HUKUM ISLAM
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
M. MUKHLIS MAHSAN
NIM/NIMKO: 13.2.01.0209/6414010113013
اَي َأهُّي َا النَّ ُاس ات َّ ُقوا َربَّمُك ُ اذَّل ِ ي َخلَ َقمُك ْ ِم ْن ن َ ْف ٍس َوا ِحدَ ٍة َو َخلَ َق ِمهْن َا َز ْوهَج َا َوب َ َّث ِمهْن ُ َما ِر َجااًل
١:﴿النساء َّن اهَّلل َ اَك َن عَلَ ْيمُك ْ َر ِقي ًبا ون ِب ِه َواَأْل ْر َحا َم َ ُ َوات َّ ُقوا اهَّلل َ اذَّل ِ ي ت َ َس َاءل ﴾ َك ِث ًريا َو ِن َس ًاء
ِإ
Artinya : tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu
(Adam), dan Allah ciptakan pasangannya (Hawa) dari dirinya dan dari
keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengaan namanya kamu saling
minta, dan (peliharalah) hubungan kekelurgaan. Sesungguhnya Allah
menjaga dan mengawasimu. (Qs. An-Nisa’: 1)4
Tujuan pernikahan ialah untuk memenuhi petunjuk agama dalam
rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia. Harmonis
dalam menggunakan hak dan kewajiban anggota keluarga, sejahtera yakni
kasih sayang antar anggota keluarga.
Untuk mencapai ketentraman, saling cinta, dan kasih sayang dalam
rumah tangga diperlukan saling menghormati dan memahami satu sama lain,
begitu pula antara suami dan istri harus ada saling pengertian satu sama lain
1
Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat (Bogor : Kencana, 2003), hlm. 27.
2
Sayyid sabiq, fiqih sunnah, 4 jilid ed. Hassan Albanna (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006),
jilid 2: 477.
3
Eksistensi adalah: keberadaan. Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ( Jakarta: Pusat
Bahasa, 2008), hal. 378.
4
Tim Penyusun Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya (jakarta : CV, Adi Aksara
Abadi indonesia , 2011), hal. 110.
2
٤:﴿النساء فَ ْن ِطنْب َ لَمُك ْ َع ْن يَش ْ ٍء ِمنْ ُه ن َ ْف ًسا فَلُك ُو ُه َه ِنيًئا َم ِريًئا ً ﴾ َوآتُوا ال ِن ّ َس َاء َصدُ قَاهِت ِ َّن حِن ْ ةَل
ِإ
maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi
baik akibatnya. (Qs. An-Nisa’ :4)8
Tidak ada ketentuan pasti yang disepakati para ulama’ tentang batas
maksimal pemberian mahar, demikian juga batasan minimalnya. Yang jelas
8
Tim Penyusun Kementrian Agama RI, hal. 114.
9
Data Rental, studi komparasi antara pendapat imam malik dan imam syafi’i tentang batas
minimal mahar, http://blogspot.co.id/2009/05/studi-komparasi-antara-pendapat-imam malik-
dan imam syafi’i-tentang-batas-minimal-mahar, di akses tanggal 12 maret 2017.
4
Dalam pasal 30 diatas menurut para fuqoha benda yang layak dijadikan
mahar adalah berupa harta yang berharga seperti emas, perak uang atau benda
lain yang bernilai materi. Jadi segala sesuatu yang tidak ada nilai materinya
tidak sah dijadikan sebagai mahar seperti bangkai, babi atau benda lain yang
tidak bernilai.
Ulama’ Syafi’iyah, Imam Ahmad, Ishak, dan Abu Tsaur berpendapat
tidak ada batas minimal mahar, tetapi sah dengan apa saja yang mempunyai
nilai materi, baik sedikit maupun banyak.11
Namun Imam Abu Hanifah dan Imam malik berpedapat bahwa
maskawin itu ada batas minimalnya. Menurut Imam Abu Hanifah maskawin
minimal sepuluh dirham, atau satu dinar. Dan menurut Imam Malik, minimal
serubu’ (seperempat) dinar, atau tiga dirham.12
Tentang pemberian maskawin atau mahar itu boleh saja dibayarkan
tunai atau sebagian tunai dibayar kelak. Hal ini diserahkan sebagaimana
kebiasaan dalam masyarakat. Ketika nilai mahar terlalu tinggi maka pihak
suami tidak dapat mebayar secara tunai maka mahar dapat di hutang atau di
kredit. Hal ini diatur dalam KHI pada pasal 33 yaitu:
1. Penyerahan mahar dibayar tunai.
2. Apabia calon mempelai wanita menyetujui, penyerahan mahar
boleh ditaguhkan baik untuk seluruhnya atau sebagian. Mahar
yang belum dituanikan penyerahannya menjadi hutang calon
mempelai pria.
Sebagian para pakar hukum islam menyatakan bahwa mahar yang
dibayar secara tunai ataupun ditangguhkan harus diucapkan oleh calon suami,
10
Undang-Undang RI Nomer 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilsai Hukum
Islam, ed. Terbaru (Bandung: Citra Umbara, 2015), hal. 331.
11
Aulia Muthiah, Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga (Yogyakarta: Pustaka
Baru, 2017), hal.70.
12
Muhammad hasbi ash shiddieqy, hukum-hukum fiqih islam (Semarang : Pustaka Rizki Putra,
1997), hal. 249.
5
mengenai mahar yang ditangguhkan dalam tempo dekat atau tempo yang lama
semuanya berdasarkan kesepaktan antara calon istri dengan calon suami.13
Imam Mazhab sepakat bahwa mahar boleh di bayar kontan dan boleh
pula dihutang, baik sebagian maupun seluruhnya, dengan syarat harus
diketahui secara detail. Misalnya “saya terima nikahnya dengan maskawin 100
ribu 50 ribu tunai, atau saya terima nikahnya dengan maskawin hutang setelah
saya dapat pekerjaan.
Pelaksanaan mahar dengan kontan dan berhutang, atau kontan
sebagian dan hutang sebagian. Hal ini terserah kepada adat masyarakat dan
kebiasaan mereka yang berlaku. Tetapi sunnah kalau membayar kontan
sebagian. Karena:
فقال. منع عليا ان يدخل بفاطمة حىت يعطهيا:عن ابن عباس ان النيب صل هللا عليه وسمل
و النساءي واحلامك, (رواه ابو داود. فقال فأين درعك احلطمية؟ فأعطاه اايها. ما عندي شئي:
)وحصحه
13
Aulia Muthiah, Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga, hal. 73.
14
Sayyid sabiq, fiqih sunnah, ed. Moh. Thalib (Bandung: Al-Ma’arif, 1997), jilid. 7, hal. 59.
15
Sayyid Sabiq, fiqih sunnah, jilid 3, hal. 45.
6
16
Amir Syarifuddin, Hukum Pernikahan Islam di Indoensia (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2006), hal. 96.
17
Slamet Abidin dan Aminuddin, fiqih munakahat (Bandung: Pustaka Setia, 1999), jilid 1,
hal. 115.
7
B. Batasan Masalah
Dalam sebuah penelitian agar tidak terjadi pembiasan masalah yang
tidak ada ujungnya. Penulis dalam hal ini membatasi pembahsan dalam skripsi
ini terutama dalam Hutang Mahar Pernikahan Dalam Persepektif Hukum
Islam.
C. Rumusan Masalah
Utuk membuat permasalahan menjadi lebih spesifik dan sesuai dengan
titik tekan kajian, maka harus ada Rumusan Masalah yang benar-benar fokus.
Ini dikmasudkan agar pembahasan dalam karya tulis ini tidak melebar dari apa
yang dikehendaki. Dari latar belakang masalah di atas, ada beberapa rumusan
masalah yang dapat diambil:
1. Apa pengertian dan landasan hukum mahar?
2. Berapakah kadar mahar?
3. Berpakah macam mahar?
4. Bagaimanakah bentuk mahar?
5. Apa hikmah mahar?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah untuk menjawab apa yang sudah
dirumusakan dalam rumusan masalah diatas yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian mahar.
2. Untuk mengetahui landasan hukum mahar.
3. Untuk mengetahui kadar mahar
4. Untuk mengetahui macam, bentuk, kadar dan hikmah mahar.
5. Untuk mengetahui hutang mahar pernikahan dalam persepektif
hukum islam.
6. Untuk mengetahui hutang mahar pernikahan dalam persepektif
hukum islam.
8
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain
sebagai berikut:
1. Teoritis
a. Menambah refrensi ilmu pengetahuan hukum pada umumnya.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih luas tentang mahar.
c. Dengan adanya penelitian ini akan diperoleh informasi
mengenai hutang mahar dalam pernikahan menurut persepektif
hukum islam.
2. Akademik
a. Sebagai sumbangan pemikiran yang berupa karya ilmiah
kepada para pembaca pada umumnya dan bagi civitas
akademika STAIINDO jakarta pada khususnya.
F. Metodelogi Penelitian
Metode penelitian merupakan rangkain kegiatan ilmiah dalam rangka
pemecahan suatu permasalahan. Metode penelitian memberikan secara teknis
tentang metode yang digunakan dalam penelitian.
Metodelogi merupakan proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan
untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan kata lain, metodelogi
adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Metodelogi
dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis yang kita gunakan untuk
melakukan penelitian, sementara perspektif teoritis itu sediri adalah suatu
kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan penliti memahami
data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa.
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
(qualilatif research). Yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan etode
pengumpulan data pustaka. Membaca dan mencatat serat mengolah bahan
9
3. Analisis Data
Berdasarkan data diperoleh untuk menyusun dan menganalisa data-
data yang terkumpul maka metode yang penulis gunakan adalah metode
deskriptif analisis adalah suatu bentuk analisa yang berkenaan dengan masalah
yang diteliti atau analisis yang lebih mengarah kepada penggambaran secara
spesifik tentang fenomena yang diteliti. Analisis deskriptif yaitu bertujuan
untuk memberikan deskripsi mengenai sebyek penelitian berdasarkan data
yang diperoleh. Dengan demikian penulis akan menggambarkan HUTANG
MAHAR DALAM PERNIKAHAN DALAM PERSEPKTIF HUKUM
ISLAM.
18
Mestika Zed, Metodologi Penelitian Kepustakaan, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia
2004), hlm. 3.
19
Tim Penyusun Tulis Ilmiah STAIINDO jakarta, pedoman dan tehnik penulisan skripsi,
(jakarta: STAIINDO JAKARTA, 2014), 25.
20
Komprehensif adalah: mampu menangkap (menerima) dengan baik. Lihat Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), hal. 744.
10
G. Sistematika Penulisan
Secara garis besar penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab, dimana dalam
setiap bab terdapat sub-sub bab permasalahan; yaitu:
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
b. Batasan Masalah
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan penelitian
e. Manfaat penelitian
f. Metode penelitian
g. Sistematika penulisan
Bab III Pndangan Islam dan Hukum Positif Tentang Hukum Mahar
a. Hukum hutang mahar pernikahan dalam perspektif hukum islam dan
ulama fiqih.
b. Hukum hutang mahar pernikahan dalam kompilasi hukum islam.
c. Pandangan ulama mazhab tentang hutang mahar
Bab V Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran-saran
Daftar Pustaka
Daftar Riwayat Hidup
12
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penyusun Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan tafsirnya, Jakarta: Adhi
Aksara Abadi Indonesia, 2011.
Imam Syafi’i, Al-Umm, tahqiq dan takhrij: Rif’at Fauzi Abdul Muththalib,
Jakarta: Pustaka Azzam, 2014.
Slamet Abidin dan Aminuddin, fiqih munakahat, Bandung: Pustaka Setia,
1999.
Sayyid Sabiq, fiqih sunnah, pengantar: Hassan al banna, Jakarata: Pena Pundi
Aksara, 2006.
Sayyid Sabiq, fiqih sunnah, ed. Moh. Thalib, Bandung: Al-Ma’rif, 1997.
Aliy As’ad, terjemah fathul mu’in, bimbingan Moh. Tolchah Mansur, Kudus:
Menara Kudus, 1979.
Tim penyusun Tulis Ilmiah STAIINDO jakarta, pedoman dan tehnik penulisan
skripsi, jakarta: STAIINDO JAKARTA, 2014.
Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-Hukum Fiqih Islam, Semarang:
Pustaka Rizki putra, 1997.
Aulia Muthiah, Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga,
Yogyakarta, Pustaka Baru, 2017.
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta, Kencana
Prenada Media Group, 2006.
Thalib Sayuti, Hukum Kekelurgaan Indonesia, Jakarta, Penerbit Universitas
Indonesia, 2007.