Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH 

IBADAH AKHLAK MUAMALAH

MATERI PERKAWINAN

DOSEN PENGAMPU : ARIP SARIPUDIN, S.Pd.I , M.A

Disusun Oleh :

M. Gazali ramadani ( 1911102413105 )

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

TAHUN AJARAN 2019/2020

ُ ‫) النِّ َك‬ 
ُ ‫اح \ ال َّز َو‬
1. PERKAWINAN( ‫اج‬

2. Ahli Fiqh, perkawinan adalah :


‫ْج َأوْ َم ْعنَاهُ َما‬ ْ
ِ ‫اح َأ ِو التَّ ْز ِوي‬
ِ ‫َض َّمنُ ِإبَا َحةَ َوطٍئ بِلَ ْف ِظ النِّ َك‬
َ ‫َع ْق ٌد يَت‬
Artinya :“ialah suatu akad yang membolehkan wath’i (hubungan seksual) dengan
menggunakan lafaz inkah atau tazwij atau dengan menggunakan lafadz yang semakna
dengan keduanya.”
Pengertian ini belumlah cukup dikarenakan hanya melihat dari satu segi saja, yakni dari
segi keabsahan hukum dalam bersenggama. Untuk itu, pengertian perkawinan dalam Islam
yang lebih mencakup adalah: "Perikatan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara laki-
laki dan perempuan dalam rangka mewujudkan kebahagiaan hidup keluarga yang diliputi
rasa tentram dan kasih sayang dengan cara yang diridhai Allah SWT."

3. Kedudukan Perkawinan dlm Islam Hidup berpasang2an merupakan qodrat yg telah


ditetapkan Allah thd semua makhluk-Nya, termasuk manusia. Allah SWT berfirman:
)QS. 51: 49( َ‫َو ِم ْن ُكلِّ َش ْي ٍء خَ لَ ْقنَا َزوْ َج ْي ِن لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون‬
Artinya :“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat kebesaran Allah
Tafsir Jalalain:

[49]  (Dan segala sesuatu) ber-ta’alluq kepada lafal Khalaqnaa (Kami ciptakan berpasang-
pasangan) yakni dari dua jenis, yaitu jenis pria dan wanita; ada langit dan ada bumi; ada
matahari dan ada bulan; ada dataran rendah dan ada dataran tinggi, ada musim panas dan ada
musim dingin, ada rasa manis dan ada rasa masam, ada gelap dan ada terang (supaya kalian
berfikir) asal kata Tadzakkaruuna adalah Tatadzakkaruuna, lalu salah satu huruf Ta-nya
dibuang sehingga jadilah Tadzakkaruuna. Karena itu kalian mengetahui bahwa Pencipta
pasangan-pasangan itu adalah Esa, lalu kalian menyembah-Nya.

َ ‫ق اَأْل ْز َو‬
)QS. Yasin/36: 36(‫اج ُكلَّهَا‬ َ َ‫ُس ْب َحانَ الَّ ِذي خَ ل‬
Artinya : Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya
yakni dari segala jenis, sebab dari setiap jenis seperti kurma )‫ (األزواج‬penjelasannya : Makna
memiliki warna, rasa, dan bentuk yang berbeda-beda. Namun pendapat lain mengatakan
adalah jenis jantan dan betina dari setiap tumbuhan dan )‫ (األزواج‬makna yang benar dari kata
.hewan
Dg hidup berpasang2an inilah maka kehidupan manusia dpt terus berlangsung & terpelihara
.dari satu generasi ke generasi
‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجاالً َكثِيرًا َونِ َسا ًء َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي‬
َّ َ‫ق ِم ْنهَا َزوْ َجهَا َوب‬ ٍ ‫يَاَأيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي خَ لَقَ ُك ْم ِم ْن نَ ْف‬
َ َ‫س َوا ِح َد ٍة َو َخل‬
)QS. Al-Nisa`/4: 1(‫تَ َسا َءلُونَ بِ ِه َواَأْلرْ َحا َم ِإ َّن هَّللا َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬
Artinya : Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
.menjaga dan mengawasi kamu

penjelasan ayat ini : Allah memulai surat ini dengan seruan agung bagi seluruh manusia,
dengan menekankan peribadatan kepada-Nya semata melalui rasa takut terhadap-Nya
dengan senantiasa menjalankan ketaatan. Dialah yang menciptakan mereka dari Adam,
kemudian menciptakan istrinya, Hawa dari diri Adam. Lalu dari mereka berdua beranak
pinak banyak lelaki dan perempuan yang menyebar ke berbagai tempat. Kemudian Allah
mengulangi perintah-Nya dengan firman-Nya: “Takutlah kalian kepada Allah yang
sebagian kalian meminta kepada yang lain menggunakan nama-Nya, dan takutlah kalian
kepada-Nya dengan menyambung silaturrahim. Allah selalu mengawasi amal perbuatan
.manusia

َ‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ َ ِ‫ق لَ ُك ْم ِم ْن َأ ْنفُ ِس ُك ْم َأ ْز َواجًا لِتَ ْس ُكنُوا ِإلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم َم َو َّدةً َو َرحْ َمةً ِإ َّن فِي َذل‬
ٍ ‫ك آَل يَا‬ َ َ‫َو ِم ْن َءايَاتِ ِه َأ ْن َخل‬
)QS.30 :21(
Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
.benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-( ‫ق لَ ُكم ِّم ْن َأنفُ ِس ُك ْم َأ ْز ٰوجًا‬


َ َ‫ َو ِم ْن َء ٰايتِ ِٓۦه َأ ْن خَ ل‬: penjelasan ayat ini
Yakni diantara tanda- )Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri
tanda kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk-Nya adalah Dia menciptakan bagi
supaya kamu (‫ لِّتَ ْس ُكنُ ٓو ۟ا ِإلَ ْيهَا‬.kalian wanita-wanita dari jenis manusia yang kalian nikahi
Yakni agar kalian condong kepada mereka. )cenderung dan merasa tenteram kepadanya
Dan menetapkan bahwa dari diri mereka terdapat ketentraman dan ketenangan bagi jiwa
Yakni )dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang (ۚ ً‫ َو َج َع َل بَ ْينَ ُكم َّم َو َّدةً َو َرحْ َمة‬.kalian
rasa kasih sayang dan cinta antara suami dan istrinya di dalam ikatan pernikahan. Mereka
saling berlemah lembut padahal sebelumnya mereka berdua tidak saling mengenal dan tidak
adalah berjima’ )‫ (المودة‬saling mencintai. Imam Mujahid berpendapat yang dimaksud dengan
Yakni hal )Sesungguhnya pada yang demikian itu(‫ك‬ َ ِ‫ ِإ َّن فِى ٰذل‬.adalah keturunan )‫ (الرحمة‬dan
ٍ ‫ اَل ٰ ٰي‬.yang telah disebutkan itu
Yakni tanda-tanda yang )benar-benar terdapat tanda-tanda(‫ت‬
.sangat menakjubkan dan sangat jelas dalam menunjukkan kekuasaan dan hikmah Allah

4. Agar hidup berpasang-pasangan bagi manusia itu bisa berlangsung dg baik & teratur,
maka Islam memberikan tuntunan perkawinan. Nabi saw bersabda:
ٌ َ‫ْس ِمنِّي ( ُمتَّف‬
)‫ق َعلَ ْي ِه‬ َ ‫ َوَأتَ َز َّو ُج النِّ َسا َء فَ َم ْن َر ِغ‬...
َ ‫ب ع َْن ُسنَّتِي فَلَي‬
Artinya : Dan juga mengawini perempuan. Siapa yang tidak menyukai sunnahku, maka
dia bukan termasuk golonganku.” (Muttafaq ‘alaih.)

ُ‫ب َم ْن ا ْستَطَا َع ِم ْن ُك ْم ْالبَا َءةَ فَ ْليَتَ َز َّوجْ َو َم ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَ َعلَ ْي ِه بِالصَّوْ ِم فَِإنَّهُ لَهُ ِو َجا ٌء ( َر َواهُ ْال َج َما َعة‬
ِ ‫يَا َم ْع َش َر ال َّشبَا‬
Artinya :  “Wahai Para Pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu menanggung
beban pernikahan, hendaknya ia segera menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu
lebih dapat menundukkan pandangan, dan lebih dapat menjaga kemaluan. Dan
barangsiapa belum mampu, hendaknya ia berpuasa. Karena sesungguhnya berpuasa itu
baginya merupakan pengekang syahwat.” (HR. Jama’ah)

Sedemikian pentingnya perkawinan maka Allah memerintahkan untuk mencarikan jodoh


thd muslim/ah yang masih sendirian namun sdh layak (shalihin) untuk menikah meskipun
tidak cukup modal (faqir) dari sisi ekonomi. Allah berfirman:
ِ ‫َوَأ ْن ِكحُوا اَأْليَا َمى ِم ْن ُك ْم َوالصَّالِ ِحينَ ِم ْن ِعبَا ِد ُك ْم َوِإ َماِئ ُك ْم ِإ ْن يَ ُكونُوا فُقَ َرا َء يُ ْغنِ ِه ُم هَّللا ُ ِم ْن فَضْ لِ ِه َوهَّللا ُ َو‬
‫اس ٌع َعلِي ٌم‬
)QS. 24:32(
Arti: Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu
yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-
.Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui

۟ ‫ َوَأن ِكح‬.Penjelasan ayat ini : 32


Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian ( ‫ُوا اَأْل ٰي َم ٰى ِمن ُك ْم‬
adalah seorang lelaki yang tidak memiliki istri dan seorang )‫ (األيم‬Makna )diantara kamu
wanita yang tidak mempunyai lelaki baik itu wanita yang memang masih gadis atau sudah
janda. Menikah adalah salah satu sunnah yang sangat dianjurkan, sebagaimana sabda
Rasulullah: “Dan barangsiapa yang benci terhadap sunnahku maka ia bukan termasuk
.golonganku.” Namun tentu saja ini bagi orang yang telah mampu dan memiliki nafkahnya
ّ ٰ ‫َوال‬
dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu ( ‫صلِ ِحينَ ِم ْن ِعبَا ِد ُك ْم‬
dan hamba-hamba sahayamu yang (ۚ ‫ وَِإ َمآِئ ُك ْم‬.Yakni para budak lelaki kalian )yang lelaki
adalah )‫ (الصالح‬Yakni para budak perempuan kalian. Dan maksud dari )perempuan
۟ ُ‫ ن يَ ُكون‬.keimanan
Jika mereka miskin Allah akan memampukan (ۗ ‫وا فُقَ َرآ َء يُ ْغنِ ِه ُم هللاُ ِمن فَضْ لِِۦه‬ ‫ِإ‬
Yakni janganlah kalian menahan diri dari menikahkan dua )mereka dengan kurnia-Nya
insan disebabkan kemiskinan, karena barangsiapa yang menikah niscaya Allah akan
Dan ( ‫ َوهللاُ ٰو ِس ٌع‬.memberinya kekayaan, yaitu dengan kekayaan jiwa dan kekayaan harta
Yakni memiliki keluasan yang tidak dapat berkurang karena memberi )Allah Maha luas
Yakni mengetahui )lagi Maha Mengetahui( ‫ َعلِي ٌم‬.kekayaan kepada hamba-hamba-Nya
.maslahat-maslahat bagi hamba-Nya

5. Hukum Melaksanakan PerkawinanMeskipun pd dasarnya Islam  menganjurkan


perkawinan, namun bila ditinjau dr keadaan org yg akan melakukannya mk hukumnya
bisa wajib, sunat, haram, makruh & mubah.
1. Wajib menikah bagi org yg tlh memliki kemauan & kemampuan utk nikah, & jika tdk
nikah dikhawatirkan terjerumus ke zina.

2. Sunat menikah bagi yg mempunyai kemauan & kemampuan, tapi bila tidak nikah
tidak dikhawatirkan berbuat zina.

3. Haram menikah bg org yg bila nikah justru akan mnrlantarkan istri & keluarganya.
Dasarnya QS. 2: 195
َ‫وا بَِأ ْي ِدي ُك ْم ِإلَى ٱلتَّ ْهلُ َك ِة ۛ َوَأحْ ِسنُ ٓو ۟ا ۛ ِإ َّن ٱهَّلل َ يُ ِحبُّ ْٱل ُمحْ ِسنِين‬
۟ ُ‫يل ٱهَّلل ِ َواَل تُ ْلق‬ ۟ ُ‫َوَأنفِق‬
ِ ِ‫وا فِى َسب‬

Arti: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Penjelasannya : 195. ‫يل اللَّـ ِه‬ ۟ ُ‫( َوَأنفِق‬Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan
ِ ِ‫وا فِى َسب‬
۟ ُ‫( ۛ َواَل تُ ْلق‬dan janganlah kamu
Allah) Yakni dalam jihad fii sabilillah. ‫وا بَِأ ْي ِدي ُك ْم ِإلَى التَّ ْهلُ َك ِة‬
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan) Yakni jangan kalian menyerahkan
diri kepada hal-hal yang menyebabkan kebinasaan, akan tetapi rencanakanlah untuk
kalian sebab-sebab keselamatan. Dan termasuk dari kebinasaan adalah berdiam diri
menjaga harta benda untuk memperbaikinya dan meninggalkan jihad fii sabilillah.

4. Makruh menikah bg org yg mempunyai cukup kemampuan utk menikah, mampu


menahan diri dari zina, namun belum ada kemauan yg kuat untuk menikah.

5. Mubah menikah bagi orang yang mempunyai kemampuan untuk menikah, tetapi
apabila tidak melakukannya tidak khawatir berbuat zina dan apabila menikah juga
tidak akan menelantarkan istrinya.

6. Rukun & Syarat Perkawinan 


Adanya ke-2 calon mempelai laki2 & perempuan.
Syarat2nya:
a. Yg nikah jelas laki2 dg prempuan;
b. Bukan kafir (Non-muslim) (60: 10) aplgi musyrik (QS. 2: 221)
c. Sudah pasti/tertentu orangnya.
d. Tdk ada keharaman utk menikah, spt: krn ada hub mahram (yi: senasab,
sesusuan/semenda), krn sdh beristri 4 (QS. 4: 3), atau mempunyai istri yg hrm
dimadu dg calon istri (4: 23) spt: sdri istr/bibinya. Utk cal-plai prm: tdk dlm iktn
perkwn yg sah, atau dlm masa ‘iddah 2. Wali dari mempelai prmpuan, kecuali ia
berstatus sbg janda. Nabi saw bersabda: ‫(الَ نِ َكا َح ِإالَّ بِ َولِ ٍّي‬HR. 5). Wali sgt diutamakn:
ayah, ayah dr ayah, sdra kandung, dst dg syarat muslim, aqil & baligh. 3. Dua orang
saksi. Saksi disyaratkan hrs laki2 muslim, baligh, berakal, adil, & keduanya melihat,
mendengar serta faham akan maksud akad nikah tersebut. 4. Akad nikah atau ijab-
qabul.
7. Hak & Kewajiban Suami-Istri 
1. Hak-Hak Bersama :
a. Berhak untuk dipergauli dengan baik oleh pasangan sahnya, baik secara lahir
maupun batin (QS. Al-Nisa'/4: 19).
b. Berhak saling mewarisi (QS. Al-Nisa'/4 : 12)
c. Berhak atas anak yang lahir dari perkawinan yang sah.
2. Hak-hak Istri :
h. Hak atas materi, misalnya: mahar (QS. Al-Nisa'/4: 4 & 24), nafkah (QS. Al-
Baqarah/2: 233; Al-Thalaq/65: 6, 7)
i. Hak non materi, misal: dihargai, dihormati, dilindungi, mendapat bimbingan,
& dipenuhi kebutuhan biologisnya.
3. Hak-hak suami : Hak-hak suami yang wajib dipenuhi istri hanyalah yang bersifat non
materi dan bukan pada materi, misalnya:
a. Berhak untuk ditaati
b. Berhak memberi “pelajaran” bila istri mbangkang (QS. 4: 34)

c. Putusnya Perkawinan 

1. Fasakh: membatalkan hubungan perkawinan.Pembatalan ini harus diputuskan oleh


Pengadilan. Fasakh dapat terjadi karena 2 hal:
1) Krn ada rukun/syarat yg dilanggar, msl: ketiadaan wali yg sah, krn ditemukan
adanya hub mahram, atau wanita yg dinikahi dlm ikatan perkwn yg sah dg lk2
lain
2) Krn terjadinya hal yg baru setlh selesai akad nikah, misalnya suami murtad, atau
seblknya suami masuk Islam sdg istrinya tetap syirik 2. Kematian 3. Talak:
melepas & mengakhiri hub pernikahan

9. Pada dasarnya Islam mempersempit jalan perceraian. Nabi saw


Nabi SAW bersabda
ُ َ‫َأ ْبغَضُ ْال َحالَ ِل ِإلَى هَّللا ِ تَ َعالَى الطَّال‬
‫ق‬
"Perkara halal yg paling dibenci Allah adalah talak." (HR. Abu Daud dari Ibn ‘Umar).
Aturan talak diadakan utk mengatasi hal2 yg mendesak (dharuri) & sbg pilihan terakhir yg
mungkin merupakan jalan terbaik. Rukun & Syarat Talak 1. Yang mentalak yaitu suami
dlm keadaan sehat akal 2. Yang ditalak, yaitu istri 3. Shigat / kalimat talak 4. Dilakukan
scr sadar, bukan dlm kondisi marah

10. MACAM2 THALAQ

Talak ditinjau dari segi ada tidaknya kemungkinan suami rujuk kpd mantan istrinya dg
atau tanpa akad baru, dibagi 2 macam:
1. Thalaq Raj`iyi: talak yg masih memungkinkan suami rujuk selama masa `iddah kpd
mantan istrinya yg sdh digaulinya, tanpa akad nikah baru. Namun bila setlh lewat
masa `iddah blm juga rujuk, maka talak raj`i naik mjdi talak ba'in shugra.
2. Thalaq Ba'in yi: talak yg tidak memungkinkan suami rujuk kpd mantan istrinya
kecuali dg aqad nikah baru. Talak ini dibagi 2 macam, yaitu:
a. Thalaq Bain Shugra, yaituh : 1) talak raj`i yg tlh habis `iddahnya; 2) talak
thd istri yg belum pernah digauli; & 3) talak dg tebusan si istri (khulu`)
b. Thalaq Bain Kubra, yi: talak yg menghilangkan pemilikan suami thd mantan
istrinya utk selamanya krn sdh talak tiga, kecuali (1) mantan istrinya kawin
dg laki2 lain di mana tlh trjdi persetubuhan dg suami barunya (QS. 2: 230);
(2) trjdi perceraian dg suami barunya itu; (3) sudah habis masa iddahnya &
(4) trjdi akad nikah baru dg suami lamanya.

11. ‘IDDAH=> masa tunggu bg istri yg ditinggal mati / ditalak oleh suaminya utk tdk
menikah dg laki2 lain selama masa tsb. ‘Iddah terbagi 2: 1. ‘Iddah Kematian:
a. Bila istri yg ditinggal mati tsb dlm keadaan tidak hamil, maka `iddahnya 4
bulan 10 hari. Dasar QS. 2: 234
َ‫َاح َعلَ ْي ُك ْم فِي َما فَ َع ْلن‬
َ ‫َوالَّ ِذينَ يُتَ َوفَّوْ نَ ِم ْن ُك ْم َويَ َذرُونَ َأ ْز َواجًا يَت ََربَّصْ نَ بَِأ ْنفُ ِس ِه َّن َأرْ بَ َعةَ َأ ْشه ٍُر َو َع ْشرًا فَِإ َذا بَلَ ْغنَ َأ َجلَه َُّن فَالَ ُجن‬
…‫ُوف‬ ِ ‫فِي َأ ْنفُ ِس ِه َّن بِ ْال َم ْعر‬
b. Bila istri tsb dlm keadaan hamil, mk `iddahnya smp melahirkn.
ُ َ‫ َوُأوال‬. ‘Iddah Talak:
َ َ‫ت اَأْلحْ َما ِل َأ َجلُه َُّن َأ ْن ي‬
Dasar QS. 65: 4 : 2 ....‫ض ْعنَ َح ْملَه َُّن‬

12. Bila istri yg ditalak blm pernah kumpul dg suaminya, maka tdk ada `iddah baginya.
Dasarnya QS. 33: 49 :
‫ت ثُ َّم طَلَّ ْقتُ ُموه َُّن ِم ْن قَ ْب ِل َأ ْن تَ َمسُّوه َُّن فَ َما لَ ُك ْم َعلَ ْي ِه َّن ِم ْن ِع َّد ٍة تَ ْعتَ ُّدونَهَا‬
ِ ‫يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ِإ َذا نَكَحْ تُ ُم ْال ُمْؤ ِمنَا‬
Bila istri yg ditalak hamil, maka `iddahnya smp melahirkan.
Dasarnya QS. 65: 4:
ُ َ‫َوُأوال‬
َ َ‫ت اَأْلحْ َما ِل َأ َجلُه َُّن َأ ْن ي‬
....‫ض ْعنَ َح ْملَه َُّن‬
d. Bila istri yg ditalak masih bisa haid, maka `iddahnya 3 kali quru' (yakni 3x suci),
termasuk suci pd waktu talak terjadi, dg catatan: seblmnya tdk melakukan hub
suami-istri.
Dasarnya QS. 2: 228:
‫ات يَت ََربَّصْ نَ بَِأ ْنفُ ِس ِه َّن ثَالَثَةَ قُرُو ٍء‬
ُ َ‫…و ْال ُمطَلَّق‬
َ
e. Bila istri tsb blm pernah haid / sdh lepas haid (menopousa), mk `iddahnya 3 bulan.
Dasarnya QS. 65: 4.
َ‫يض ِم ْن نِ َساِئ ُك ْم ِإ ِن ارْ تَ ْبتُ ْم فَ ِع َّدتُه َُّن ثَالَثَةُ َأ ْشه ٍُر َوالالَِّئي لَ ْم يَ ِحضْ ن‬
ِ ‫َوالالَِّئي يَِئ ْسنَ ِمنَ ْال َم ِح‬
 Seluruh Dalil Dan Penjelasannya :

1. QS. Az-Zariyat [51:49]


‫تَ َذ َّكرُونَ لَ َعلَّ ُك ْم زَ وْ َج ْي ِن َخلَ ْقنَا َش ْي ٍء ُك ِّل َو ِم ْن‬
Artinya: dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat kebesaran Allah

Penjelasan: Seperti laki-laki dan perempuan, jantan dan betina, langit dan bumi,
matahari dan bulan, dataran tinggi dan dataran rendah, musim panas dan musim
dingin, manis dan asam, cahaya dan kegelapan. Sehingga kamu mengetahui bahwa
yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan itu adalah Tuhan Yang Mahaesa;
kamu pun beribadah hanya kepada-Nya. Ada pula yang menafsirkan firman-Nya,
“Agar kamu ingat,” yakni ingat nikmat-nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada
kamu dalam menaqdirkan hal itu (menciptakan secara berpasang-pasangan), serta
ingat hikmah (kebijaksanaan)-Nya dimana Dia menjadikan sesuatu yang menjadi
sebab tetap hidupnya hewan (ada jantan dan betina) agar kamu dapat
mengembangbiakkannya dan mengurusnya sehingga dapat memperoleh berbagai
manfaat darinya.

2. QS. Ar-Rum [30:21]


‫ك فِي ِإ َّن َمةً َو َرحْ َم َو َّدةً بَ ْينَ ُك ْم َو َج َع َل ِإلَ ْيهَا لِتَ ْس ُكنُواـ َأ ْز َواجًا َأ ْنفُ ِس ُك ْم ِم ْن لَ ُك ْم‬
َ ِ‫ت َذل‬
ٍ ‫آليَا‬
‫ق َأ ْن آيَاتِ ِه َو ِم ْن يَتَفَ َّكرُونَ لِقَوْ ٍم‬ َ َ‫خَ ل‬
Artinya: dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Penjelasan: Dan di antara tanda-tanda kebesaran-Nya ialah bahwa dia telah


menciptakan pasangan-pasangan untukmu, laki-laki dengan perempuan dan
sebaliknya, dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan mempunyai rasa cinta
kepadanya dan merasa tenteram bersamanya setelah disatukan dalam ikatan
pernikahan; dan sebagai wujud rahmat-Nya. Dia menjadikan di antaramu potensi
untuk memiliki rasa kasih dan sayang kepada pasangannya sehingga keduanya harus
saling membantu untuk mewujudkannya demi terbentuknya bangunan rumah tangga
yang kukuh. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebe-
saran Allah bagi kaum yang berpikir bahwa tumbuhnya rasa cinta adalah anugerah
Allah yang harus dijaga dan ditujukan ke arah yang benar dan melalui cara-cara yang
benar pula.

3. QS.Al-Baqarah:195

ُّ ِ‫َأح ِس نُوا ۛـ ِإ َّن اللَّ هَ حُي‬


‫ب‬ ِ َ ‫الت ه ل‬
ْ ‫ُك ة ۛـ َو‬ ُ ‫يل اللَّ ِه َو اَل ت ُْل قُوا بِ َأيْ ِد‬
ْ َّ ‫يك ْم ِإ ىَل‬ ِ ِ‫َو َأنْ ِف قُوا يِف َس ب‬

ِ ِ ‫الْ م‬
َ‫ُح س ن ني‬
ْ
Artinya: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Penjelasan: Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kaum Mukminin agar


menginfakkan harta mereka di jalan jihad untuk dengan menyiapkan perbekalan,
memudahkan perjalanan satuan-satuan perang khusus dan para pejuang serta
melarang mereka untuk meninggalkan infak di jalan Allah -yang tidak lain adalah
jihad- sebab bilamana mereka meninggalkan infak dan jihad, maka itu sama dengan
orang yang menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. Hal ini dikarenakan,
bila musuh yang selalu mengintai melihat mereka tidak lagi berjihad, maka mereka
akan menyerang dan memerangi mereka bahkan bisa mengalahkan mereka sehingga
karenanya mereka akan binasa.

Di samping itu, Allah juga memerintahkan mereka agar berlaku baik dalam seluruh
perbuatan-perbuatan mereka. Berlaku baik dalam perbuatan artinya menekuninya,
memperbagusnya dan membersihkannya dari segala ketimpangan dan kerusakan.
Allah juga berjanji kepada mereka bahwa jika mereka berlaku baik dalam perbuatan-
perbuatan mereka tersebut, maka Dia akan menolong membantu dan menolong
mereka.
4. QS.Al-Baqarah:221

‫ُش ِر َك ٍة َو لَ ْو َح ىَّت ٰ يُْؤ ِم َّن ۚـ َو َأَل َم ةٌ مُ ْؤ ِم نَ ةٌ َخ ْي ٌر ِم ْن َو اَل َت ْن ِك حُوا‬


ْ ‫َأع َج بَ ْت ُك ْم م‬
ْ

‫ني َح ىَّت ٰ يُْؤ ِم نُوا ۚـ َو لَ َع ْب ٌد مُ ْؤ ِم ٌن َخ ْي ٌر‬ ِ ْ ‫ُش ِر و اَل ت ُْن ِك حُوا الْ م‬ ٍ ِ
َ ‫ُش ِر ك‬ َ ْ ‫الْ ُم ْش ِر َك اتۗـ ك َو لَ ْو م‬
‫ار ۖـ َو اللَّ هُ يَ ْد عُو ِإ ىَل ا جْلَ نَّ ِة َو الْ َم ْغ ِف َر ِة بِ ِإ ْذ نِ ِه ۖـ‬
ِ َّ‫ُون ِإ ىَل الن‬ َ ‫ُأولَ ِئ‬
َ ‫ك يَ ْد ع‬ ٰ ‫َأع ج ب كُم ۗـ‬ ِ
ْ َ َ ْ ِّ‫م ْن ن َُب ي‬
‫ون‬ ِ َّ‫ي آيَ اتِ ِه لِ لن‬
َ ‫اس لَ َع لَّ ُه ْم َي تَ َذ َّك ُر‬ ُ ‫َو‬
Artinya: Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik
(dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang
mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka
mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.
Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia
supaya mereka mengambil pelajaran.

Penjelasan: Didalam ayat ini ditegaskan Allah SWT larangan bagi seorang muslim
mengawini perempuan-perempuan musyrik dan larangan mengawinkan perempuan
mukmin dengan laki-laki musyrik,kecuali kalau mereka telah beriman. Walaupun
mereka itu cantik dan rupawan,gagah,kaya dan sebagainya. Budak perempuan yang
mukmin atau budak laki-laki yang mukmin lebih baik untuk dikawini dari pada
mengawini orang musyrik itu. Dan pihak perempuan-permpuan yang beriman tidak
sedikit pula jumlahnya yang cantik-cantik,menarik hati,lagi beriman dan berakhlak.
Allah menturuh mengawini seorang perempuan bukan saja karena cantik,banyak harta
kekayaan dan tinggi kedudukannya,tapi yang ialah iman dan akhlaknya.
Perkawinan,erat hubungannya dengan agama. Orang musyrik bukan orang beragama.
Mereka menyembah selain Allah. Di dalam soal perkawinan dengan orang musyrik
ada batas tembok yang kuat,tetapi dalam soal pergaulan bermasyarakat itu biasa saja.
Sebab perkawinan erat hubungannya dengan harta pusaka,behubunagn dengan makan
dan minum dan ada hubungannya dengan pendidikan dan pembangunan islam.

5. QS.An-Nisa:3
ِ ‫ِإ‬ ِ ِ ِ ِ ْ‫ت‬
َ ‫ُم َأ اَّل َو ثُاَل‬
‫ث‬ ْ ‫اب لَ ُك ْم م َن النِّ َس اء َم ْث ىَن ٰ َو ْن خ ْف ت‬ َ َ‫ُق س طُوا يِف الْ يَ ت‬
َ َ‫ام ٰى فَ انْ ك حُوا َم ا ط‬
ِ ِ ِ ِ ‫ِإ‬
‫َأد ىَنٰ َأ اَّل‬
ْ ‫ك‬ َ ‫ُم ۚـ َٰذ ل‬ ْ ‫ُم َأ اَّل َت ْع د لُوا َف َو اح َد ًة َْأو َم ا َم لَ َك‬
ْ ‫ت َأ مْيَ انُك‬ ْ ‫اع ۖـ فَ ْن خ ْف ت‬
َ َ‫َو ُر ب‬
‫َت عُولُوا‬
Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-
wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut
tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak
yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

Penjelasan: Allah menjelaskan seandainya kamu tidak dapat berlaku adil atau tak
dapat menahan diri dari makan harta anak yatim itu, bila kamu menikahinya, maka
janganlah kamu menikahinya dengan tujuan menghabiskan hartanya, melainkan
nikahkanlah ia dengan orang lain. Dan kamu pilihlah perempuan lain yang kamu
senangi satu, dua, tiga atau empat, dengan konsekuensi kamu memperlakukan istri-
istri kamu itu dengan adil dalam pembagian waktu bermalam (giliran), nafkah,
perumahan serta hal-hal yang berbentuk materi lainnya.

Islam membolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. Tetapi apabila kamu


tidak dapat melakukan semua itu dengan adil, maka cukuplah kamu menikah dengan
seorang saja. Sebelum turun ayat ini poligami sudah ada dan pernah pula dijalankan
oleh para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Ayat ini membatasi poligami sampai
empat orang. Poligami merupakan sebuah rukshah (keringanan) yang bersyarat, yaitu
mampu berbuat adil. Jika khawatir tidak sanggup berbuat adil, maka cukup satu istri
saja.Alasan islam memperbolehkan rukshah ini, karena Islam merupakan agama yang
selalu melihat realita dan kebutuhan masyarakat, dan senantiasa menjaga ahlak dan
kebaikan masyarakat.Poligami adalah solusi dari suatu problem masyarakat, seperti
perzinahan dan lain-lain.

 Adapun sebab-sebab yang membuat seseorang berpoligami adalah sebagi berikut:


1. Apabila dalam satu rumah tangga belum mempunyai seorang keturunan sedang
istrinya menurut pemeriksaan dokter dalam keadaan mandul, padahal dari perkawinan
diharapkan bisa mendapatkan keturunan, maka poligami merupakan jalan keluar yang
bisa dilakukan.
2. Bagi perempuan masa berhenti haid (menopause) lebih cepat datangnya, sebaliknya
bagi seorang pria walau telah mencapai umur tua , dan kondisi fisiknya sehat ia masih
membutuhkan pemenuhan hasrat seksualnya. Dalam keadaan ini apakah dibiarkan
seorang pria itu berzina? Maka disinilah dirasakan hikmah dibolehkannnya poligami
tersebut.
3. Sebagai akibat dari peperangan umpamanya jumlah kaum perempuan lebih banyak
dibandingkan kaum laki-laki. Suasana ini lebih mudah menimbulkan hal-hal negatif
bagi kehidupan masyarakat apabila tidak dibuka pintu poligami. Bahkan
kecenderungan jumlah perempuan lebih banyak dari pada laki-laki.
4. Untuk menolong kehidupan seorang perempuan, seperti yang dilakukan nabi
Muhammad SAW.

6. QS.An-Nisa:23

‫ت‬ِ ‫َات ٱُأْل ْخ‬ ُ ‫خ َوبَن‬ ِ ‫َات ٱَأْل‬ ُ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم ُأ َّم ٰهَتُ ُك ْم َوبَنَاتُ ُك ْم َوَأخ ٰ ََوتُ ُك ْم َو َع ٰ َّمتُ ُك ْم َو ٰخَ ٰلَتُ ُك ْم َوبَن‬
ْ ‫حُرِّ َم‬
ٰ ٰ
‫ت نِ َسٓاِئ ُك ْم َو َر ٰبَِٓئبُ ُك ُم ٱلَّتِى فِى‬
ُ َ‫ض َع ِة َوُأ َّم ٰه‬َ ٰ ‫ض ْعنَ ُك ْم َوَأخَ ٰ َوتُ ُكم ِّمنَ ٱل َّر‬ َ ْ‫َوُأ َّم ٰهَتُ ُك ُم ٱلَّتِ ٓى َأر‬
ٓ ۟ ُ‫ُحجُور ُكم ِّمن نِّ َسٓاِئ ُك ُم ٱ ٰلَّتِى َدخ َْلتُم ب ِه َّن فَ ن لَّ ْم تَ ُكون‬
‫َخَلتُم بِ ِه َّن فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ُك ْم َو َح ٰلَِئ ُل‬
ْ ‫وا د‬ ‫ِ ِإ‬ ِ
‫ُوا بَ ْينَ ٱُأْل ْختَي ِْن ِإاَّل َما قَ ْد َسلَفَ ۗ ِإ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َغفُورًا‬ ۟ ‫َأ ْبنَٓاِئ ُك ُم ٱلَّ ِذينَ ِم ْن َأصْ ٰلَب ُك ْم َوَأن تَجْ مع‬
َ ِ
‫َّحي ًما‬
ِ ‫ر‬

Artinya: Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang


perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang
perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari
saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu
yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan;
ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari
isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu
(dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan
diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan
(dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi
pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Penjelasan: Allah mengharamkan bagi kalian menikahi ibu-ibu kalian berikut silsilah
di atasnya; yakni nenek, buyut, baik dari pihak bapak maupun ibu; anak-anak
perempuan kalian berikut silsilah di bawahnya; yakni, cucu perempuan dan cicit
perempuan; begitu juga dengan cucu perempuan dari anak laki-laki kalian berikut
silsilah di bawahnya; saudari-saudari kalian yang sekandung, seayah atau seibu; bibi-
bibi kalian dari pihak bapak, begitu juga dengan bibi-bibi bapak kalian; dan bibi-bibi
ibu kalian dari pihak bapaknya berikut silsilah di atasnya; bibi-bibi kalian dari pihak
ibu, begitu juga dengan bibi-bibi dari bapak kalian dan ibu kalian dari pihak ibunya
berikut silsilah di atasnya; anak perempuan dari saudara laki-laki kalian dan anak
perempuan dari saudari kalian berikut silsilah anak-anaknya ke bawah; ibu-ibu yang
menyusui kalian, saudari-saudari sepersusuan kalian, ibu-ibu (mertua) dari istri-istri
kalian yang telah kalian campuri maupun yang belum kalian campuri; anak-anak
perempuan dari istri-istri kalian dari suami yang lain (anak tiri) yang -pada umumnya-
tumbuh dan besar di rumah kalian maupun tidak di rumah kalian, jika kalian sudah
bercampur dengan istri-istri kalian tersebut, namun bila kalian belum bercampur
dengan istri-istri kalian itu, maka kalian boleh menikahi anak-anak perempuan mereka
itu. Dan juga diharamkan bagi kalian menikahi istri-istri dari anak-anak lelaki
kandung kalian, meskipun mereka belum mencampurinya. Ketentuan hukum ini juga
berlaku pada istri-istri dari anak-anak lelaki kalian dari jalur persusuan. Dan kalian
juga diharamkan menggabungkan antara dua wanita bersaudara, baik dari jalur nasab
maupun persusuan, kecuali apa yang sudah berlalu di masa jahiliah, karena Allah
telah memaafkannya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun bagi hamba-hamba-Nya
yang bertaubat kepada-Nya lagi Maha Penyayang kepada mereka.

7. QS.An-Nisa:19

۟ ۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬


۟ ُ‫وا اَل يَ ِحلُّ لَ ُك ْم َأن تَرث‬
‫ْض َمٓا‬ ِ ‫ضلُوهُ َّن لِت َْذهَبُوا بِبَع‬ ُ ‫وا ٱلنِّ َسٓا َء َكرْ هًا ۖ َواَل تَ ْع‬ ِ َ
ِ ‫َءاتَ ْيتُ ُموهُ َّن ِإٓاَّل َأن يَْأتِينَ بِ ٰفَ ِح َش ٍة ُّمبَيِّنَ ٍة ۚ َوعَا ِشرُوهُ َّن بِ ْٱل َم ْعر‬
‫ُوف ۚ فَِإن َك ِر ْهتُ ُموهُ َّن فَ َع َس ٰ ٓى‬
۟ ُ‫َأن تَ ْك َره‬
‫وا َش ْيـًٔا َويَجْ َع َل ٱهَّلل ُ فِي ِه َخ ْيرًا َكثِيرًا‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita
dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak
mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya,
terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan
mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

Penjelasan: Wahai orang-orang yang beriman, tidak boleh bagi kalian menjadikan
istri-istri ayah-ayah kalian sebagai bagian dari harta pusaka warisan mereka, dimana
kalian dapat berbuat sesuka hati terhadap wanita-wanita itu dengan menikahi mereka
atau melarang mereka menikah, atau menikahkan mereka dengan orang lain, padahal
mereka itu tidak menyukai seluruh hal tersebut. Dan tidak boleh bagi kalian untuk
menyebabkan kemudaratan terhadap istri-istri kalian, lantaran kalian membenci
mereka, supaya mereka bersedia menanggalkan sebagian yang telah kalian berikan
kepada mereka berupa maskawin atau hal lainnya, kecuali jika dia berbuat sesuatu
perbuatan yang kotor seperti berzina, maka saat itu kalian boleh menahan merekea
sampai kalian mengambil apa yang telah diberikan kepada mereka. Dan hendaknya
asas pergaulan kalian terhadap istri-istri kalian berlandaskan hasrat untuk memuliakan
dan cinta dan memenuhi hak-hak mereka. Kemudian apabila kalian membenci mereka
dikarenakan suatu factor duniawi, maka bersabarlah. Bias jadi kalian membenci suatu
perkara dan lalu muncul darinya kebaikan yang muncul melimpah ruah.

8. QS.An-Nisa:12

۞ ‫ف َما تَ َركَ َأ ْز ٰ َو ُج ُك ْم ِإن لَّ ْم يَ ُكن لَّه َُّن َولَ ٌد ۚ فَِإن َكانَ لَه َُّن َولَ ٌد فَلَ ُك ُم ٱلرُّ بُ ُع ِم َّما‬ ُ ْ‫َولَ ُك ْم نِص‬
ۚ ‫ُوصينَ بِهَٓا َأوْ َدي ٍْن ۚ َولَه َُّن ٱلرُّ بُ ُع ِم َّما ت ََر ْكتُ ْم ِإن لَّ ْم يَ ُكن لَّ ُك ْم َولَ ٌد‬
ِ ‫صيَّ ٍة ي‬ ِ ‫ت ََر ْكنَ ۚ ِم ۢن بَ ْع ِد َو‬
َ‫صيَّ ٍة تُوصُونَ بِهَٓا َأوْ َدي ٍْن ۗ َوِإن َكان‬ ِ ‫فَِإن َكانَ لَ ُك ْم َولَ ٌد فَلَه َُّن ٱلثُّ ُم ُن ِم َّما ت ََر ْكتُم ۚ ِّم ۢن بَ ْع ِد َو‬
‫ت فَلِ ُك ِّل ٰ َو ِح ٍد ِّم ْنهُ َما ٱل ُّس ُدسُ ۚ فَِإن َكانُ ٓو ۟ا َأ ْكثَ َر‬ٌ ‫ث َك ٰلَلَةً َأ ِو ٱ ْم َرَأةٌ َولَ ٓۥهُ َأ ٌخ َأوْ ُأ ْخ‬
ُ ‫ُور‬
َ ‫َر ُج ٌل ي‬
ً‫صيَّة‬ ِ ‫ضٓا ٍّر ۚ َو‬ َ ‫ُوص ٰى بِهَٓا َأوْ َد ْي ٍن َغ ْي َر ُم‬ َ ‫صيَّ ٍة ي‬ ِ ‫ث ۚ ِم ۢن بَ ْع ِد َو‬ ِ ُ‫ك فَهُ ْم ُش َر َكٓا ُء فِى ٱلثُّل‬ َ ِ‫ِمن ٰ َذل‬
‫ِّمنَ ٱهَّلل ِ ۗ َوٱهَّلل ُ َعلِي ٌم َحلِي ٌم‬
Artinya: Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh
isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai
anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah
dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri
memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai
anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari
harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan)
sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun
perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi
mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan
(seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta.
Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu
dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah
dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah
menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.

Penjelasan: Dan kalian -wahai para suami- berhak mendapatkan setengah dari
warisan yang ditinggalkan istri-istri kalian, jika mereka tidak mempunyai anak, laki-
laki maupun perempuan, baik dari kalian maupun mantan suaminya yang lain.
Apabila mereka (istri-istri kalian) mempunyai anak, laki-laki maupun perempuan,
maka kalian mendapatkan seperempat dari harta (warisan) yang mereka tinggalkan.
Warisan itu dibagikan kepada kalian setelah wasiat mereka dilaksanakan dan hutang
mereka dibayarkan. Sedangkan para istri mendapatkan seperempat dari warisan yang
kalian tinggalkan -wahai para suami- jika kalian tidak mempunyai anak, baik laki-laki
maupun perempuan, baik dari mereka maupun dari istri yang lain. Jika kalian (para
suami) mempunyai anak, laki-laki maupun perempuan, mereka (para istri)
mendapatkan seperdelapan dari warisan yang kalian tinggalkan. Warisan itu
dibagikan kepada mereka setelah wasiat kalian dilaksanakan dan hutang dilunasi.
Apabila seorang laki-laki atau wanita meninggal dunia tanpa meninggalkan orangtua
maupun anak, tetapi ia mempunyai saudara laki-laki seibu atau saudari perempuan
seibu, maka masing-masing dari saudara laki-laki seibu atau saudari perempuan seibu
itu mendapatkan seperenam sebagai bagian yang telah ditentukan. Apabila saudara
laki-laki seibu atau saudari perempuan seibu itu lebih dari satu orang, maka mereka
semua (bersama-sama) mendapatkan sepertiga sebagai bagian yang telah ditentukan.
Mereka bersekutu dalam sepertiga bagian tersebut dengan hak yang sama tanpa
membedakan laki-laki dan perempuan. Dan mereka mendapatkan bagian tersebut
setelah wasiat si mayat dilaksanakan dan hutangnya lunas. Namun dengan syarat
wasiatnya tidak merugikan ahli warisnya. Misalnya wasiat yang besarnya lebih dari
sepertiga hartanya. Ketentuan hukum yang terkandung di dalam ayat ini adalah wasiat
dari Allah yang diberikan dan diwajibkan kepada kalian. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang baik bagi hamba-hamba-Nya di dunia dan Akhirat, dan Maha Penyantun,
tidak tergesa-gesa menjatuhkan hukuman bagi pelaku maksiat.

9. QS.An-Nisa:4

‫ص ُد ٰقَتِ ِه َّن نِحْ لَةً ۚ فَِإن ِط ْبنَ لَ ُك ْم عَن َش ْى ٍء ِّم ْنهُ نَ ْفسًا فَ ُكلُوهُ هَنِ ٓيـًٔا َّم ِر ٓيـًٔا‬ ۟ ُ‫َو َءات‬
َ ‫وا ٱلنِّ َسٓا َء‬

Artinya: Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai
pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada
kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah)
pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.

Penjelasan: Dan apabila telah mantap dalam menetapkan pilihan dan siap untuk
menikah dengan wanita pujaan kamu, maka berikanlah maskawin yakni mahar
kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian yang penuh kerelaan, karena
mahar merupakan hak istri dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh suami
terhadapnya. Suami tidak boleh berbuat semenamena terhadapnya atas dasar
pemberian tersebut. Kemudian, jika mereka, para istri menyerahkan kepada kamu
sebagian dari maskawin itu dengan senang hati sebagai hadiah untuk kalian, maka
terimalah hadiah itu dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati. Dengan
demikian, pemberian itu halal dan baik untuk kaliansetelah penjelasan tentang hak-
hak anak yatim yang harus dipenuhi, ayat ini menjelaskan larangan menyerahkan
harta mereka bila mereka belum mampu mengurus. Dan janganlah kalian serahkan
kepada orang yang belum sempurna akalnya, yaitu anak yatim atau orang dewasa
yang belum mampu mengurus, harta mereka yang ada dalam kekuasaan kalian yang
dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan, penyangga hidup, penopang urusan, dan
penunjang berbagai keinginan dalam kehidupan ini. Sebab, dalam kondisi seperti itu
mereka akan menghabiskan harta tersebut secara sia-sia. Karena itu, berilah mereka
belanja secukupnya dan pakaian selayaknya yang bisa menutupi aurat dan
memperindah penampilan, dari hasil harta yang kalian usahakan itu. Bersikaplah
lemah lembut dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik sehingga membuat
perasaan mereka nyaman dan tenteram.

10. QS.An-Nisa:24

۞ ‫ب ٱهَّلل ِ َعلَ ْي ُك ْم ۚ َوُأ ِح َّل لَ ُكم َّما َو َرٓا َء‬ َ َ‫ت َأ ْي ٰ َمنُ ُك ْم ۖ ِك ٰت‬
ْ ‫ت ِمنَ ٱلنِّ َسٓا ِء ِإاَّل َما َملَ َك‬ ُ َ‫ص ٰن‬
َ ْ‫َو ْٱل ُمح‬
‫صنِينَ َغ ْي َر ُم ٰ َسفِ ِحينَ ۚ فَ َما ٱ ْستَ ْمتَ ْعتُم بِِۦه ِم ْنه َُّن فَـَٔاتُوهُ َّن‬ ۟ ‫ٰ َذلِ ُك ْم َأن تَ ْبتَ ُغ‬
ِ ْ‫وا بَِأ ْم ٰ َولِ ُكم ُّمح‬
َ‫ض ِة ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َكان‬َ ‫ض ْيتُم بِِۦه ِم ۢن بَ ْع ِد ْٱلفَ ِري‬ َ ‫َاح َعلَ ْي ُك ْم ِفي َما ت ٰ ََر‬َ ‫يضةً ۚ َواَل ُجن‬ َ ‫ُأجُو َرهُ َّن فَ ِر‬
‫َعلِي ًما َح ِكي ًما‬

Artinya: dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali
budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai
ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu)
mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka
isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada
mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah
mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah
menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Penjelasan: Bila pada ayat yang lalu Allah melarang pernikahan yang menghimpun
dua atau lebih perempuan bersaudara, maka ayat ini melarang seorang istri dinikahi
oleh dua orang laki-laki. Dan diharamkan juga kamu menikahi perempuan yang sudah
bersuami, kecuali hamba sahaya perempuan bersuami yang secara khusus kamu
dapatkan melalui tawanan perang ketika suaminya tidak ikut tertawan, yang kemudian
kamu miliki. Pengharaman itu sebagai ketetapan Allah atas kamu. Dan dihalalkan
bagimu selain perempuan-perempuan yang demikian itu, yakni selain perempuan
yang disebutkan oleh ayat sebelum ini, jika kamu berusaha bersungguh-sungguh
membayar mahar dengan hartamu untuk menikahinya bukan dengan maksud untuk
berzina. Maka karena kenikmatan yang telah kamu dapatkan dari mereka, istri-istri
itu, segera berikanlah maskawinnya dengan sempurna kepada mereka sebagai suatu
kewajiban yang harus kamu tunaikan. Tetapi tidak mengapa, artinya kamu tidak
berdosa, wahai para suami, jika ternyata di antara kamu sebagai suami istri telah
saling merelakannya, sebagian mahar atau keseluruhannya, setelah ditetapkan
kewajiban pembayaran mahar itu secara bersama. Sungguh, Allah maha mengetahui,
mahabijaksana. Dan barang siapa di antara kamu, wahai kaum muslim, yang tidak
mempunyai biaya yang dapat dipergunakan sebagai perbelanjaan untuk menikahi
perempuan merdeka yang beriman, maka dihalalkan menikahi perempuan yang
beriman dari hamba sahaya yang bukan kamu miliki tetapi dimiliki oleh saudaramu
sesama muslim. Allah mengetahui keimanan yang ada dalam hati-Mu sekalian.
Janganlah kamu selalu mempersoalkan masalah keturunan, karena sebagian dari kamu
adalah saudara dari sebagian yang lain sama-sama keturunan adam dan hawa. Karena
itu, bila kamu benar-benar tidak mampu menikahi perempuanperempuan merdeka,
maka nikahilah mereka, yakni perempuan-perempuan hamba sahaya itu, dengan izin
tuan yang memiliki-Nya dan berilah mereka maskawin yang pantas sesuai dengan
yang berlaku di kalangan masyarakat dan kondisi hamba sahaya pada waktu itu, yang
tidak memberatkan kamu dan tidak pula merugikan si perempuan dan tuannya, karena
mereka adalah perempuan-perempuan yang memelihara kesucian diri mereka, bukan
pezina dan bukan pula perempuan yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya
yang mereka sembunyikan. Apabila mereka telah berumah tangga atau bersuami,
tetapi masih saja melakukan perbuatan keji dengan berbuat zina yang terbukti secara
hukum, maka berilah hukuman bagi mereka yang besarnya setengah dari apa, yakni
hukuman perempuan-perempuan yang merdeka dan bersuami. Kebolehan menikahi
hamba sahaya itu adalah izin bagi orang-orang yang takut terjatuh terhadap kesulitan
dalam upaya menjaga diri dari perbuatan zina. Tetapi jika kamu bersabar dengan cara
menahan diri agar tidak berzina atau menikahi hamba sahaya, itu lebih baik bagimu
daripada menikahi mereka. Allah maha pengampun, maha penyayang.

11. QS.Al-Baqarah:233
۞ ‫ضا َعةَ ۚ َو َعلَى‬ َ ‫ض ْعنَ َأوْ ٰلَ َدهُ َّن َحوْ لَ ْي ِن َكا ِملَ ْي ِن ۖ لِ َم ْن َأ َرا َد َأن يُتِ َّم ٱل َّر‬ ِ ْ‫ت يُر‬ ُ ‫َو ْٱل ٰ َولِ ٰ َد‬
ٌ‫ضٓا َّر ٰ َولِ َد ۢة‬َ ُ‫ف نَ ْفسٌ ِإاَّل ُو ْس َعهَا ۚ اَل ت‬ ُ َّ‫ُوف ۚ اَل تُ َكل‬ِ ‫ْٱل َموْ لُو ِد لَ ۥهُ ِر ْزقُه َُّن َو ِكس َْوتُه َُّن بِ ْٱل َم ْعر‬
ٍ ‫صااًل عَن تَ َر‬
‫اض‬ َ ِ‫ك ۗ فَِإ ْن َأ َرادَا ف‬ َ ِ‫ث ِم ْث ُل ٰ َذل‬ ِ ‫ار‬ ِ ‫بِ َولَ ِدهَا َواَل َموْ لُو ٌد لَّ ۥهُ بِ َولَ ِدِۦه ۚ َو َعلَى ْٱل َو‬
‫َاح َعلَ ْي ُك ْم ِإ َذا‬ َ ‫ضع ُٓو ۟ا َأوْ ٰلَ َد ُك ْم فَاَل ُجن‬
ِ ْ‫َاح َعلَ ْي ِه َما ۗ َوِإ ْن َأ َردتُّ ْم َأن تَ ْستَر‬ َ ‫ِّم ْنهُ َما َوتَ َشا ُو ٍر فَاَل ُجن‬
‫صي ٌر‬ ِ َ‫وا ٱهَّلل َ َوٱ ْعلَ ُم ٓو ۟ا َأ َّن ٱهَّلل َ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬۟ ُ‫ُوف ۗ َوٱتَّق‬
ِ ‫َسلَّ ْمتُم َّمٓا َءاتَ ْيتُم بِ ْٱل َم ْعر‬

Artinya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani
melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita
kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun
berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun)
dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang
kamu kerjakan.

Penjelasan: Dan menjadi kewajiban pada ibu untuk menyusui anak-anak mereka
selama dua tahun penuh bagi ibu yang berniat menyempurnakan proses penyusuan,
dan menjadi kewajiban para ayah untuk menjamin kebutuhan pangan dan sandang
wanita-wanita menyusui yang telah dicerai dengan cara-cara yang patut sesuai syariat
dan kebiasaan setempat. Sesungguhnya Allah tidak membebani seseorang kecuali
sesuai dengan kemampuannya. Dan kedua orang tua tidak boleh menjadikan anak
yang terlahir sebagai jalan untuk saling menyakiti antara mereka berdua, dan menjadi
kewajiban ahli waris setelah kematian ayah seperti apa yang menjadi kewajiban sang
ayah sebelum kematiannya dalam hal pemenuhan kebutuhan nafkah dan sandang.
Maka apabila kedua orang tua berkeinginan menyapih bayi sebelum dua tahun maka
tidak ada dosa atas mereka berdua bila mereka telah saling menerima dan
bermusyawarah dalam urusan tersebut, agar mereka berdua dapat mencapai hal-hal
yang menjadi kemaslahatan si bayi. Dan apabila kedua orang tua sepakat untuk
menyusukan bayi yang terlahir kepada wanita lain yang menyusui selain ibunya,
maka tidak ada dosa atas keduanya, apabila ayah telah menyerahkan untuk Ibu apa
yang berhak dia dapatkan dan memberikan upah bagi perempuan yang menyusui
dengan kadar yang sesuai dengan kebiasaan yang berlaku dikalangan orang-orang.
Dan takutlah kepada Allah dalam seluruh keadaan kalian dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan dan akan
memberikan balasan kepada kalian atas perbuatan tersebut.

12. QS.Al Talaq:6

ِ َ‫وا َعلَ ْي ِه َّن ۚ َوِإن ُك َّن ُأ ۟و ٰل‬


‫ت‬ ۟ ُ‫ضيِّق‬ َ ُ‫ْث َس َكنتُم ِّمن ُوجْ ِد ُك ْم َواَل ت‬
َ ُ‫ضٓارُّ وهُ َّن لِت‬ ُ ‫َأ ْس ِكنُوهُ َّن ِم ْن َحي‬
۟ ‫ض ْعنَ لَ ُك ْم فَـَٔاتُوهُ َّن ُأجُو َرهُ َّن ۖ َوْأتَ ِمر‬
‫ُوا‬ َ ْ‫ض ْعنَ َح ْملَه َُّن ۚ فَِإ ْن َأر‬ ۟ ُ‫َح ْم ٍل فََأنفِق‬
َ َ‫وا َعلَ ْي ِه َّن َحتَّ ٰى ي‬
‫ض ُع لَ ٓۥهُ ُأ ْخ َر ٰى‬ ٍ ‫بَ ْينَ ُكم بِ َم ْعر‬
ِ ْ‫ُوف ۖ َوِإن تَ َعا َسرْ تُ ْم فَ َستُر‬

Artinya: Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal


menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk
menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu
sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin,
kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada
mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan
baik; dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan
(anak itu) untuknya.

Penjelasan: Ketika Allah menjelaskan hukum talak dan rujuk, maka Dia jelaskan
pula hukum nafkah & tempat tinggal. Dia berfirman, "Tempatkan mereka (para istri) -
wahai para suami- di mana kalian tinggal sesuai dengan kemampuan kalian, dan Allah
tidak memberikan beban lain kepada kalian. Dan janganlah kalian menyusahkan
mereka dalam urusan nafkah dan tempat tinggal serta lain-lainnya karena ingin
menindas mereka. Apabila wanita-wanita yang ditalak itu sedang hamil maka berilah
nafkah kepada mereka hingga mereka melahirkan. Jika mereka menyusui anak-anak
kalian untuk kalian maka berikanlah kepada mereka upah penyusuannya, dan
hendaklah kalian menetapkan upah tersebut dengan baik. Apabila suami pelit
terhadap permintaan upah dari istrinya lalu istrinya enggan untuk menyusui dan tidak
rela kecuali dengan mendapatkan bayaran yang diinginkannya maka hendaknya si
suami mengupah wanita lain untuk menyusui anaknya.

13. QS.Al Talaq:7

ُ ِّ‫لِيُنفِ ْق ُذو َس َع ٍة ِّمن َس َعتِِۦه ۖ َو َمن قُ ِد َر َعلَ ْي ِه ِر ْزقُ ۥهُ فَ ْليُنفِ ْق ِم َّمٓا َءاتَ ٰىهُ ٱهَّلل ُ ۚ اَل يُ َكل‬
‫ف ٱهَّلل ُ نَ ْفسًا‬
ٍ ‫ِإاَّل َمٓا َءات َٰىهَا ۚ َسيَجْ َع ُل ٱهَّلل ُ بَ ْع َد ُعس‬
‫ْر يُ ْسرًا‬

Artinya: Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya.


Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang
diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan
kelapangan sesudah kesempitan.

Penjelasan: Hendaknya orang-orang yang mempunyai keleluasaan dalam harta itu


memberikan nafkah kepada istri yang sudah ditalaknya dan anaknya sesuai dengan
kemampuannya. Barangsiapa yang disempitkan rezekinya maka hendaknya ia
memberikan nafkah dari apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani
seseorang kecuali sesuai dengan apa yang diberikan oleh Allah kepadanya. Dia tidak
membebaninya lebih daripada itu dan lebih daripada kemampuannya. Setelah
kondisinya sempit dan susah, Allah akan menjadikan kelapangan dan kekayaan.

14. QS.An-Nisa:34

۟ ُ‫ضهُ ْم َعلَ ٰى بَعْض َوبمٓا َأنفَق‬


ۚ ‫وا ِم ْن َأ ْم ٰ َولِ ِه ْم‬ َ ‫ٱلرِّ َجا ُل قَ ٰ َّو ُمونَ َعلَى ٱلنِّ َسٓا ِء بِ َما فَض ََّل ٱهَّلل ُ بَ ْع‬
َِ ٍ
ٰ َ ٰ ِ‫ت ٰ َحف‬
ٌ َ‫ت ٰقَنِ ٰت‬
‫ظ ٱهَّلل ُ ۚ َوٱلَّتِى تَ َخافُونَ نُ ُشوزَ هُ َّن فَ ِعظُوهُ َّن‬ َ ِ‫ب بِ َما َحف‬ ِ ‫ت لِّ ْل َغ ْي‬ٌ ‫ظ‬ َّ ٰ ‫فَٱل‬
ُ ‫صلِ ٰ َح‬
۟ ‫ضا ِجع َوٱضْ ربُوهُ َّن ۖ فَ ْن َأطَ ْعنَ ُك ْم فَاَل تَ ْب ُغ‬
َ ‫وا َعلَ ْي ِه َّن َسبِياًل ۗ ِإ َّن ٱهَّلل‬ ‫ِإ‬ ِ ِ َ ‫َوٱ ْه ُجرُوهُ َّن فِى ْٱل َم‬
‫َكانَ َعلِيًّا َكبِيرًا‬
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),
dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab
itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah
mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka
mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Penjelasan: ara suami adalah pemimpin bagi para istri. Mereka mengurus berbagai
keperluan para istri, karena Allah memberikan kelebihan kepada para suami atas para
istri; jugakarena Allah mewajibkan mereka memberikan nafkah kepada para istri dan
memimpin mereka. Wanita-wanita yang saleh senantiasa taat kepada Rabb mereka,
patuh kepada suami-suami mereka, dan menjaga hak-hak suami-suami mereka di saat
mereka tidak ada di rumah berkat bimbingan yang Allah berikan kepada mereka. Dan
wanita-wanita yang kalian khawatirkan keengganan mereka untuk patuh kepada
suami-suami mereka, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan, maka mulailah -
wahai para suami- dengan mengingatkan mereka agar mereka takut kepada Allah.
Jika mereka tidak menghiraukannya, maka jauhilah mereka di tempat tidur dengan
membalikkan badan dan tidak berhubungan badan dengan mereka. Jika mereka tetap
tidak menghiraukannya, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai.
Jika mereka kembali patuh kepada kalian, maka janganlah kalian berbuat semena-
mena maupun memarahi mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi dari segala
sesuatu, lagi Mahabesar dalam Żat dan sifat-sifat-Nya, maka takutlah kalian kepada-
Nya.

15. QS.Al Baqarah:230

‫فَِإن طَلَّقَهَا فَاَل ت َِحلُّ لَ ۥهُ ِم ۢن بَ ْع ُد َحتَّ ٰى تَن ِك َح َزوْ جًا َغ ْي َر ۥهُ ۗ فَِإن طَلَّقَهَا فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ِه َمٓا َأن‬
َ ‫اج َعٓا ِإن ظَنَّٓا َأن يُقِي َما ُح ُدو َد ٱهَّلل ِ ۗ َوتِ ْل‬
َ‫ك ُح ُدو ُد ٱهَّلل ِ يُبَيِّنُهَا لِقَوْ ٍم يَ ْعلَ ُمون‬ َ ‫يَت ََر‬
Artinya: Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka
perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain.
Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi
keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya
berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum
Allah, diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui.

Penjelasan: Kemudian apabila suami telah mentalaq istrinya untuk ketiga kalinya,
maka wanita itu tidak lagi halal baginya sampai wanita itu menikahi lelaki lain selain
dirinya dengan pernikahan yang sah, dan suaminya (yang kedua) mencampurinya
dalam pernikahan itu, serta pernikahan itu diadakan dengan dorongan suka sama suka,
bukan dimaksudkan untuk menghalalkan si wanita itu bagi suami pertamanya. apabila
suami kedua telah menceraikannya, atau ditinggal mati olehnya, dan masa iddahnya
telah selesai, maka tidak ada dosa atas wanita itu dan suami pertamanya untuk
melangsungkan pernikahan lagi dengan akad yang baru, dan mahar baru, selama
mereka yakin akan menegakkan hukum-hukum Allah yang telah di syariatkan Nya
bagi pasangan suami istri. Itu adalah hukum-hukum Allah yang telah ditentukan, Ia
menjelaskannya bagi orang-orang yang mengetahui hukum-hukum dan batas
batasannya, karena mereka adalah orang-orang yang dapat mengambil manfaat
darinya.
DAFTAR PUSTAKA

https://tafsirweb.com [diakses tanggal 23 Maret 2020]

https://tafsirq.com [diakses tanggal 23 Maret 2020]

Anda mungkin juga menyukai