Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL DILEMBAGA PENDIDIKAN

Perubahan yang terjadi di lingkungan lembaga pendidikan menuntut adanya


pergeseran paradigma dalam memandang lingkungan sekitar. Dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai misi dari sebuah lembaga pendidikan, maka interaksi
antara stakeholder yang ada harus saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Lingkungan eksternal dan lingkungan internal mempunyai peran yang cukup
penting dalam usaha pengambilan keputusan guna mewujudkan visi misi lembaga
pendidikan yang diinginkan. Interaksi antar lingkungan internal maupun eksterrnal
akan sangat mempengaruhi kemampuan serta strategi-strategi penting bagi para
pengambil keputusan.
Lingkungan eksternal dekat adalah lingkungan yang mempunyai pengaruh
langsung pada operasional lembaga pendidikan, seperti berbagai potensi dan keadaan
dalam bidang pendidikan yang menjadi konsentrasi usaha sekolah itu sendiri, situasi
persaingan, situasi pelanggan pendidikan, dan pengguna lulusan. Kesemuanya
berpengaruh pada penentuan strategi yang diperkirakan mendukung sekolah mencapai
tujuannya. Lingkungan eksternal yang jauh adalah berbagai kekuatan dan kondisi
yang muncul di luar lingkungan eksternal yang dekat meliputi keadaan sosial
ekonomi, politik, keamanan nasional, perkembangan teknologi, dan tantangan global.
Secara tidak langsung berpengaruh terhadap penyelenggaraan sistem pendidikan di
suatu sekolah.
A. Pengertian Lingkungan eksternal
Lingkungan (environment) dalam lingkup yang luas memiliki arti sesuatu yang
bersifat fisik dan non fisik yang mempengaruhi kehidupan seseorang. Lingkungan
ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan kemampuan sebuah lembaga
pendidikan.
Menurut Viljoen dalam Moeljadi (1998: 28) mengemukakan bahwa lingkungan
eksternal sering disebut sebagai external opportunities dan Threats, mencakup
political, social, technological, economic, geographic, customers, suppliers,
competitors, creditors, dan labour. Sedangkan menurut Glueck dalam Moeljadi (1998:
28) menyebut lingkungan ini sebagai “faktor-faktor luar perusahaan/organisasi yang
dapat menimbulkan peluang atau ancaman”.
Buchory dan Djaslim Saladin (2010:46) mengemukakan bahwa: Lingkungan
eksternal adalah segala sesuatu diluar batas-batas organisasi yang mungkin
mempengaruhi organisasi. Oleh karena itu manajer/pemimpin harus memahami
lingkungan secara lingkup dan akurat dan selanjutnya berusaha untuk beroperasi dan
bersaing di dalamnya.
Lingkungan eksternal merupakan pencermatan dan identifikasi terhadap kondisi
lingkungan di luar organisasi ( dalam hal ini lembaga pendidikan) yang dapat terdiri
dari lingkungan sosial, budaya, ekonomi, teknologi, politik, ekologi dan keamanan,
pencermatan ini akan menghasilkan indikasi menganai peluang (opportunities) dan
tantangan (threas) organisasi dalam mewujudkan tujuan dan sasaran organisasi.

B. Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan selalu berada dalam lingkungan yang tidak akan terlepas
daripengaruh lingkungan eksternal dimana lembaga pendidikan tersebut berada. Agar
visi, misi, sasaran dan tujuan organisasi tersebut dapat terlaksana, maka organisasi
harus memperhitungkan faktor-faktor lingkungan eksternal tersebut. Analisis
eksternal adalah suatu review dari kecenderungan legislative, sosial, ekonomi,
persaingan dan teknologi dan asumsi-asumsi dari organisasi mengenai
kecenderungan-kecenderungan ini dan dampaknya terhadap organisasi .
Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain:
(a) Kebijakan Pemerintah/Kondisi Politik
Kebijakan-kebijakan pemerintah, baik yang dikeluarkan melalui perundang-
undangan, peraturan pemerintah, surat keputusan menteri atau pejabat pemerintah,
dan sebagainya adalah merupakan arahan yang harus diperhitungkan oleh organisasi.
Kebijakan-kebijakan tersebut sudah barang tentu akan mempengaruhi program-
program pengembangan sumber daya manusia organisasi yang bersangkutan.
(b) Sosio-budaya dan Perubahan Budaya Masyarakat
Sosio-budaya masyarakat juga merupakan faktor eksternal yang sangat
mempengaruhi organisasi, karena bagaimanapun organisasi didirikan adalah untuk
kepentingan masyarakat yang memiliki latar belakang sosio-budaya yang berbeda-
beda.
(c) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Luar organisasi dewasa ini
dirasakan sangat pesat sekali. Sebagai suatu organisasi, lembaga penyelenggara
pendidikan harus mampu mengikuti arus perkembangan teknologi tersebut, akan
tetapi tidak semua teknologi yang berkembang tersebut harus di adaptasi, karena tidak
semua teknologi tepat dengan kebutuhan organisasi. Dalam suatu lembaga
pendidikan, teknologi yang sering mengalami perkembangan adalah media
pembelajaran, pelayanan pada warga belajar atau siswa, dan lain sebagainya yang
sebenarnya dapat memudahkan penggunanya apabila didukung dengan sumber daya
manusia yang memadai.
(d). Persaingan antar Lembaga Pendidikan
Munculnya banyak lembaga pendidikan yang lebih berkualitas dan menjadi
ancaman bagi suatu lembaga pendidikan. Persaingan antar lembaga pendidikan
merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan dan berlangsung semakin ketat.
Kondisi demikian semestinya disikapi lembaga pendidikan dengan berbagai langkah
antisipatif jika mereka menginginkan eksistensi dan pengembangan secara
berkelanjutan. Beberapa strategi harus dilakukan oleh sebuah lembaga pendidikan jika
ingin memenangkan persaingan antar lembaga.

C. Komponen Analisis Lingkungan Eksternal


Menurut Herry achmad buchory dan Djaslim Saladin (2010: 48-49)
mengemukakan bahwa komponen analisis lingkungan eksternal terdiri dari:
1. Scanning
Mengidentifikasi petunjuk awal dari perubahan dan kecenderungan lingkungan.
Jadi scanning adalah usaha untuk mempelajari segmen dalam lingkungan umum.
2. Monitoring
Mendeteksi arti melalui observasi terus menerus atas perubahan dan
kecenderungan lingkungan.
3. Forcasting
Mengembangkan proyeksi atas hasil yang diantisipasi berdasarkan perubahan dan
kecenderungan yang di monitoring.
4. Assessing
Menentukan waktu dan pentingnya perubahan dan kecenderungan lingkungan
untuk strategi organisasi/lembaga dan manajemennya.

Manajemen strategis dalam pengembangan pendidikan tidak lain adalah agar


kegiatan pengembangan yang dilakukan dapat sesuai dengan perkembangan yang
terjadi secara riil di masyarakat. Manajemen startegis memungkinkan para
pengembang yang menerapkannya mengetahui kondisi internal dan kondisi eksternal
program yang akan dikembangkannya. Faktor internal diantaranya: visi, misi, sasaran
dan tujuan organisasi, strategi pencapaian tujuan, sifat dan jenis kegiatan, dan jenis
teknologi yang digunakan. Adapun faktor eksternal yang juga perlu diperhatikan
dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah dirancang oleh lembaga pendidikan
tersebut: kebijakan pemerintah, sosio-budaya masyarakat, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan persaingan antar lembaga pendidikan.

Sumber:
Buchory, Herry Achmad dan Dajslim, Saladin. 2010. Manajemen Pemasaran. Linda
Karya; Bandung.

Fahmi, Irfan. 2015. Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi. Bandung: ALFABETA.

Febryanti, Anisa. 2015. Scanning Lingkungan Eksternal dan Internal Lembaga


Pendidikan Islam. Jurnal Kependidikan, Vol. III No. 2 November 2015

Moeljadi, 2008, Pengaruh Beberapa Faktor Internal Perusahaan dan Program


Asistensi Pemerintah Terhadap Kinerja Industri Kecil di Jawa Timur, Desertasi,
Program Pasca Sarjana, Universitas Airlangga, Surabaya

Dalam mengelola organisasi, seringkali pimpinan dan jajaran manajemen


kurang memberikan perhatian terhadap kondisi eksternal organisasi tersebut, dan
terlalu fokus terhadap kondisi internal. Akibatnya, strategi yang diterapkan kurang
sesuai dengan kondisi lingkungan, dan justru berakibat pada kegagalan organisasi
tersebut dalam mencapai tujuan. Selain itu, kurangnya wawasan yang dimiliki juga
berpengaruh dalam menyikapi kondisi-kondisi eksternal, yang memiliki
kecenderungan sulit untuk dikontrol, sehingga setiap pimpinan dan jajaran
manajemen harus memahami faktor-faktor eksternal yang dapat berpengaruh terhadap
organisasi.

Pada dasarnya, faktor eksternal dilakukan untuk menganalisis Peluang


(Opportunity) dan Ancaman (Threat). Kedua elemen tersebut memiliki karakteristik
yang berbeda, namun setiap pimpinan organisasi harus memahami secara mendalam
kedua elemen tersebut, baik secara teori maupun kondisi realitasnya di lapangan.
Opportunity atau peluang merupakan suatu kondisi yang terjadi di luar perusahaan.
Peluang tersebut dapat dimanfaatkan oleh organisasi dalam mewujudkan tujuannya,
contohnya: kebijakan pemerintah membuka peluang investasi asing. Sedangkan
Threat atau ancaman merupakan kondisi eksternal organisasi yang dapat berdampak
dan menjadi penghambat terwujudnya tujuan organisasi, contohnya: resesi global dan
tingkat inflasi yang tinggi.
Dalam melakukan analisis terhadap faktor eksternal, pimpinan organisasi dapat
menggunakan dua model analisis, yaitu analisis makro dan analisis industri.
Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda dalam melihat fenomena eksternal
yang terjadi. Analisis faktor makro merupakan metode yang memuat 6 analisis
lingkungan eksternal, atau lebih dikenal dengan sebutan PESTEL (Politic, Economy,
Social, Technology, Environment, and Legal). PESTEL merupakan tool yang
berfungsi dalam memberikan gambaran mengenai kondisi lingkungan dimana
organisasi beroperasi, serta kesempatan maupun ancaman di sekitarnya.

1. Politic

Kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengatur jalannya proses bisnis


merupakan landasan mutlak yang harus diperhatikan organisasi. Karena itulah,
pemetaan peluang bisnis juga harus memperhatikan kondisi politik sebuah
pemerintahan, sehingga nantinya tidak terjadi benturan di kemudian hari.

2.

Contoh: kebijakan pajak dan peraturan daerah

3.

1. Economy

Berbagai faktor yang mempengaruhi daya beli konsumen dan iklim berbisnis
suatu organisasi.

2.

Contoh: pertumbuhan ekonomi, suku bunga dan nilai tukar mata uang, dsb.

3.

1. Social

Keberagaman kondisi sosial yang berpengaruh terhadap kebutuhan pelanggan


dan mempengaruhi jumlah dari seluruh potensi pangsa pasar yang ada.

2.

Contoh: tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk,


kondisi lingkungan sosial dan lingkungan kerja, dsb.

3.

1. Technology

Faktor teknologi merupakan segala hal yang terkait dengan perkembangan


teknologi dan informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis.
2.

Contoh: perubahan teknologi, perubahan ilmu pengetahuan, dan penemuan-


penemuan baru dalam bidang teknologi, dsb.

3.

1. Environment

Faktor lingkungan yang terkait dengan aktivitas atau rencana bisnis, dan
memiliki pengaruh terhadap keputusan pembeli, seperti lokasi geografis.

2.

1. Legal

Kondisi yang meliputi adanya pengaruh hukum, seperti perubahan perundang-


undangan yang ada. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus terhadap
segala sesuatu yang berhubungan dengan aturan yang menyangkut proses
bisnis suatu organisasi.

2.

Metode analisis berikutnya yang dapat digunakan adalah menganalisis industri


terkait, yaitu dengan metode Porter’s 5 Forces (Competitive Rivalry, Customer
Supplier, New Entrants, Consumer and Substitution). Metode ini berfungsi untuk
menganalisis pengembangan strategi bisnis atau lingkungan persaingan. Dalam
metode 5 Forces ini, sebuah industri disebut tidak menarik jika kombinasi five forces
berpotensi menurunkan profitabilitas suatu organisasi. Sebaliknya, industri disebut
menarik jika kombinasinya menunjukkan profitabilitas yang menjanjikan. Berikut
adalah deskripsi metode analisis 5 Forces:

1. Competitive Rivalry, menganalisis faktor-faktor persaingan antara sebuah organisasi dan


organisasi lainnya, sehingga strategi organisasi akan berhasil jika mampu memberikan
keunggulan kompetitif dibandingkan organisasi lainnya.
2. Supplier Power, menganalisis faktor-faktor yang terkait dengan pemasok, yang memiliki
posisi tawar-menawar yang berbeda-beda terhadap organisasi, seperti: kecukupan pasokan
dari supplier, posisi dan kekuatan supplier untuk mengontrol harga barang yang dipasok,
dsb.
3. New Entrants, merupakan berbagai faktor yang memengaruhi masuknya pendatang baru
dalam suatu industri. Ketika hambatan industri semakin rendah, hal tersebut dapat memicu
masuknya pendatang baru, yang berdampak pada penurunan profitabilitas. Sebaliknya, jika
hambatan industri semakin tinggi, maka akan sulit bagi pendatang baru untuk memasuki
industri. Berbagai hambatan tersebut mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi,
penguasaan teknologi, loyalitas konsumen yang tinggi, dan preferensi merek yang kuat.
4. Substitution, merupakan suatu kondisi dimana persaingan produk yang dihasilkan
perusahaan tidak hanya berasal dari perusahaan yang memproduksi produk yang sama.
Namun, persaingan produk tersebut juga berasal dari perusahaan lain yang memproduksi
produk yang memiliki kesamaan fungsi dengan produk yang dihasilkan perusahaan.
5. Consumer Power, menjelaskan tingkat kekuatan konsumen dalam membeli barang atau jasa
yang ditawarkan. Semakin tinggi pilihan barang dan jasa yang tersedia di pasar, maka
semakin tinggi pula kekuatan konsumen untuk menentukan pilihan dalam membeli barang
atau jasa, sehingga berpotensi menjadi ancaman bagi o

Dengan melakukan identifikasi analisis faktor eksternal melalui metode


PESTEL dan metode Porter’s 5 Forces, maka organisasi dapat memetakan peluang
dan ancaman yang dapat berdampak pada pertumbuhan organisasi itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai