Anda di halaman 1dari 80

1

- Renungan - Definisi Pernikahan -


- Tujuan Pernikahan - Motivasi Ulama Masalah Nikah -
- Konsep Ta’aruf Islami - Tata Cara Pernikahan Islami -
- Kewajiban Serta Hak Masing-masing dari Suami & Istri -
- Seksual dalam Islam - Rumah Tangga Islami -
2
❤️Sebuah
wadah sekaligus kegiatan yang sangat bernilai yang
mendatangkan semua jenis kesuksesan dan kebahagiaan.
❤️Sebuahwadah dan kegiatan yang sangat tepat untuk melampiaskan
semua jenis kebutuhan biologis (kata-kata cinta, rindu, puisi/syair,
ungkapan bahagia, ciuman, pelukan mesra sampai jimak/seksual)
dengan cara yang benar dan terhormat.
❤️Sebuah wadah dan kegiatan yang penuh dengan kasih sayang, cinta,
perhatian dan pengorbanan.
❤️Sebuahwadah dan kegiatan regenerasi manusia dengan cara yang benar
sehingga menjadi “Pabrik Manusia Mulia dan Suci”.
❤️Sebuah wadah yang dapat mengharumkan nama dan martabat.
❤️Sebuahwadah yang akan melahirkan pemimpin yang beriman kepada
Allah f, karena telah lahir sesuai anjuran Allah dan dibesarkan dengan
tangan orang-orang beriman.

3
❤️Sebuahwadah dan kegiatan yang merupakan salah satu dari tanda
keberadaan dan kebesaran Sang Pencipta.
❤️Sebuah
wadah dan kegiatan yang merupakan jalan “tol” yang akan
membawa ke Syurga.
❤️Menikahselain merupakan perintah Sang Pencipta, juga menjadi ladang
untuk meraih pahala yang melimpah.

4
Nikah
❤️ Etimologi:

Abu Al-Hasan An-Naisaburi berkata, Al-Azhari berpendapat bahwa


Nikah dalam bahasa Arab berarti Al Wath’u (persetubuhan). Perkawinan
disebut nikah karena menjadi sebab persetubuhan. (Al-Minhaj Syarh Shahih
Muslim 9/171)

❤️ Terminologi:
Ibnu Qudamah berkata: Nikah menurut syariat adalah akad perkawinan.
Al-Qadhi berkata: Pernikahan pada hakikatnya berkenaan dengan dengan
akad dan persetubuhan sekaligus. (Al Mughni 7/3)

5
Penyatuan antara dua
lawan jenis anak Adam (pria
dan wanita), dalam satu ikatan ritual agama,
yang menghalalkan hubungan biologis antara keduanya, juga
menyatukan antara keluarga kedua pasangan, suku, bahkan
negara.

6
Hendaklah setiap pasangan suami istri (PASUTRI), setelah aqad nikah
menyadari bahwa :
❤️Mereka sedang beribadah kepada Allah Maha Mulia.

❤️Mereka telah menjadi pasangan yang saling memenuhi hak serta


kewajiban.
❤️Senantiasa mengembalikan masalah apapun pada syariat Allah Maha
Mulia, karena Allah jauh lebih tahu kebutuhan serta solusi agar dapat
hidup bahagia baik di dunia dan akhirat.
❤️Menjadikan pasangannya kunci untuk masuk ke Syurga sehingga
senantiasa tidak pernah bosan dalam menjalankan kewajiban masing-
masing.

7
1. KETAATAN KEPADA ALLAH
DAN RASULNYA
ُ َ َ َ َ ُ ْ َ ٰ َ ََْ ُْ ‫ْ ْ ُ َا‬
‫اب لك ْم م َِن‬ ‫كحوا ما ط‬ ِ ‫ِإَون خِفت ْم أَّل تقس ُِطوا ِِف اْلتاَم فان‬
َ ً َ ُ ْ َ ‫َ َ ْ ْ ُ َا‬ َ َُ َْٰ َ َ
‫ح َدة أ ْو َما‬
ِ ‫َن َوثَلث َو ُر َباع ۖ فإِن خِفت ْم أَّل تعدِلوا ف َوا‬‫النِساءِ مث‬
ُ َ ‫َ َ َ ْ َ ْ َ ُ ُ ْ َٰ َ َ ْ َٰ َ ا‬
‫َن أَّل ت ُعولوا‬‫ملكت أيمانكم ۚ ذل ِك أد‬

“Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-
hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah
perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika
kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang
saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu
lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim.”
[QS. An-Nisa (4):3]

8
1. KETAATAN KEPADA ALLAH DAN RASULNYA

ُ ُ َ ْ ْ ُ َ ْ ُ َ ْ َ ِ ‫ََْ ُ ََْ َٰ ْ ُ ْ َ ا‬
‫كحوا اْلياَم مِنكم والصاِل ِني مِن عِبادِكم ِإَومائِكم ۚۚ إِن يكونوا‬ ِ ‫وأن‬
ْ َ ْ ُ‫َُ َ َ ُ ْ ُ ا‬
ُ ‫ضلِهِ ۗ َو ا‬
ٌ ِ ‫اَّلل َوا ِس ٌع َعل‬
‫يم‬ ‫فقراء يغن ِ ِهم اَّلل مِن ف‬
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu,
dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba
sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan
memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah
Maha luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.”
[QS. An-Nur (24):32]
9
1. KETAATAN KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA

Nabi n bersabda:
“Nikah adalah bagian dari sunnahku, barangsiapa
yang menolak sunnahku maka bukan dari
golonganku. Menikahlah, karena sesungguhnya aku
akan membangga-banggakan jumlah kalian kepada
umat-umat lain pada hari kiamat dan janganlah
kalian seperti pendeta Nashrani.”
(HR. Al-Baihaqi VII/78, dishahihkan Al-Albani No. 1782)

10
Nabi n bersabda:
“Wahai sekalian anak muda, barangsiapa di antara
kalian yang sudah mampu, maka sebaiknya ia
menikah. Karena menikah akan lebih menjaga
pandangan (dari yang haram) juga menjaga
kesucian kemaluannya.”
(HR. Al-Bukhari 5066, Muslim 1402, At-Tirmidzi 1087)

11
Pensyarah Tuhfatul Ahwadzi berkata:
Ibnu Taimiyah berkata: “Al Baau” asalnya dalam Bahasa Arba berarti Jimak
yang di ambil dari kata Al Mabaah yang juga berarti tempat tinggal.
An Nawawi berkata: Ulama berbeda pendapat pada makna “Baa –Mampu-”
dalam hadits menjadi dua pendapat yang Kembali kepada satu makna. Dan
yang paling benar bahwa maknanya secara Bahasa, yaitu: Mampu berjimak.
Maka makna hadits: Barangsiapa yang sudah mampu jimak dan melalui
maka menikahlah dan barangsiapa yang belum mampu jimak dan mampu
memikul beban nikah (kewajiban) maka ia berpuasa agar dapat mengontrol
syahwatnya.
Para ulama berkata: Adapun orang yang tidak mampu berjimak maka ia
tidaklah butuh berpuasa untuk mengontrol syahwatnya, maka dari sini bisa
bermakna kemapuan menjalankan kewajiban (Makna Ba’a). Lihat Tuhfatul
Ahwadzi 4/168-169)

12
2. PENYEMPURNAAN SETENGAH AGAMA

َ ْ ْ ِّ َ َّ َ ْ َ ْ ِّ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ ْ َ ْ َ َّ َ َ َ
‫ فليت ِق اهلل ِِف ا ِلص ِف اْل ِاق‬،‫لي ِن‬ِ ‫ِإذا تزوج العبد فق ِد استكمل نِصف ا‬
“Jika seorang hamba menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh
agamanya, oleh karena itu ia tinggal bertakwa kepada Allah untuk separuh
yang tersisa.”
(Al-Albani dalam kitab Ash-Shahihah No. 625)
13
3. SUNNAH PARA NABI DAN RASUL

Nabi n bersabda:
ُ‫اك َوا ِّل ََكح‬
ُ ‫الس َو‬
ِّ ‫اتل َع ُّط ُر َو‬
َّ َ ُ َ َ ْ َ َُْ َ ُ ْ ٌََْ
ِ ِ ‫ اْلياء و‬:‫َن المرس ِلي‬
ِ ‫أربع ِمن س‬
“Empat perkara yang termasuk sunnah para rasul: malu, memakai
wewangian, bersiwak dan menikah.”
(HR. At-Tirmidzi 1086, Hasan Shahih)

14
4. SEBAB MASUK SYURGA

Nabi n bersabda:
ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َّ َ ُ ُ َ َ ْ َ
‫ ما بي ْليي ِه وما بي ِرجلي ِه‬،‫ي ولج اْلنة‬ ِ ‫من وقاه اهلل َش اثن‬
“Barangsiapa yang di pelihara oleh Allah dari keburukan dua perkara, niscaya ia
masuk Syurga: Apa yang terdapat di antara kedua tulang dagunya (Mulutnya)
dan apa yang terdapat di antara kedua kakinya (Kemaluannya).”
(HR. At-Tirmidzi 2411, Al-Hakim IV/357, dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah 1782)
Jauh dari keburukan kemaluan maksudnya Menikah

15
5. PERKENALAN DAN PERLUASAN HUBUNGAN
ُ َ َ َ َ َ َ َ ً ُ ُ ْ ُ َ ْ َ َ َ ٰ َ ْ ُ َ َ َ ْ ْ ُ َ ْ َ َ ‫َ َ ُّ َ ا ُ ا‬
ۚ ‫يا أيها انلاس إِنا خلقناكم مِن ذك ٍر وأنَث وجعلناكم شعوبا وقبائِل ِلِ عارفوا‬
ٌ‫يم َخبي‬
ٌ ِ ‫اَّلل َعل‬ ُ ََْ ‫ا َ ْ ََ ُ ْ َْ ا‬
َ ‫اك ْم ۚ إ ان ا‬
ِ ِ ‫إِن أكرمكم عِند اَّللِ أتق‬
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”
[QS. Al-Hujurat (49):13]

16
6. KETENTRAMAN

ُ ََْ َ َ َ َ ََْ ُ ُ ْ َ ً َ ْ َ ْ ُ
ْ‫كم‬ َُْ ْ ْ ُ َ ََ َ ْ َ َ ْ َ
‫سكم أزواجا ل ِتسكنوا إِْلها وجعل بين‬ ِ ‫ومِن آياتِهِ أن خلق لكم مِن أنف‬
َ ‫َ ا‬ َ
‫ات ل ِق ْو ٍم َي َتفك ُرون‬ َ‫ْح ًة ۚ إ ان ِف َذٰل َِك ََلي‬
َ ْ ‫َم َو ادةً َو َر‬
ٍ ِ ِ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan
pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa
kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
[QS. Ar-Rum(30): 21]

17
7. KETURUNAN SHOLEH

ً‫ني َو َح َف َدة‬ ُ
َ ِ ‫ك ْم بَن‬ َ ْ َ ْ ْ ُ َ ََ َ َ ً ََْ ْ ُ َُْ ْ ْ ُ َ ََ َ ُ‫َ ا‬
‫ج‬
ِ ‫سكم أزواجا وجعل لكم مِن أزوا‬ ِ ‫واَّلل جعل لكم مِن أنف‬
َ ُُْ َ ْ ُ ‫ا‬ ْ َ ُ ُْ ْ ََ ُ ََ َ َ
‫ك ْم م َِن ا‬
‫ت اَّللِ هم يكفرون‬ َ َ َ ِ ‫الطي ِ َب‬
ِ ‫ات ۚ أفبِاْلا ِط ِل يؤمِنون وبِنِعم‬ ‫ورزق‬
“Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta
memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang
batil dan mengingkari nikmat Allah?”
[QS. An-Nahl (16): 72]

18
ُ‫َث َو ََّل تَ َضع‬ ُ َ ً ‫ك ْم أَ ْز َو‬
ُ ََ َ ‫َ اُ َ ََ ُ ْ ْ َُ ُا ْ ُْ َ ُا‬
ٰ َ ْ ‫اجا ۚ َو َما َتْ ِم ُل م ِْن أن‬ ‫اب ثم مِن نطف ٍة ثم جعل‬
ٍ ‫واَّلل خلقكم مِن تر‬
ٌ‫سي‬ ‫ا َٰ َ َ َ ا‬
َ ‫اَّللِ ي‬ َ ‫ْ ُ ُ ا‬ ُ َُْ ََ ‫ْ ََ ُ َ ا ُ ْ ُ َ ا‬ ‫ا‬
ِ ‫اب ۚ إِن ذل ِك لَع‬ ٍ ‫إَِّل بِعِل ِمهِ ۚ وما يعمر مِن معم ٍر وَّل ينقص مِن عم ِره ِ إَِّل ِِف كِت‬
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian
Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada
seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan
dengan sepengetahuan-Nya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan
tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab
(Lauh Mahfuzh). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.”
[QS. Fathir (35): 11]
19
ُ
ْ‫كم‬ َُْ ْ ْ ُ َ ََ َ ْ َْ َ َ َ ‫ا‬ ُ َ
ِ ‫ات واْلر ِض ۚ جعل لكم مِن أنف‬
‫س‬ ِ ‫او‬ ‫م‬ ‫الس‬ ‫ر‬ ‫ط‬
ِ ‫ا‬ ‫ف‬
َ َْ ْ ُ َُْ َ ً ََْ ِ ََْْ َ َ ً ََْ
‫أزواجا ومِن اْلنعام أزواجا ۖ يذرؤكم فِيهِ ۚ ليس‬
ُ ‫يع ْاْلَ ِص‬
‫ي‬ ْ َ ِ‫َك ِمثْلِه‬
‫َش ٌء ۖ َو ُه َو ا‬
ُ ‫الس ِم‬

“(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia


menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan
dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis
hewan ternak pasangan-pasangan (juga).
Dijadikan-Nya kamu berkembang biak
dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun
yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang
Maha Mendengar, Maha Melihat.”
[QS. Asy-Syura (42): 11]

20
7. KETURUNAN SHOLEH

Ma’qil bin Yasarzmenuturkan:


“Seseorang datang kepada Nabi n lalu mengatakan; ‘aku
mendapati seorang wanita yang memiliki kedudukan dan
kecantikan hanya saja ia tidak dapat melahirkan (mandul), apakah
aku boleh menikahinya?’ Nabi n menjawab: ‘Jangan’. Kemudian
orang tersebut untuk yang kedua kalinya dan memohon hal yang
sama, namun Nabi n tetap melarangnya. Kemudian ia datang yang
ketiga kalinya, maka Nabi n bersabda: ‘Nikahlah dengan wanita
yang punya sifat berbelas kasih lagi subur (banyak anak) karena
aku berbangga dengan jumlah kalian kepada umat-umat lain.’ ”
(HR. Abu Daud 2050, An-Nasai 3227)

21
8. SUMBER REZEKI

ْ ُُْ َ ‫َ ٌََ َ ََ ا‬
Nabi n bersabda:
ُ َ‫اَّللِ َوال ْ ُم ََكت‬
ُ‫ب يُريد‬ ‫ا‬
‫يل‬ َ ُ َ ُ
ِ ِ ِ ‫ المجاهِد ِِف سب‬:‫ثَلثة حق لَع اَّللِ عونهم‬
َ ََْ ُ ُ ُ ‫ََ َ َ ا‬
‫اْلداء وانلاكِح ي ِريد العفاف‬
“Ada tiga golongan pasti akan di tolong oleh Allah: Seorang Pejuang di jalan
Allah, Seorang budak yang ingin menebus dirinya dengan mencicil kepada
tuannya, dan Orang yang menikah karena ingin memelihara kesucian diri.”
(HR. At-Tirmidzi 1352, Ibnu Majah 1512, dihasankan oleh Al-Albani dalam Al-
Misykah 3089)

22
9. SUMBER PAHALA DAN KENIKMATAN

Abu Dzar z berkata: Sejumlah sahabat berkata: orang-orang


kaya telah mendapatkan pahala, mereka telah sholat
sebagaimana kami sholat, mereka berpuasa sebgaimana kami
berpuasa tetapi mereka lebih dengan bersedekah dengan
harta mereka.
Nabi n bersabda: Bukankah Allah telah menjadikan untuk
kalian apa yang dapat kalian sedekahkan, setiap tasbih, takbir,
tahmid dan tahlil sedekah, menyeru kepada kebaikan dan
melarang kemungkaran sedekah dan Persetubuhan seseorang
dari kalian adalah sumber pahala besar (sedekah).
Mereka bertanya: Apakah seseorang dari kami melampiaskan
syahwatnya ia mendapatkan pahala?. Nabi n bersabda:
Bukankah bila dilampiaskan pada yang haram (zina) dapat
dosa? Maka demikian pula bila dilampiaskan pada yang halal.
(HR. Muslim 1006)

23
10. MENJADI UMAT ISLAM TERBAIK

Sa’id bin Jubairzberkata: “Ibnu Abbas c berkata


kepadaku: ‘Apakah engkau sudah menikah?’. Aku
menjawab: ‘Belum’. Dia berkata: ‘Menikahlah, karena
sebaik-baik umat ini adalah yang paling banyak istrinya.’ ”
(HR. Al-Bukhari 5199, Ahmad 2049)

24
11. PENYELAMATAN DIRI DARI YANG HARAM

Nabi n bersabda:
َُ ْ َ ََْْ ََ ْ ََ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ َ َ
‫إذا نظر أحد‬
ِ ‫كم ِإَل َم‬
،‫اس ِن امرأ ٍة فليأ ِت أهله‬
َ‫ِفَإ َّن َما َم َع َها مثْ َل َما َم َعها‬
ِ ِ
“Jika salah seorang dari kalian melihat
kecantikan wanita, maka hendaklah ia
mendatangi (menggauli) isterinya. Sebab,
apa yang dimilikinya sama dengan yang
dimiliki isterinya.”
(HR. Muslim 1403, At-Tirmidzi 1158, Abu
Daud 2151, Ahmad 14128)

25
❤️Abdullah bin Mas’ud z berkata: “Seandainya aku tau
bahwa ajalku tinggal sepuluh hari lagi, niscaya aku ingin
pada sisa malam-malamku ditemani oleh seorang istri yang
tidak berpisah dariku.”(HR. Ibnu Abi Syaibah IV/128, Abdurrazzak
10382, IV/170)
❤️Imam Ahmad v ditanya: “Apakah seseorang diberi pahala
saat mendatangi istrinya sedangkan dia sedang tidak
bersyahwat padanya. Ia menjawab: ‘Iya, demi Allah, karena
ia bisa menginginkan anak,’ atau ia bisa mengatakan; ‘Ini
adalah wanita muda jadi mengapa aku tidak memberinya
pahala?’” (Al-Mughni bisy Syarhil Kabir VII/31)

26
❤️Maisarah berkata: “Thawus berkata kepadaku: ‘Engkau
benar-benar menikah atau aku mengatakan kepadamu
seperti yang dikatakan Umar z kepada Abu Zawaid:
‘Tidak ada yang menghalangimu untuk menikah kecuali
kelemahan atau banyak dosa.’” (Abdurrazak 10384, IV/170, Syiar
A’lam Nubalaa’ (V/47-48)
❤️Wahb bin Munabbih berkata: “Bujangan itu ibarat pohon di
tanah gersang yang terombang-ambing oleh angin demikian
dan demikian.” (Abdurrazak 10386, VI/171)

27
1. KENALI FISIK
Nabi n bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu hendak meminang
seorang perempuan, kemudian dia dapat melihat sebahagian apa yang
kiranya dapat menarik untuk mengawininya maka lakukanlah.” (HR.
Ahmad, Abu Daud)
Wajah >> Kecantikan
Telapak tangan >> Kurus/Gemuk.
2. KENALI KELUARGA
Pribadi seseorang dapat dikenali dari kondisi umum keluarganya.
3. KENALI LINGKUNGAN
Hadits Nabi n : “Seseorang (akhlaknya) tergantung pada
teman/sahabatnya.” (HR. Abu Daud 4833, At-Tirmidzi 2378, Ahmad 14/142)
4. ISTIKHORAH
5. MENIKAH

28
1. KELEBIHAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
Allah f telah menciptakan pria dan wanita yang masing-masing
memiliki kelebihan juga kekurangan yang harus dipahami oleh
setiap PASUTRI. Hidup akan stabil pada saat masing-masing
menjalankan kewajiban yang telah Allahfbebankan sesuai
dengan fitrahnya. Apabila terdapat suami yang mengambil alih
kewajiban istri atau sebaliknya, maka pernikahan akan berakhir
dengan ketidakstabilan atau bahkan perceraian.

29
َْ ٌ ‫لَع َب ْعض ۚ ل ِلر َجال نَ ِص‬ََ ْ ُ َ ْ َ ُ‫ََ َََاْ َ َ ا َ ا‬
ِ‫يب م اِما اكت َس ُبوا ۖ َول ِلن ِ َساء‬ ِ ِ ٍ ٰ ‫وَّل تتمنوا ما فضل اَّلل بِهِ بعضكم‬
ْ َ ‫كل‬
ً‫َش ٍء َعلِيما‬ ُ َ َ َ‫ا ا‬ ْ َ ْ َ‫َ ٌ ا َْ َ َْ َ ْ َُ ا‬
ِ ِ ‫ن ِصيب مِما اكتسْب ۚ واسألوا اَّلل مِن فضلِهِ ۗ إِن اَّلل َكن ب‬
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah
kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada
bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada
bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian
dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. An-Nisa (4):32)
30
2. PERINTAH ALLAH f SALING MEMBANTU

َ ْ ُْ َ َ ْ ََْ َ ُ ْ َ ْ َ ُ َُْ ْ َ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ُ َ ْ ُْ َ َ ُ ْ ُْ َ
‫وف وينهون ع ِن المنك ِر‬ ِ ‫والمؤمِنون والمؤمِنات بعضهم أو ِْلاء بع ٍض ۚ يأمرون بِالمعر‬
‫َ ُ ُ َ ا َ َ َ ُ ْ ُ َ ا َ َ َ ُ ُ َ ا َ َ َ ُ َ ُ ُ َٰ َ َ َ ْ َ ُ ُ ُ ا ُ ا ا‬
َ‫اَّلل‬ ‫وي ِقيمون الصَلة ويؤتون الزَكة وي ِطيعون اَّلل ورسوَل ۚ أولئِك سيْحهم اَّلل ۗ إِن‬
ٌ ‫َعز‬
ٌ ‫يز َحك‬
‫ِيم‬ ِ
“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka
menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang
makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan
zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh
Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
[QS. At-Taubah (9):71]
31
3. ALLAHfTIDAK MEMBEDAKAN ANTARA PRIA DAN
WANITA DALAM BALASAN AMALAN
ً‫اْل ان َة َو ََّل ُي ْظلَ ُمو َن نَقِيا‬ َ ُ ُ ْ َ َ َٰ ُ َ ٌ ْ ُ َ ُ َ ٰ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ
َ ْ ‫ون‬ ‫َو َم ْن َي ْع َم ْل م َِن ا‬
َ ِ ‫الص‬
‫ات مِن ذك ٍر أو أنَث وهو مؤمِن فأولئِك يدخل‬ ِ ‫اِل‬
“Dan barangsiapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun
perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga
dan mereka tidak dizalimi sedikit pun.”
[QS. An-Nisa (4):124]

32
4. ISLAM MEMULIAKAN WANITA
❤️ Allahyang Maha Suci telah
menamakan salah satu surat di
dalam Al-Qur’ab dengan Surat An-
Nisa’ yang artinya wanita-wanita.
❤️ Islamhanya memikulkan masing-
masing dari pria dan wanita beban
syariat sesuai dengan fitrah
masing-masing tanpa harus
memaksakan diri untuk
mengerjakan kewajiban lawan
jenisnya.

33
Dari Ibnu Abbasz:
“Seseorang wanita datang kepada Nabi n dan
berkata; ‘Aku utusan para wanita kepada anda,
jihad telah Allah catatkan bagi kaum lelaki, bila
mereka ikut mereka dapat pahala, bila mereka
terbunuh mereka tetap hidup di sisi Tuhan
mereka diberi rezki. Sementara kami kaum
wanita mengerjakan selain itu, lalu apa yang
kami dapatkan?
‘Nabi n bersabda: ‘Sampaikan kepada semua
wanita yang engkau temui bahwa mengakui hak
suami akan mengimbangi semua itu dan sangat
sedikit dari kalian yang melakukannya.’ “
(HR. At-Thabaraniy 11/410)

34
5. ISLAM MENGUKUR MASING-MASING SESUAI DENGAN
BEBAN SYARIAT DAN KETAKWAAN SETIAP INDIVIDU
‫ا‬ ُ َ َ َ َ َ َ َ ً ُ ُ ْ ُ َ ْ َ َ َ ٰ َ ْ ُ َ َ َ ْ ْ ُ َ ْ َ َ ‫َ َ ُّ َ ا ُ ا‬
‫يا أيها انلاس إِنا خلقناكم مِن ذك ٍر وأنَث وجعلناكم شعوبا وقبائِل ِلِ عارفوا ۚ إِن‬
ٌ‫ِيم َخبي‬ٌ ‫اَّلل َعل‬ ُ ََْ ‫َ ْ ََ ُ ْ َْ ا‬
َ ‫اك ْم ۚ إ ان ا‬
ِ ِ ‫أكرمكم عِند اَّللِ أتق‬
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”
[QS. Al-Hujarat (49):13]

35
• Adanya wali mempelai
wanita
• Adanya kalimat akad
• Adanya mahar
• Adanya dua saksi yang
terpercaya
• Diiklankan
• Tidak ada pelanggaran
syariat secara umum,
seperti: terbukanya aurat,
ikhtilath, musik, makan
sambil berdiri, dll.

36
MUQODDIMAH KEWAJIBAN SUAMI
ُ ْ َ ُ ‫َ َ َ ُّ َ ُ ا َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ ا‬ ُ ََ ََ ُْ َ ْ َََ ُ َ‫َ ُْ َ ا‬
‫اَّلل ِِف أ ْر َحا ِم ِه ان إِن ك ان‬ ‫س ِه ان ثَلثة ق ُرو ٍء ۚ وَّل َيِل لهن أن يكتم َن ما خلق‬ ِ ‫َت ابص َن بِأنف‬ ‫والمطلقات ي‬
ََ ‫ُْ ا‬ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ َٰ َ َ ْ ْ ‫ا‬ ْ
‫صَل ًحا ۚ َول ُه ان مِثل اَّلِي عليْ ِه ان‬ ‫يُؤم اِن بِاَّللِ َواْلَ ْو ِم اَلخ ِِر ۚ َو ُب ُعوِلُ ُه ان أ َح ُّق ب ِ َردِه اِن ِِف ذل ِك إِن أرادوا ِإ‬
ٌ ‫يز َحك‬
‫ِيم‬ ُ ‫وف ۚ َول ِلر َجال َعلَيْه ان َد َر َج ٌة ۗ َو ا‬
ٌ ‫اَّلل َعز‬
ِ ِ ُ ‫بال ْ َم ْع‬
‫ر‬
ِ ِ ِ ِ

“Dan para istri yang diceraikan (wajib) menahan diri mereka (menunggu) tiga kali
quru'. Tidak boleh bagi mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah
dalam rahim mereka, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhir. Dan para
suami mereka lebih berhak kembali kepada mereka dalam (masa) itu, jika
mereka menghendaki perbaikan. Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak
seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut. Tetapi para suami
mempunyai kelebihan di atas mereka. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
[QS. Al-Baqoroh (2): 228]

(Quru' dapat diartikan suci atau haid)

37
MUQODDIMAH KEWAJIBAN SUAMI

KEPEMIMPINAN ADA DI TANGAN SUAMI

ٌ‫ات قَان َِتات‬


ُ ‫اِل‬ ‫لَع َب ْعض َوب َما َأنْ َف ُقوا م ِْن أَ ْم َوالِه ْم ۚ فَ ا‬
َ ِ ‫الص‬ ٰ َ َ ‫اَّلل َب ْع َض ُه ْم‬ ََ َ ُ ‫َ ُ َا‬
ُ ‫لَع الن ِ َساءِ ب َما فَ اض َل ا‬ ‫الرجال قوامون‬
ِ ِ ٍ ِ ِ
ُ ْ َ َ َ ْ ‫َ ُ َُ ا ُ ُ ا َ ْ ُ ُ ُ ا‬ َ ُ ُ َ َ ‫ا‬ َ ُ‫َ َ َ ا‬ ْ
َْ ٌ َ َ
ۖ ‫اض ُبوه ان‬
ِ ‫جعِ و‬ ِ ‫ب بِما حفِظ اَّلل ۚ والَل ِِت َتافون نشوزهن فعِظوهن واهجروهن ِِف المضا‬ ِ ‫حاف ِظات ل ِلغي‬
ً‫اَّلل ََك َن َعل ًِّيا َكبيا‬
َ ‫يَل ۗ إ ان ا‬ ً َ ‫َ ْ ََ َْ ُ ْ ََ َُْ َ َْ ا‬
ِ ِ ِ ‫فإِن أطعنكم فَل تبغوا علي ِهن سب‬
“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan),
dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka
perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan
menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).
Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu
beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah
ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu,
maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh,
Allah Mahatinggi, Mahabesar.”
[QS. An-Nisa (4):34]

38
MUQODDIMAH KEWAJIBAN SUAMI

Wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allahf, memelihara diri
ketika suaminya tidak ada[1] sebagaimana Allah telah memelihara
(mereka)[2]. Adapun wanita-wanita yang kalian khawatirkan nusyuz-nya[3],
maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka,
dan pukullah mereka. Jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu
mencari-cari jalan untuk menyusahkannya[4]. Sesungguhnya Allah Maha
Tinggi lagi Maha Besar.
[1] Maksudnya: tidak berlaku curang dan selalu menjaga rahasia dan harta suaminya.
[2] Maksudnya: Allahftelah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya
dengan baik.
[3] Nusyuz: meninggalkan kewajiban sebagai isteri, seperti: meninggalkan rumah tanpa izin
suaminya.
[4] Maksudnya: untuk memberi pelajaran kepada isteri yang dikhawatirkan
pembangkangannya haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat
barulah dipisahkan dari tempat tidur mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah
dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. bila cara
pertama telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain dan seterusnya.

39
1. PERLAKUAN YANG BAIK
َ ْ ُ ُ ُ َ َ ً َ َ َ ُ َ ْ َ ُ َ ُّ َ َ َ َ ‫َ َ ُّ َ ا‬
‫اء ك ْرها ۖ َوَّل ت ْعضلوه ان ِلِ َذه ُبوا‬ ‫آم ُنوا َّل َيِل لك ْم أن ت ِرثوا النِس‬ ‫يا أيها اَّلِين‬
ْ َ ْ ْ ُ ُ َ َ َ َُ َ َ َ َ ْ ْ َ ‫ا‬ ُ َُْ َ ْ
‫وف ۚ فإِن‬ِ ‫ِشوه ان بِال َمع ُر‬ ِ ‫ب ِ َبع ِض ما آتيت ُموه ان إَِّل أن يأت ِني بِفاحِش ٍة مبيِن ٍة ۚ وَع‬
ً ِ ‫يا َكث‬ ُ ‫ج َع َل ا‬
ً ْ ‫اَّلل فِيهِ َخ‬ ْ َ َْ ٰ َ ََ ‫َ ُُْ ُ ا‬
ْ ‫ك َر ُهوا َشيْ ًئا َو َي‬
‫يا‬ ‫ك ِرهتموهن فعَس أن ت‬

“Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi


kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa
dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena
hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang
telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila
mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan
bergaullah dengan mereka menurut cara yang
patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak
menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan
kebaikan yang banyak padanya.”
[QS. An-Nisa (4): 19]

40
TERJEMAHAN AN-NISA (4):19
19. “Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu
mempusakai wanita dengan jalan paksa[1] dan janganlah
kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil
kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan
kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan
keji yang nyata[2]. dan bergaullah dengan mereka secara
patut. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan
yang banyak.”

[1] Menurut adat sebahagian Arab Jahiliah apabila seorang


meninggal dunia, maka anaknya yang tertua atau anggota
keluarganya yang lain mewarisi janda itu. Lalu janda tersebut
boleh dikawini sendiri atau dikawinkan dengan orang lain yang
maharnya diambil oleh pewaris atau tidak dibolehkan kawin lagi.
[2] Maksudnya: berzina atau membangkang perintah.

41
Rasul n bersabda:
“Berbuat baiklah pada kaum wanita
(istri), karena wanita diciptakan dari
tulang rusuk yang bengkok. Dan yang
paling bengkok dari tulang adalah
bagian atasnya, jika kamu paksa
meluruskannya, maka kamu akan
mematahkannya dan jika kamu
biarkan bengkok, maka akan tetap
bengkok. Karena itu berbuat baiklah
pada kaum wanita”.
(HR. Al-Bukhari 3331)

42
Rasul n bersabda:
“Janganlah seorang mukmin membenci
(istri) mukminah, bila ia membenci
salah satu sifatnya maka ia bisa
ridho dengan sifat/akhlaknya yang
lain.” (HR. Muslim)

Anas bin Malik z:


“Nabi n tidak pernah berkata dan
berbuat kasar pada istri-istri juga
pembantu-pembantunya.”
(HR. Muslim)

43
2. NAFKAH (MEMBERIKAN PAKAIAN, MAKANAN DAN RUMAH)

‫كنا‬ ُ ْ ‫ا‬ ْ َ َ ُ َ ُ ‫َ ْ ُ ُ ا ْ َ ْ ُ َ َ ْ ُ ْ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ُ َ ُّ ُ ا‬
‫أسكِنوهن مِن حيث سكنتم مِن وج ِدكم وَّل تضاروهن ِلِ ضيِقوا علي ِهن ۚ ِإَون‬
‫وه ان أُ ُجو َر ُهن ۖا‬
ُ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ َْ ْ َ ‫َ ْ ََْ ُ َ َْ ا َ اٰ َ َ ْ َ َ َُْ ا‬
‫ت ْح ٍل فأن ِفقوا علي ِهن حَّت يضعن ْحلهن ۚ فإِن أرضعن لكم فآت‬
َ ُ
ِ ‫أوَّل‬
ْ ُ َُ ُ ْ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ
ٰ‫خ َرى‬ ُ ْ َ ْ ُ ََْ ُ ََْ
‫ضع َل أ‬
ِ ‫وف ۖ ِإَون تعاَستم فسَت‬
ٍ ‫وأت ِمروا بينكم بِمعر‬
“Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut
kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk
menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu
sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka
melahirkan, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu maka
berikanlah imbalannya kepada mereka; dan musyawarahkanlah di antara kamu
(segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan, maka
perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.”
[QS. At-Thalaq (65): 6]

44
Rasul n bersabda:
“Sesungguhnya kalian punya hak
atas istri-istri kalian dan mereka
pun mempunyai hak dari kalian.
Dan hak kalian dari mereka;
mereka tidak boleh berkhianat dan
tidak memasukkan siapapun
yang kalian tidak senangi ke
dalam rumah kalian”.
Hak mereka dari kalian ialah;
kalian memberikan yang terbaik
dari pakaian juga makanan untuk
mereka.”
(HR. At-Tirmidzi 1163)

45
Rasul n bersabda:
“Bertakwalah pada Allah pada wanita, sebab mereka ‘tawanan’
di tangan kalian yang kalian nikahi dengan amanah dari Allah
dan terhalalkan bagi kalian kemaluan mereka dengan kalimat
Allah. Mereka punya hak atas kalian untuk diberi nafkah dan
pakaian secara ma’ruf.”
(HR. Muslim, Abu Daud dan At-Tirmidzi)
46
Dinar yang engkau infaqkan di jalan Allah, dinar
yang engkau infaqkan untuk pembebasan budak,
dinar yang engkau infaqkan kepada fakir miskin,
dan dinar yang engkau belanjakan untuk
keluargamu, yang paling agung pahalanya adalah
yang engkau belanjakan bagi keluargamu.
(HR. Muslim)

47
Rasul n bersabda:
Jika salah seorang di antaramu miskin, hendaknya
dimulai dengan dirinya. Dan jika dalam itu ada
kelebihan, barulah diberikan untuk keluarganya.
Lalu apabila ada kelebihan lagi, maka untuk
kerabatnya. Kemudian apabila masih ada
kelebihan, barulah untuk ini dan itu.“
(HR. Muslim)

48
Apabila suami tidak memberi nafkah, maka boleh istri
mengambil dari harta suami secara ma’ruf untuk
kebutuhan dia dan anaknya. Sebagaimana kisah Hindun
istri Abu Sufyan.
Rasul n bersabda pada Hindun
setelah ia mengeluh bahwa suaminya
Abu Sufyan tidak memberinya nafkah
juga anak-anaknya (kikir), apakah ia
berdosa dengan mengambil harta
suami tanpa sepengetahuannya,
“Ambillah dari hartanya secara
ma’ruf yang dapat
mencukupimu dan anak-
anakmu.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

49
3. TERMASUK HAK ISTRI: PERLINDUNGAN, PENDIDIKAN DAN
TUNTUNAN; TERUTAMA BERHUBUNGAN DENGAN
KEWAJIBANNYA DALAM RUMAH TANGGA
ٌ َ َ َ ََْ َ َُ َ ْ َ ُ ‫ُ ْ َ ً َُ ُ َ ا‬ ْ َ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ُ ُ َ َ ‫َ َ ُّ َ ا‬
‫يا أيها اَّلِين آمنوا قوا أنفسكم وأهلِيكم نارا وقودها انلاس واِل ِجارة عليها مَلئِكة‬
َ ُ َ ُْ َ َ َُ ََْ ْ ُ َ ََ َ َ‫َ ٌ َ َ ْ ُ َ ا‬ ٌ َ
‫غَِلظ ِشداد َّل يعصون اَّلل ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan


keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras,
yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia
perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”
[QS. At-Tahrim (66): 6]

50
Rasul n bersabda:
“Tiga orang yang paling berat siksaannya
pada hari kiamat;
1. Laki-laki yang menikahi wanita dan setelah
ia menggaulinya lalu ia menceraikannya
dan mencuri maharnya.
2. Seseorang menyewa jasa seseorang lain
dan tidak membayar upahnya,
3. Membunuh hewan tanpa alasan.”
(HR. Al -Albani, Hasan)

Rasul n bersabda:
“Cukuplah (menyakitkan ganjaran) orang
yang membengkalaikan kewajiban
nafkahnya.” (HR. Muslim)

51
4. MEMENUHI KEBUTUHAN BIOLOGIS ISTRI

(Kisah Salman Al Farisi dan Abu


Darda c)
Rasul n bersabda:
“Sesungguhnya Tuhanmu
mempunyai hak atas dirimu,
tubuhmu juga mempunyai
hak, istrimu juga mempunyai
hak, maka berilah masing-
masing haknya.”
(HR. Al-Bukhari 1938)

52
Rasul n bersabda: “Dan pada kemaluan kalian ada shadaqoh
(pahala).” Wahai Rasulullah, apakah seseorang diantara kami
mendatangi istrinya dan lantas ia mendapatkan pahala? Nabi n:
“Bukankahkah bila ia meletakkan kemaluannya pada yang
haram, ia akan mendapatkan dosa? Demikian pula bila ia
meletakkan pada yang halal maka ia akan mendapatkan
pahala.”
(HR. Muslim 1006)

53
5. BERHIAS UNTUK ISTRI
“Dan para wanita (istri) memiliki
hak yang seimbang dengan
kewajibannya.”
[QS Al Baqarah (2):228]
Ibnu Abbas c berkata tentang
ayat ini:
“Aku senang berhias untuk istriku
sebagaimana aku senang ia berhias
untukku, karena Allah f
berfirman: ‘Dan para wanita (istri)
memiliki hak yang seimbang
dengan kewajibannya.’”
(HR. Ibnu Jarir dan Ibnu Ubay)

54
1. Perasaan dominan dalam hidup
2. Pendendam
3. Sulit berterima kasih
4. Egois pada haknya
5. Mudah memaafkan
6. Suka dimanja
7. Suka dipuji
8. Lamban/lelet
9. Suka sesuatu yang terulang

55
1. KETAATAN DAN MENCARI RIDHO SUAMI

Renungilah wahai saudariku muslimah hadits-hadits Nabi n


dibawah ini:
“Bila seorang wanita menjaga sholat lima waktunya,
berpuasa Ramadhan dan mentaati suaminya, (bila ia
meninggal dunia) kecuali ia akan masuk dari salah satu
delapan pintu syurga yang ia inginkan.”
(HR. Muslim)
56
Rasul n bersabda:
“Semua istri yang taat pada suaminya, akan dimohonkan
ampun oleh seluruh burung, seluruh makhluk di air,
bahkan para malaikat di langit, matahari dan bulan
memohon ampun, selama ia masih dalam keridhoan
suaminya. Dan tidak ada seorang istripun yang durhaka
pada suaminya kecuali ia akan dilaknat oleh para malaikat
dan seluruh manusia. Tidak ada seorang istripun yang
memaling wajahnya dari suaminya kecuali ia telah
mendapatkan murka Allah sampai ia membuat suaminya
tersenyum dan membuatnya ridho. Setiap istri yang keluar
dari rumah tanpa izin suaminya, maka akan dilaknat oleh
para malaikat sampai ia pulang.
(Lihat Al-Kabair karya Adz-Dzahabi H. 175)

57
Rasulullah n bersabda:
“Tidak ada seorang istripun yang meninggal dunia lalu suaminya ridho
kecuali ia pasti masuk syurga.”
(HR. At-Tirmidzi 1161)
Rasulullah n bersabda:
“Aku dilihatkan kepada penghuni neraka maka yang paling banyak aku
lihat dari penghuninya adalah wanita, mereka kufur.” Ditanyakan
kepada beliau n: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Nabi n
bersabda: “Mereka memungkiri pemberian dan kebaikan suami.
Apabila kamu berbuat baik kepadanya seabad lalu ia melihat satu
kesalahan darimu, maka ia (istri) akan berkata: Aku belum pernah
melihat satu kebaikanpun darimu.”
(HR. Al-Bukhari 29, Muslim 907)

58
1. Akal pikiran dominan
2. Hormatilah kepemimpinannya
3. Tidak suka dihardik
4. Tidak suka digurui
5. Suka diterimakasihi
6. Suka dihormati keputusannya
7. Dahulukan dirinya dalam hal-hal duniawi

59
Rasulullah n bersabda:
“Allah tidak akan melihat seorang istri yang tidak
berterima kasih pada suaminya, padahal ia
butuh pada suaminya.”
(HR. An-Nasai 9135)

Rasulullah n bersabda:
“Tiga golongan yang tidak akan diterima
sholatnya, amalan-amalannya tidak akan
diangkat ke langit: Seorang budak yang lari dari
tuannya sampai ia kembali, Istri yang suaminya
marah padanya sampai suami itu ridho
padanya, Orang yang mabuk sampai ia sadar.”
(HR. Ibnu Hibban 5355)

60
Bibi dari sahabat Hushain bin Muhshin
mengeluh tentang suaminya. Maka Rasul n
bersabda: “Hati-hatilah, karena suamimu
adalah syurga atau nerakamu.”
(HR. An-Nasai 8914)

Aisyah x berkata: “Wahai sekalian


wanita, apabila kalian tahu hakikat hak
suami kalian terhadap kalian, maka pastilah
seseorang dari kalian mengambil debu kaki
suaminya dan meletakkannya pada
pipinya.”
(Lihat Kitab Ahkamu An-Nisa, Ibnu Al-Jauzi,
hal. 139)

61
Rasulullah n bersabda:
“Wanita dari kalian yang menjadi penghuni syurga ialah; (1) Yang
penuh dengan kasih sayang, (2) Subur, (3) Mengalah pada
suaminya yang bila ia disakiti atau menyakiti suaminya, ia
mendatangi suaminya dan ia meletakkan tangannya pada tangan
suaminya seraya berkata pada suaminya: Demi Allah, Aku tidak
akan tertidur sampai engkau ridho padaku.”
(HR. An-Nasai 9094)

62
2. KEBUTUHAN BIOLOGIS SUAMI
Rasulullah n bersabda:
“Apabila seorang suami memanggil
istrinya ke ranjang lalu si istri tidak
mendatanginya, maka istri tersebut
dilaknat oleh para malaikat hingga pagi.”
(HR. Al-Bukhari 3237, Muslim 1436)

Rasulullah n bersabda:
“Bila seorang suami memanggil istrinya
ke ranjang sedang si istri sedang di corong
asap rumahnya, maka istri harus
bersegera menjawab panggilan
suaminya.”
(HR. Ibnu Hibban 4165)

63
Rasulullah n bersabda:
“Demi Dzat yang jiwaku dalam genggaman-Nya, tidak ada seorang
suamipun yang memanggil istrinya ke ranjang lalu sang istri menolak
kecuali (Allah yang Maha Suci) yang berada dilangit murka padanya
sampai suaminya memaafkannya.” (HR. Muslim 1436)

Rasulullah n bersabda:
“Awal amalan yang akan dihisab pada hari kiamat bagi seorang
wanita; sholat dan hubungan dengan suaminya.”

Rasulullah n bersabda:
“Sebaik-baik wanita kalian ialah; yang menyenangkanmu saat
engkau memandangnya, mentaati bila engkau memerintahkan dan
menjaga kehormatan dan hartanya saat sedang tidak bersama. (HR.
Ath Thabaraniy 14969)

64
3. TIDAK BERIBADAH SUNNAH
KECUALI ATAS IZIN SUAMI
Rasul n bersabda:
Bila aku memerintahkan seseorang sujud pada
orang lain, maka aku akan perintahkan agar
istri sujud pada suaminya, karena besarnya
haknya yang telah Allah tentukan.
(HR. Abu Daud 2140)

Rasul n bersabda:
Tidak halal bagi seorang istri yang beriman
pada Allah dan hari kiamat untuk berpuasa
sementara suaminya sedang ada kecuali
dengan izinnya, dan tidak boleh istri
memasukkan siapapun ke rumahnya kecuali
dengan izin suaminya.
(HR. Al-Bukhari 5195, Muslim 1026)

65
4. MEMELIHARA DAN MENJAGA KEHORMATAN, HARTA
DAN ANAK-ANAK SUAMI, SERTA MENGURUS RUMAHNYA
‫ات‬ ٌ ‫ات قَان َِت‬
ٌ ‫ات َحاف َِظ‬ ُ ‫اِل‬ ‫لَع َب ْعض َوب َما َأنْ َف ُقوا م ِْن أَ ْم َوالِه ْم ۚ فَ ا‬
َ ِ ‫الص‬ ٰ ََ ْ ُ َ ْ َ ُ‫َ َ ا َ ا‬
‫م‬ ‫ه‬ ‫ض‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫اَّلل‬ ‫ل‬ ‫ض‬ ‫ف‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ب‬ ِ ‫ء‬ ‫ا‬‫س‬
ََ َ ُ ‫َ ُ َا‬
َ ِ ‫لَع الن‬ ‫الرجال قوامون‬
ِ ِ ٍ ِ ِ
َ
َُْ ََ ْ ُ َْ َ ْ َ ‫َ ْ ُ ُ ا‬ َ َ ْ ‫ُ ا َ ُ ُ ُ ا‬ْ ُ َ ‫َُ ا‬ ُ ُ َ ُ َ َ ‫ا‬ َ ُ‫ا‬ َ َ َ ْ ْ
َ
‫اضبوهن ۖ فإِن أطعنكم فَل تبغوا‬ ِ ‫جعِ و‬ ِ ‫ب بِما حفِظ اَّلل ۚ والَل ِِت َتافون نشوزهن فعِظوهن واهجروهن ِِف المضا‬ ِ ‫ل ِلغي‬
ً ‫اَّلل ََك َن َعل ًِّيا َكب‬
‫يا‬
ً َ ‫َ َْ ا‬
َ ‫يَل ۗ إ ان ا‬
ِ ِ ِ ‫علي ِهن سب‬
“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka
(laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang
saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak
ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu
khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah
mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika
mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya.
Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar.”
[QS. An-Nisa (4):34]
Sebagai kepala keluarga, suami bertanggung jawab untuk melindungi, mengayomi, mengurusi, dan mengupayakan
kemaslahatan keluarga.

66
Nabi n bersabda:
Dan wanita pemimpin di rumah dan terhadap anak-anak suaminya
dan ia akan dimintai pertanggungjawaban (pada hari kiamat).
(HR. Al-Bukhari & Muslim)

67
5. TIDAK KELUAR RUMAH DAN BERAKTIFITAS
TANPA SEIZIN SUAMI
َْ ‫اَ ُْا ََ َْ َ ْ َ َْ ْ ََ ْ َ َ ا‬ َ ََ ‫َْ ُا‬
َ َ
ِ‫ب لسُت كأح ٍد مِن النِساءِ ۚ إ ِ ِن اتقيُت فَل َتضعن بِالقو ِل فيطمع اَّلِي ِِف قلبِه‬ ‫َ َ َ ا‬
ِ ِ ‫يا ن ِساء انل‬
ً ُْ َ ًَْ َ ْ َُ ٌ َ َ
‫مرض وقلن قوَّل معروفا‬
32. “Wahai istri-istri Nabi, kamu tidaklah seperti perempuan-perempuan yang lain jika
kamu bertakwa. Maka, janganlah kamu merendahkan suara (dengan lemah lembut yang
dibuat-buat) sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya dan
ucapkanlah perkataan yang baik.” [QS. Al-Ahzab (33):32]

‫َ َ ْ َ ُ ُ ُ ا َ َ َ َ ا ْ َ َ َ ُّ َ ْ َ ا ْ ُ َ ٰ َ َ ْ َ ا َ َ َ َ ا َ َ َ َ ْ َ ا‬
َ‫اَّلل‬ ‫وقرن ِِف بيوت ِكن وَّل تَبجن تَبج اْلاهِل ِيةِ اْلوَل ۖ وأق ِمن الصَلة وآت ِني الزَكة وأطِعن‬
ً‫ت َو ُي َطه َر ُك ْم َت ْطهيا‬ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ ُ ُ‫َ َ ُ َُ ا َ ُ ُ ا‬
ِ ِ ِ ‫الرجس أهل اْلي‬ ِ ‫ورسوَل ۚ إِنما ي ِريد اَّلل ِْلذهِب عنكم‬
33. “Tetaplah (tinggal) di rumah-rumahmu dan janganlah berhias (dan bertingkah laku)
seperti orang-orang jahiliah dahulu. Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, serta taatilah
Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah hanya hendak menghilangkan dosa darimu,
wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” [QS. Al-Ahzab (33):33]

68
5. TIDAK KELUAR RUMAH DAN BERAKTIFITAS
TANPA SEIZIN SUAMI
ٰ َ َ ‫ِب ُمرهِ ان‬
‫لَع‬
ُ َ ْ ْ َْ َ َ ْ َ َ َ َ ‫ا َ َ ْ َ ْ َ ُ ُ َ ُ ا َ َ ُ ْ َ ََ ُ ا ا‬
‫ن‬ ‫ب‬‫ْض‬ ‫ْل‬ ‫و‬ ۖ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ن‬‫م‬ِ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫ظ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ‫َّل‬ ‫إ‬ ‫ن‬ ‫ه‬ ‫ت‬‫ين‬ ‫ز‬ ‫ِين‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫َّل‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫ه‬ ‫وج‬ ‫ر‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ظ‬ ‫ف‬ ‫ح‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫ِن‬ ‫ه‬ ‫ار‬ َ ْ ‫ض َن م ِْن َأب‬
‫ص‬
ْ ُ ْ َ َ ْ ُْ َُْ
‫ات يغض‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫وقل ل ِلمؤمِن‬
َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ‫ا‬ َ َ ُْ ََ ‫ُُ ا‬
‫ِين زِين َت ُه ان إَِّل ْلِ ُ ُعوِل ِ ِه ان أ ْو آبَائ ِ ِه ان أ ْو آبَاءِ ُب ُعوِل ِ ِه ان أ ْو أبْ َنائ ِ ِه ان أ ْو أبْ َناءِ ُب ُعوِل ِ ِه ان أ ْو إِخ َوان ِ ِه ان أ ْو بَ َِن‬ ‫جيوب ِ ِهن ۖ وَّل يبد‬
ْ َ َ ‫ا‬ ْ َ ْ
َ ‫ني َغ ْي أوَل ال ْر َبةِ م َِن‬ ُ َ ‫اِلابع‬ َ َ َ
ُ َْ ْ َ َ َ َ ْ ‫َْ ا َْ َ َ َ َ ا ْ َ ا‬ َ
‫ِين ل ْم َيظ َه ُروا‬ ‫الطف ِل اَّل‬ ِ ِ‫الرجا ِل أو‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
‫ان ُه ان أو ا‬
ِ ‫إِخوان ِ ِهن أو ب َِن أخوات ِ ِهن أو ن ِسائ ِ ِهن أو ما ملكت أيم‬
َ ُْ ُ ‫ا‬ َ َ ْ ْ َ َ
ً َِ ِ‫وبوا إَل ا اَّلل‬ ُ ُ‫ني م ِْن زينَتِه ان ۚ َوت‬ َ ‫ْضبْ َن بأَ ْر ُجلِه ان ِْلُ ْعلَ َم َما ُُيْف‬ ْ َ ََ َ َٰ َ
‫ِيعا أيُّ َه ال ُمؤم ُِنون ل َعلك ْم تفل ُِحون‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ات النِساءِ ۖ وَّل ي‬
َ ِ ‫لَع ع ْو َر‬

“Katakanlah kepada para perempuan yang beriman hendaklah mereka menjaga pandangannya,
memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (bagian tubuhnya),
kecuali yang (biasa) terlihat. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.
Hendaklah pula mereka tidak menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami
mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra suami mereka,
saudara-saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara
perempuan mereka, para perempuan (sesama muslim), hamba sahaya yang mereka miliki, para
pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak
yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Hendaklah pula mereka tidak mengentakkan
kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Bertobatlah kamu semua kepada
Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.” [QS. An-Nur (24):31]

69
Nabi n bersabda:
“Sebaik-baik wanita adalah yang apabila engkau memandangnya, maka ia membuatmu
senang, apabila engkau menyuruhnya, ia mematuhinya, dan apabila engkau tidak
berada di sampingnya, ia memelihara hakmu pada dirinya dan hartamu.”
(HR. Ath-Thabarani)

70
Rasulullah n bersabda:
“Apabila seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang
kepada kalian untuk meminang wanita kalian, maka hendaknya kalian
menikahkan orang tersebut dengan wanita kalian. Bila kalian tidak
melakukannya niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang
besar.”
(HR. Tirmidzi 1085)

71
Sudah semestinya seorang istri
menjaga rasa malu terhadap
suaminya, selalu berterima kasih
kepadanya, mentaatinya dalam
hal yang ma’ruf, menyambutnya
saat ia memasuki rumah,
menjahui semua yang membuat
suaminya marah, mengantarnya
saat ia akan keluar rumah,
senantiasa berhias untuknya,
menawarkan dirinya saat akan
tidur, menjahui sifat khianat saat
suami sedang tidak di rumah,
baik dalam hal kehormatan,
harta dan rumah suami, serta
senantiasa menghormati
keluarga suami.
72
Membaca doa sebelum berhubungan intim
Nabi n bersabda:
“Jika salah seorang di antara kalian ingin menggauli istrinya
hendaklah ia membaca:
BISMILLAHI, ALLAHUMMA JANNIBNASY SYAITHONA WA
JANNIBISY SYAITHONA MA RAZAQTANA
(Dengan nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan
jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada
kami -anak-).
Bila dikaruniakan anak, maka setan tidak akan
membahayakannya (anak). (HR. Muslim)

73
TERMASUK DI ANTARA ADAB
BERSETUBUH:
Tidak menggauli istri dari dubur.
Nabi n bersabda:
“Terlaknat siapapun yang menggauli
istrinya melalui dubur.”
(HR. Ahmad, Abu Daud & Nasai)
“Allah tidak akan melihat orang yang
menggauli istrinya dari dubur.”
(HR. Ahmad, Ibnu Majah)
”Barangsiapa yang menggauli istrinya
yang sedang haid atau dari dubur juga
yang mendatangi dan mempercayai
dukun, sungguh ia telah kafir terhadap
yang diturunkan pada Muhammad n.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Abu Daud)

74
Tidak menggauli istri saat haid dan nifas.
َ َ َ ْ ُ ْ َ ٰ‫ََ َْ َُ ُ ا َ ا‬ َ ْ َ َ ُ َْ َ ًَ َُ ُْ َ ْ َ َ َ َُ ََْ
‫يض ۖ وَّل تقربوهن حَّت يطهرن ۖ فإِذا‬ ِ ‫ح‬ِ ‫َتلوا النِساء ِِف الم‬ ِ ‫يض ۖ قل هو أذى فاع‬ ِ ‫ح‬
ِ ‫ويسألونك ع ِن الم‬
َ‫ب ال ْ ُم َت َطهرين‬
ُّ ‫ني َو ُيح‬ ‫ََ ا ْ َ َُْ ُ ا ْ َ ْ ُ ََ َُ ُ اُ ا ا‬
َ ‫اَّلل َُي ُِّب اِلا اواب‬
َ
ِ ِ ِ ِ ‫تطهرن فأتوهن مِن حيث أمركم اَّلل ۚ إِن‬

“Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu adalah
suatu kotoran.”65) Maka, jauhilah para istri (dari melakukan hubungan intim) pada waktu
haid dan jangan kamu dekati mereka (untuk melakukan hubungan intim) hingga mereka
suci (habis masa haid). Apabila mereka benar-benar suci (setelah mandi wajib),
campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang
yang menyucikan diri.” [QS. Al-Baqarah (2):222]

Haid adalah darah yang keluar bersama jaringan yang dipersiapkan untuk pembuahan di rahim perempuan.
Keluarnya secara periodik, sesuai dengan periode pelepasan sel telur ke rahim. Kondisi seperti itu yang dianggap
kotor dan menjadikan perempuan tidak suci secara syar‘i, termasuk tidak suci untuk digauli suaminya.

75
Nabi n bersabda: “Lakukan apa saja selain
persetubuhan.” (HR. Muslim)
Masruq v bertanya pada Aisyah x,
“Apakah yang boleh dilakukan suami
terhadap istrinya yang haid?” Aisyah x
menjawab: “Segala sesuatu kecuali
kemaluannya.” (HR. Muslim)
Aisyah x berkata:
“Jika salah seorang dari kami sedang haid,
lalu Rasul n ingin menggaulinya, maka
beliau n menyuruhnya mengencangkan
kain di tempat keluar haid lalu beliau
menggaulinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

76
PERINGATAN BAGI SUAMI DAN ISTRI
“Manusia paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada
hari kiamat ialah suami yang berhubungan biologis
dengan istrinya, juga istri yang mendatangi suaminya
lalu ia menyebarkan rahasia (hubungan dengan)
pasangannya.”
(HR. Muslim )

77
Nabi n bersabda:
“Mungkin seorang pria mengatakan
apa yang ia lakukan dengan istrinya
dan mungkin seorang wanita
mengatakan apa yang ia lakukan
dengan suaminya.” Asma binti Yazid
menjawab: “Benar demi Allah
wahai Rasulullah! Kaum wanita
melakukannya, begitu juga kaum
pria.” Nabi n bersabda: “Janganlah
lakukan itu! Sebab perumpamaan
itu seperti setan pria menemui
setan wanita di jalan lalu ia
menyetubuinya sementara semua
orang melihatnya.” (HR. Ahmad)

78
Menerapkan Syariat Allah f Dalam
Kehidupan Secara Keseluruhan.
❤️Menciptakan Lingkungan Islami Di
Rumah
❤️Menciptakan Suasana Islami Di
Rumah
❤️Mengenakan Busana Islami di Luar
& Dalam Rumah. Terutama Saat
Terdapat Bukan Mahram
❤️Mempertebal Dan Menambah Iman
Dengan Ilmu (Membaca,
Mendengar & Hadir Di Majlis-majlis
Ilmu)
❤️Menciptakan Pergaulan Sholeh

79
80

Anda mungkin juga menyukai