Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak
dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya tanpa
manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara
optimal, efektif, dan efisien. Konsep tersebut berlaku di sekolah yang
memerlukan manajemen yang efektif dan efisien.1 Dalam kerangka inilah
tumbuh kesadaran akan pentingnya manajemen berbasis sekolah, yang
memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab) lebih besar kepada
sekolah, memberikan fleksibelitas/keluwesan lebih besar kepada sekolah
untuk mengelola sumber daya sekolah, dan mendorong sekolah meningkatkan
partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mutu
sekolah dalam kerangka pendidikan nasional.2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan
bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
wajib memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan pendidikan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Standar pengelolaan pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau
nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.3

1
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 20
2
Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik (Bandung: PT Refika Aditama,
2012), h. 55
3
Direktorat Pembinaan SMA, Juknis Penyusun Rencana Kerja SMA (2010), h. 11

1
2

Setiap kegiatan pada satuan pendidikan dikelola atas dasar Rencana


Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M) yang merupakan penjabaran rinci dari
Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) satuan pendidikan yang meliputi
masa empat tahun sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan. Oleh karenanya satuan pendidikan wajib
menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah yang selanjutnya disebut
Rencana Kerja Sekolah/Madrasah yang akan menggambarkan tujuan yang
ingin dicapai dalam kurun waktu empat tahun dan Rencana Kegiatan
Anggaran Sekolah (RKAS/M) yang dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja
Sekolah/Madrasah.
Untuk mengetahui teknik penyusunan rencana Kerja Sekolah/Madrasah
tersebut, maka dalam makalah ini difokuskan pada dua persoalan utama, yaitu
pertama bagaimana konsep dari Rencana Kerja Sekolah/Madrasah yang
meliputi pengertian, tujuan, manfaat, dan landasan hukum Rencana Kerja
Sekolah/Madrasah, Kedua, bagaimana teknik penyusunan Rencana Kerja
Sekolah/Madrasah (rencana strategis sekolah dan rencana kegiatan dan
anggaran sekolah).
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diketahui


rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana Konsep Rencana Kerja Sekolah/Madrasah?

2. Bagaimanakah Langkah-langkah Penyusunan Rencana Kerja


Sekolah/Madrasah?
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Rencana Kerja Sekolah/Madrasah

Untuk memahami pengertian Rencana Kerja Sekolah/Madrasah


(RKS/M), terlebih dahulu dapat dipahami bahwa komponen-komponen dalam
manajemen meliputi, perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
menggerakkan atau memimpin (actuating atau leading), dan pengendalian
(controlling) merupakan fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam proses
manajemen.4 Perencanaan merupakan penentuan terlebih dahulu apa yang
akan dikerjakan.5 Sedangkan menurut Ibrahim Bafadal, perencanaan adalah
sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang
akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan.6

Dalam Al-Qur’an surah al-Hasyr ayat 18 menjelaskan:

َ ‫وا ٱهَّلل ۚ َ إِ َّن ٱهَّلل‬ ٞ ‫وا ٱهَّلل َ َو ۡلتَنظُ ۡر نَ ۡف‬


ْ ُ‫س َّما قَ َّد َم ۡت لِ َغ ٖ ۖد َوٱتَّق‬ ْ ُ‫وا ٱتَّق‬
ْ ُ‫ين َءا َمن‬ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
١٨ ‫ون‬ َ ُ‫َخبِي ۢ ُر بِ َما تَ ۡع َمل‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Hasyr 18).7
Ma qaddamat ligad yang artinya memperhatikan apa yang telah
dilakukan untuk hari esok pada firman Allah tersebut dapat kita tafsirkan dan
kita buktikan bahwa Alquran telah memperkenalkan teori perencanaan baik
berkaitan dengan perencanaan dalam kehidupan di dunia maupun untuk
kehidupan di akhirat. Dalam tafsir Ibnu Katsir menjelas kan bahwa
intropeksilah diri kalian sebelum kalian diintropeksi dan lihatlah amalan apa
yang telah kalian simpan untuk bekal hari kiamat.8

4
Atiqullah, Manajemen & Kepemimpinan Pendidikan Islam: Strategi Mengefektifkan
Lembaga Pendidikan Agama & Pendidikan Keagamaan (Surabaya: Pena Salsabila, 2012), 39
5
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), 47
6
Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: Dari Sentralisasi
Menuju Desentralisasi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), 42
7
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, ( Jakarta: Badan Litbang, 2007) h.366
8
Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Shahih Tafsir Ibnu Katsir, (Cet; IV, Jakarta:
Pustaka Ibnu Katsir, 2011), h. 36
4

Imam Al-Ghozali  kemudian menafsirkan ayat di atas sebagai berikut;


bahwa manusia diperintahkan untuk memperbaiki dirinya, untuk
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, dimana proses
kehidupan manusia tidak boleh sama dengan kehidupan yang sebelumnya
(kemarin), disamping itu kata perhatikanlah menurut Iman Al-Ghazali
mengandung makna bahwa manusia harus memperhatikan dari setiap
perbuatan yang dia kerjakan, serta harus mempersiapkan diri (merencanakan)
untuk selalu berbuat yang terbaik demi hari esok.
Perencanaan yang menyeluruh tidak hanya meliputi cara berfikir strategis
saja (dengan berbagai alat berfikir), tapi yang lebih penting adalah
menempatkan keyakinan/keimanan kepada Allah SWT sebagai satu-satunya
yang Maha Berkehendak, Maha Mengabulkan dan Maha Mengetahui yang
terbaik bagi mahklukNya, sementara manusia hanya bisa berencana sebagai
salah satu bentuk ikhtiar, tinggal lagi manusia cukup berserah diri berharap
agar pencapaian dari sebuah rencana adalah ridho-Nya semata.
Ayat al-Qur’an di atas menekankan tentang prosepencapaian tujuan dari
perencanaan yang tidak boleh melihat hanya di satu waktu saja. Di ayat
tersebut Allah menegaskan kepada orang beriman bahwa sebagai bentuk
takwa kepadan-Nya, kita haruslah memperhatikan segala perbutan yang
dilakukan. Hal ini sejalan dengan prinsip dasar Perencanaan dimana tujuan
pelaksanaan perencanaan adalah tujuan jangka panjang dan berkelanjutan
serta orientasi pelaksanaannya pun harus memiliki pengaruh positif.
Perencanaan dalam fungsi mamagement amat penting. Suatu kegiatan
yang sukses biasanya merupakan indikasi dari perencanaan yang matang.
Bahkan dalam kegiatan-kegiatan tertentu perlu menyiapkan beberapa lapis
perencanaan agar ketiatan tersebut dapat mencapai sukses maksimal
sebagaimana yang dikenal dengan istilah; Plan A, Plan B dan Plan c, dan
seterusnya. Dalam Q.S. Shad dijelaskan bahwa:
ْ ۚ ‫ر‬yَ‫ين َكف‬
‫ُوا‬ َ ‫ظ ُّن ٱلَّ ِذ‬ َ yِ‫ا ٰبَ ِطاٗل ۚ ٰ َذل‬yy‫ا بَ ۡينَهُ َم‬yy‫ض َو َم‬
َ ‫ك‬ َّ ‫ا‬yyَ‫َو َما َخلَ ۡقن‬
َ ‫ َمٓا َء َوٱأۡل َ ۡر‬y‫ٱلس‬
٢٧ ‫ار‬ ْ ‫ين َكفَر‬
ِ َّ‫ُوا ِم َن ٱلن‬ َ ‫ل لِّلَّ ِذ‬ٞ ‫فَ َو ۡي‬
5

Artinya: Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-
orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk
neraka. (Q.S. Shad: 27).9
Allah menjelaskan bahwa Dia menjadikan langit, bumi, dan makhluk apa
saja yang tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi,
matahari yang memancarkan sinarnya diwaktu siang dan bulan yang
menampakkan bentuknya yang berubah-rubah dari malam ke malam, sangat
bermanfaat bagi manusia. Semua itu diciptakan dengan penuh perencanaan
yang sangat besar bagi kelestarian makhluk ciptaan-Nya dan sebagai rahmat
yang tak ternilai harganya.
Dalam ayat diatas menjelaskan bahwa, Allah menjelaskan Ia
menciptakan alam semesta ini dengan bathil (sia-sia), akan tetapi didalamnya
mengandung banyak sekali hikmah. Sedangkan Surah al-Qashash ayat 77
menjelaskan bahwa:
‫أۡل‬ ۡ َ ۖ ‫َوأَ ۡح ِسن َك َمٓا أَ ۡح َس َن ٱهَّلل ُ إِلَ ۡي‬
ِ ۖ ‫ك َواَل تَ ۡب ِغ ٱلفَ َسا َد فِي ٱ َ ۡر‬
‫ض إِ َّن ٱهَّلل َ اَل‬
٧٧ ‫ين‬ َ ‫يُ ِحبُّ ۡٱل ُم ۡف ِس ِد‬
Artinya : Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. (al-Qashash: 77).10
Ayat tersebut mengunakan redaksi yang bersifat aktif ketika berbicara
tentang kebahagiaan akhirat, bahkan dengan menekanya untuk bersungguh
dan dengan sekuat tenaga berupaya meraihnya.11
Ayat ini bisa dipahami secara konteks dan hal ini menandakan bahwa
segala sesuatu yang ingin dicapai harus didasari dengan penuh perencanaan
yang matang demi mencapai apa yang diinginkan. Jadi perencanaan adalah
segala sesuatu dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang sebelum

9
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya,h. 28
10
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, h. 87
11
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 407-408
6

melaksanakan suatu program agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan


keinginan.
1. Pengertian Rencana Kerja Sekolah/Madrasah

Sekolah sebagai suatu lembaga atau intitusi mempunyai satu tujuan


atau lebih. Dalam rangka untuk mencapai tujuan tersebut, perlu disusun
rencana strategis dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Cara
pencapaiannya dilakukan melalui berbagai perencanaan dan program
kegiatan yang dituangkan dalam Rencana Kerja Sekolah/Madrasah.12

Rencana Kerja Sekolah/Madrasah adalah salah satu komponen dari


perencanaan program sekolah. Rencana Kerja Sekolah/Madrasah
menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu
sebagai dasar pengelolaan sekolah dalam mendukung peningkatan mutu
lulusan.13 Kepala sekolah membentuk Tim kerja untuk menyusun rencana
sekolah yang terdiri atas wakil kepala sekolah, guru, guru BK/konselor,
tenaga kependidikan, kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota.
Jadi Rencana Kerja Sekolah/Madrasah adalah suatu dokumen yang
memuat rencana program pengembangan sekolah empat tahun ke depan
dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki menuju sekolah
yang memenuhi SNP yang disusun oleh kepala sekolah bersama Tim kerja
yang bertugas untuk menyusun rencana Kerja Sekolah/Madrasah tersebut.
Rencana Kerja Sekolah/Madrasah harus disusun secara
komprehensif dan menggambarkan upaya sekolah dalam mencapai
Standar Nasional Pendidikan sesuai dengan potensi sekolah dan dukungan
lingkungan setempat. Oleh karena itu program Kerja Sekolah/Madrasah
disusun berdasarkan hasil analisis yang mencakup:
a. Analisis 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan (Standar Isi, Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar
Pengelolaan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar
Sarana Prasarana dan Standar Pembiayaan).

12
Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah (Jakarta: Kencana, 2010), 199
13
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bagian A 4
7

b. Analisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta


didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya.
c. Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan
sekitar misalnya komite sekolah, dewan pendidikan, asosiasi, profesi,
dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.14

Rencana Kerja Sekolah/Madrasah terdiri atas Rencana Kerja Jangka


Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan. Rencana Kerja
Sekolah/Madrasah dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh
pihak-pihak yang terkait. Rencana Kerja Jangka Menengah dan Tahunan
sekolah disetujui rapat dewan guru setelah memperhatikan pertimbangan
dari komite sekolah dan disahkan berlakunya oleh Dinas Pendidikan
kabupaten/kota. Pada sekolah swasta rencana kerja ini disahkan
berlakunya oleh penyelenggara sekolah.15
a. Rencana Kerja Jangka Menengah menggambarkan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu
lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan.16
b. Rencana Kerja Tahunan adalah rencana kerja tahunan
sekolah/madrasah yang berdasar pada rencana kerja jangka menengah
yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah lain dari Rencana
Anggaran Penerimaan dan Belanja Sekolah/Madrasah (RAPB-S/M).17
Rencana kerja tahunan memuat ketentuan mengenai kesiswaan,
kurikulum dan kegiatan pembelajaran, pendidik dan tenaga
kependidikan serta pengembangannya, sarana dan prasarana, keuangan
dan pembiayaan, budaya dan lingkungan sekolah, peran serta
masyarakat, kemitraan, dan rencana-rencana kerja lain yang mengarah
kepada peningkatan dan pengembangan mutu.
2. Tujuan dan Manfaat Rencana Kerja Sekolah/Madrasah
14
Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah: Strategi Peningkatan Mutu dan Daya Saing
Lembaga Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 137
15
Lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bagian A4.b.1
16
Lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bagian A 4
17
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007
8

Tujuan penyusunan rencana Kerja Sekolah/Madrasah yaitu:


a. Menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat
dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil.
b. Mendukung koordinasi antar personil sekolah.
c. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar
personil sekolah, antar sekolah, dan Dinas Pendidikan.
d. Menjamin keterkaitan antara perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan.
e. Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat.
f. Menjamin tercapai penggunaan sumber daya secara efisien, efektif.18
Sedangkan manfaat dari rencana Kerja Sekolah/Madrasah adalah
sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan sekolah, dan sebagai
dasar untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan
sekolah, serta bahan acuan untuk mengajukan sumber daya pendidikan
yang diperlukan dalam pengembangan sekolah.
3. Landasan Hukum Rencana Kerja Sekolah/Madrasah
Dasar hukum penyusunan rencana Kerja Sekolah/Madrasah adalah:
a. UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b. PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan.
c. PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.
d. PP Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
e. Permendiknas RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
f. Permendiknas RI Nomor 63 Tahun 2009 tentang Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan.
g. Permendiknas RI Nomor 69 Tahun 2010 tentang Standar Biaya Operasi
Non Personalia.
h. Permendiknas RI Nomor 15 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan
Minimal Pendidikan Dasar.
B. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah

18
Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana, 2010, 201
9

1. Langkah Penyusunan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah


Langkah-langkah dalam penyusunan rencana Kerja
Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut:
a. Kepala sekolah dan guru bersama komite sekolah membentuk Tim
RKS yang disebut dengan Tim Penyusun Rencana Kerja
Sekolah/Madrasah (TPRKS) serta menugaskan Tim Kerja
Sekolah/Madrasah untuk menyusun RKS.19
TPRKS dipersyaratkan terdiri dari orang-orang yang memang
memiliki komitmen dan mengonsep ide-ide besar pertumbuhan dan
perkembangan sekolah ke depan. Tim ini disebut Tim inti yang
beranggotakan minimal 6 orang, terdiri dari unsur kepala sekolah,
wakil kepala sekolah, guru, dan wakil dari komite sekolah.20
b. Kepala sekolah memberikan arahan teknis tentang penyusunan
rencana Kerja Sekolah/Madrasah yang sekurang-kurangnnya memuat:
1) Dasar penyusunan rencana Kerja Sekolah/Madrasah.
2) Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan rencana Kerja
Sekolah/Madrasah.
3) Manfaat penyusunan rencana Kerja Sekolah/Madrasah.
4) Hasil yang diharapkan dari penyusunan rencana Kerja
Sekolah/Madrasah.
5) Unsur-unsur yang terlibat dan uraian tugasnya dalam penyusunan
Kerja Sekolah/Madrasah.

c. Tim Kerja Sekolah/Madrasah menyusun rencana kegiatan penyusunan


rencana Kerja Sekolah/Madrasah sekurang-kurangnya berisi kegiatan,
sasaran/hasil, pelaksana, dan jadwal pelaksanaan, mencakup kegiatan:
1) Pengumpulan bahan/data dan penyusunan draf Rencana Kerja
Jangka Menengah (RKJM).
2) Pembahasan dan reviu draf Rencana Kerja Jangka Menengah
(RKJM).
3) Finalisasi hasil revisi Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM).
4) Penandatanganan dokumen RKJM.
5) Penyusunan draf Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS/M).
6) Pembahasan dan reviu draf Rencana Kerja Anggaran Sekolah
(RKAS/M).

19
Direktorat Pembinaan SMA, Juknis Penyusun Rencana Kerja, h. 13
20
Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya, h. 202-203
10

7) Finalisasi hasil revisi Rencana Kerja Anggaran Sekolah


(RKAS/M).
8) Penandatangan dokumen RKAS/M.21

d. Tim Kerja Sekolah/Madrasah mengumpulkan, mengolah data dan


informasi dan menyusun draf rencana kerja jangka menengah
(RKJM), yang mencakup:

1) Pendahuluan.
2) Dasar kebijakan.
3) Identifikasi tantangan nyata berdasarkan analisis konteks
4) Analisis kondisi.
5) Program strategis.
6) Strategi pencapaian.
7) Monitoring dan evaluasi.
8) Lampiran-lampiran.22
e. Kepala sekolah bersama Tim kerja, dewan guru, dan komite sekolah
melakukan reviu dan revisi draf rencana Kerja Sekolah/Madrasah
jangka menengah.
f. Tim kerja melakukan finalisasi hasil revisi rencana kerja jangka
menengah.
g. Kepala sekolah menandatangani hasil finalisasi rencana kerja jangka
menengah menjadi rencana strategis (renstra) sekolah.
h. Tim Kerja Sekolah/Madrasah mengidentifikasi prioritas program dan
menyusun draf rencana kerja tahunan (RKT) yang mencakup:
1) Pendahuluan.
2) Dasar kebijakan.
3) Tujuan/sasaran.
4) Rencana kerja dan biaya untuk pencapaian sasaran.
5) Jadwal pelaksanaan rencana kegiatan.
6) Penanggung jawab kegiatan.

i. Kepala sekolah bersama Tim kerja, dewan guru, dan komite sekolah
melakukan reviu dan revisi draf RKT.
j. Tim kerja melakukan finalisasi hasil revisi rencana kerja tahunan
(RKT).

21
Atiqullah, Manajemen & Kepemimpinan Pendidikan Islam, h. 40
22
Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, h. 67
11

k. Kepala sekolah menandatangani hasil finalisasi RKT menjadi rencana


kegiatan anggaran sekolah (RKAS/M).23

Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa rencana Kerja


Sekolah/Madrasah terdiri atas rencana kerja jangka menengah (RKJM)
dan rencana kerja tahunan (RKT). Rencana kerja jangka menengah
menjadi rencana strategis (renstra) sekolah setelah ditandatangani oleh
kepala sekolah dari hasil finalisasi RKJM. Sedangkan rencana kerja
tahunan (RKT) menjadi rencana kegiatan anggaran sekolah (RKAS/M)
setelah kepala sekolah menandatangani hasil finalisasi dari RKT. Di
bawah ini penulis menjelaskan tentang langkah-langkah penyusunan
rencana strategis (renstra) sekolah dan rencana kegiatan dan anggaran
sekolah (RKAS/M).
2. Langkah Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA)
Sekolah/Madrasah

a. Melakukan analisis lingkungan strategis sekolah

Dalam hal ini, sekolah melakukan kajian tentang faktor-faktor


eksternal sekolah yang dapat memengaruhi penyelenggaraan
pendidikan diantaranya, kondisi sosial masyarakat, kondisi ekonomi
masyarakat nasional, kondisi geografis sekolah, kondisi demografis
masyarakat sekitar, kondisi keamanan lingkungan, perkembangan
globalisasi, perkembangan IPTEK, dan kebijakan pemerintah pusat
dan daerah. Hasil kajian tersebut dapat dipergunakan untuk
menentukan visi sekolah.24

b. Melakukan analisis situasi pendidikan sekolah saat ini

Menilai situasi dan kondisi saat ini merupakan langkah yang


harus dilakukan sebelum membuat perencanaan karena gambaran
objektif yang ada dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
membuat perencanaan yang strategis yang sesuai dengan visi dan misi

23
Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya, h. 14-15
24
Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik, h. 101
12

sekolah.25 Penilaian ini dimaksudkan untuk mengadakan refleksi


terhadap program pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Selain itu,
langkah ini sebagai masukan dalam perencanaan yang akan datang.

Analisis ini lebih menitikberatkan pada analisis situasi


pendidikan jenjang sekolah di sekitar sekolah yang bersangkutan,
khususnya pada sekolah sejenis. Unsur-unsur sekolah yang secara
internal dapat dikaji antara lain kondisi saat ini tentang PBM, guru,
kepala sekolah, tenaga TU, tenaga perpustakaan, sarana dan prasarana,
media pengajaran, buku, peserta didik, kurikulum, manajemen sekolah,
pembiayaan dan sumber dana sekolah, kelulusan, sistem penilaian,
peran komite sekolah, dan sebagainya.

c. Merumuskan dan menetapkan situasi dan kondisi yang diharapkan

Sekolah melakukan suatu kajian atau penelahaan cita-cita potret


pendidikan yang berstandar internasional di masa yang akan datang.
Dalam analisis ini, melibatkan semua stakeholder sekolah, khususnya
mereka yang memiliki cara pandang yang visioner sehingga dapat
menentukan kondisi sekolah yang benar-benar ideal sekaligus terukur,
feasible, dan rasional.26

Peraturan Pemerintah RI No. 32 Th 2013 tentang Standar


Nasional Pendidikan menetapkan kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan RI. Lingkup
Standar Nasional Pendidikan meliputi a) standar isi, b) standar proses,
c) standar kompetensi lulusan, d) standar pendidik dan tenaga
kependidikan, e) standar sarana dan prasarana, f) standar pengelolaan,
g) standar pembiayaan, dan h) standar penilaian pendidikan.
d. Identifikasi tantangan nyata (kesenjangan kondisi)
Identifikasi tantangan nyata atau kesenjangan kondisi dilakukan
berdasarkan analisis situasi, baik internal maupun eksternal sekolah,

25
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah: Strategi Peningkatan Mutu dan
Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), h. 103
26
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, h.101
13

dan analisis kondisi sekolah sekarang dan yang diharapkan masa


datang (empat tahun ke depan).27
e. Merumuskan visi sekolah
Konsep visi dalam manajemen pendidikan merupakan sebuah
pendekatan yang sangat strategis. Visi suatu sekolah menjadi sangat
penting untuk menentukan masa depan sekolah ke mana akan
diorientasikan.28
Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah
yang diinginkan di masa yang akan datang. Dalam menentukan visi
tersebut, sekolah harus memperhatikan perkembangan dan tantangan
masa depan sebagai sekolah internasional. Visi sekolah harus
dinyatakan secara jelas. Penentuan visi harus menggunakan bahasa
yang lugas, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh semua pihak, serta
bersifat instruktif.29
Rumusan visi sebagai sekolah potensial harus mencerminkan:
1) Berorientasi ke masa depan menuju SSN atau bahkan SBI secara
utuh dan juga visi untuk jangka waktu yang lama.
2) Menunjukkan keyakinan masa depan yang jauh lebih baik daripada
sekarang, sesuai dengan Norma dan harapan masyarakat daerah.
3) Mencerminkan standar keunggulan yang dicapai dengan SNP.
4) Mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya inspirasi,
semangat, dan komitmen warga untuk mewujudkan sekolah.
5) Mampu menjadi dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan
pengembangan sekolah kearah SSN.
6) Menjadi dasar perumusan misi dan tujuan sekolah.30
f. Merumuskan misi sekolah
Misi merupakan hal-hal penting yang harus dilakukan oleh
sekolah dalam upaya untuk mencapai visi. Misi sekolah dikembangkan
dari kegiatan utama lembaga dengan memerhatikan visi yang telah
ditetapkan.dalam pembuatan misi, penting untuk diperhatikan yaitu:
1) Misi harus mampu menggambarkan berbagai kepercayaan dan
nilai-nilai yang dianut sekolah.

27
Direktorat, Juknis.., 17
28
Andang, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah: Konsep, Strategi, & Inovasi
Menuju Sekolah Efektif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), 79
29
Instruktif artinya visi yang ditetapkan memberikan dorongan kepada semua komponen
sekolah untuk mewujudkannya
30
Rohiat, Manajemen.., 103
14

2) Statement misi harus berorientasi ke masa depan dan mampu


menggambarkan sekolah pada masa yang akan datang.
3) Statement misi harus fokus terhadap pencapaian visi.
4) Statement misi harus singkat padat tidak lebih dari dua kalimat.31
g. Menentukan strategi pelaksanaan pada sekolah
Setelah program dirumuskan, hal yang harus dilakukan adalah
menentukan strategi apa yang harus dijalankan untuk melaksanakan
program tersebut secara efektif, efisien, jitu, dan tepat.
Strategi pencapaian merupakan teknik, cara, atau metode dalam
pelaksanaan setiap program strategis yang disusun. Strategi yang salah
dapat menyebabkan tidak tercapainya program. Misalnya, strategi
untuk pencapaian program pengembangan KTSP dimungkinkan
berbeda dengan strategi mencapai standar prasarana atau fasilitas
pendidikan.32
h. Menentukan tonggak-tonggak kunci keberhasilan
Berdasarkan tujuan, program, dan strategi pencapaiannya, selanjutnya
dapat dirumuskan tentang apa saja yang akan dihasilkan (sebagai
output), baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif dan dalam
waktu berapa lama akan dicapai (satu tahun, dua tahun, atau lima
tahun, dst). Misalnya, dalam program pencapaian sarana dan prasarana
pendidikan, bentuk hasil yang akan dicapai dalam jangka lima tahun.
i. Menentukan rencana biaya (alokasi Dana)
Sekolah merencanakan alokasi anggaran biaya untuk
kepentingan lima tahun. Rencana tersebut dapat dirumuskan pertahun
sehingga dalam jangka waktu lima tahun ke depan dapat diketahui
jumlah yang diperlukan dan dari mana sumber dana itu didapatkan.
Untuk menentukan keakuratan dalam rancangan biaya pertahunnya,
rencana untuk tahun pertama dapat dipergunakan sebagai dasar dalam
menentukan biaya di tahun kedua, ketiga dan keempat.33

j. Monitoring atau evaluasi


Monitoring atau evaluasi ini merupakan salah satu hal yang
penting dalam rencana program strategis. Monitoring dan evaluasi
bertujuan untuk mengukur ketercapaian program-program strategis

31
Muhaimin, Manajemen.., 166
32
Rohiat, Manajemen.., 104
33
Rohiat, Manajemen.., 105
15

yang telah disusun. Monitoring dan evaluasi terutama ditujukan untuk


mengetahui kinerja sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya,
serta untuk mengetahui kecukupan unsur-unsur sekolah lainnya sesuai
dengan SNP. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1) Substansi yang dimonitor dan dievaluasi antara lain kinerja guru
dan karyawan, kinerja sekolah dan sumber daya sekolah lainnya,
termasuk kesiswaan.
2) Dilakukan oleh kepala sekolah atau Tim yang dibentuk sekolah.
3) Bisa membuat atau mengadobsi instrument monitoring dan
evaluasi dari berbagai instrument yang ada seperti instrument
akreditasi atau lainnya yang relevan.
4) Bisa melakukan kerjasama dengan pihak lain (eksternal)
5) Termasuk di dalamnya adalah program supervisi klinis oleh
sekolah.34

3. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran


Sekolah (RKAS/M).

Rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS/M) merupakan


rencana biaya dan pendanaan program/kegiatan secara rinci untuk satu
tahun anggaran. RKAS/M adalah dokumen anggaran sekolah resmi yang
disetujui kepala sekolah serta disahkan oleh Dinas Pendidikan setempat
(bagi sekolah negeri), atau penyelenggara pendidikan/yayasan (bagi
sekolah swasta). Masa berlaku RKAS/M untuk satu tahun ajaran yang
akan datang, terdiri atas pendapatan dan belanja (pengeluaran). Pendanaan
yang dicantumkan dalam RKAS/M hanya mencakup pengeluaran dalam
bentuk uang yang diterima dan dikelola sekolah.
Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
RKAS/M. Ketentuan yang paling mendasar isinya tidak boleh
menyimpang dari RKS. Ketentuan lainnya dalam penyusunan RKAS/M:
a. Menggunakan strategi analisis SWOT.

34
Direktorat, Juknis.., 19
16

b. Analisis SWOT dilakukan setiap tahun.


c. RKAS/M merupakan penjabaran dari RKS.
d. Program yang direncanakan lebih bersifat operasional.
e. Ada benang merah antara tujuan empat tahunan dan sasaran satu tahun.
f. Rencana dan program sekolah harus memerhatikan hasil analisis
SWOT.
Langkah-langkah penyusuna RKAS/M adalah sebagai berikut:
a. Melakukan analisis lingkungan operasional sekolah.
b. Melakukan analisis pendidikan sekolah saat ini.
c. Melakukan analisis pendidikan sekolah satu tahun ke depan (yang
diharapkan).
d. Menentukan kesenjangan antara situasi sekolah saat ini dan yang
diharapkan satu tahun kedepan.
e. Merumuskan tujuan sekolah selama satu tahun ke depan (disebut juga
dengan sasaran atau tujuan situasional satu tahun).
f. Mengidentifikasi fungsi-fungsi atau urusan-urusan sekolah untuk
dikaji tingkat kesiapannya.
g. Melakukan analisis SWOT.
17

BAB III
KESIMPULAN

Rencana Kerja Sekolah adalah salah satu komponen dari perencanaan


program sekolah. Rencana kerja sekolah menggambarkan tujuan yang ingin
dicapai dalam kurun waktu tertentu sebagai dasar pengelolaan sekolah dalam
mendukung peningkatan mutu lulusan. Tujuan Rencana Kerja Sekolah adalah
menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan dapat dicapai
dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil. Manfaat dari rencana
kerja sekolah adalah sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan sekolah,
dasar untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan sekolah,
serta bahan acuan untuk mengajukan sumber daya pendidikan yang diperlukan
dalam pengembangan sekolah.
Langkah-langkah Penyusunan Rencana Kerja Sekolah adalah: 1) Kepala
sekolah membentuk dan menugaskan Tim kerja sekolah untuk menyusun rencana
kerja sekolah, 2) Kepala sekolah memberikan arahan teknis tentang penyusunan
rencana kerja sekolah, 3)Tim kerja sekolah menyusun rencana kegiatan
penyusunan rencana kerja sekolah, 4) Tim kerja sekolah mengumpulkan,
mengolah data dan informasi dan menyusun draf RKJM, 5) Kepala sekolah
bersama Tim kerja, dewan guru, dan komite sekolah melakukan reviu dan revisi
draf rencana kerja sekolah jangka menengah, 6) Tim kerja melakukan finalisasi
hasil revisi rencana kerja jangka menengah, 7) Kepala sekolah menandatangani
hasil finalisasi rencana kerja jangka menengah menjadi rencana strategis (renstra)
sekolah, 8) Tim kerja sekolah mengidentifikasi prioritas program/kegiatan dan
menyusun draf rencana kerja tahunan (RKT), 9) Kepala sekolah bersama Tim
kerja, dewan guru, dan komite sekolah melakukan reviu dan revisi draf RKT, 10)
Tim kerja melakukan finalisasi hasil revisi (RKT), dan 11) Kepala sekolah
menandatangani hasil finalisasi RKT menjadi (RKAS/M).
18

DAFTAR PUSTAKA

Andang, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah: Konsep, Strategi, &


Inovasi Menuju Sekolah Efektif Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014
Atiqullah, Manajemen & Kepemimpinan Pendidikan Islam: Strategi
Mengefektifkan Lembaga Pendidikan Agama & Pendidikan Keagamaan
Surabaya: Pena Salsabila, 2012
Direktorat Pembinaan SMA, Juknis Penyusun Rencana Kerja SMA 2010
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009
Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: Dari
Sentralisasi Menuju Desentralisasi Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012
Instruktif artinya visi yang ditetapkan memberikan dorongan kepada semua
komponen sekolah untuk mewujudkannya
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007
Lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bagian A 4
M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988
Muhaimin, dkk. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan
Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana, 2010
Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah: Strategi Peningkatan Mutu dan Daya Saing
Lembaga Pendidikan Islam Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 bagian A 4
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah: Strategi Peningkatan Mutu
dan Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2013
Rohiat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik (Bandung: PT Refika
Aditama, 2012

Anda mungkin juga menyukai