Anda di halaman 1dari 26

PERNIKAHAN

MENURUT
ISLAMperUnited States
Definisi
Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 mengenai pengertian perkawinan

ialah : “ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri

dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa”. 

Di dalam Pasal 2 Komplikasi Hukum Islam (KHI) juga memberikan pengertian perkawinan

menurut hukum islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat dan kokoh atau yang

disebut dengan istilah miitsaaqan ghaliizhan.


‫‪Visi Misi Keluarga Muslim‬‬
‫‪25: 74‬‬ ‫‪66: 6 52: 21‬‬

‫ون َربَّنَا َه ْب لَنَا ِمنْ َأ ْز َو ِ‬


‫اجنَا َو ُذ ِّريَّاتِنَا‬ ‫ين يَقُولُ َ‬ ‫َوالَّ ِذ َ‬ ‫‪1‬‬

‫قُ َّرةَ َأ ْعيُ ٍن َو ْ‬


‫اج َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ َ‬
‫ين ِإ َما ًما‬
‫س ُك ْم َوَأ ْهلِي ُك ْم نَا ًر‪A‬ا َوقُو ُد َها‬ ‫ين َآ َمنُوا قُوا َأ ْنفُ َ‬ ‫يَا َأ ُّي َها الَّ ِذ َ‬ ‫‪2‬‬

‫ون هَّللا َ‬
‫ص َ‬ ‫ش َدا ٌد اَل يَ ْع ُ‬ ‫اس َوا ْل ِح َجا َرةُ َعلَ ْي َها َماَل ِئ َكةٌ ِغاَل ظٌ ِ‬ ‫النَّ ُ‬
‫ون (‪)6‬‬ ‫ون َما يُْؤ َم ُر َ‬ ‫َما َأ َم َر ُه ْم َويَ ْف َعلُ َ‬
‫ان َأ ْل َح ْقنَا بِ ِه ْم ُذ ِّريَّتَ ُه ْم‬
‫ين َآ َمنُوا َواتَّبَ َع ْت ُه ْم ُذ ِّر‪A‬يَّتُ ُه ْم بِِإي َم ٍ‬‫َوالَّ ِذ َ‬
‫‪3‬‬

‫س َب‬ ‫ش ْي ٍء ُك ُّل ا ْمرٍِئ بِ َما َك َ‬ ‫َو َما َألَ ْتنَا ُه ْم ِمنْ َع َملِ ِه ْم ِمنْ َ‬
‫ين (‪)21‬‬ ‫َر ِه ٌ‬
Pertanggungjawaban

”Setiap kalian adalah pemimpin & akan dimintai pertanggungjawaban atas


kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin & akan dimintai pertanggungjawaban
atas kepemimpinannya & seorang laki-laki adalah pemimpin dlm keluarga & akan dimintai
tanggungjawab atas kepemimpinannya, & wanita adalah penanggung jawab terhadap
rumah suaminya & akan dimintai tanggungjawabnya serta pembantu adalah
penanggungjawab atas harta benda majikannya & akan dimintai pertanggungjawaban
atas kepemimpinannya.”
MEMPERSIAPKAN PERKAWINAN
KOKOH MENUJU KELUARGA
SAKINAH
1. Status manusia sebagai hamba Allah (Qs. adz-Dzariyat/51:56):

2. Amanah sebaga khalifah di muka bumi (Qs. al-Ahzab/33:72, dan


Fathir/35:39):
MEMPERSIAPKAN PERKAWINAN
KOKOH MENUJU KELUARGA
SAKINAH
3. Perlunya kerjasama laki-laki dan perempuan sebagai khalifah:
(Qs. At-Taubah/9/71
KELUARGA SAKINAH
1. Ayat tentang keluarga sakinah, mawaddah wa rohmah (Qs. Ar-
Rum/30:21)

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk


kalian pasangan dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.

2 kali ‘Ayat Allah’ disebut


2. MAKNA
Sakinah:
Kata Sakinah sendiri disebutkan sebanyak enam kali dalam al-
Quran, yaitu pada Q.s. al-Baqarah (Qs. 2:248) Qs. at- Taubah (Qs.
9:26 dan 40), Qs. al. Fath (48, 4, 18 dan 26).
Ayat- ayat tersebut menjelaskan bahwa sakinah Allah Swt,
datangkan ke dalam hati para Nabi dan orang-orang yang beriman
agar tabah dan tidak gentar menghadapi aneka masalah.
SO keluarga sakinah dapat dipahami sebagai keluarga yang tetap
tenang (harmonis) meskipun ketika menghadapi masalah sebesar
dan sebanyak apapun,
KELUARGA SAKINAH
Mawaddah adalah perasaan cinta yang melahirkan
keinginan untuk membahagiakan dirinya. Ungkapan ini
cukup menggambarkan mawaddah, “Aku ingin menikahimu karena
aku bahagia bersamamu?

Rasa ini tidak cukup karena orang yang mencintai hanya peduli pada
kebahagiaan dirinya sehingga mungkin abai pada kebahagiaan orang
yang dicintainya. Seseorang yang hanya memiliki mawaddah mampu
mencintai sekaligus menyakiti . Misalnya ketika dia memperoleh
kebahagiaan dengan cara menyakiti pasangannya.
• Rahmah adalah perasaan cinta yang melahirkan keinginan
untuk membahagiakan orang yang dicintainya . Ungkapan
ini menggambarkan rahmah, “Aku ingin menikahimu karena aku
ingin membuatmu bahagia.
• Rahmah saja tidak cukup karena rasa cinta ini bisa
disalahgunakan oleh orang yang dicintai untuk kebahagian
dirinya secara sepihak tanpa peduli pada kebahagiaan orang yang
mencintainya.
KELUARGA SAKINAH
Pasangan suami-istri memerlukan mawaddah dan rohmah
sekaligus, yakni perasaan cinta yang melahirkan keinginan untuk
membahagiakan dirinya sendiri sekaligus pasangannya dalam
suka
maupun duka.
HOW? 4 PILAR
PERKAWINAN

MUSYAWARAH ZAWA
J

MU’ASYARA MITSAAQA
H BIL N
MA’RUF GHALIZHAN
4 PILAR
PERKAWINAN
Empat pilar perkawinan yang terencana:
1. Berpasangan (Zawaj)

“Mereka (istrimu) adalah pakaian bagi kalian, dan kalian adalah pakaian bagi
mereka (Qs. al-Baqarah/2: 187)
2. Janji Kokoh (mitsaaqan ghalizhan)

Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah


bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-istri. Dan mereka (istri-
istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat (Qs. an-Nisa/4:2).
4 PILAR
PERKAWINAN
PERKAWINAN KOKOH
3. Saling memperlakukan pasangan dengan baik (muasyarah bil maruf):

Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai
mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal
Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (Qs. an- Nisa/ 4:19).
4. Musyawaroh:

....Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)dengan kerelaan keduanya


dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya (Qs. al-Baqarah/ 2:233)
KAFAA
H
ُ‫اس َا اَْ د َََِين َْب‬
َ َ ‫اساَ َ اسْ ها‬ َ
َ َ ‫ةحكن ان ْ ََِ ا و ل اس‬
َ ‫بحك‬ َْ‫نكح ْا‬
“Pererempuan dinikahi karena empat hal; hartanya, nasabnya, kecantikannya dan
agamanya, Maka pilihlah karena faktor agama niscaya engkau beruntung” (HR. Al Bukhari)

Dalam hadits yang lain, Rasulullah mensabdakan bahwa budak wanita hitam yang
telinganya sobek tetapi memiliki agama adalah lebih utama daripada wanita cantik dan
kaya tapi tak punya agama.
‫ج‬ َ
َ َ ‫ةسحكح ةِ ةسبها ُه و ةسبها‬
ْ َ ‫طاهبن َن‬ َُ ْ‫ةت َج‬ َ ‫ةس َ ِن ُه و‬
َ ‫ةس َنَد‬ ْ
َ ِ‫ةسحسن ة‬ َ‫ةت َجْ ة‬
َ ُ
َ َ‫طنكه ط اْ َ َ اَ د‬
َ َ ‫ةحكن ُضل‬ َ ‫وِ ةحك ان‬
“Janganlah kalian menikahi perempuan karena kecantikannya, bisa jadi kecantikannya itu
merusak mereka. Janganlah menikahi mereka karena harta-harta mereka, bisa jadi harta-
harta mereka itu membuat mereka sesat. Akan tetapi nikahilah mereka berdasarkan
agamanya. Seorang budak perempuan berkulit hitam yang telinganya sobek tetapi memiliki
agama adalah lebih utama.” (HR. Ibnu Majah)
MENGELOLA DINAMIKA PERKAWINAN
DAN KELUARGA
DINAMIKA
PERKAWINAN
Perkawinan bukanlah hal yang statis, tetapi merupakan sesuatu
yang dinamis karena memiliki banyak faktor dan dipengaruhi oleh
proses yang terjadi. Banyak perkawinan menjadi tidak harmonis
atau bahkan gagal karena pasangan suami istri tidak siap menjalani
perannya dalam perkawinan, dan tidak siap dengan berbagai
tantangan yang datang silih berganti.
KOMPONEN UTAMA RELASI SUAMI
ISTRI
 Komitmen, yaitu bagaimana suami-istri sama-
sama memandang ikatan perkawinan sebagai Komitmen
ikatan yang kokoh (mitsaaqan ghalizhan, QS. An-
Nisa, 4: 21).
Kedekatan emosi muncul dalam bentuk rasa
kasih sayang, mawaddah dan rahmah, di antara
pasangan suami istri (QS. Ar-Rum, 30:21). Mereka
menjadikan pasangan sebagai pasangan jiwa,
tempat berbagi kehidupan yang sesungguhnya.
G a i r a h a d a l a h a d a n y a d o r o n g a n u n t u
k mendapatkan kepuasan seksual dari
pasangannya, s e b a ga i m a n a m e n j a d i s a l a
h s a t u t u j u a n perkawinan yaitu
menghalalkan hubungan seksual antara
laki- laki dan p erempu an. Demikian Kedekatan
Gairah
pentingnya komponen ini, Al-Qur’an banyak Emosi
menyebutkannya di dalam berbagai ayat,
KEMUNGKINAN KOMBINASI
3 KOMPONEN

• Kedekatan Emosi + Gairah + Komitmen (Samara)


• Kedekatan Emosi + Gairah – Komitmen (Jatuh Cinta)
• Gairah + Komitmen – Kedekatan Emosi (Tdk tentram)
• Komitmen + Kedekatan Emosi – Gairah (Hampa)
• Kedekatan Emosi – Gairah – Komitmen (Persahabatan)
• Gairah – Komitmen – Kedekatan Emosi (Fisik)
• Komitmen – Kedekatan Emosi – Gairah (Empty
Love)
TAHAP PERKEMBANGAN
HUBUNGAN
TAHAPAN SITUASI PERSOALAN UMUM TANTANGAN
12-18 Bulan; Mulai menyatu Ingin membahagiakan Mencari keseimbangan kebutuhan
Tahap Menyatu pasangan diri dan menyatu

2-3 tahun Kehidupan yang lebih Pembagian peran, Mengelola perbedaan. Ada
Tahap ajeg, memiliki anak, perbedaan pribadi, pertengkaran, pertimbangan
Bersarang kebutuhan bersarang kebutuhan dekat dg pribadi akan keluar. Brlajar
& finansial keluarga mencari solusi

3-4 tahun Kebutuhan pribadi Cukup yakin dg kekuatan Menjaga keseimbangan tersebut,
Tahap semakin kuat. hub perkawinan. Yakin mis lebih mementingkan
Kebutuhan pasangan menjaga kepentingan pribadi; yg blm
Pribadi komitmen adil untuk keb matang ajann curiga. BELAJAR
pribadi & kel KOMPROMI
TAHAPA SITUAS PERSOALAN UMUM TANTANGA
N I N
5-14 TAHUN Karena yakin dg pasangan, Ada yang lupa menghargai Berbesar hati tidak
TAHAP KOLABORASI mjd pribadi yang maju, pengorbanan pasangan. saling mengukung,
mampu memberi Komunikasi memburuk. Jika menjalin komunikasi
dukungan kpd pasangan tak sadar, pasangan akan yang baik agar jarak
menjauh terjaga

15-24 TAHUN Pasangan sibuk Pasangan sdh melewati Kesadaran bahwa


TAHAP PENYESUAIAN penyesuaian dg tantangan banyak masalah. Namun bs kehidupan telah
hidup yang baru, sudah muncul persoalan baru, mis. membawa banyak
menemukan cara Menuntut, menggampangkan. perubahan bg pasangan.
menerima pasangan, & Kdg putus asa pasangan Pasangan perlu
menemukan cara yang tdk tidak berubah menghindari sikap
disukai dr pasangan merasa benar sendiri.
Perlu menjadi
pendengar yg baik
PENGHANCUR
HUBUNGAN
• SIKAP MENYALAHKAN, KRITIK PEDAS .
• Tidak mau melihat keunggulan pasangan
• SIKAP MEMBENCI DAN MERENDAHKAN.
• Aku menyesal menikah denganmu
• SIKAP MEMBELA DIRI DAN MENCARI ALASAN
• “Aku sibuk di luar krn dia tidak membuatku kerasan”
• SIKAP MENDIAMKAN DAN ABAI
• “tidak mau bertengkar, tapi acuh dan tak peduli”
PEMBANGUN
HUBUNGAN
• MEMAHAMI KEBUTUHAN YANG BERBEDA ANTAR PASANGAN.
Nilai adil menjadi prinsip utama dalam memahami
kebutuhan saya, kebutuhan pasangan, dan kebutuhan untuk menjaga
keseimbangan antara kedua hal ini (QS An-Nisa, 129-130).
5 Bahasa Cinta: Words of Affirmation. Act of Services, Receiving Gifts,
Quality Time, Physical Touch
• HUBUNGAN YANG BAIK , istri/suami
memiliki kesempatan untuk membangun hubungan dengan
memperlakukan pasangannya dengan baik (mu’asyarah bil ma’ruf, QS.
An-
Nisa, 4: 19

KEMATANGAN DALAM BERINTERAKSI: musyawarah (QS. Al-Baqarah,


2: 23).
SUMBER-SUMBER
KONFLIK
• Ketidaksetaraan status, posisi, dan relasi
• Kebutuhan pasangan yang tidak terpenuhi
• Perbedaan kebiasaan dan budaya antara dua pasangan
dan keluarganya masing-masing
• Perbedaan peran dan tanggung-jawab baik dalam ranah
domestik maupun publik
LANGKAH-LANGKAH MENGELOLA
KONFLIK
• Ingat saat-saat awal membangun komitmen
• Pastikan selalu memandang perbedaan secara positif
• Mulailah dengan memahami terlebih dahulu, lalu bantu pasangan
untuk memahami kita
• Mengalah saat panas, bicarakan saat suasana marah mereda
• HINDARI sikap-sikap yg menjadi penghancur hubungan, LAKUKAN
sikap-sikap yang menjadi pembangun hubungan
• Lakukanlah negosiasi, membangun kesepakatan, sinergi berdua,
bekerja sama, bukan sendiri-sendiri. Dari caraku-caramu, menjadi
cara kita bersama.
• Selalu ingat dengan 4 pilar perkawinan
• Jangan ragu untuk mencari mediasi jika diperlukan (QS 4:35)

‫اس‬َ َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫ون‬
َ ‫م‬ ِّ
ُ َ ‫ل‬ ‫ع‬ُ ‫ي‬ ‫ُوا‬
‫ر‬ َ ‫ف‬ َ
‫ك‬ ‫ين‬
َ ‫اط‬
ِ َ ‫ي‬‫ش‬َّ ‫ال‬ َّ
‫ن‬ ‫ك‬ َ ٰ
ِ ‫ان َو‬
‫ل‬ َ ‫ين َعلَ ٰى ُم ْل ِك ُسلَ ْي َم‬
ُ ‫ان ۖ َو َما َكفَ َر ُسلَ ْي َم‬ ُ ‫اط‬ِ َ‫َواتَّبَعُوا َما تَ ْتلُو ال َّشي‬
‫ان ِم ْن َأ َح ٍد َحتَّ ٰى يَقُواَل ِإنَّ َما نَحْ ُن‬ ِ ‫ُوت ۚ َو َما يُ َعلِّ َم‬َ ‫ُوت َو َمار‬ َ ‫ال ِّسحْ َر َو َما ُأ ْن ِز َل َعلَى ْال َملَ َكي ِْن بِبَابِ َل هَار‬
‫ين بِ ِه ِم ْن َأ َح ٍد ِإاَّل‬ َ ‫ار‬ِّ ‫ض‬ َ ِ‫ون بِ ِه بَي َْن ْال َمرْ ِء َو َز ْو ِج ِه ۚ َو َما هُ ْم ب‬ َ ُ‫ون ِم ْنهُ َما َما يُفَ ِّرق‬َ ‫ِف ْتنَةٌ فَاَل تَ ْكفُرْ ۖ فَيَتَ َعلَّ ُم‬
ۚ‫ق‬ ٍ ‫ون َما يَضُرُّ هُ ْم َواَل يَ ْنفَ ُعهُ ْم ۚ َولَقَ ْد َعلِ ُموا لَ َم ِن ا ْشتَ َراهُ َما لَهُ فِي اآْل ِخ َر ِة ِم ْن َخاَل‬ َ ‫بِِإ ْذ ِن هَّللا ِ ۚ َويَتَ َعلَّ ُم‬
‫ون‬ َ ‫س َما َش َر ْوا بِ ِه َأ ْنفُ َسهُ ْم ۚ لَ ْو َكانُوا يَ ْعلَ ُم‬ َ ‫َولَبِْئ‬
• "Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa Kerajaan Sulaiman.
Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir
kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia, yaitu
Harut dan Marut. Padahal, keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum
mengatakan, "Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir. "
Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara
seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan
sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan dan
tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barang siapa
membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan
sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya
mereka tahu." 

Anda mungkin juga menyukai