setengah dari Mahar yang telah di

akadkan, sebagaimana di sebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 237 :

ِ ِ ‫وِإن طَلَّ ْقتُم‬


‫ضتُ ْم‬
ْ ‫ف َما َفَر‬
ُ ‫ص‬ َ ‫ضتُ ْم هَلُ َّن فَ ِر‬
ْ ‫يضةً فَن‬ ُ ‫وه َّن من َقْب ِل َأن مَتَ ُّس‬
ْ ‫وه َّن َوقَ ْد َفَر‬ ُ ُ َ

َ‫ب لِ َّلت ْق َوى َوال‬ ِ ‫َإالَّ َأن َي ْع ُفو َن َْأو َي ْع ُف َو الَّ ِذي بِيَ ِد ِه عُ ْق َدةُ النِّ َك‬
ُ ‫اح َوَأن َت ْع ُفواْ َأْقَر‬
ِ ‫ضل بينَ ُكم ِإ َّن اللّه مِب َا َتعملُو َن ب‬
ٌ‫صري‬ َ َْ َ ْ َْ َ ْ ‫نس ُواْ الْ َف‬
َ َ‫ت‬
“ jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur
dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan
Maharnya, maka bayarlah seperdua dari Mahar yang telah kamu tentukan
itu, kecuali jika isteri-isterimu itu memaafkan atau dimaafkan oleh orang
yang memegang ikatan nikah, dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepda
takwa. Dan jaganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu.
27
Beni Ahmad saebani,fiqh Munakahat, (bandung : pusaka setia, 2001) hlm 275-276
17

Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan”.


( Al-Baqarah : 237 ).28
Dalam qawl qadim, Imam Syafi’I berpendapat bahwa khalwat dapat

dijadikan alasan dalam perolehan Mahar ; karena akad nikah adalah akad untuk

memperoleh manfaat; dan khalwat adalah bagian dari manfaat yang dimaksudkan.

Sedangkan dalam qawl jadid, Imam Syafi’I berpendapat bahwa khalwat tidak

dapat di jadikan alasan dalam perolehan Mahar; karena khalwat setelah menikah

sepadan dengan khalwat sebelum menikah.29

2. Mahar Mitsil

Mahar Mitsil adalah nilai Mahar yang berhak di dapatkan. Oleh wanita

sepadan dengan Mahar yang di berikan kepada orang lain yang keadaannya

sepadan (semisal) dengan dia ; baik semisal dari sisi waktu akad, baik dalam

umur, kecantikan, harta, kecerdasan, agama, (status) keperawanan, dan

kebangsaan. Sedangkan yang di anggap sepadan (mitsil) dari sisi ashabah (sanak

family) adalah saudara perempuanya, bibinya, dan saudara-saudara sepupu

perempuannya dari bibi pamannya.30

Mahar Mitsil ialah Mahar yang jumlahnya di tetapkan menurut jumlah

yang biasa di terima oleh keluarga pihak istri karena pada waktu akad nikah

jumlah Mahar belum di tetapkan bentuknya. Allah SWT, berfirman dalam surat

Al-Baqarah 236;

28
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung, CV Diponerogo),hlm 38
29
Jaih Mubarok,Modifikasi Hukum islam: studi tentang qawl qadim dan qwal jadid (jakarta:PT
raja Grafindo persada,2002) hlm,258-259
30
Ahmad Tirmidz,dkk,Edisi Indonesia Ringkasan Fikkih Sunnah Sayyid,(Solo: Tayiba
Media,2004)hlm, 466
18

‫وه َّن‬ َ ‫ضوا هَلُ َّن فَ ِر‬


ُ ُ‫يضةً َو َمتِّع‬ ُ ‫وه َّن َْأو َت ْف ِر‬
ُ ‫ِّساءَ َما مَلْ مَتَ ُّس‬ َّ ‫ِإ‬
َ ‫اح َعلَْي ُك ْم ْن طَل ْقتُ ُم الن‬
َ َ‫اَل ُجن‬
ِِ ِ ِ
ً َ‫َعلَى الْ ُموس ِع قَ َد ُرهُ َو َعلَى الْ ُم ْقرِت ِ قَ َد ُرهُ َمت‬
َ ‫اعا بِالْ َم ْع ُروف َحقًّا َعلَى الْ ُم ْحسن‬
‫ني‬

“ tidak ada kewajiban membayar (Mahar) atas kamu, jika kamu


menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan
sebelum kamu menentukan Maharnya. Dam hendaklah kamu berikan
suatu mut’ah ( pemberian ) kepada mereka. Orang yang mampu menuirut
kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula),
yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan
ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebijakan.” 31
Membayar Mahar Mitsil di pandang lebih adil dan bijaksana karena hal itu

di dasarkan kepada kemampuan pihak suami dengan mengacu pada yang biasa di

terima oleh pihak istri.32

C. Rezeki dan Dasar Hukumnya

Kata Rezeki berasal dari kata bahasa arab: ‫ق َر ْزقًا‬


ُ ‫ق يَرْ ُز‬
َ ‫ َر َز‬yang

berarti memberikan rizqi. dengan redaksi lain ِ‫ُكلُّ َما يَ ْنتَفِ ُع بِه‬ bermakna segala

sesuatu yang bermanfaat.33 Arti rezeki di beberapa kamus bahasa arab antara lain

adalah nasib,milik, upah, di beri anugrah, di karunai.rezeki juga berarti segala

sesuatu yang di pakai untuk memenuhui kehidupan seperti penghidupan,

makanan, mencari, keuntungan, rezeki dapat di katakan dengan di karunia anak,

kekayaan, gaji,hujan, warisan, pusaka,atau sesuatu yang di dapat tanpa sussah

payah, yanng mana di katakan sebagai keberuntungan.34

31
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung, CV Diponerogo),hlm
32
ibid,hlm 278
33
Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, Qomus ‘Aroby-Indunisy, (Jakarta: PT. Mahmud Yunus
Wadzuriyah, 1989). hlm. 140
34
Muhammad Djakfar,Hukum Bisnis Wacana Integrasi Perundangan Nasional dengan Syariah,
(Malang: PT LKIS Printing Cermelang,2009),hlm,195
19

Sedangkan definisi Al-Qur’an tentang rezeki yang lebih lengkap dengan

menggunakan ayat-ayatnya adalah sebagai berikut.

‫َو َكَأيِّن ِّمن َدابَّ ٍة اَّل تَحْ ِم ُل ِر ْزقَهَا هللاُ يَرْ ُزقَهَا َوِإيَّا ُك ْمۚ َوهُ َو ال َّس ِمي ُع ْال َعلِيم‬

Artinya : Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa


(mengurus) Rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya
dan kepadamu dan Dia Maha mendengar lagi Maha Memgetahui (QS Al-
Ankabut : 60)35
Berdasarkan pengertian rezeki tersebut dapat disimpulkan bahwa rezeki

adalah semua pemberian dari Allah SWT berupa harta benda, makanan, minuman,

kesehatan, tempat tinggal, kendaraan, nasib, kehormatan, dan ilmu pengetahuan.

Bahkan semua pemberian baik yang bersifat lahir maupun batin, material-spiritual

yang bersifat duniawi maupun ukhrowi.

Memahami hakikat rezeki, sangat penting melihat konsep rezeki dari

beberapa tinjauan, baik rezeki secara Bahasa maupun istilah. setelah melakukan

pengkajian yang panjanng tentang maknanya secara Bahasa ternyata istilah rezeki

memiliki banyak makna, berkata Ibnu Madzur kata rizqu-al-razzaaq-al razzaaq-

bagian dari sifat Allah. Dikarenakan Allah memberikan rezeki kepada semua

makhluk-Nya. Allah menciptakan rezeki, memberikan kepada makhluk-makhluk-

Nya rezeki-rezeki-nya dan menyampaikannya.36

a) Dasar Hukum Rezeki

35
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung, CV Diponerogo),hlm 405
36
Muhammad Thalib,Membina Mental Keluarga Sakinah,(Yogyakarta,Pro u Media,2008)hlm,44
20

Dasar hukum adanya rezeki ,terdiri atas dasar hukum yang di ambil dari

Al-Quran dan dasar hukum dari As-sunnah. Di lengkapi oleh pendapat ulama

yang membahas rezeki-rezeki Allah yang di berikan kepada mahluknya

Allah SWT berfirman :

‫ض ِإاَّل َعلَى اللَّ ِه ِر ْز ُق َها َو َي ْعلَم ُم ْسَت َقَّر َها َو ُم ْسَت ْو َد َع َها ۚ ُكلٌّ يِف‬ ٍ ِ
ْ ‫َو َما م ْن َدابَّة يِف‬
ِ ‫اَأْلر‬
ُ
ٍ َ‫كِت‬
ٍ ِ‫اب ُمب‬
‫ني‬

“Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi maalinkan Allah-lah
yang memberi rezeki.” (QS.Huud :6).37
Ayat ini menjelaskan bahwasannya Allah yang memberikan rezeki ke

semua mahkluknya meskipun binatang-binatang jelata dan orang kafir sekalian

dalam hal ini pemberian rezeki tidak memandang dari segi manapun baik dari

ras,agama,suku dan bangsa.

Akan tetapi manusia selalu tidak puas atas rezeki yang mereka dapatkan,

mereka tidak sadar hidup di dunia adalah sebagian dari rezeki, Alllah SWT

membberikan nyawa, keluarga, dan keturunan agar kita dapat bersyukur

kepadanya.

‫مِخ‬ ِِ ِ
ُ ‫َأنَّ ُك ْم َتَت َو َّكلُو َن َعلَى اللَّه َح َّق َت َو ُّكله لََر َزقَ ُك ْم َك َما َي ْر ُز ُق الطَّْيَر َت ْغ ُدو َاصاً َوَتُر‬
‫وح‬

ً‫بِطَانا‬

Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Al-Muba-rak, Ibnu Hibban,


Al-Hakim, Al-Qhudha'i dan Al-Baghawi meriwayatkan dari Umar bin
Khaththab bahwa Rasulullah bersabda: "”Seandainya kalian betul-betul
37
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung, CV Diponerogo),hlm 222
21

bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki


sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari
dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”38

Dalam hadits yang mulia ini, Rasulullah yang berbicara dengan wahyu

menjelaskan, orang yang bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar

tawakkal, niscaya dia akan diberi rizki oleh Allah sebagaimana burung-burung

diberiNya rizki. Betapa tidak demikian, karena dia telah bertawakkal kepada Dzat

Yang Maha Hidup, Yang tidak pernah mati. Karena itu, barangsiapa bertawakkal

kepada Nya, niscaya Allah akan mencukupinya.

b) Macam-Macam Rezeki

Kita pun sering mendengar bahwa ada rezeki yang halal dan haram. rezeki

ini termasuk termasuk dalam kategori rezeki umum.rezeki yang halal akan

menghantarkan penerimaannya kepada amal kebajikan yang berakhir di dalam

surga. Sebaliknya, Rezeki yang haram akan menyeret penerima dan penggunanya

ke dalam kemaksiatan dan kesengsaraandi akhirat.39

Sedangkan rezeki yang khusus adalah rezeki yang bersifat langgeng

kabajikannya, baik di dunia maupun di akhirat. Rezeki khusus ini di bedakan

menjadi dua: rezeki yang berhubungan dengan rohani atau hati seseorang dan

rezeki yang berkaitan dengan tubuh,yaitu rezeki halal yang tidak mengandung

syubhat.40

Ketika seorang mukmin berdo’a kepada Allah agar di beri rezeki, maka

sesungguhnya rezeki itulah yang di minta, yaitu rezeki keimanan penambah

38
Abu isa Muhammad bin isa At-tirmidzi, ensiklopedia hadis6 ;jami’ at-Tirmidzi,terj,tim
Darussunnah,(jakarta : Almahira,2013)hlm 211.
39
Muhammad Qhadir,tetaplah bersyukur(Yogyakarta,Diva press,2017)hlm 94
40
yusuf Qardhawi,halal haram dalam islam (Surakarta Era intermedia,2003)hlm 210
22

kekuatan hatinya dan rezeki halal yang memberikan energy untuk tubuhnya dalam

melaksanakan perintah ketaatan kepada Allah SWT.41

Dalam hal ini, lebih spesifik lagi bahwa rezeki dapat diklasifikasikan ke

dalam tiga bagian :

a. Rezeki yang di tentukan, yaitu setiap manusia semuanya memiliki rezeki,

dan masing-masing dari rezeki mereka itu semuanya sudah di diatur dan

ditentukan oleh Allah, jadi jika rezeki seseorang itu sudah habis maka

habis pula umurnya.

b. Rezeki yang di janjikan, yaitu dalam hal ini ada kaitannya dengan Alquran

surat at-T-olaq ayat 3. bahwasannya Allah akan memberikan rezeki dari

arah yang tidak di sangka-sangka bagi orang-orang yang bertaqwa.

c. Rezeki milik, yang di maksud dengan rezeki milik yaitu segala sesuatu

yang di pakai oleh manusia. tidak mesti berupa materi, tetapi pakaian,

rumah, anak , dan yang semisalnya itu semua merupakan rezeki, namun

yang sebagian tadi di sebutkan itu termasuk ke dalam kategori ke dalam

kategori milik.42

2. Kajian Terdahulu

Untuk mengetahui lebih jelas tentang penelitian ini, kiranya penting

mengetahui penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini. berdasarkan

pengamatan dan penelusuran yang peneliti lakukan sejauh ini ada beberapa

41
Syaful Bakhari,Ahmad Dairobi,Rahasia rezeki keluarga
melimpah(Yogyakarta,Erlangga,2013)hlm,33
42
Akram Ridha,pintar mengelola keuangan keluarga sakinah (solo,tayiba media,2014)hlm,83
23

penelitian dalam bentuk skripsi yang menliti tentang Mahar , penelitian tersebut

di antaranya :

Moh. Mukhlis, dengan judul skripsi“ tinjauan hukum Islam terhadap

penentuan dan penetapan jenis Mahar pada masyarakat desa larangan badung

kecamatan palengaan kabupaten Pamekasan”43 pada penelitian ini, Moh. mukhlis

menjelaskan tentang penentuan dan penetapannya berupa uang, alat perangkat

shalat, cincin, belajar kitab, dan jasa focus yang di antaranya

Pertama bagaimana ketentuan jenis Mahar pada masyarakat desa larangan

badung kecamatan pelenggaan kebupaten Pamekasan, kedua bagaimana

penetapan Mahar dalam perkawinan desa larangan badung kecamatan palengaan

kabupaten Pamekasan, ketiga bagaimana pandangan hukum Islam tentang

ketentuan dan penetapan jenis Mahar pada masyarakat desa larangan badung

kecamatan palengaan kebupaten Pamekasan sedangkan penelitian yang kali ini

mambahas Korelasi besar kecilnya Mahar terhadap perolehan rezeki pasangan

perspektif masyarakat dan pemuka agama.jadi penelitian ini di tekankan pada

Mahar terhadap perolehan rezeki yang mereka dapat setelah menikah.

Selain penelitian di atas, khususnya di IAIN Madura pernah di teliti

sebelumnya yang di teliti oleh jazilah dengan judul “keterlibatan calon istri

dalam menentukan Mahar di desa Karduluk kecamatan Pragaan kabupaten

sumenep”44 penelitian yang di lakukan oleh jazilah ini menguraikan bahwa dalam

temuannya calon istri tidak terlibat langsung dalam penentuan Mahar, bahkan
43
Moh.Mukhlis, “ tinjauan hukum islam terhadap penentuan dan penetapan jenis mahar pada
masyarakat desa Larangan Badung kecamatan palengaan kabupaten pamekasan” Skripsi STAIN
Pamekasan,2008
44
jazilah,” keterlibatan calon istri dalam menentukan mahar di desa Karduluk kecamatan
Pragaan kabupaten Sumenep” skripsi STAIN Pamekasan,2008
24

tidak mengetahui Mahar yang akan di terimanya dari mempelai laki-laki

sedangkan dalam penelitian ini calon wanita sangat berperan penuh dalam

menentukan besar kecilnya Mahar ke pada si mempelai laki-laki seperti terdapat

di fokus tujuan di atas.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Perlu kita ketahui bahwa metodelogi penelitian merupakan elemen peting

untuk menjaga realibilitas dan validitas hasil penelitian. Proses hasil penelitian

akan dipengaruhi secara langsung oleh metodelogi yang digunakan.45

45
Muhtadi Abdul Mun’im, Metodelogi Penelitian Untuk Pemula, (Sumenep:Pusdilam, 2014), 51
25

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Bodgan dan Taylor

sebagaimana yang dikutip oleh Meleong menjelaskan bahwa metodelogi kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa urutan-

urutan kata yang tertulis atau perkataan lisan dari orang-orang yang berperilaku

diamati dan pendekatan ini diarahkan pula pada latar individu secara

holistis(utuh).46

Adapun jenis penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus, studi

kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci,

dan memilki pengambilan data yang mendalam serta menyertakan berbagai

sumber informasi.47

Disamping itu pendekatan ini memudahkan peneliti dalam melakukan

penelitian yang telah direncanakan, di mana dalam memecahkan fokus yang sudah

ditentukan akan lebih mudah untuk diselesaikan dengan menggunakan pendekatan

kualitatif itu sendiri.

Adapun jenis penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang bermaksud

untuk membuat deskripsi mengenai situasi atau kejadian tertentu.

Di mana dalam hal ini, peneliti mendeskripsikan perihal terkait dengan

objek yang diteliti melalui data-data yang didapatkannya.48

Penggunaan jenis penelitian ini akan menjadi kepentingan tersendiri dalam

melakukan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, di mana dengan


46
Lexy J Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2017), 4
47
Mohammad Rusli, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Prenduan Sumenep: LP3M
Pramadani,2013), 207
48
Usman Rianse dan Abdi, Metodologi PenelitianSosial dan Ekonomi (Teori dan Aplikasi),
(Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 30.
26

adanya data-data yang dihasilakan dari hasil pengamatan dan kata-kata tertulis

nantinya akan disajikan dalam bentuk deskripsi selaku jenis penelitian yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan

bantuan orang lain merupakan pengumpul data utama. Dalam hal ini sebagaimana

dikatakan oleh Lexy J. Meleong kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif

cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data,

analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.49

Karena peneliti merupakan instrumen dalam penelitian, maka kehadiran

peneliti kelokasi penelitian mutlak diperlukan sesuai dengan prinsip penelitian

kualitatif. Untuk menghasilkan data yang lebih autentik dalam penelitian ini maka

peneliti melakukan secara langsung kelokasi tepatnya di Pragaan Laok Kecamatan

Pragaan Kabupaten Sumenep Madura. Dalam penelitian kualitatif kehadiran

peneliti tidak bisa diwakilkan. Peneliti harus terlibat langsung dalam

mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara.

C. Lokasi Penelitian

Tempat atau lokasi penelitian adalah tempat yang berkaitan dengan

sasaran atau permasalahan penelitian yang mana juga merupakan salah satu

sumber data, dari pemahaman lokasi dan lingkungan, peneliti bisa secara cermat

mencoba dan secara kritis menarik kesimpulan.

49
Ibid, 158
27

Lokasi penelitian merupakan letak dimana penelitian akan dilakukan untuk

memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Adapun lokasi

penelitian ini adalah jl. Raya Pragaan, Desa Pragaan Laok, Kecamatan Pragaan,

Kabupaten Sumenep, Propinsi Jawa Timur. Jumlah penduduknya tercatat

sebanyak 4.857 jiwa. Dengan rincian jenis kelamin laki-laki sebanyak 2.457 jiwa

atau 49,41% dan jenis perempuan sebanyak 2.400 jiwa atau 50,59 %.

Tingkat pendidikan masyarakt Desa Pragaan Laok di golongkan menjadi

dua macam yaitu tingkat pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pada

tingkat pendidikan formal jumlah masyarakat yang tidak tamat SD 346 orang,

jumlah masyarakat berpendidikan sampai tamat SD sebanyak 822 orang. Jumlah

masyarakat yang berpendidikan sampai tamat SMP/SLTP sebanyak 322 orang,

jumlah masyarakat yang berpendidikan sampai tamat SMA/SLTA sebanyak 208

orang, jumlah masyarakat yang berpendidikan akhir D1-D3 sebanyak 16 orang,

jumlah masyarakat yang berpendidikan akhir S1-S3 sebanyak 47 orang, dan 4.245

orang masih dalam tahap sekolah, sedangkan anak-anak yang masih belum

sekolah sebanyak 496 orang.

Masyarakat Desa Pragaan Laok memiliki bermacam-macam pekerjaan,

ada yang bekerja sebagai Petani, Buruh Tani, PNS, Karyawan Swasta, Guru,

Pedagang, Pensiunan, Nelayan, Wiraswasta, dan lain-lain. Tetapi sebagian besar

masryarakat Desa Pragaan Laok bekerja sebagai petani/berkebun yang berjumlah

625 orang, sebagian dari merek ada juga yang bekerja sebagai Wirausaha

sebanyak 149 orang , bekera sebagai guru sebanyak 10 orang, bekerja sebagai
28

pedagang sebanyak 27 orang, sebagai pensiunan sebanyak 9 orang, dan masih

banyak lagi berbagai macam pekerjaan yang lain.50

D. Sumber Data

Menurut Lofland sumber data utama dalam peneltian kualitattif ialah kata

kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-

lainnya.51 Dalam penelitian ini sumber datanya adalah sumber primer dan sumber

sekunder sebagai berikut:

a. Sumber data primer

Data primer adalah sumber-sumber data yang merupakan bukti atau saksi

utama dari kajian yang lalu.52 Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian

ini adalah:

No Nama Alamat Keterangan

1 Ust. Rifa’ie Pragaan Laok Tokoh Agama

2 Ust. Aan Muhaimin Tokoh Agama


Pragaan Laok

3 Bpk. Irawan Tokoh Masyarakat


Pragaan Laok

4 Bpk. Sholehuddin Tokoh Masyarakat


Pragaan Laok

5 RA-MI Objek Penelitian


Pragaan Laok

6 SA-RM
Pragaan Laok Objek Penelitian

50
Dok. Desa Pragaan Laok Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep
51
Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, hlm 157
52
Suharsimi Arikunto, Pedoman Penelitian, hlm 140
29

7 AS-SU
Pragaan Laok Objek Penelitian

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Data sekunder merupakan data pendukung proyek

penelitian dan sebagai pelengkap data primer, seperti dukomen-dukomen resmi

yaitu buku akte nikah dan akte keluarga, buku-buku hasil penelitian yang

berwujud laporan yaitu skripsi yang berkaitan dengan Mahar dan buku buku

referensi dan seterusnya.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Agar peneliti bisa mendapatkan data yang lebih valid dan akurat, maka

dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan teknik yang lazim

digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu:

a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu jenis pengupulan data dengan

melakukan timbal balik atau dalam kata lain sebah percakapan dengan maksud

tertentu yang dilakukan oleh pihak yaitu pewawancara atau interview yang

mengajuka pertanyaan dan terwawancara atau intervewer yang memberikan

atas wawancara itu.53 Pada tahap ini peneliti hadir langsung ketempat orang

yang akan di wawancarai dan mengajukan beberapa pertanyaan yang

berkenaan dengan fokus penelitian ini dengan menggunakan metode

wawancara bebas (inguided intervew) yaitu pewawancara akan menanyakan

53
Ibid, 186
30

pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan hal-hal yang akan diteliti tanpa

membawa pedoman wawancara tetapi tetap mengingat data yang harus

dikumpulkan.

Pada tahap ini prosesi wawancara akan dilakukan terhadap beberapa

terwawancara atau interviewer, yakni terhadap masyarakat, dan pemuka agama

yang bersangkutan dengan Mahar dan Rezeki dengan beberapa nara sumber

yaitu sebagai berikut:

Pertama AS (Suami) yang jumlah Maharnya berupa seperangkat alat

shalat dan emas 1 gram yang diberikan kepada istrinya SU, Kedua RA (Suami)

yang jumlah Maharnya berupa seperangkat alat shalat, uang 200, dan emas 1

gramyang diberikan kepada istrinya MI, Ketiga SA (Suami) yang jumlah

Maharnya seperangkat alat shalat, uang 2 juta, dan emas 5 gram yang

diberikan kepada istrinya RM.

b. Observasi

Observasi merupakan tahap dimana peneliti mengamati secara langsung dan

nyata. Pengamatan secara observasi dilakukan dengan menggunakan seluruh

alat indra. Metode ini bersifat eksploratif-fisik yang berarti menjelajahi objek

penelitian secara menyeluruh hingga mendapatkan gambaran yang jelas

tentang kenyataan yang terjadi di lapangan. 54 Dalam tahap ini peneliti akan

menggunakan observasi non fartisipan yaitu pengamatan yang dilakukan

dengan cara peneliti menjaga jarak dari sesuatu yang akan diteliti maka,

peneliti hanya menjadi pengamat tanpa harus ikut menjadi bagian di dalamnya.

54
Muhtadi Abdul Mun’im, Metodelogi Penelitian Untuk Pemula, (Sumenep:Pusdilam, 2014), 61
31

c. Dokumentasi

Dokumentasi akan dipergunakan untuk pencarian data sekunder. Dalam hal

ini peneliti sudah banyak menemukan literatur yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti.

Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi dilakukan oleh peneliti

dengan cara mendatangi langsung pihak-pihak terkait yang memiliki dokumen-

dokumen yang dibutuhkan oleh peneliti dalam penelitian ini.

Aktifitas dokumentasi tidak sekedar foto-foto tetapi lebih dari itu. Meleong

menjelaskan, dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau file yang terdiri

dari dokumen pribadi seperti buku harian, surat pribadi, autografi, dokumen

resmi seperti memo, pengumuman laporan rapat, aturan lembaga masyarakat

dan lain-lain.55

F. Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini banyak sekali terdiri dari

beraneka ragam jenis data. Karena peneliti hanya akan mengambil data yang

sesuai dengan arah penelitian yang dijelaskan dalam fokus penelitian. Oleh karena

itu diperlukan adanya analisis data ditentukan oleh desain penelitian yang

55
Lexy J. Meleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2017),
216
32

digunakan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model Miles dan

Huberman. Dengan langkah dan tahap sebagai berikut:56

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal yang diberi

kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensistensikan,

membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

3. Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,

mencari dam menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat

temuan-temuan umum.

Selanjutnya menurut Janice McDury, tahapan analisis data adalah sebagai

berikut:

1. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang

ada dalam data.

2. Mempelajari kata-kata kunci yaitu berupaya menemukan tema-tema yang

berasal dari data.

3. Melukiskan “model” yang ditemukan.

4. Koding yang telah dilakukan.57

G. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dalam penelitian ini valid,

maka peneliti perlu mengadakan pengecekan keabsahan data yang dapat

dilakukan dengan cara berikut:

56
Mohammad Rusli, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Prenduan Sumenep: LP3M
Pramadani,2013), 207
57
Lexi J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, hlm 248
33

a. Teknik perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian

sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.58

Keikutsertaan peneliti sangat menenuntukan dalam pengumpulan data. Hal

itu tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat namun membutuhkan perpanjangan

keikutsertaan. Karena dengan demikian dapat menguji kebenaran data yang

diperoleh.

b. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari

dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan hal ini

berarti peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara

berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Kemudian peneliti

menelahnya secara rinci sampai pada satu titik sehingga pada pemeriksaan tahap

awal tanpak salah satu atau seluruh faktor yang di telaah sudah dipahami.59

c. Triangulasi

Tringulasi adalah pemanfaatan segala sesuatu diluar data untuk keperluan

pengecekan atau sebagai data perbandingan terhadap data tersebut.60

Teknik tringulasi yang dipaparkan oleh Denzin dalam bukunya Lexy J.

Meleong dapat dilakukan dengan cara berikut:

58
Lexy J. Meleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2017),
327
59
Ibid,329-330
60
Ibid, 330
34

1) Silang Metode, yaitu membandingkan data hasil observasi yang

didapatkan dilapangan tentang Korelasi Mahar terhadap perolehan rezeki

pasangan perspektif masyarakat dan pemuka agama.dengan data yang di

dapatkan melalui metode wawancara. Begitupula, data yang didapatkan

melalui metode observasi atau wawancara akan dibandingkan dengan hasil

data yang diperoleh melalui metode dokumentasi.

2) Silang informasi, yaitu membandingkan Korelasi Mahar terhadap

perolehan rezeki pasangan perspektif masyarakat dan pemuka agama yang

di lakukan oleh masyarakat desa Pragaan Laok dengan apa yang dikatakan

oleh masyarakat sekitar dan pemuka agama dalam korelasi pemberian

Mahar dalam memperoleh rezeki .

3) Silang waktu, yaitu membandingkan pandangan seseorang dalam waktu

yang berbeda. Artinya, setiap responden akan diusahakan untuk di

wawancarai minimal dua kali untuk mengecek keabsahan data atau

memastikan tentang apa yang dilakukan sebelumnya.

H. Tahap-tahap Penelitian

Selama melakukan penelitian ini, peneliti melakukan beberapa tahapan,

sesuai dengan harapan penelitian ini diselesaikan dalam jangka waktu kurang

lebih tiga bulan, antara lain:

a. Tahap persiapan, meliputi:

1) Pengajuan judul dan proposal penelitian kepada pihak kajur.


35

2) Konsultasi proposal kepada dosen pembimbing.

3) Melakukan kegiatan kajian pustaka yang sesuai dengan judul

penelitian.

4) Menyusun metode penelitian.

5) Mengurus surat perizinan penelitian.

6) Menjajaki dan menentukan informasi.

7) Menyiapkan perlengkapan penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap ini peneliti melakukan langkah-langkah pengumpulan data

dan pengolahan data, pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1) Memahami latar belakang penelitian dan persiapan diri.

2) Observasi langsung.

3) Melakukan penelitian dengan mengumpulkan data.

Pengolahan data dilakukan dengan cara data yang diperoleh dari

hasil penelitian dianalisis dengan teknik analisis data yang telah di

tetapkan.

c. Tahap penyelesaian, meliputi:

1) Menyusun kerangka laporan hasil penelitian.

2) Menyusun laporan akhir penelitian dengan selalu berkonsultasi

kepada Dosen Pembimbing.

3) Ujian pertanggung jawaban hasil penelitian di depan dewan penguji.


36

4) Penggandaan dan penyampaian laporan hasil penelitian kepada pihak

yang berwenang dan berekepentingan.

BAB IV

PAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN, PEMBAHASAN

A. Paparan Data

1. Profil Desa Pragaan Laok Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep

a. Kondisi Geografis Wilayah Desa Pragaan Laok


37

Secara Geografis berada di 113 dc 38’- 113 dc 40’ BT dan 7 dc 8’ LU-

7 dc 6’ LS. Dengan Toporafi wilayah Desa Pragaan Laok berada pada

ketinggian 0-35 m dari permukaan air laut, dimana kondisi daratan dengan

kemiringan <3% sebanyak 223 ha dan berombak dengan kemiringan 3.1-5%

sebanyak 25 Ha.

Angka curah hujan rata-rata cukup rendah, sebesar 1.112,4 mm

pertahun sebagaimna daerah lain di Indonesia, Desa Pragaan Laok beriklim

tropis dengan tingkat kelembahan udara lebih kurang 65 % dan suhu udara

rata-rata 24-32dc,serta curah hujan terendah terjadi pada bulan juni sampai

dengan Oktober. Iklim Desa Pragaan Laok sama dengan iklim keseluruhan

Kabupaten sumenep, yakni iklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim hujan

antara bulan November-April dan musim kemarau antara bulam April-

November.

Secara administrasi Desa Pragaan Laok terletak di ibu kota Kecamatan

Pragaan, Kurang lebih 30 Km dari Kabupaten Sumenep, dengan dibatasi oleh

wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah utara berbatas dengan Desa Pragaan

Daya, sebelah timur berbatasan dengan Desa Prenduan. Disebelah selatan

berbatasa dengan Lautan Madura sedangkan barat berbatasan dengan Jaddung.

Luas Desa Pragaan Laok sebesar 3007 Ha, Luas lahan yang ada terbagi dalam

beberapa peruntukan, dapat di kelompokan seperti untuk fasilitas umum,

pemukiman , pertanian, kegiatan ekonomi dan lain-lain. Luas lahan yang di

peruntukan fasilitas umum diantaranya luas tanah umtuk jalan 17.85; luas

tanah untuk bangunan umum 0.26 Ha; luas tanah untuk pemakaman 6.50 Ha.
38

Sedangkan ntuk fasilitas pertanian dan penunjangnya terdiri dari lahan sawah

30.00 Ha. Lading/tegalan 114,89 Ha, Hutan 5.00 Ha sementara itu peruntukan

lahan untuk aktivitas ekonomi terdiri dari lahan tambak garam 53.00 Ha

selebihnya untuk lahan pemukiman seluas 49.50 Ha.61

1) Sejarah Desa Pragaan Laok

Pada awal terbentuknya Desa Pragaan Laok, Kecamtan Pragaan

terbukti dalam legenda Kerajaan Sumenep pada masa kepemimpinan raja

Arya wiraraja dan kampong ini merupakan hutan belantara, hanya di

tempati beberapa penduduk saja, Dalam perjalanan memenuhi panggilan

Raja Majapahit maka Jokotole berangkat dan melakukan perjalanan

dengan mengendarai kuda. Selama dalam perjalanan dengan mengendarai

kuda. Selama dalam perjalanan beliau menghadapi banyak kejadian-

kejadian di mana setiap kejadian yang terjadi pada jalur perjalanan yang

beliau lalui akhirnya oleh sejarah di catat sebagai cikal bakal nama sebuah

desa tersebut. Yang pada akhirnya sampailah paada Desa Pragaan, dimana

pada asal mula kata Pragaan dari bahasa Madura “Alat peraga Jokotole”

secara bahasa artinya adalah tempat jokotole mengambil alat peraga

setelah lama perjalanan.Ada juga versi lain yang menceritakan tentang asal

usul desa desa Pragaan dari versi-versi tersebut mana yang benar belum

di kaji lebih lanjut.

2) Sejarah pemerintahan Desa Pragaan Laok

61
Dok,Desa Pragaan Laok Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep
39

Pemerintahan Desa Peragaan Laok sebelumnya merupakan satu

pemerintahan dengan Desa Pragaan daya yang di sebut dengan desa

Pragaan. Sesuai dengan perkembagngan keadaan dan kondisi masyarakat

maka wilayah pemerintahan di bagi menjadi 2 (dua) yaitu wilayah utara

dan wilayah selatan sedangkan wilayah selatan terdiri atas 6 di dusun.

Di mulai secara administrasi pemerintahan yang di pimpin Desa

Pragaan Desa Pragaan Laok belum ada kejelasan tahun kapan yang di

pimpin oleh Pangeran Adi Nimgrat yang merupakan utusan Raja keraton

Sumenep. Pada saat itulah penduduk/masyarakat bermusyawarah

mengenai tata cara pembangunan serta mengubah /merubah 6 (enam)

perkampungan menjadi satu Desa. Karena masih terkait sejarah wilayah

selatan di beri nama Desa Pragaan Laok. Pada kepemimpinannya mulai di

buka jalan utama yang pada saat ini menjadi jalan Provinsi.62

Beberapa tahun kemudian kepemimpinan pangeran Adi Ningrat di

ganti oleh Kepala Desa Samudin (Rana/ Raden) dengan julukan (sesat

merah) kurang lebih tahun 1934 dimana pada masa pemerintahannya

menggantikan Pangeran Adi Ningrat masih mengikuti pola pemerintahan

kerajaan semunep.

Masa kepemimpinan Kepala Desa Samudin (Rama/Raden) karena

faktor usia beliau di gantikan oleh sate ayam (Bapak Sateyam) dan pada

masa pemerintahnya belum ada perkembangan karena masih ada sisa-sisa

dalam masa pemerintah kerajaan sumenep.

62
Dok,Desa Pragaan Laok Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep
40

Selang beberapa tahun kemudian kepemimpinan Desa Pragaan di

ganti cucunya yang bernama Mura’ie (H. Noer Khlolis.) Kemudian di

mana kepemimpinannya cukup lama (tiga priode) karena tidak ada yang

mencalonkan/menyaingi (Bunbung kosong) maka beliau masih menjabat

lagi,waktu itu seketarisnya (carek) shaleduddn di ganti oleh Abd.syakur

akhirnya beliau mundur karena sering sakit sakitan. Setelah seekian lama

di pimpin oleh Mura’i (H. Noer kholis) berakhir pada tahun 1999-2007

kepemimpinan jabatan Kepala Desa di pegang oleh calon terpilih H. Imam

Mahdi periode tahun 2007-2016, dan seketarisnya Musa’at kemudian di

ganti oleh Ahmad Faiz S.ap, selang satu tahun kemudian kedudukan

sekretaris di pegang oleh Syaiful Bahri. Pada tahun 2007-2016

kepemmpinan kepala Desa yaitu H. Imam Mahdi dimana program

pembangunan yang di lakukan merupakan kelanjutan program

sebelumnya. Selag beberapa tahun kemudian kepemimpinan H. Imam

meluai banyak perubahan atau perkembangan.63

Adapun pembagian Wilayah pemerintahan Desa Pragaan Laok

terdiri ataas 6 Dusun dengan 6 Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga

(RT) yang meliputi :64

1. Dusun Aeng Suka terdiri atas 3 RT dan 1 RW

2. Dusun Maronggih Laok terdiri 2 RT dan 1 RW

3. Dusun Maronggih Daya terdiri atas 2 RT dan 1 RW

4. Dusun Dung Daya terdiri atas 2 RT dan 1 RW

63
Dok,Desa Pragaan Laok Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep
64
Dok,Desa Pragaan Laok Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep
41

5. Dusun Dung Laok terdiri atas 1 RT dan 1 RW

6. Dusun Murnangkah terdiri atas 2 RT dan 1 RW

3) Sejarah pembangunan Desa Pragaan Laok

Paada masa pemerintahan H. Imam Mahdi pada tahun Mulai

banyak program pembangunan mulai masuk ke Desa Pragaan Laok di

antaranya pengaspalan jalan Dung Laok menuju ke Jaddung, pengerasan

Aeng soka, bantuan modal usaha kelompok Wanita Tani, modal usaha tani

kelompok Suka Maju, Penanaman Hutan Bakau Pantai Desa Pragaan

Laok, Bantuan peralatan Usaha Pembuatan sosis dan naget kelompok

Wanita tani, padat karya pengerasan jalan Dusun Meronggih Daya, dan

Meronggih Laok, Usaha Tambak Rajungan Dari Disnakertrans Pemkab

Sumenep.65

b. Keadaan Demografi

Keadaan Demografi Desa Pragaan Laok Kec. Pragaan Kab. Sumenep

jika di lihat dari jumlah penduduk. Jumlah penduduknya pada tahun

2016 tercatat sebanyak 4.857 jiwa. Dengan rincian jenis kelamin laki-

laki sebanyak 2.457 jiwa atau 49,41% dan jenis perempuan sebanyak

2.400 jiwa atau 50,59 %.

Tabel 2

Klasifikas jumlah Penduduk

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

65
Wawancara peneliti dengan Imam Mahdi, Kepala Desa Pragaan Laok Kecamatan Pragaan
Kabupaten Sumenep
42

1 Laki-laki 2.257 49.41%

2 Perempuan 4.857 50.59

Total 4.857 100%

Sedangkan jumlah penduduk Pragaan Laok menurut jumlah usia

adalah sebagai berikut, jumlah penduduk berusia 0-4 tahun berjumlah

379 orang, usia 5- 14 tahun berjumlah 692 orang, usia 15-24 tahun

berjumlah 772 orang, usia 25-59 tahun berjumlah 2.787 orang, dan

usia 60 tahun ke atas berjumlah 227 orang.66

Tabel 3

Klasifikasi berdasarkan Umur

No Umur Jumlah

1 0-4 379

2 5-14 692

3 15-24 772

4 25-59 2.787

5 60 ke atas 227

1) Pendidikan Masyarakat Desa Pragaan Laok


66
Dok.Desa Pragaan Laok Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep
43

Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam memajukan tingkat

kesejaterahkan pada umumnya dan tingkat perekonomiannya pada

khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan

mendongkrak tingkat kecakapan yang mendorong tumbuhnya

keterampilan kewirausahaan, dan pada gilirannya mendorong munculnya

lapangan pekerjaan baru dengan sendirinya dan akan membantu program

pemerintah untuk pembukaan lapangan pekerjaan baru guna mengatasi

pengangguran. Pendidikan biasanya akan mempertajam sistematika social

dan pola social individu, selain itu dapat mempermudah memperoleh

informasi yang lebih maju. Tingkat pendidikan masyarakt Desa Pragaan

Laok di golongkan menjadi dua macam yaitu tingkat pendidikan formal

dan pendidikan non formal. Pada tingkat pendidikan formal jumlah

masyarakat yang tidak tamat SD 346 orang, jumlah masyarakat

berpendidikan sampai tamat SD sebanyak 822 orang. Jumlah masyarakat

yang berpendidikan sampai tamat SMP/SLTP sebanyak 322 orang, jumlah

masyarakat yang berpendidikan sampai tamat SMA/SLTA sebanyak 208

orang, jumlah masyarakat yang berpendidikan akhir D1-D3 sebanyak 16

orang, jumlah masyarakat yang berpendidikan akhir S1-S3 sebanyak 47

orang, dan 4.245 orang masih dalam tahap sekolah, sedangkan anak-anak

yang masih belum sekolah sebanyak 496 orang.

Tabel 4

Klafisikasi pendidikan

No Jenis Jumlah
44

1 Tidak tamat SD 346

2 Tamat SD 822

3 Tamat SMP/SLTP 322

4 Tamat SMA/SLTA 208

5 D1-D3 16

6 S1-S3 47

7 Tahap sekolah 4245

8 Belum sekolah 496

Dari data di atas dapat di ketahui bahwa mayoritas

masyarakat Desa Pragaan Laok berpendidikan akhir SD maka

masyarakat Desa Pragaan Laok tergolong masyarakat yang

mempunyai yang kurang baik.

Selain pendidikan formal , masyarakatdesa Pragaan Laok

juga ada yang berpendidikan non formal. Seperti mengaji dan

pondok pesantren. Di Desa Pragaan Laok terdapat beberapa sarana

pendidikan, baik sarana formal maupun non forlmal. Sarana

pendidikan formal terdiri dari gedung sekolah Play Group

sebanyak 3 gedung, TK sebanyak 5 gedung SD sebanyak 4


45

gedung, SMP sebanyak 1 gedung, SMA sebanyak 4 gedung dan

perguruan tinggi sebanyak 1 gedung, sedangkan pendidikan non

formal ada gedung pondok pesantren terdapat 3 gedung.

Table 5

Tempat pendidikan

No Jenis Jumlah

1 Play Group 3

2 TK 5

3 SD 4

4 SMP 1

5 SMA 4

6 Perguruan tinggi 1

7 Pondok pesantren 3

2) Perekonomian Masyarakat Desa Pragaan Laok

Masyarakat Desa Pragaan Laok memiliki bermacam-macam pekerjaan,

ada yang bekerja sebagai Petani, Buruh Tani, PNS, Karyawan Swasta,

Guru, Pedagang, Pensiunan, Nelayan, Wiraswasta, dan lain-lain. Tetapi

sebagian besar masryarakat Desa Pragaan Laok bekerja sebagai


46

petani/berkebun yang berjumlah 625 orang, sebagian dari merek ada juga

yang bekerja sebagai Wirausaha sebanyak 149 orang , bekera sebagai guru

sebanyak 10 orang, bekerja sebagai pedagang sebanyak 27 orang, sebagai

pensiunan sebanyak 9 orang, dan masih banyak lagi berbagai macam

pekerjaan yang lain.67

Tabel 6

Klasifikasi Berdasarkan pekerjaan

No Jenis Jumlah

1 Petani/pekebun 625

2 Wiraswasta 149

3 Guru 10

4 Pedagang 27

5 Pensiunan 9

Dengan banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai

petani/pekebun, keadaan perekonomian masyarakat Desa Pragaan Laok

bisa di katakana menengah ke bawah. Hal ini dapat di ketahui peneliti dari

hasil wawancara peneliti dengan Hamiyah (55 thn) yang bekerja sebagai

petani rata-rata anggaran yang di butuhkan untuk belanja sehari adalah

20.000,-, dengan Rum (57 thn) yang bekerja sebagai pedagang rata-rata

anggaran yang di butuhkan untuk belanja sehari adalah 25.000,-, dari hasil

67
Dok. Desa Pragaan Laok Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep
47

wawancara dengan beberapa masyarakat Desa Pragaan Laok, dapat di

prediksi bahwa pengeluaran sehari- hari masyarakat yang mempunyai

kebutuhan konsumtif yang lumayan yang lumayan tinggi, itu belum

pengeluaran yang tak terduga.

Kegiatan ekonomi masyarakat Desa Pragaan Laok yang

merupakam pendukung utama terhadap perkembangan perekonomian

masyarakat dan menjadi salah satu usaha untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat. Kegiatan ekonomi yang berkembang di Desa Pragaan

diantaranya:

a. Kelompok simpan pinjam : 75 kelompok

b. Usaha tambak : 53 unit

c. Usaha amgkutan : 16

d. Industri rumah tangga : 18 unit

e. Perdagangan : 38 unit

f. Kelompok tani : 6 kelompok

g. Kelompok perikanan : 30 kelompok

3) Kondisi sosial dan Budaya Pragan Laok

Dalam kehidupan sosial,masyarakat Desa Pragaan Laok dikenal

sebagai masyarakat yang suka bermusyawarah. Baik masalah Desa,

masyarakat, maupun masalah pribadi. Selain itu, mereka juga merupakan

masyarakat yang ramah, mempunyai rasa solidaritas yang tinggi dan

sukabergotong royong. Sikap ini terlihat dari aktivitas mereka dalam

semua kegiatan kemasyarakatan yang terdapat di Desa Pragaan Laok baik


48

dalam segi sosial seperti kerja bakti, perbaiki jaln

desa,makam/kuburan,madrasah maupun dari segi keagamaan seperti

menghadiri hajatan, perkawinan, ta’ziyah dan lain-lain.

Meskipun letak Desa Pragaan Laok yang berada jauh dari

keramaian kota-kota besar apalagi kota paling ujung di pulau Madura tidak

lantas menghilangkan tradisi dan agama masyarakat, hal ini tercemin

dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berbagai upacara seni dan budaya

keagamaan, umumnya budaya keagamaan yang ada di masyarakat

Madura, masih ada hingga kini. Di antara budaya kehidupan masyarakt

Desa Pragaan Laok adalah sebagai berikut : tradisi Khaul, tradisi Muludan,

Upacara Pelet Kandung, selamatan bayi, dan lain-lain.68

4) Kondisi keagamaan Desa Pragaan Laok

Penduduk Desa Pragaan Laok mayoritas beragama Islam, hal ini

terlihat dari 4.857 jiwa Islam menjadi satu-satunya agama yang ada di

Desa ini yakni 100 % beragama Islam. Hal ini di karenakan perkembangan

agama berkembang berdasarkan turunan orang tua ke anak cucu. Di Desa

Pragaan Laok terdapat saran untuk beribadah di antaranya adalah Masjid

sebanyak 8 buahn dan musholla sebanyak 12 buah.

Tabel 7

Tempat Ibadah

No Jenis Jumlah

1 Masjid 8
68
Imam Mahdi, Kepala Desa Pragaan Laok Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep
49

2 Musholla 12

Jika ditinjau dari segi keagamaan, dapat di simpulkanm bahwa

penduduk Desa Pragaan Laok mayoritas beragama Islam dan sebagian besar

bermazdhab Syafi’I dan masih banya di pengaruhi oleh ultur organisasi Islam

seperti Nahdatul Ulama (NU). Bila ditinjau dari atifitas keagamaan dapat di

katakan bahwa mayoritas keIslaman penduduk Desa Pragaan Laok sangat

kuat. Terbukti dengan antusiasnya mereka mengikuti berbagai aktifitas

keagamaan baik berupa kegiatan harian,mingguan,bulanan dan tahunan

sehingga dengan adanya kegiatan tersebut, syiar Islam di desa Pragaan Laok

menjadi semakin semarak.69

B. Temuan Penelitian

Dari hasil pengumpulan data yang telah dipaparkan oleh peneliti terkait

dengan bagaimana tradisi pemberian Mahar, dan pandangan hukum Islam tentang

pemberian Mahar terhadap perolehan rezeki yang terjadi di Desa Pragaan Laok,

Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, terdapat beberapa temuan yang

ditemukan, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Tradisi pemberian Mahar bagi calon pengantin pria terhadap calon

pengantin wanita merupakan suatu tombak besar untuk kelangsungan

69
Dok. Desa Pragaan Laok Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep
50

hidupnya kedepan agar supaya mereka mudah mendapatkan impian-

impian mereka.

b. Karena Mahar bagi masyarakat Pragaan Laok satu-satunya alasan

untuk memperoleh rezeki dengan mudah. Anggapan atau mitos tentang

volume Mahar yang terjadi di Desa Pragaan Laok, sudah mulai

diyakini dari sejak dulu sehingga menajadi sesuatu yang di

prioritaskan dalam sutau pernikahan.

c. Adanya Mahar yang tinggi di desa Pragaan Laok sehingga menyakini

bahwa Mahar yang tinggi dapat mempengaruhi perolehan rezeki

pasangan merupakan kurangnya edukasi dari tokoh-tokoh agama di

desa tersebut.

d. Berdasarkan yang peneliti temukan di lapangan bahwasannya

pasangan suami istri yang memberikan Mahar yang cukup tinggi

namun kehidupan ekonominya atau kurang mampu begitupun

sebaliknya menemukan pasangan suami istri yang memberikan Mahar

yang rendah akan tetapi ekonominya sangat mampu atau sangat

berkecukupan .

C. Pembahasan

Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian di muka pada bagian

ini peneliti memuat gagasan penelitian terhadap temuan-temuan penelitian

dan kaitannya dengan teori-teori keilmuan yang dibuat dalam bentuk pokok

bahasan mengenai beberapa hal atau persoalan sesuai dengan focus penelitian
51

skripsi kali ini, dalam pembahasan ini akan dibagi menjadi dua pokok

bahasan diantaranya sebagai berikut:

1. Korelasi Mahar Pada Suatu Pasangan Dapat Mempermudah

Perolehan Rezeki di Desa Pragaan Laok.

Nikah adalah asas hidup yang paling utama dalam pergaulan atau

embrio bangunan masyarakat yang sempurna. Pernikahan itu bukan saja

merupakan satu jalan yang amat mulia untuk mengatur kehidupan rumah

tangga dan keturunan, tetapi juga dapat dipandang sebagai sebuah jalan

menuju kepada pintu perkenalan antara suatu kaum dan kaum lainnya, dan

perkenalan itu akan menjadi jalan interelasi antara suatu kaum dengan yang

lain.70 Dari pernikahan tersebut akan menimbulkan sebuah ikatan yang baru,

antara keluarga dari pihak laki-laki dengan pihak perempuan sehingga

menciptakan luasnya tali silaturrahmi antara kedua belah pihak.

Dalam proses sebelum pernikahan, ada sebuah kewajiban bagi sang

lelaki yang harus dipenuhi ketika akan menikahi seorang perempuan dimana

hal tersebut adalah pemberian Mahar yang bisa berupa apapun sebagai syarat

yang hendak dipenuhi oleh pihak laki-laki. Maksud dari pemberian Mahar itu

tersebut didalam agama Islam yakni untuk mengangkat harkat dan derajat

kaum perempuan yang ketika pada masa jahiliyah mereka bagaikan barang

yang bisa diperjual belikan dan bisa diwariskan.71

70
Beni Ahmad Soebani, Fiqh Munakahat I, (Bandung, CV. Pustaka Setia, 2009),Hlm.11
71
Qurrotul Ainiyah, Keadilan Gender Dalam Islam, (Malang, Kelompok Intrans Publishing,
2017), hlm.
52

Adapun dalam proses pemberian Mahar tersebut tidaklah ditentukan

Mahar apa yang harus diberikan, akan tetapi kedua mempelai dianjurkan

untuk bermusyawarah dalam rangka untuk menyepakati jumlah dan macam

Mahar yang akan di berikan. Dalam surat An-Nisa ayat 4:

‫ص ُدقَاهِتِ َّن حِن ْلَةً ۚ فَِإ ْن ِطنْب َ لَ ُك ْم َع ْن َش ْي ٍء ِمْنهُ َن ْف ًسا فَ ُكلُوهُ َهنِيًئا َم ِريًئا‬
َ َ‫ِّساء‬
َ ‫ووآتُوا الن‬
َ
) ٤ :‫(النساء‬
Berikanlah mas kawin (Mahar ) kepada perempuan (yang kamu
nikahi ) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudiaan jika
mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan
senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan )
yang sedap lagi baik akibatnya.72
Adapun terkait pembayaran Mahar dalam Mazhab Shafi’I dapat

dilakukan dengan salah satu cara boleh di bayar kontan dan tunai (hulan),

boleh di bayar terlebih dahulu (ta’jilan), dan boleh di tunda dengan di batasi

oleh waktu baik secara keseluruhan atau sebagian Mahar (diansur),73dan

apabila suami tidak mampu melunasi ansuran Mahar yang di tunda maka istri

bisa mengajukan fasakh (pembatalan pernikahan) pada suaminya, baik

sebelum di campuri atau sesudah.

Upaya dalam pemberian Mahar tersebut dari seorang laki-laki kepada

perempuan pada saat pernikahan bukan hanya didasari dari kewajiban yang

diberikan Agama tersebut, melainkan bersumber dari kerelaan dan keikhlasan

bahwasanya dengan pemberian Mahar ataupun mas kawin tersebut

melambangkan sebuah ikatan pernikahan yang akan mereka jalani sebagai

72
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung, CV Diponerogo), hlm 115
73
Qurrotul ainiyah, Keadilan Gender Dalam Islam, (Malang,Intrans Publishing,2015) hlm113
53

pasangan suami-istri. Dan di harapkan dengan nilai keikhlasan tersebut dapat

membuat hubungan mereka setelah menikah di karunia sebaik-baiknya

nikmat mulai dari memperoleh anak-anak yang sholeh dan dipermudah dalam

memperoleh rezeki.

Kewajiban pemberian Mahar oleh calon suami juga merupakan satu

gambaran dari sebuah kamauan dan tanggung jawab dari suami untuk

memenuhi nafkah yang jelas di perlukan dalam kehidupan berumah tangga.

Seorang laki-laki berkewajiban dalam memberi nafkah kepada keluarganya

karena memang menjadi kodrat bagi laki-laki bahwa ialah yang memiliki

tanggung jawab dan kemampuan untuk berusaha memenuhui kebutuhan dan

mencari rezeki, sedangkan tugas dari seorang wanita dalam keluarga adalah

menjaga rumah tangga,terutama mendidik anak.

Kewajiban pemberian Mahar oleh calon suami juga merupakan satu

gambaran dari sebuah kamauan dan tanggung jawab dari suami untuk

memenuhi nafkah yang jelas di perlukan dalam kehidupan berumah tangga.

Seorang laki-laki berkewajiban dalam memberi nafkah kepada keluarganya

karena memang menjadi kodrat bagi laki-laki bahwa ialah yang memiliki

tanggung jawab dan kemampuan untuk berusaha memenuhui kebutuhan dan

mencari rezeki, sedangkan tugas dari seorang wanita dalam keluarga adalah

menjaga rumah tangga, terutama mendidik anak.

Pada kasus yang terjadi pada masyarakat di Desa Pragaan Laok

Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep jumlah Mahar tersebut sangatlah

begitu penting, sehingga kepercayaan masyarakat tentang volume mas kawin


54

(Mahar) menjadi indikasi penting dalam peningkatan rezeki setelah mereka

menikah.74

Anggapan seperti itu sudah lahir dari nenek moyang terdahulu,

sehingga tak ayal lagi anggapan itu ada hingga saat ini bagi masyarakat

Pragan Laok khususnya. Mitos atau anggapan tentang volume Mahar sudah

menjadi tolak ukur tentang kelangsungan hidup atau masa depan bagi

seseorang yang akan menikah.

Kepercayaan masyarakat Desa Pragaan Laok terhadap tingkatan

volume Mahar yang di berikan kepada seorang wanita ketika hendak menikah

akan menjadi faktor kelancaran rezeki yang akan di peroleh setelah menikah.

Semakin besar Mahar yang diberikan maka akan semakin besar pula tingkat

perolehan rezeki bagi kedua mempelai setelah menikah.75

Sehingga dalam kepercayaan masyarakat Pragaan Laok Mahar

menjadi hal yang sangat di utamakan bagi orang yang akan melaksanakan

pernikahan, karena nilai dari Mahar akan menentukan masa depan kedua

mempelai dalam mencari rezeki yang halal dan harapan memberikan Mahar

yang dikeluarkan dengan suka rela akan menjadi keluarga yang sakinah

mawadah waromah.

Mahar merupakan suatu kewajiban bagi seseorang calon pria untuk

diberikan kepada calon wanita untuk dijadikan sebuah akad pernikahan. Di

dalam al-qur’an ada beberapa penjelasan mengenai Mahar dan juga ada

beberapa macam Mahar yang diberikan kepada calon wanita, karena pada

74
Rzki Amien, Masyarakat, Wawancara langsung (Paragaan Laok, 5 Desember 2109)
75
Sholehuddin, Tokoh Masyarakat, Wawancara langsung (Paragaan Laok, 5 Desember 2109)
55

dasarnya ada baiknya Mahar tidak sekali-kali memberatkan bagi seorang pria.

Namun, ada suatu kasus di desa Pragaan Laok, Pragaan, Pamekasan. Mahar

menjadi sesutu yang diutamakan dalam suatu pernikahan karena Mahar

sendiri menjadi suatu keyakinan dalam perolehan rezeki. Mengacu dari

penelitian di atas, berikut wawancara peneliti dengan pasangan suami istri,

orang tua, dan mertua di desa Pragaan Laok, Pragaan, Sumenep. Paparannya

sebagai berikut:

Pasangan pertama:
Saya menikah hanya dengan Mahar emas 1 gram, akan tetapi orang-orang
percaya kalo Maharnya besar maka akan makin lancer rezakinya,
sebaliknya kalau sedikit maka sedikit pula rezekinya, apalagi sekarang itu
pentiing sekali untuk hubungan keluarga setelah nikah, soalnya
kepercayaan gitu di desa ini. Didesa ini orang percaya, kalo Maharnya
dalam pernikahan itu besar maka nanti rezekinya lancar. Ya juga bisa
dianggap lah sebagai suatu penghormatan kepada wanitaa dek, karena kan
nantinya wanita yang jadi istri kita itu dek yang akan menjaga dan
merawat keluarga kita dek, terus juga Mahar itu juga dianggap sebagai
shadaqah dengan harapan akan membuat lancarnya hubungan keluarga itu.
Kalau saya peribadi sih dek mampunya pada saat itu hanya emas 1 gram,
tidak banyak, makanya dek kerjaan saya Cuma tukang becak, yang
penghasilannya tak menentu, ya meskipun sebenarnya kalo dipikir-pikir
lagi gak ada hubungannya, tapi kan dek kepercayaan disini ini seperti ini,
jadi banyak tetangga yakin bahwa saya begini karena Mahar yang kecil,
sedangkan juga ada tetangga saya yang kaya karena dulunya Maharnya
juga besar dek, tapi ya dek meskipun begitu, saya juga yakin dek, kalo
saya mau bekerja bersungguh-sungguh pasti. saya Cuma tukang becak
dek, ye wajar lah dek kalo hidup saya juga kadang-kadang kurang dek,tapi
ya dek mesikpun saya percaya dek, tapi kan saya juga yakin dek, kalo saya
selalu minta ke Allah SWT dan selalu usaha pasti ada saja dek rezeki yang
saya dapat dek, ye dicukup-cukupilah dek, dan juga intinya saya harus
bersyukur mau gimanaapun.76

76
Wawancara Peneliti dengan AS sebagai suami SU di Pragaan Laok pada tanggal 06 Februari
2020.
56

Peneliti mewawancarai suami di rumah suami dengan menghubungi

langsung sebelum wawancara. Peneliti mengambil kesimpulan dari paparan suami

di atas bahwa volume Mahar sudah menjadi kepercayaan dalam kelancaran rezeki

bagi sebuah pasangan, bahkan beliau mempercayai dengan Mahar yang sedikit itu

tak banyak membantu dalam gaya hidupnya, hanya cukup dimakan untuk

keluarganya. Akan tetapi ia berupaya keras meminta kepada allah untuk selalu

memberikan petunjuknya. Kemudian peneliti mewawancarai istrinya di rumah

suaminya pada waktu yang bersamaan.

Nikah itu kan bukan hanya sekedar sah-sah saja, melainkan sesuatu yang
sangat penting untuk kedepannya, karena masyarakat berkeyakinan bahwa
dengan yang Mahar yang tinggi, maka rezekinya akan lancar. Namun,
sebaliknya jika Mahar itu rendah, maka rezekipun akan tidak terlalu
lancar. Kepercayaan orang disini memang kuat terhadapa contohnya teman
saya nikah Maharnya besar sekarang jadi orang kaya. Kalau saya pribadi
sedikit Maharnya, jadi hanya cukup-cukup saja, bahkan kurang.Dulu saya
hanya memberikan Mahar emas 1 gram, tapi kan saya juga gak mau
maksain suami saya untuk ngasi Mahar yang besar, ya kalo memang
mampu nya segitu ya gak apa-apa, lagian Allah gak pernah tidur, mungkin
dibalik ini semua ada berkahnya.77
Dari wawancara di atas peneliti menemukan bahwasannya ada

kepercayaan volume pemberian Mahar berpengaruh atas perolehan rezeki. tapi

apakah dari jawaban pasangan suami istri di atas itu benar adanya, maka peneliti

memastikan kebenarannya melalui sepupu dari suami.

wawancara peneliti dengan seupupu dari suami

Kepercayaan memberikan Mahar yang cukup besar kepada calon istri itu
sudah dari zaman dahulu masryarakat disini mempercayai memberikan
Mahar yang cukup besar akan mempengaruhi rezeki kedua
77
Wawancara Peneliti dengan SU sebagai istri AS di Pragaan Laok pada tanggal 06 Februari 2020.
57

pasangan,mungkin begini “terjadinya kepercayaan tersebut mungkin


pernah ada pasangan suami istri yang Maharnya cukup besar setelah
mereka menikah kehidupan mereka jadi mapan”ucap pak Irawan selaku
sepupu dari suami, pak irawan menjelaskan Mahar bukanlah sesuatu yang
dapat di sepelekan akan tatapi Mahar sebentuk penghormatan bagi kaum
wanita yang akan di nikahi oleh sebab itu masyarakat Pragaan sangat
menjaga tradisi tersebut, meskipun rezeki yang mereka harapan itu
datangya dari Allah SWT, bukan dari Mahar. kita selaku masryakat yang
berebudidaya hanya menghormati tradisi tersebut supaya tidak hilang di
makan waktu.78
Kemudian peneliti juga wawancara dengan salah satu tokoh agama di desa

Pragaan Laok, Pragaan, Sumenep. Sebagai salah satu support terhadap paparan

wawancara di atas.

Saya sudah lama tau tentang mitos yang ada di desa ini, salah satunya
pemberian volume terhadap calon pasangan berpengaruh pada kelancaran
rezekinya kelak setelah menikah. Saya sendiri meyakini adanya hal
tersebut kalau hal itu bukan hal yang baru bagi saya pribadi, sudah
menjadi konsumsi tiap saat karena kepercayaan itu termasuk warisan bagi
kami untuk selalu melestarikan apa yang diyakini orang yang terdahulu,
khususnya di desa ini. Namun, apabila berkaca kepada riwayat, al-qur’an
ataupun hadist tidak ada sama sekali yang menjelaskan tentang bahwa
volume Mahar akan berpengaruh terhadap kelancaran rezeki bagi suatu
pasangan. Tapi yang jelas, dalam al-qur’an pemberian Mahar hukumnya
wajib karena menjadi syarat sahnya suatu pernikahan.79
Pasangan Kedua
Mahar itukan mas kawin, sama denga didesa manapun Mahar ya mas
kawin, tapi di desa ini kami memiliki kepercayaan bahwasanya Mahar itu
bisa dikatakan jadi penentu rezeki yang akan kita peroleh nanti setelah
menikah. Di desa ini berkeyakinan apabila Mahar yang di kelurkan besar
maka nantinya setelah menikah rezeki yang di peroleh besar pula,
sedangkan jika sebalilknya Mahar itu kecil, maka rezeki kecil juga.
Masalah kepercayaan ini ada apa tidak dalam Al-Qur’an saya kurang tau,
tapi yang pasti kepercayaan ini ada sudah sejak lama, turun temurun, jadi
78
Wawancara Peneliti dengan Bpk. Irawan sebagai Tokoh Masyarakat juga sepupu dari suami di
Pragaan Laok pada tanggal 06 Februari 2020.
79
Wawancara Peneliti dengan Ust. Ach. Rifa’ie sebagai Tokoh Agama di Pragaan Laok pada
tanggal 06 Februari 2020.
58

saya percaya yak karena yang pertama memang sudah ada dari dulu, yang
kedua memang ada buktinya. Terus juga banyak orang-orang sini yang
mengaikat kepercayaan ini dengan kisah baginda Nabi Muhammad SAW
yang Mahar pernikahannya sangat besar.
Mahar saya itu dulu seperangkat alat shalat, uang 2 juta, dan emas 5 gram.
Alhamdulillah dek, saya mampu buat rumah sendiri, pelan-pelan saya juga
bisa beli sepeda motor, bahkan bisa naik haji bareng keluarga.80
Kemudian peneliti setelah wawancara dengan suami, peneliti langsung

wawancara dengan istri di tempat yang sama.

Saya menilai kepercayaan yang ada di desa ini adalah kepercayaan turun
menurun, ya istilahnya sebagai bentuk penghargaan seorang wanita yang
akan di nikahi terlebih masyarakat sudah percaya dengan semakin besar
Mahar yang di berikan kepasangan maka semakin pula rezeki yang di
dapatkan sebaliknya mas kalau Mahar kecil makin kecil pula rezekinya,
apalagi jika Maharnya besar kan bisa buat tabungan kalau Maharnya kecil
apanya yang mau di tabung. Saya memberikan Mahar itu dulu seperangkat
alat shalat, uang 2 juta, dan emas 5 gram. Alhamdulillah, lebih dari cukup
kami mampu membantu perekonomian saudara bisa mengkuliahkan anak
saya.81
Pasangan Ketiga
Kasus yang terjadi pada masyarakat di Desa Pragaan Laok, jumlah Mahar
sangatlah begitu penting, kepercayaan masyarakat tentang volume mas
kawin (Mahar) menjadi indikasi penting dalam peningkatan rezeki setelah
menikah. Anggapan seperti itu sudah lahir dari nenek moyang terdahulu,
sehingga tak ayal lagi anggapan itu ada hingga saat ini bagi masyarakat
Pragan Laok khususnya. Mitos atau anggapan tentang volume Mahar
sudah menjadi tolak ukur tentang kelangsungan hidup atau masa depan
bagi seseorang yang akan menikah, kepercayaan itu sudah menempel
dalam diri saya.
Kepercayaan masyarakat Desa Pragaan Laok terhadap tingkatan volume
Mahar yang di berikan kepada seorang wanita ketika hendak menikah
akan menjadi faktor kelancaran rezeki yang akan di peroleh setelah
menikah. Semakin besar Mahar yang diberikan maka akan semakin besar
pula tingkat perolehan rezeki bagi kedua mempelai setelah menikah.
80
Wawancara Peneliti dengan SA sebagai suami dari RM di Pragaan Laok pada tanggal 15
Februari 2020.
81
Wawancara Peneliti dengan RM sebagai istri dari SA di Pragaan Laok pada tanggal 15 Februari
2020.
59

Saya yang hanya hidup dalam keluarga yang pas-pasan hanya bisa
memberikan Mahar yang tak terlalu tinggi, saya memberikan Mahar
kepada istri saya seperangkat alat shalat, uang 200, dan emas 1 gram.
alhamdulillah, setelah saya menikah bisa hidup nyaman meski tak mewah
seperti halnya orang yang berMahar tinggi.82
Wawancara peneliti dengan RA di rumahnya sangat antusias sekali,

ditemani dengan teh hangat dan cemilan pisang goreng sehingga membawa

suasana dengan penuh nyaman dan akrab. Setelah itu saya langsung wawancara

dengan istrinya yang lagi duduk mesrah disampingnya.

Saya berasal dari daerah jawa, tepatnya kabupaten Jember. Sebelumnya


saya kurang tau dengan mitos atau kepercyaan yang ada di desa ini karena
saya bukan asli desa ini. Namun, selang beberapa bulan setelah
pernikahan, saya mulai tau tentang desa ini, bahkan kepercayaan yang ada
di desa ini tentang Mahar. Masyarakat disini meyakini bahwa apabila
Maharnya tinggi ketika hendak menikah maka rezekinya pun akan lancar.
Sebaliknya, apabila Maharnya rendah maka rezekinya pun kurang lancar.
Saya dulu hanya meminta Mahar kepada suami seperangkat alat shalat,
uang 200, dan emas 1 gram. Alhamdulillah, setelah menikah saya merasa
cukup meski tak bisa membeli sesuatu yang mewah. Kalau saya tau
sebelumnya tentang keparcayaan masyarakat di sini, saya akan meminta
Mahar yang lebih tinggi.83
Setelah kami ngobrol lama dalam lingkup wawancara Mahar, saya

berpamitan pulang. Kemudian keesokan harinya peneliti menemui Tokoh

Masyarakat Pragaan Laok.

Saya memahami dengan mitos yang ada di desa ini sudah muncul dari saya
belum dilahirkan, yaitu tentang tingginya Mahar akan dapat memperlancar
rezeki setelah menikah. Hal itu sudah lumrah di yakini oleh masyarakat
sekitar khususnya desa Pragaan Laok.

82
Wawancara Peneliti dengan RA sebagai suami dari MI di Pragaan Laok pada tanggal 5 Maret
2020.
83
Wawancara Peneliti dengan MI sebagai istri dari RA di Pragaan Laok pada tanggal 5 Maret
2020.
60

Namun, dari beberapa kitab atau tafsir tidak ada penjelasan sama sekali, bahwa

apabila Mahar itu tinggi yang diberikan maka rezekinya pun akan lancar. Apabila

Mahar yang diberikan rendah maka rezekinya pun tidak akan lancar bahkan bisa

kekurangan.84

Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan beberapa tokoh terkait dengan

pemberian Mahar yang ada di desa tersebut, adapun tokoh yang diwawancarai

sebagai berikut :

Pandangan yang pertama yang dijabarkan adalah pendapat tokoh

masyarakat yitu ustad Aan muhaimin bahwasanya mennggikan Mahar sebagai

cara memperoleh rezeki itu merupakan sikap kurang baik (tidak wajar) karena

dapat mempersulit seseorang yang ingin memperlangsung dalam pernikahan.

Wawancara dengan Tokoh Agama Pertama

Meninggikan Mahar untuk memperoleh rezeki itu dek tidak baik karena
itu merupakan perbuatan riba karena berlebih lebihan dalam
memamerkan harta juga itu dek megakibat kesombongan sedangkan
Islam mengajarkan untuk meringankan, memudahkan dan
menyederhanakan urusan Mahar bukan untuk meninggikan serta tidak
melakukan persaingan dimana akan muncul persaingan diantara keluarga
pengantin dalam membuat tarif Mahar sehingga angkanya terlalu tinggi
tidak terjangkau. Tetapi tidak menhilangkan hak hak wanita dalam
menetapkan Mahar para wanita tetap juga punya hak dalam menetapkan
harga Mahar tersebut dimana harus sesuai dengan calon suaminya dan
tdak membebaninya maka ini akan mempermudahkan seseorang yang
ingin menikah Mahar wanita yang terbaik adalah yang terendah jadi dek
pemberian Mahar yang tinggi tidak ada hubungan dengan perolehan
rezeki dek itu cuman kepercayaan orang sini aja dek85

84
Wawancara Peneliti dengan Ust. Aan Muhaimin sebagai Tokoh Agamadi Pragaan Laok pada
tanggal 7 Maret 2020.
85
Wawancara Peneliti dengan Ust. Aan Muhaimin sebagai Tokoh Agamadi Pragaan Laok pada
tanggal 7 Maret 2020.
61

Peneliti juga menemui beberapa tokoh masyarakat di desa Pragaan Laok

pandangan tokoh yang kedua yaitu menurut Ust. Ach. Rifa’ie beliau menjelaskan

bahwa meninggikan Mahar sebagai cara memperoleh rezeki itu tidak menjadi masalah

tujuannya adalah menaikan derajat status keluarga, kedudukan seorang wanita,dan

memuliakannya.

Wawancara dengan Tokoh Agama kedua

Menurut saya dek meninggikan Mahar itu tidak masalah karena untuk
memberikan Mahar yang terbaik kepada wanita sebagai bentuk
penghargaan. Adapun dalam menetapkan besar kecilnya Mahar tersebut
sebagai perolehan rezeki itu tidak ada hubunganya memberikan Mahar di
desa ini tergantung kemampuan si pihak mempelai laki-laki dan tidak
ada paksaan dan penuh kerelaan kalau memang mempelai laki-laki dari
golongan tidak mampu boleh saja meemberikan yang sedikit intinya
tidak ada hubungan Mahar dan rezeki itu hanya kepercaya masyarakat
orang disini saja.86

2. Pandangan Hukum Islam Terhadap Pemberian Mahar di Desa

Pragaan Laok

Dasar hukum adanya Mahar dalam perkawinan,terdiri atas dasar

hukum yang di ambil dari Al-Quran dan dasar hukum dari As-sunnah 87. Di

lengkapi oleh pendapat ulama tentang kewajiban pembayaran Mahar oleh

mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan.

Dalam Al-Quran, surat An-Nisa ayat 4 Allah SWT. Berfirman :

86
Wawancara Peneliti dengan Ust. Ach. Rifa’ie sebagai Tokoh Agama di Pragaan Laok pada
tanggal 06 Februari 2020.
87
Beni ahmad saebani, fiqh munakahat 1 (bandung : pusaka setia, 2001) hlm 262
62

‫ص ُدقَاهِتِ َّن حِن ْلَةً ۚ فَِإ ْن ِطنْب َ لَ ُك ْم َع ْن َش ْي ٍء ِمْنهُ َن ْف ًسا فَ ُكلُوهُ َهنِيًئا‬
َ َ‫ِّساء‬
َ ‫ووآتُوا الن‬
َ
٤ :‫َم ِريًئا النساء‬
Artinya :“berikanlah maskawin (Mahar) kepada wanita (yang
kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Jika mereka
menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang
hati, maka makanlah pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi
baik akibatnya.”88
Ayat ini menyebut kata Mahar dengan istilah “shuduq” yang

dimaknakan sebagai pemberian yang penuh keikhlasan. 89 Pemberian Mahar

ini wajib atas laki-laki,tetapi tidak menjadi rukun nikah dan apabila tidak di

sebutkan pada waktu akad,pernikahan itu tetap sah.90para suami boleh

mengambil mas kawin (Mahar) yang di berikan kembali oleh isterinya. Jika

dia memberikan dengan niat yang tulus, tidak ada unsur paksaan.91

Firman Allah SWT

ِ ‫فَانْ ِكحوه َّن بِِإ ْذ ِن َأهلِ ِه َّن وآتُوه َّن ُأجوره َّن بِالْمعر‬
‫وف‬ ُْ َ ُ َ ُ ُ َ ْ ُ ُ
“Oleh karerna itu, kawinlah mereka dengan seizin tuan mereka
dan berikanlah maskawin (Mahar) mereka menurut yang patut” (Q.S.an-
nisa:25)92
Dasar hukum dari As-sunnah tentang Mahar, sebagaimana sabda Nabi

SAW.

88
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung, CV Diponerogo),hlm 115
89
ibid hlm,262
90
Sulaiman rasjid,fiqih islam,(bandung,sinar baru Algesindo,2004) hlm,393
91
Mardani tafsir Ahkam,(yogyakarta,pustaka pelajar,2014),hlm,227
92
Departemen Agama RI,Al-Quran dan terjemahnya(bandung;Diponegoro,2010),hlm,82
63

‫ي‬ٍّ ‫يد َو َح َّد َثنَا َعْب ُد الرَّمْح َ ِن بْ ُن َم ْه ِد‬


ٍ ِ‫ح َّد َثنا حُم َّم ُد بن بشَّا ٍر ح َّد َثنا حَي بن سع‬
َ ُ ْ ‫َ َ َ ْ ُ َ َ َ ْىَي‬
ِ ِ ِ ِ
‫ت َعْب َد‬ ُ ‫َوحُمَ َّم ُد بْ ُن َج ْع َف ٍر قَالُوا َح َّدثَنَا ُش ْعبَةُ َع ْن َعاص ِم بْ ِن عَُبْيد اللَّه قَال مَس ْع‬
ِ ‫ت َعلَى َن ْعلَنْي‬ ِ َّ ‫اللَّ ِه بْ َن َع ِام ِر بْ ِن َربِ َيعةَ َع ْن َأبِ ِيه‬
ْ ‫َأن ْامَرَأةً م ْن بَيِن َفَز َارةَ َتَز َّو َج‬
ْ َ‫ك بَِن ْعلَنْي ِ قَال‬ ِ ِ‫ك ومال‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ُ ‫ال رس‬
‫ت‬ َ َ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ََأرضيت م ْن نَ ْفس‬ َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ ‫َف َق‬
ُ‫َأج َازه‬
َ َ‫ال ف‬
َ َ‫َن َع ْم ق‬
“Muhammad bin Basyar menyampaikan kepada kami dari yahya
bin sa’id, Abdurrahman bin Mahdi,dan Muhammad bin Ja’far,dari
syu’bah,dari Asmin bin ubaidillah yang menggunakan,aku mendengar
dari Abdullah bin Amir bin Rabi’ah,dari ayahnya Bahwa seorang
perempuan dari bani fazarah menikah dengan Mahar berupa sepasang
sandal,Rosullah SAW bertanya, “ Apakah engkau rela atas diri dan
hartamu dengan dua sandal ini?” Dia menjawab “ ya” Dia perawi
berkata “Nabi SAW pun membolehkan pernikahan itu.” (H.R At-
Thirmidzi).93

Sebagaimana Sabda Nabi SAW.

‫يع َع ْن ُس ْفيَا َن َع ْن َأيِب َحا ِزٍم بن دينار َع ْن َس ْه ِل بْ ِن َس ْع ٍَّد‬ِ


ٌ ‫َح َّد َثنَا حَيْىَي َح َّد َثنَا َوك‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم قال لرجل جتوج ولو خبامت من حديد (رواه خباري‬ َ ‫النيب‬
“Yahya menyampaikan kepada kami dari Waki’, dari Sufyan, dari
Abu Hazim dari Sahl bin Sa’d bahwa Nabi SAW bersabada kepada
seseorang lelaki, “menikahlah meskipun hanya Mahar sebuah cincin
besi.” (H.R Bukhari)94

93
Abu isa Muhammad bin isa At-tirmidzi, ensiklopedia hadis6 ;jami’ at-Tirmidzi,terj,tim
Darussunnah,(jakarta : Almahira,2013)hlm 391.
94
Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari,Ensiklopedia hadis 2 : Shahih al-
Bukhari,terj,timDarussunnah, ( jakarta : Almahira,2012 ) hlm 348.
64

Seorang hamba jika telah menyempurnakan imannya, Allah akan

mencukupkan baginya. Sebagaimana firman Allah SWT :

ِ ‫ِئ‬ ِ ِ ِ ِ‫الصاحِل‬ ِ ِ
ُ‫ني م ْن عبَاد ُك ْم َوِإ َما ُك ْم ِۚإ ْن يَ ُكونُوا ُف َقَراءَ يُ ْغن ِه ُم اللَّه‬
َ َّ ‫َوَأنْك ُحوا اَأْليَ َام ٰى مْن ُك ْم َو‬
ِ ِ ِ ِ ْ َ‫ِمن ف‬
ٌ ‫ضله ۗ َواللَّهُ َواس ٌع َعل‬
‫يم‬ ْ
Artinya: “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara
kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba
sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika
mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan
Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-
Nuur: 32)95
Dalam ayat ini ada perintah untuk menikah, demikian kata Ibnu Katsir

dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 5:532. Dengan menikah itu akan

menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan sebagaimana disebutkan oleh

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan salah satu manfaat menikah yang

disebutkan dalam ayat ini, Allah akan beri kecukupan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan data dan temuan penelitian di muka, maka dapat ditarik

beberapa benang merah sebagai kesimpulan skripsi ini. Adapun kesimpulan dari

pembahasan tersebut akan dikompresikan mengenai persamaan dan perbedaan

dari temuan penelitian ini sebagai berikut:

95
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung, CV Diponerogo), hlm 205
65

1. Anggapan tentang volume Mahar sudah lahir dari nenek moyang

terdahulu, sehingga tak ayal lagi anggapan itu ada hingga saat ini bagi

masyarakat Pragaan Laok khususnya, mitos atau anggapan tentang volume

Mahar sudah menjadi tolak ukur tentang kelangsungan hidup atau masa

depan bagi seseorang yang akan menikah.

2. Pandangan Hukum Islam Terhadap Pemberian Mahar di Desa Pragaan

Laok

a. Tidak ada batasan minimum dan maksimum jumlah Mahar.

b. Pemberian Mahar harus dengan penuh kerelaan.

c. Mahar tidak boleh berlebih-lebihan menurut yang patut.

d. Meninggikan Mahar untuk memperoleh rezeki hukumnya mubah

karena dalam Islam tidak ada batasan tinggi dan rendahnya asalkan

mempunyai nilai harga, Mahar yang mudah atau sederhana dapat

terjangkau adalah anjuran Rosullah SAW yang terpenting adalah

kemampuan sang pemberi maha dan ada persetujuan kedua diantara

suami dan istri.

B. Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan, ada beberapa hal

yang ingin penulis sampaikan :

1. Kepada para wali ibu dan bapak permudahlah pernikahan anak-anak mu

agar tidak memperberatkan dan terciptanya masryarakat yang baik dan

beraklaqul karimah
66

2. Kepada para Dai dan tokoh- tokoh agama maupun pihak terkait di desa

Pragaan Laok jangan henti-hentinya mengedukasi masyarakat terutama

mengubah persepsi mereka yang mengira pemberian Mahar dapat

mempengaruhi rezeki pasangan agar menjadi pasang yang lebih baik dan

menjadi masyarakat yang bertawakat kepada Allah SWT.

DAFTAR RUJUKAN

Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Ensiklopedia hadis 2 : Shahih

al-Bukhari,terj, tim Darussunnah, jakarta : Almahira, 2012.

Abu isa Muhammad bin isa At-tirmidzi, ensiklopedia hadis6 ;jami’ at-Tirmidzi

terj, tim Darussunnah, jakarta : Almahira, 2013.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta, 2013.

Beni Ahmad Soebani, Fiqh Munakahat I, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2009.
67

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Bandung: CV

Diponerogo.

Mahmud Heri Gunawan, Yuyun Yulianingsing, Pendidikan Agama Islam Dalam

Keluarga, Jakarta Barat: Akademika Permata, 2013).

Mardani, tafsir Ahkam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

Meleong, Lexy. J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2017.

Mudjab Mahalli, Menikahlah, Engkau Menjadi Kaya, Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2006.

Mun’im, Muhtadi Abdul, Metode Penelitian Untuk Pemula, Sumenep: Pusdilam,

2014.

Qurrotul Ainiyah, Keadilan Gender Dalam Islam, Malang: Kelompok Intrans

Publishing, 2017.

Rusli Mohammad, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Sumenep:

LP3M Paramadani, 2013.

Siti Musawamah, Hukum Perkawinan, Pamekasan: Stain Pamekasan Press, 2010.

Sulaiman rasjid, fiqih Islam, bandung: sinar baru Algesindo, 2004.

Syarifuddin, hukum perkawinan Islam indonesia Antara fiqh Munakahat dan

undang-undang perkawinan, jakarta: kencana,2011.

Undang-Undang Perkawinan RI Nomor 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan Dan

Kompilasi Hukum Islami, Bandung: Citra Umbara, 2012.


68

Lampiran 1

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muhammad Habibur Rahman

Nim : 201607020010056

Jurusan : Syari’ah
69

Prodi : Hukum Keluarga Islam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan pengambil alihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila,

dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, maka

saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut.

Pamekasan, 10 Maret 2020

Yang membuat pernyataan

Muhammad Habibur Rahman


NIM. 201607020010056

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apa yang anda ketahui tentang Mahar?

2. Apakah benar di desa Pragaan Laok, Mahar sebagai prioritas dalam suatu

pernikahan?

3. Mengapa Mahar menjadi sesuatu yang diprioritaskan demi untuk perolehan

rezeki?
70

4. Siapa yang pernah mengalami hal tersebut?

5. Kapan kepercayaan itu muncul?

6. Apakah hal tersebut ada landasan dari al-qur’an atau hadist?

7. Bagaimana yang dialami bagi orang yang berkeyakinan dalam hal tersebut?

8. Apakah berpengaruh dengan kelancaran rezeki atau sebaliknya?

Lampiran 3

PEDOMAN OBSERVASI

1. Mahar AS (Suami) yang jumlah Maharnya berupa seperangkat alat shalat dan

emas 1 gram yang diberikan kepada istrinya SU.

2. Mahar RA (Suami) yang jumlah Maharnya berupa seperangkat alat shalat,

uang 200, dan emas 1 gramyang diberikan kepada istrinya MI.

3. Mahar SA (Suami) yang jumlah Maharnya seperangkat alat shalat, uang 2 juta,

dan emas 5 gram yang diberikan kepada istrinya RM.


71

Lampiran 4

PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Buku Akta nikah informan.

2. Kartu Tanda Penduduk informan.

3. Kartu Keluarga informan.


72

Lampiran 5

DOKUMENTASI GAMBAR WAWANCARA PENELITI DENGAN

INFORMAN

Gambar 01
73

wanwancara kepada Ust. Rifa’ie sebagai tokoh agama

Gambar 02

Wawancara kepada RA sebagai mempelai laki-laki

Gambar 03
74

wawancara kepada RM sebagai mempelai perempua

Gambar 04

wanwancara kepada AS Sebagai mempelai Laki- laki


75
76

Anda mungkin juga menyukai