Anda di halaman 1dari 13

Penerapan

Wahdatul Ulum
dalam Keluarga
9th meeting
Kelompok 7
Sri Aulia Samosir
Wahdatul Ulum
Wahdad Al-‘Ulum itu sendiri mempunyai landasan prinsip-prinsip diantaranya:
1. Ilmu itu harus menjadikan pengembangannya semakin dekat dengan Tuhan
2. Menjadikan wahyu sebagai pintu masuk pertama.
3. Ilmu-ilmu agama haruslah menerima ilmu pengetahuan non-agama yang terkait.
4. Ilmu modern harus menerima prinsip-prinsip tauhid.

“Wahdatul 'Ulûm”, tidak hanya pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi


juga pengembangan peradaban. Aplikasi sebagai pengabdian kepada Tuhan.
Selain itu, didedikasikan untuk pengembangan peradaban dan kesejahteraan
umat manusia sebagai aplikasi pengabdian kepada Tuhan.
Hirarki keluarga dalam Islam
Keluarga merupakan persekutuan hidup bersama antara seorang laki-laki dan perempuan.

Dalam beberapa ayat al-Qur’ān, Allah menegaskan hukum penciptaan bahwa segala sesuatu telah dijadikan
berpasang-pasangan, seperti dalam surat Aż-Żāriyāt (51): 49, Yāsīn (36): 36, As-Syūrā: (42): 11:

‫ َو ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍء َخلَ ْقنَا‬.i


َ ‫َز ْو َج ْي ِن لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر‬
‫ُون‬
Artinya : Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah

Tidak hanya sampai di situ, secara lebih spesifik lagi dijelaskan dalam al-Qur’ān bahwa hubungan berpasangan
antar manusia itu adalah antara jenis laki-laki dan perempuan, seperti dalam surat an-Najm (53): 45 dan al-
Qiyāmah (75): 39:
Hubungan antara laki-laki dan perempuan tersebut harus diikat dalam sebuah
ikatan perkawinan.
Manusia dianjurkan untuk mencari jodoh atau pasangannya dalam batas-batas yang telah ditetapkan oleh
syari’at, yaitu melalui sebuah ikatan suci pernikahan.

Anjuran dan perintah untuk melaksanakan pernikahan tersebut secara tegas termaktub dalam surat an-Nūr (24):
32

‫ يَّ ُك ْونُ ْوا‬7‫ اِ ْن‬7‫ َواِ َم ۤا ِٕى ُك ۗ ْم‬7‫ ِعبَا ِد ُك ْم‬7‫ص لِ ِحي َْن ِم ْن‬ ّ7 ٰ ‫ َوال‬7‫ام ى ِم ْن ُك ْم‬
7ٰ َ‫ َواَ ْن ِكحُوا ااْل َي‬.1
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ِ ‫فُقَ َر ۤا َء يُ ْغنِ ِه ُم ُ ِم ْن فَضْ لِ ٖ ۗه َو ُ َو‬
‫اس ٌع َعلِ ْي ٌم‬

Dan menikahlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-
hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui
Keluarga
Berdasar Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari


suami istri; atau suami (Kepala keluarga), istri dan anaknya yang
di sebut dengan Rumah Tangga atau dengan sebutan lainnya
ialah keluarga kecil; sedangkan yang disebut dengan keluarga
besar selain suami, istri dan anak-anaknya dirumah tangga
tersebut terdapat orang tua atau disebut ayah dan ibu dari pihak
suami dan juga terdapat anak-anaknya orang tua yang lain
termasuk orang tua dari ayah (Kakek dan nenek)
Terbentuknya suatu keluarga
Adanya ikatan pernikahan :
Sebelum membahas rukun dan syarat sah pernikahan dalam Islam, terdapat dalil dalam Al-Quran yang
menerangkan tentang pernikahan. Ketentuan pernikahan dalam Al-Quran telah Allah SWT jelaskan dalam QS Ar-
Rum ayat 21 yang bunyinya sebagai berikut:

َ ِ‫ق لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َواجًا لِّتَ ْس ُكنُ ْٓوا اِلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم َّم َو َّدةً َّو َرحْ َمةً ۗاِ َّن فِ ْي ٰذل‬
ٍ ‫ك اَل ٰ ٰي‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَّتَفَ َّكرُوْ ن‬ َ َ‫َو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖ ٓه اَ ْن َخل‬

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya
kamu hidup tentram bersamanya. Dan Dia [juga] telah menjadikan di antaramu [suami, istri] rasa cinta dan kasih
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir,”. 

Selain itu, ada pula ayat-ayat Al-Quran lain yang menjelaskan tentang pernikahan, yakni QS Adz-Dzariyat ayat 49
yang bunyinya sebagai berikut:
َ‫َو ِمن ُك ِّل َش ْى ٍء َخلَ ْقنَا زَ وْ َجي ِْن لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون‬

“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat kebesaran Allah.”
SYARAT PERNIKAHAN
1. Beragama islam
2. Bukan mahram
3. Adanya wali dari mempelai
wanita
4. Dihadiri 2 saksi
5. Mempelai pria/wanita tidak
sedah haji/ berihram
6. Tidak ada paksaan
Tujuan pernikahan
Untuk mencapai ketenangan hidup (sakīnah)
tersebut, harus juga didukung oleh tujuan-tujuan
lain dari dibentuknya keluarga, di antaranya:

a.Untuk regenerasi
b.Untuk menjaga kehormatan
c. Untuk Ibadah
Prinsip-prinsip keluarga dalam Al-Quran dan
Hadis;
1. suami dan istri laksana dua sayap burung yang tidak
mungkin terbang tanpa salah satunya, keduanya saling
melengkapi saling menopang dan kerjasama.

Pada Qs Al Baqoroh ayat 187,

‫هُ َّن لِبَاسٌ لَّ ُك ْم َوَأنتُ ْم لِبَاسٌ لَّه َُّن‬


“Mereka (istrimu) adalah pakaian bagimu dan kamu adalah
pakaian bagi mereka”.
perkawinan adalah ikatan yang kokoh (mitsaqon gholizhon)

Qs An Nisa ayat 21

‫ْض َوَأ َخ ْذ َن ِم ْن ُك ْم ِميثَاقًا َغلِيظًا‬


ٍ ‫ض ُك ْم ِإلَ ٰى بَع‬ َ ‫ْف تَْأ ُخ ُذونَهُ َوقَ ْد َأ ْف‬
ُ ‫ض ٰى بَ ْع‬ َ ‫َو َكي‬

Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah


bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka
(isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.

sehingga dapat menyangga seluruh sendi-sendi kehidupan


rumah tangga. Kedua belah pihak diharapkan menjaga ikatan
ini dengan segala upaya yang dimiliki serta tidak saling
melemahkan
perkawinan harus dipelihara melalui sikap dan perilaku yang baik

۟ ُ‫تَ ْذ َهب‬,ِ‫نل‬,َّ‫ضلُو ُه‬


‫وا‬ ۟ ُ‫ ِرث‬,,‫ َأن َت‬,‫ ُك ْم‬,َ‫ل ل‬,ُّ‫ ِح‬,,‫وا اَل َي‬
َ ِّ‫لن‬,,‫وا ٱ‬
ُ ‫ ْع‬,,‫ا ۖ َواَل َت‬,‫ ْر ًه‬,‫ٓا َء َك‬,‫س‬ ۟ ُ‫ َمن‬,‫ل ِذ َين َءا‬,َّ ,‫ا ٱ‬,,‫َأ ُّي َه‬,,‫ٰ َٓي‬
‫ِإ ن‬,,,‫وف َف‬ ْ ,,‫ن ِب‬,َّ ‫اش ُرو ُه‬
ۚ ِ ‫ ُر‬,‫ل َم ْع‬,,‫ٱ‬ ِ ‫ ۚ َو َع‬,‫ ُّمبَيِّنَ ٍة‬,‫ش ٍة‬َ ‫ ٰفَ ِح‬,,‫ين ِب‬
َ ‫ْأ ِت‬,,‫ن ِإ ٓاَّل َأ ن َي‬,َّ ‫تَ ْيتُ ُمو ُه‬,‫ض َمٓا َءا‬ ِ ‫بَ ْع‬,,‫ِب‬
ِ ,,,‫هَّلل ُ ِف‬,,‫ ٱ‬,,,‫ ْئًـا َويَ ْج َع َل‬, ‫ش‬
‫ثِي ًرا‬,‫ ْي ًرا َك‬,‫ َخ‬,,,,‫يه‬ َ ‫وا‬ ۟ ‫ ْك َر ُه‬,,‫ ٰ ٓىَأ ن َت‬,,,,‫س‬ َ ‫ َع‬,,,‫ َف‬,,,,َّ‫ ِر ْهتُ ُمو ُهن‬,‫َك‬
Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan
paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali
sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan
pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila
kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak : Qs Annisa;19
Keempat, perkawinan harus dikelola dengan
musyawarah
Qs Al-baqarah 23
‫ب ِم َّما نَ َّز ْلنَا َعلَىٰ َع ْب ِدنَا فَْأتُوا ِبسُو َر ٍة ِم ْن ِم ْث ِل ِه َوا ْد ُعوا‬
ٍ ‫ َوِإ ْن ُك ْنتُ ْم فِي َر ْي‬.1
‫ين‬ َ ‫ون هَّللا ِ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم‬
َ ِ‫صا ِدق‬ ِ ‫ُشهَ َدا َء ُك ْم ِم ْن ُد‬
Artinya : Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba
Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-
penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.

Dari penggalan ayat di atas dapat dipahami bahwa Suami istri berupaya
menemukan solusi dari setiap permasalahan dengan cara berkomunikasi
secara sehat tanpa saling meremehkan ataupun menghina. Jangan lupa
berdo’a meminta petunjuk atas segala jalan keluar yang terbaik.
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai