Anda di halaman 1dari 12

PERILAKU MENUNDA-NUNDA PERNIKAHAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

(Studi kasus di desa Warga Saluyu kecamatan Gunung Halu)

Proposal Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

TIA PERMANA
NIM: 180201.2959

PROGAM STUDI AKHWAL AL-SYAKHSIYYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NURUL IMAN
PARUNG-BOGOR
2021 M/1443 H
PERSETUJUAN PROPOSAL

Judul : Perilaku menunda-nunda pernikan ditinjau dari hukum Islam


(Studi kasus di desa Warga Saluyu kecamatan Gunung Halu)
Peneliti : Tia Permana
NIM : 180201.2959
Tanggal Persetujuan :

Disetujui Oleh,

Dosen Pengampu Ketua Jurusan


Seminar Proposal Syari’ah

Dr. Ali Mutakin, SH.Hk Khoerudin, M.H


PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Proposal skripsi ini berjudul “PERILAKU MENUNDA-NUNDA PERNIKAHAN DITINJAU DARI


HUKUM ISLAM (Studi kasus di desa Warga Saluyu kecamatan Gunung Halu)” telah diujikan
dalam sidang proposal skripsi Program Akhwal Al-Syakhsiyyah Sekolah Tinggi Agama Islam Nurul
Iman Parung-Bogor. pada tanggal……bulan….…tahun……….., proposal skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat melanjutkan skripsi.
Bogor......................2021
“PERILAKU MENUNDA-NUNDA PERNIKAHAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM”
(Studi kasus di desa Warga Saluyu kecamatan Gunung Halu)

A. Latar Belakang Masalah


Bagi generasi zaman dulu menikah merupakan suatu yang mesti di laksanakan, dan pada usia
tertentu orang sering di paksa atau di wajibkan oleh keluarganya untuk menikah agar tidak dikatakan
sebagai perawan tua. Namun kondisi zaman ini berbeda dengan zaman sekarang ini pernikahan justru
tidak lagi ditakuti, bahkan di angap hal sepele karena orang-orang sekarang lebih memprioritaskan untuk
karir terlebih dahulu karena beranggapan dengan tingginya karil bisa menaikkanderajat sosial di
masyarakat .
Agama Islam adalah agama Rahmatan lill ‘alamin, dan manusia diciptakan dari tanah yang suci
oleh Allah Ta'ala cocok dengan keadan suci ini, karena itu Allah Subhanahu wa Ta'ala menyuruh
manusia menghadapkan diri ke agama agar tidak terjadi penyelewengan dan penyimpangan. Sehingga
manusia berjalan di atas fitrahnya. Menikah merupakan sepertiganya agama dan salah satu sunah Rasul
saw yang di anjurkan dan bagian dari ajaran Islam. Nikah pun merupakan perintah allah dan karunia-Nya
karena telah menjadikan pasangan manusia masih dari jenisnya sendiri. 1
Bila naluri ini tidak dipenuhi
dengan jalan yang sah yaitu perkawinan, maka ia akan mencari jalan-jalan syaitan yang banyak
menjerumuskan ke lembah hitam.2 Firman Allah Ta'ala dalam QS. Ar-Ruum (30): 21 yang bermaksud:
ٰ ۚ
ٖ َ‫ق لَ ُكم ِّم ۡن َأنفُ ِس ُكمۡ َأ ۡز ٰ َو ٗجا لِّت َۡس ُكنُ ٓو ْا ِإلَ ۡيهَا َو َج َع َل بَ ۡينَ ُكم َّم َو َّد ٗة َو َر ۡح َمةً ِإ َّن فِي َذلِكَ أَل ٓ ٰي‬
٢ َ‫ت لِّقَ ۡو ٖم يَتَفَ َّكرُون‬ َ َ‫َو ِم ۡن َءا ٰيَتِ ِٓۦه َأ ۡن َخل‬

Artinya : “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang berfikir”3

1
Frans Herdarsah dan Rahmi Herliani. Yang Terlewatkan dalam Pernikahan. Jakarta: PT. Eleks Media
Komputindo, 2017), h. 31
2
Achmad Fanani, Nikah Nabi (Yogyakarta: Lamafa Publika, 2014), h. 1.
3
Departemen Agama RI, Cordova Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung : Syaamil Qur’an, 2012), h.406
Pernikahan adalah amanah dan tanggung jawab yang sangat besar karena setelah berkeluarga
harus saling memahami sesama pasangan. Bagi pasangan yang masing-masing mempunyai niat tulus
untuk membangun suatu keharmonisan di kehidupan bersama dan menyadari bahwa suatu
pernikahan ialah tanggung jawab dan amanah, maka pernikahan mereka bisa menjadi surga. Berikut
merupakan hadist yang menjelaskan tentang hukum pernikahan:
َ ِ‫صوْ ُم َوال اُ ْف ِط ُر فَبَلَ َغ َذل‬
‫ك النَبِ ْي فَقَا ل ما َ بَا‬ َ َ‫ضهُم ا‬ ُ ‫ب النَّبِ َي قَال بَ ْع‬
ُ ‫ضهُ ْم الاَتَ َز َو َُج َوقَا ل بَ ْع‬ ِ ‫َس اَ َّن نَفَرًا ِم ْن اَصْ َحا‬ ِ ‫ع َْن اَن‬
‫احمذ والبكخا ري و‬.‫ْس ِمنِّى‬ َ ‫ب َع ْنى ُسنَّتِي فَلَي‬ َ ‫صلِّي َواَنَ ُم َواَتَ َز َو ُج ال َسا ء فَ َم ْن َر ِغ‬ َ ُ‫صوْ ٌم َواُ ْف ِط ُر َوا‬
َ َ‫اُل َ ْق َو ٍام قَا لَ َك َذا َو َك َذ ل ِك ّن ا‬
‫مسل ْم‬

Dan dari Anas, bahwasanya ada sebagian shahabat Nabi SAW yang berkata, “Aku tidak
akan kawin”. Sebagian lagi berkata, “Aku akan shalat terus-menerus dan tidak akan tidur”. Dan
sebagian lagi berkata, “Aku akan berpuasa terus-menerus”. Kemudian hal itu sampai kepada Nabi
SAW, maka beliau bersabda, “Bagaimanakah keadaan kaum itu, mereka mengatakan demikian dan
demikian ?. Padahal aku berpuasa dan berbuka, shalat dan tidur, dan akupun mengawini wanita.
Maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, bukanlah dari golonganku”. [HR. Ahmad,
Bukhari dan Muslim]
Normanya pada zaman sekarang ini tidak lagi mengharuskan atau mewajibkan bahwa
seseorang harus menikah, selalu taat berada dalam perkawinan, atau memiliki anak, dan pada usia
berapa hal tersebut harus dilaksanakan. Orang-orang bisa saja terus melajang atau tidak menikah,
hidup bersama dengan pasangan berjenis kelamin sama(gay) atau berbeda tanpa ikatan pernikahan,
bercerai, menikah kembali ataupun sebaliknya, menjadi orang tua tunggal, atau terus hidup tanpa
kehadiran seorang anak; dan pilihan seseorang sangat mungkin berubah sepanjang mereka berpikir
semasa dewasa.
Kenyataan yang pasti bahwa di dalam suatu budaya yang ada didalamnya perkawinan
merupakan pola yang normal dan wajar bagi kehidupan orang dewasa, sebagian besar orang dewasa
ingin menikah atau pun sebaliknya dan mengalami tekanan,sindiran,guyonanan, dari orang tua dan
teman-teman agar segera menikah. Apabila dia belum juga menikah sampai pada waktu dia telah
mencapai usia 35 atau persis pada hari ulang tahunnya yang ketiga puluh lima tahun, mereka
cenderung untuk beralih tujuan dan nilai hidupnya ke arah nilai dan tujuan serta gaya hidup baru
yang berorientasi pada kalir atau pekerjaan, kesuksesan dalam karier, dan kesenangan pribadi.4

4
Nurul Asmayani. Perempuan Bertanya, Fiqih Menjawab. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2017), h.
363
ada dasarnya, kehidupan itu adalah suatu pilihan yang di tentukan masising masing orang
melajang bisa merupakan suatu pilihan hidup ataupun suatu keharusan dan keterpaksaan akibat
belum adanya pasangan yang sesuai. Kehidupan melajang ini dapat menimbulkan perasaan kesepian
karena kurangnya dukungan sosial, sehingga hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kebahagiaan
dalam menjalani likaliku alu kehidupan. Penilaian mengenai kebahagiaan yang dirasakan oleh setiap
individu merupakan hal terpenting dan berbeda beda tingkat kebahagian setiap orang yang perlu
diperhatikan dalam kajian tentang kebahagiaan. Beberapa tokoh yang mengkaji tentang kebahagiaan
telah sepakat bahwa kebahagiaan bersifat subyektif dan masing-masing individu merupakan penilai
terbaik mengenai kebahagiaan yang dirasakannya.5
Fenomena yang muncul pada saat ini adalah individu yang masih belum menikah atau
bersatus lajang laki laki ataupun perempuan hingga usianya memasuki masa dewasa madya. Jika
dilihat secara teori, menikah merupakan salah satu tugas perkembangan pada masa dewasa awal, dan
penundaan pernikahan ini dapat menghambat tugas perkembangan pada masa dewasa madya. Pada
saat sebagian orang muda, mereka terus melajang karena tidak mendapatkan pasangan yang tepat,
yang lain melajang karena mereka memilih untuk melajang. Lebih banyak wanita pada saat ini yang
mandiri, ditambah lagi makin berkurangnya tekanan sosial untuk menikah.
Penundaan pernikahan merupakan salah satu yang umum terjadi pada daerah daerah tertentu
salah satunya di desa warga sayulu kecamatan gunung halu kabupaten bandung barat bahwa di desa
ini masih ada di temukan penundaan pernikahan sedangkan mereka sudah cukup dewasa untuk
melaksanakan atau melakukan pernikahan dan mampu untuk membangun rumah tangga.
Berdasarkan uraian di atas, maka Penulis tertarik untuk membahas perkawinan Beda agama,
sebagai suatu karya ilmiah dalam bentuk Skripsi dengan judul: “PERILAKU MENUNDA-NUNDA
PERNIKAHAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Studi kasus di desa Warga Saluyu kecamatan
Gunung Halu)”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan diatas, maka peneliti
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Masih adanya banyak orang yang sengaja menunda-nunda waktu untuk menikah
2. Kurangnya tekanan sosial dilingkungan masyarakat supaya mengingatkan seseorang
untuk segera menikah.

5
Mohammad Fauzil Adhim,Mencapai Pernikahan Barakah (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2012), h. 122
3. Lebih banyaknya wanita dan laki laki yang memilih untuk mandiri dan melajang
dibandingkan untuk segera menikah
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini diperlukan adanya pembatasan masalah, agar masalah yang diambil
tidak menyebar luas. Adapun pembatasan masalah ini dibatasi pada: PERILAKU MENUNDA-
NUNDA PERNIKAHAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Studi kasus di
desa Warga Saluyu kecamatan Gunung Halu)
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari pembatasan atau fokus penelitian diatas, maka peneliti merumuskan :
1) Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang penundaan pernikahan?
2) Paktor-paktor yang melatar belakangi penundaan pernikahan
D. Manfaat Penelitian
Selain itu juga penulis berusaha agar hasil penelitian ini memberikan manfaat, sebagai
berikut:

1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menimbulkan kontribusi pemikiran untuk
perkembangan ilmu bagi Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Nurul Iman Parung-
Bogor.
2. Secara praktek.
Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi Mahasiswa SekolahTinggi
Agama Islam Nurul Iman Parung Bogor mengenai Konsep prilaku menunda nunda
pernikahan di tinjau dari hukum islam, serta untuk memperluas dan memperkaya
khazanah ilmu pengetahuan
E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis sejauh ini, menunjukkan bahwa masih
belum ada penelitian mengenai Perilaku Menunda-Nunda Pernikahan Ditinjau Dari Hukum Islam.
Berikut adalah penelitian yang hampir serupa dengan tema yang akan dikaji oleh penulis:

1. Skripsi dengan judul “Kontrol Diri Wanita Yang Menunda Pernikahan” Skripsi ini sangat
jelas berbeda dengan topik yang diangkat oleh penulis. Karya Latifa Nur Sabrina ini lebih
terarah pada pandangan psikologis mengenai kontrol diri seorang perempuan yang menunda
pernikahannya Sedangkan penulis mengangkat topik “Perilaku Menunda-Nunda Pernikahan
Ditinjau Dari Hukum Islam”.
2. Skripsi yang berjudul “Prilaku Membujang Di Desa Gunung Sahilan Kec. Gunung
Sahilan Kab. Kampar Ditinjau menurut hukum Islam” Oleh Fadilatul Ilmi. Skripsi UIN
Sultan Syarif Kasim Riau, 2019. Penelitian ini menganalisa Perilaku warga setempat yang
memilih membujang. Perbedaan penelitian yang penyusun lakukan adalah. Karya
Fadilatul Ilmi ini lebih terarah Pada Pola prilaku warga setempat yang memilih untuk
membujang karena kebebasan. Sedangkan penulis lebih terarah pada Perilaku Menunda-
Nunda Pernikahan Ditinjau Dari Hukum Islam
3. Skripsi yang berjudul “Faktor Menunda Pernikahan Di Desa Sungai Tonang Kec. Kampar
Utara Kab. Kampar Di Tinjau Menurut Hukum Islam” Oleh Rio Rizki Aditya Mahasiswa
UIN Sultan Syarif Kasim Riau Tahun 2019, penelitian ini mempunyai tujuan yaitu
mengetahui Faktor yang menjadi penyebab para warga setempat menunda pernikahan.
Sedangkan penulis lebih terarah kepada Perilaku Menunda-Nunda Pernikahan Ditinjau
Dari Hukum Islam.

Hasil penelusuran terhadap beberapa hasil karya ilmiah tersebut, belum ada yang membahas
tentang “PERILAKU MENUNDA-NUNDA PERNIKAHAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM”
Dengan alasan ini, penelitian ini layak untuk di lakukan guna mempelajari urgensitas Perilaku
Menunda-Nunda Pernikahan Ditinjau Dari Hukum Islam.

F. Metode Penelitian.
Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan beberapa metode yang menunjang
tercapainya penelitian, sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian.
Jenis penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jenis penelitian dikategorikan
penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan
terjadinya gejala6. Penelitian ini menggunakan metode korelasi yaitu metode dengan
menghubungkan antara variabel yang dipilih dan dijelaskan dan bertujuan untuk meneliti
sejauh mana variabel pada suatu faktor berkaitan dengan variabel yang lain 7. Dalam
penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk mengetahui perilaku penundaan
pernikahan di tinjau dari Hukum Islam di desa Warga Saluyu kecamatan Gunung Halu.
2. Sumber Data

6
M. Iqbal Hasan, Pokok- pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
2002), h. 11.
7
M. Iqbal Hasan, Pokok- pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, h.23
a. Data primer
Sumber primer yaitu sumber-sumber yang diambil dari tangan pertama
ataupun sumber asli, data ini didapatkan melalui observasi wawancara maupun
laporan dalam bentuk dokumen tidak resmi, 8 Yang diambil langsung dari desa
Warga Saluyu Kecamatan Gunung Halu
b. Data Sekunder
Sumber sekunder yaitu suber-sumber yang lain yang tidak diperoleh dari
sumber primer. Dalam karya ilmiah ini sumber sekunder yang penulis maksud
adalah buku-buku lain yang berhubungan dengan permasalahan
pokokpembahasan skripsi ini.9
3. Tehnik Pengumpulan Data.
Untuk memperolah data yang dibutuhkan, penulis akan mengumpulan data dengan
memperoleh dua sumber data. Teknik dilakukan dengan:
a. Observasi
Observasi adalah penelitian atau pengamatan secara langsung kelapangan
untuk mendapatkan informasi dan mengetahui permasalahan yang di teliti.
observasi menurut kenyataan yang terjadi di lapangan dapat di artikan dengan kata
kata yang cermat dan tepat apa yang diamati , mencatatnya kemudian
mengelolanya dan di teliti sesuai dengan cara ilmiah. Dalam hal ini peneliti akan
mengadakan penelitian dengan cara mengumpulkan data secara langsung, melalui
pengamatan di lapangan terhadap aktivitas yang akan di lakukan untuk mendapat
kan data tertulis yang di anggap relevan
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi secara respon antara penanya dan
di tanya yang bertujuan untuk mendapatkan informasi kepada tokoh adat dan
tokoh agama.
4. Tehnik Analisis Data.
a. Reduksi data (data reduction), Pada tahap awal ini melakukan pemilihan,
pemukulan, penyederhanaan, absraksi dan pen transpormasi anak data mentah
dalam catatan-catatan tertulis, tujuannya adalah untuk melakukan temuan-temuan
yang kemudian menjadi pokus dalam penelitian tersebut.

8
. Budi sulistyono, penelitian itu indah (Jakarta: pustaka sinar Darussalam, 2007), hal. 9.
9
. Saifuddin Anwar, Metodologi Peneltian, (Yogyakarta: Pelajar Offset, 1998), hal. 91.
b. Penyajian data Supaya menampilkan data dalam bentuk narasi agar mudah
dipahami.
c. Pengambilan inti dan sajian data dalam bentuk penyertaan atau kalimat singkat,
padat dan jelas.
G. Sistematika Penulisan.
Untuk mempermudah pembahasan terhadap isi penulisan ini, maka penulis menuangkan
dalam sistematika penulisan, disusun yang terdiri dari lima bab, lalu diuraikan sebagai berikut:
 Bab 1. Pendahuluan, yang meliputi, latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Penelitian Terdahulu Yang Relevan, Metode Penelitian, Sistematika
Penulisan.
 Bab 2. Kajian Teoritik, yang meliputi, Difinisi Pernikahan, Dasar Hukum Nikah, Syarat dan
Rukun Nikah, Macam-Macam Hukum Pernikahan, serta Tujuan Menikah, lalu Perilaku
Menunda-Nunda Pernikahan, dan juga Hukum Nikah Dalam Islam.
 Bab 3. GAMBARAN UMUM HUKUM ISLAM, yang meliputi, Sejarah Hukum Islam,
Definisi Hukum Islam, Sumber-sumber Hukum Islam, Kedudukan Hukum Islam Dalam
Masyarakat Dunia.
 Bab 4. ANALISIS PERILAKU MENUNDA-NUNDA PERNIKAHAN DITINJAU DARI
HUKUM ISLAM. Yang meliputi, Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Penundaan
Pernikahan, dan Tinjauan Hukum Islam Tentang Penundaan Pernikahan
 Bab 5. PENUTUP, yang meliputi, Kesimpulan, Saran
OUTLINE

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERILAKU MENUNDA-NUNDA PERNIKAHAN
DITINJAU DARI HUKUM ISLAM
A. Pernikahan
1. Definisi Nikah
2. Dasar Hukum Nikah
3. Syarat dan Rukun Nikah
4. Macam-Macam Hukum Pernikahan
5. Tujuan Menikah
B. Perilaku Menunda-Nunda Pernikahan
1.Depinisi Perilaku
2.Depinisi Penundaan Pernikahan
C. Hukum Nikah Dalam Islam
1.Sejarah Perkembangan Hukun Islam
2.Pengertian Hukum Islam
3.Sumber Hukum Islam
BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Deskripsi Wilayah Penelitian


B. Demografi
C. Kondisi Desa Warga sayulu
D. Setruktur Organisasi Pemerintah Desa

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor Yang Melatarbelakangi Penundaan Pernikahan


B. Tinjauan Hukum Islam Tentang Penundaan Pernikahan

BAB V : Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA


Daftar Pustaka Sementara

Abdurrahman Abdul Khaliq. KadoPernikahanBarokah. Yogyakarta: Al-Manar.2003


AbdWahabKhalaf. IlmuUshulFiqh. Semarang: Dina Utama. 2001
AchmadFanani. NikahNabi. Yogyakarta: LamafaPublika. 2014
Ali, Zainudin. HukumPerdata Islam di Indonesia. Jakarta: SinarGrafika. 2007
Anshary, M. HukumPerkawinan di Indonesia. Yogyakarta: PustakaPelajar. 2010
Bimo Walgito. PengantarPsikologiUmum. Yogyakarta: Andi Offset. 2001
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Quran danTerjemahannya. Bandung: J-ART.
2005
Desmita. PsikologiPerkembangan. Bandung: RemajaRosdakarya. 2008
Frans Herdarsah dan Rahmi Herliani. Yang Terlewatkan dalam Pernikahan. Jakarta: PT.
Eleks Media Komputindo. 2017
Hadikusuma, Hilman. Hukum Perkawinan Indonesia menurut perundangan,Hukum Adat,
Hukum Agama. Bandung : CV. MandarMaju. 2007
Kotler P. ManajemenPemasaranPerspektif Asia.Yogyakarta: AndiOfsett. 2000
Irfan Fahmi. Proses Pengambilan Keputusan menjadi Istri ke Dua dalam Perkawinan
Poligami pada Wanita Berpendidikan Tinggi. Bandung. 2014
IbnuSyamsi. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta: BumiAksara. 2000
JalaludinRakhmat. PsikologiKomunikasi. Bandung: Rosdakarya. 2007
KartiniKartono. Psikologi Wanita Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung:
MandarMaju. 2006
LilikRofiqoh. Diktat Psikologi Agama. Tulungagung. 2013
Lubis, Sulaikin. Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Di Indonesia. Jakarta: Prenada
Media. 2005

Anda mungkin juga menyukai