PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak
dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa
manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara
optimal, efektif, dan efisien. Konsep tersebut berlaku di sekolah yang
memerlukan manajemen yang efektif dan efisien.1 Dalam kerangka inilah
tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen berbasis sekolah, yang
memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab) lebih besar kepada
sekolah, memberikan fleksibelitas/keluwesan lebih besar kepada sekolah
untuk mengelola sumber daya sekolah, dan mendorong sekolah meningkatkan
partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mutu
sekolah dalam kerangka pendidikan nasional.2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan
bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
wajib memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan pendidikan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Standar pengelolaan pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau
nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.3
1
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 20
2
Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik (Bandung: PT Refika Aditama,
2012), h. 55
3
Direktorat Pembinaan SMA, Juknis Penyusun Rencana Kerja SMA (2010), h. 11
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Atiqullah, Manajemen & Kepemimpinan Pendidikan Islam: Strategi Mengefektifkan
Lembaga Pendidikan Agama & Pendidikan Keagamaan (Surabaya: Pena Salsabila, 2012), 39
5
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), 47
6
Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: Dari Sentralisasi
Menuju Desentralisasi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), 42
7
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, ( Jakarta: Badan Litbang, 2007) h.366
8
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, (Cet; IV, Jakarta:
Pustaka Ibnu Katsir, 2011), h. 36
4
Artinya: Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-
orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk
neraka. (Q.S. Shad: 27).9
Allah menjelaskan bahwa Dia menjadikan langit, bumi, dan makhluk apa
saja yang tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi,
matahari yang memancarkan sinarnya diwaktu siang dan bulan yang
menampakkan bentuknya yang berubah-rubah dari malam ke malam, sangat
bermanfaat bagi manusia. Semua itu diciptakan dengan penuh perencanaan
yang sangat besar bagi kelestarian makhluk ciptaan-Nya dan sebagai rahmat
yang tak ternilai harganya.
Dalam ayat diatas menjelaskan bahwa, Allah menjelaskan Ia
menciptakan alam semesta ini dengan bathil (sia-sia), akan tetapi didalamnya
mengandung banyak sekali hikmah. Sedangkan Surah al-Qashash ayat 77
menjelaskan bahwa:
أۡل ۡ َ ۖ َوأَ ۡح ِسن َك َمٓا أَ ۡح َس َن ٱهَّلل ُ إِلَ ۡي
ِ ۖ ك َواَل تَ ۡب ِغ ٱلفَ َسا َد فِي ٱ َ ۡر
ض إِ َّن ٱهَّلل َ اَل
٧٧ ين َ يُ ِحبُّ ۡٱل ُم ۡف ِس ِد
Artinya : Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. (al-Qashash: 77).10
Ayat tersebut mengunakan redaksi yang bersifat aktif ketika berbicara
tentang kebahagiaan akhirat, bahkan dengan menekanya untuk bersungguh
dan dengan sekuat tenaga berupaya meraihnya.11
Ayat ini bisa dipahami secara konteks dan hal ini menandakan bahwa
segala sesuatu yang ingin dicapai harus didasari dengan penuh perencanaan
yang matang demi mencapai apa yang diinginkan. Jadi perencanaan adalah
segala sesuatu dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang sebelum
9
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya,h. 28
10
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, h. 87
11
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 407-408
6
12
Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2010), 199
13
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bagian A 4
7
18
Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana, 2010, 201
9
19
Direktorat Pembinaan SMA, Juknis Penyusun Rencana Kerja, h. 13
20
Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya, h. 202-203
10
1) Pendahuluan.
2) Dasar kebijakan.
3) Identifikasi tantangan nyata berdasarkan analisis konteks
4) Analisis kondisi.
5) Program strategis.
6) Strategi pencapaian.
7) Monitoring dan evaluasi.
8) Lampiran-lampiran.22
e. Kepala sekolah bersama Tim kerja, dewan guru, dan komite sekolah
melakukan reviu dan revisi draf rencana Kerja Sekolah/Madrasah
jangka menengah.
f. Tim kerja melakukan finalisasi hasil revisi rencana kerja jangka
menengah.
g. Kepala sekolah menandatangani hasil finalisasi rencana kerja jangka
menengah menjadi rencana strategis (renstra) sekolah.
h. Tim Kerja Sekolah/Madrasah mengidentifikasi prioritas program dan
menyusun draf rencana kerja tahunan (RKT) yang mencakup:
1) Pendahuluan.
2) Dasar kebijakan.
3) Tujuan/sasaran.
4) Rencana kerja dan biaya untuk pencapaian sasaran.
5) Jadwal pelaksanaan rencana kegiatan.
6) Penanggung jawab kegiatan.
i. Kepala sekolah bersama Tim kerja, dewan guru, dan komite sekolah
melakukan reviu dan revisi draf RKT.
j. Tim kerja melakukan finalisasi hasil revisi rencana kerja tahunan
(RKT).
21
Atiqullah, Manajemen & Kepemimpinan Pendidikan Islam, h. 40
22
Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, h. 67
11
23
Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya, h. 14-15
24
Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, h. 101
12
25
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah: Strategi Peningkatan Mutu dan
Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 103
26
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, h.101
13
27
Direktorat, Juknis.., 17
28
Andang, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah: Konsep, Strategi, & Inovasi
Menuju Sekolah Efektif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 79
29
Instruktif artinya visi yang ditetapkan memberikan dorongan kepada semua komponen
sekolah untuk mewujudkannya
30
Rohiat, Manajemen.., 103
14
31
Muhaimin, Manajemen.., 166
32
Rohiat, Manajemen.., 104
33
Rohiat, Manajemen.., 105
15
34
Direktorat, Juknis.., 19
16
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA