BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1 http://banjirembun.blogspot.co.id/2012/05/instuti-pendidikan-islam-sebelum-adanya.html, Di
akses pada tgl 10 september 2017, 08.30.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Madrasah
Kalau dicermati istilah madrasah dari aspek devirasi kata, maka madrasah
merupakan isim makan dari kata darasa yang berarti belajar. Jadi, madrasah
berarti tempat belajar bagi siswa atau mahasiswa (umat Islam). Karenanya, istilah
madrasah tidak hanya diartikan sekolah dalam arti sempit, tetapi juga bisa
dimaknai rumah, istana, kuttab, perpustakaan, surau, masjid, dan lain-lain. Bahkan
juga seorang ibu bisa dikatakan sebagai madrasah pemula.
2 http://munawararifin93.blogspot.co.id/2016/05/makalah-lembaga-lembaga-pendidikan.html di
akses pada tanggal 12 september 2017, 08.00 WIB.
5
B. Pengertian Kuttab
Kuttab adalah kata jadian dari "kataba", yang biasanya digunakan sebagai
tempat belajar tulis menulis, bahkan kuttab ini sudah dikenal pada masa
Jahiliyah.3 Namun perkembangan kuttab pada masa ini masih terbilang lambat
hingga ketika Islam datang ke daerah Arab ini hanya ditemukan beberapa orang
Quraisy saja yang pandai baca tulis. Kuttab pra Islam ini selain digunakan untuk
belajar baca tulis juga sebagai tempat pengajaran kitab Taurat dan Injil. kegiatan
pada era ini ditujukan untuk penyebaran agama Yahudi dan Kristen terhadap
pemeluk agama yang lain seperti Majusi dan masyarakat Arab. Setelah
kedatangan Islam, posisi kuttab pun masih digunakan untuk belajar baca tulis.4
Ahmad Syalabi memetakan dua macam kuttab yang dibedakan berdasarkan
materi pelajaran yang disampaikan, tenaga pengajar dan masa tumbuhnya, yakni
pertama, kuttab yang menjalankan fungsinya sebagai institusi yang mengajarkan
baca tulis dengan teks dasarnya puisi-puisi Arab dan sebagian besar guru-gurunya
adalah non-muslim, sedangkan kuttab kedua adalah mengajarkan al-quran dan
ajaran dasar Islam.5
Pada awalnya pendidikan kuttab dilaksanakan di rumah para guru atau
perkarangan sekitar masjid, namun setelah Islam berkembang meluas Kurikulum
pendidikan pada kuttab ini hingga abad ke-4 H menunjukkan penekanannya pada
pelajaran baca tulis al-quran bagi anak-anak muslim. Adapun yang membedakan
antara suatu kuttab dengan kuttab lainnya adalah penekanan materi pengajaran
3. Jawad Ali, al-Mufassal f i Tarikh al-'Arab Qabia al-Islam (Bagdad : Dar an- Nahdhah, 1978),
Vol. VIII, hal 295.
4 . Hasan Asari, Menyingkap Zaman Keemasan Islam (Bandung : Mizan, 1984), hal 17-18.
5 Ahmad Syalabi,Tarikh at-Tarbiyyah al'Islamiyyah, (Beirut; Daral-Fikr, 1954), hal 36.
6
dan akhlak, juga baca-tulis dan berghitung untuk tingkat dasar, al-Quran, dasar-
dasar agama untuk tingkat lanjut. Guru disebut mu‟allim atau mu‟addib, serta
tidak dibayar, dan bagi tingkat dasar gurunya non muslim. Pada saat Islam datang
hanya 17 orang Qurasy yang bisa baca tulis. Di Madinah tempat belajar ditambah
masjid, materi yang diajarkan ditambah pendidikan kesehatan dan
kemasyarakatan. Sistemnya halaqah. Metodenya tanya- jawab, demontrasi dan
uswah hasanah, murid disebut dengan ashhabush shuffah.9
9 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2007 ), hal 22.
10 Armai Arief, Melacak Akar Timbulnya DikhotomiIlmu Dalam Pendidikan Islam, (Jauhar. Vol.
3, 02, Desember 2002), hal 215.
8
untuk kepentingan sosial. Perkembangan khan ini sangat berkaitan erat dengan
kepedulian umat Islam masa itu terhadap para penuntut ilmu, khususnya mereka
yang berasal dan luar daerah.
Dengan demikian, pendidikan Islam dan masjid merupakan suatu kesatuan
yang integral, dimana masjid menjadi pusat dan urat nadi kegiatan keislaman yang
meliputi kegiatan keagamaan, politik, kebudayaan, ekonomi, dan yudikatif. Mulai
sejak masa Rasulullah saw. dengan masjid Quba dan Nabawi hingga masjid
Baghdad pada masa dinasti Abbasiyah, masjid selalu menjadi alternatif utama
dalam penyelenggaraan pendidikan Islam.11 Dari masjid, kemudian berkembang
menjadi masjid khan sebagai Saepudin Mashuri, Transformasi Tradisi tempat
pemondokan bagi pencari ilmu di lingkungan halaqah masjid dari berbagai
wilayah Islam.
Tipe lembaga pendidikan ini termasuk kategori yang paling tua, bahkan
lebih dulu ada sebelum halaqah di masjid. Rasulullah saw.dan para sahabat
menjadikan rumahnya sebagai markas gerakan pendidikan yang terfokus pada
aktivitas pengajaran akidah dan pesan-pesan Allah swt. dalam Alquran untuk
disampaikan kepada masyarakat. Selain Dari al-Arqam, baik pada periode
Makkah maupunMadinah, sebelum didirikan masjid Quba, Rasulullah saw.
menggunakan rumah kediamannya untuk kegiatan pembelajaran umat Islam.
Rumah Rasulullah saw. selalu ramai sebab setiap saat orang berduyun-duyun
datang menimba ilmu, sehingga fungsi rumah sebagai tempat istirahat yang
nyaman dan damai menjadi terusik (tereduksi). Maka turunlah ayat yang
menetapkan aturan yang berkenaan dengan pemilik dan fungsi rumah sebagai
tempat yang harus di jaga kenyamananya di kalangan umat Islam, termasuk
hubungan antara para sahabat dengan Rasulullah saw. dalam proses pendidikan.
F. Maktabah (Perpustakaan)
Lembaga pendidikan Islam ini menjadi suatu cara bagi para pencinta
ilmu masa dahulu dalam menyebarkan ilmu. Disamping harga buku yang
mahal dan tidak semua umat Islam dapat memilikinya, mereka juga
menginginkan suatu tempat yang bisa menjadi pusat koleksi karya-karya
mereka, sehingga mudah diakses oleh umat. Perpustakaan tersebut terbuka untuk
umum tanpa dipungut biaya dan orang-orang yang bekerja di lembaga ini digaji
oleh penguasa. Misalnya perpustakaan Iskandariyah dan Baitul al-Hikmah pada
masa dinasti Abbasiyah. Pada masa selanjutnya, lembaga pendidikan Islam dalam
bentuk perpustakaan ini menjadi salah satu pusat kebudayaan Islam, bukan
lagi menjadi tempat kegiatan interaksi pembelajaran umat. Disamping Saepudin
Mashuri, Transformasi Tradisi tempat mengoleksi buku-buku karya ilmiah dari
dunia Islam dan asing juga digunakan sebagai tempat penelitian, observasi, dan
laboratorium percobaan ilmiah.13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kata “Madrasah” berasal dari bahasa Arab sebagai keterangan tempat (dzaraf),
dari akar kata : “Darasa, Yadrusu, Darsan dan Madrasatan”. Yang
mempunyai arti “Tempat belajar para pelajar” atau diartikan “jalan” (Thariq).
Disamping kata “Madrasah” berasal dari kata “Darasa” yang artinya
“membaca dan belajar” dalam bahasa Hebrew atau Aramy. Baik dari bahasa
Arab atau Aramy mempunyai konotasi arti yang sama yakni “Tempat Belajar”.
Padanan madrasah dalam bahasa Indonesia adalah “sekolah”.
2. Kuttab adalah kata jadian dari "kataba", yang biasanya digunakan sebagai
tempat belajar tulis menulis, bahkan kuttab ini sudah dikenal pada masa
Jahiliyah. Namun perkembangan kuttab pada masa ini masih terbilang lambat
hingga ketika Islam datang ke daerah Arab ini hanya ditemukan beberapa
orang Quraisy saja yang pandai baca tulis.
3. Masjid dan Jami’ adalah dua tipe lembaga pendidikan Islam yang sangat
dekat dengan aktivitas pengajaran agama Islam. Kedua ini, pada dasarnya
memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai tempat ibadah dan pengajaran
agama Islam. Kemunculan masjid sebagai lembaga pendidikan dalam
Islam telah dimulai sejak masa Rasulullah saw. dan Khulafaur Rasyidin,
sedangkan jami’ muncul kemudian dan banyak didirikan oleh para penguasa
dinasti, khususnya Abbasiyah.
4. Pendidikan anak bangsawan di kalangan istana berbeda dengan pendidikan
anak umat Islam pada umumnya. di istana, metode pendidikan dasar dirancang
oleh orang tua murid yang menjadi khalifah dan penguasa pemerintah agar
selaras dengan minat, bakat, dan keinginan orangtuanya. Metode
pembelajaran yang diterapkan, pada dasarnya sama dengan metode belajar
anak-anak di kuttab, hanya ditambah dan dikurangi sesuai dengan kebutuhan
kalangan bangsawan istana dalam menyiapkan putera mereka memikul
tanggung jawab negara dan agama di masa selanjutnya.
Daftar Pustaka