Oleh:
Oleh:
perempuan atas dasar kerelaan dan kesukaan antara kedua belah pihak,
yang dilakukan oleh pihak lain (Wali) menurut sifat dan syarat yang telah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan atas dasar saling suka
1
Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Perkawinan dan Perceraian Keluarga Muslim,
(Bandung: Pustaka Setia, 2013), 18.
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 1.
mengharuskannya untuk memenuhi syarat-syarat tertentu dan alasan-
objek, bukan sebagai subjek yang setara dengan kaum laki-laki dalam
perkawinan.3
dengan syarat berlaku adil kepada mereka, yakni adil dalam melayani istri,
seperti persoalan nafkah, tempat tinggal, pakaian, giliran, dan segala hal
An-Nisa’ ayat 3 dan Firman Allah SWT dalam surat An-Nisa’ ayat 129
sebagai berikut:
ٓا ِء َم ۡثن َٰىGGاب لَ ُكم ِّمنَ ٱلنِّ َسGG َ َا طGGُوا َم ْ ٱن ِكحGGَوا فِي ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى ف ْ ُطGGَوإِ ۡن ِخ ۡفتُمۡ أَاَّل تُ ۡق ِس
َ G ِا َملَ َك ۡت أَ ۡي ٰ َمنُ ُكمۡۚ ٰ َذلGG َدةً أَ ۡو َمGوا فَ ٰ َو ِح
ك أَ ۡدن ٰ َٓى أَاَّل ْ ُ ِدلGإ ِ ۡن ِخ ۡفتُمۡ أَاَّل ت َۡعG َث َو ُر ٰبَ ۖ َع فَ ََوثُ ٰل
٣ واْ ُتَعُول
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
perempuan-perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat.
Kemudian, jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
3
Anis Nur Arifah, Reniyadus Sholehah, dan Hardianto, “Poligami Kiyai: Praktik Poligami Kiyai di
Kota Jember dalam Pandangan Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan Gender,” Jurnal Pemikiran Hukum dan
Hukum Islam: Yudisia, Vol. 7, No. 1, (Juni: 2016), 120-121.
4
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2015), 130-131.
(kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS. An-
Nisa’ (4): 3).5
tuqsithu adalah berlaku adil antara dua orang atau lebih, keadilan yang
orang lain maupun diri sendiri, tapi keadilan itu bisa saja tidak
SWT dan Rasul-Nya tidak merestui perbudakan, meski dalam saat yang
sama harus pula diakui, bahwa Al-Qur’an dan Hadits tidak mengambil
5
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, (Bandung: CV.
Penerbit Diponegoro, 2015), 77.
Muslim untuk membebaskan mereka dengan tebusan atau tanpa tebusan,
Poligami sering kali menjadikan suami berlaku tidak adil. Di sisi lain,
bahwa kamu wahai para suami, sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil,
yakni dalam hal-hal yang bersifat material, dan kalau hatimu lebih
mencintai salah seorang atas yang lain, maka aturlah sedapat mungkin
6
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an) Jilid 2, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), 338-339.
7
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, 99.
perasaanmu sehingga janganlah kamu terlalu cenderung kepada istri yang
surat An-Nisa’ ayat 129 adalah keadilan secara immaterial, maka tidaklah
tepat kalau ayat tersebut menjadi alasan untuk menutup pintu poligami
berbuat adil walaupun sangat sulit untuk berbuat adil dalam poligami.9
rangka berbuat adil, meskipun sangat sulit berbuat adil dalam poligami.
8
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an) Jilid 2, 606-607.
9
Azwarfajri, “Keadilan Berpoligami dalam Perspektif Psikologi,” Substantia, Vol. 13, No. 2,
(2011), 164-165.
melakukan berkedudukan dalam adat dan strata sosial yang tinggi dalam
lingkup masyarakat. Dalam hal ini, peneliti mendapati sampel lima orang
dalam adat dan satu berkedudukan sosial tinggi. Salah satu yang
terdapat perbedaan dalam keadilan dan beberapa istri masih merasa kurang
adat dan strata sosial yang tinggi. Hal ini berarti berpoligami dengan
masyarakat sudah menjadi suatu hal yang lumrah. Namun, tidak semua
tersebut dan akan mengadakan penelitian lebih lanjut dalam sebuah karya
B. Rumusan Masalah
10
Wawancara dengan Bapak R yang bergelar Pengiran Rajo Ukum dan Bapak W yang
berkedudukan sosial tinggi di Desa Mataram Marga, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur pada
28 November 2020.
persepsi suami/istri poligami terhadap nilai keadilan dalam keluarga (studi
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
D. Kerangka Teori
1. Persepsi Suami-Istri
a. Pengertian Persepsi
dalam struktur yang lebih dalam dari sistem susunan syaraf, maka
dan kejelasan.
11
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Jakarta: Balai
Pustaka, 1989), 675.
12
Oman Sukmana, Dasar-Dasar Psikologi Lingkungan, (Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang, 2003), 52.
13
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarja, 1999), 51.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dipahami,
b. Suami-Istri
adalah pasangan yang sah untuk suami, yang dimana saling bahu
hukum.17
dilaksanakan.
hak istri. Hak suami dan istri ada tiga bentuk, di antaranya:
17
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group,
2007), 159.
a) Taat kepada suami.
dari:
terlaksana.
2. Poligami
a. Pengertian Poligami
18
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Jakarta: Tinta Abadi Gemilang, 2013), 412.
Poligami adalah ikatan perkawinan yang salah satu pihak
atau suatu perkawinan yang lebih dari seorang istri. Pada dasarnya,
istri atau seorang laki-laki beristri lebih dari seorang tetapi dibatasi
19
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), 693.
20
Imam Mustofa, Politik Hukum Islam di Indonesia, (Lampung: STAIN JURAI SIWO METRO,
2015), 16.
21
Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Perkawinan dan Perceraian Keluarga Muslim, 30.
22
Humaidi Tatapangarsa, Hakikat Poligami dalam Islam, (Surabaya: Usaha Nasional, t.t.), 2.
paling banyak hanya empat orang saja. Poligami merupakan ikatan
berasal dari kata “polus” yang berarti banyak dan “gune” yang
lebih dari seorang suami disebut poliandri yang berasal dari kata
Jadi, kata yang tepat bagi seorang laki-laki yang mempunyai istri
bukan poligami.24
poligini.
23
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, 129.
24
Tihami dan Sohari Sahrani, Fiqh Munakahat: Kajian Fiqh Nikah Lengkap, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2009), 352.
Banyak sekali pendapat para Ulama dan Ulama modern
ٓا ِءGاب لَ ُكم ِّمنَ ٱلنِّ َسG َ Gط َ اGGُوا َم ْ ٱن ِكحGGَوا فِي ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى ف ْ ُطGَوإِ ۡن ِخ ۡفتُمۡ أَاَّل تُ ۡق ِس
َ ََم ۡثن َٰى َوثُ ٰل
ْ ُ ِدلGإ ِ ۡن ِخ ۡفتُمۡ أَاَّل ت َۡعG َ ۖ َع فGَث َو ُر ٰب
ۚۡا َملَ َك ۡت أَ ۡي ٰ َمنُ ُكمGG َدةً أَ ۡو َمGوا فَ ٰ َو ِح
٣ وا ْ ُٰ َذلِكَ أَ ۡدن ٰ َٓى أَاَّل تَعُول
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-
hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya),
maka kawinilah perempuan-perempuan (lain) yang kamu senangi:
dua, tiga, atau empat. Kemudian, jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak
yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada
tidak berbuat aniaya.” (QS. An-Nisa’ (4): 3).25
Menurut pandangan Jumhur Ulama, ayat 3 pada surat An-
25
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, 77.
26
Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami, (Yogyakarta: Academia, 18\996), 85.
perintah Allah SWT agar memperlakukan sanak keluarga terutama
poligami, itu pun merupakan pintu kecil yang hanya dapat dilalui
ideal atau baik dan buruknya, tetapi harus dilihat dari sudut
27
Muhammad Baqir Al-Habsyi, Fiqh Praktis (Menurut Al-Qur’an, As-Sunnah, dan Pendapat Para
Ulama), (Bandung: Mizan, 2002), 91.
28
Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Mesir: Musthafa Al-Babi Al-Halabi, 1963), 181.
pandang penetapan hukum dalam aneka kondisi yang mungkin
terjadi.29
zaman Nabi SAW yang pada saat itu banyak anak yatim dan janda
29
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an) Jilid 2, 410.
30
Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami, 83.
belakang sejarah inilah, barang kali, yang membuat Muhammad
Sedangkan, bagi calon suami yang tidak bisa berbuat adil, maka
berbuat adil.
poligami, yakni surat An-Nisa’ ayat 3 dan surat An-Nisa’ ayat 129
sebagai berikut:
ٓا ِءGاب لَ ُكم ِّمنَ ٱلنِّ َسG َ Gط َ اGGُوا َم ْ ٱن ِكحGGَوا فِي ۡٱليَ ٰتَ َم ٰى ف ْ ُطGَوإِ ۡن ِخ ۡفتُمۡ أَاَّل تُ ۡق ِس
َ ََم ۡثن َٰى َوثُ ٰل
ْ ُ ِدلGإ ِ ۡن ِخ ۡفتُمۡ أَاَّل ت َۡعG َ ۖ َع فGَث َو ُر ٰب
ۚۡا َملَ َك ۡت أَ ۡي ٰ َمنُ ُكمGG َدةً أَ ۡو َمGوا فَ ٰ َو ِح
٣ وا ْ ُٰ َذلِكَ أَ ۡدن ٰ َٓى أَاَّل تَعُول
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-
hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya),
maka kawinilah perempuan-perempuan (lain) yang kamu senangi:
dua, tiga, atau empat. Kemudian, jika kamu takut tidak akan dapat
berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak
yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada
tidak berbuat aniaya.” (QS. An-Nisa’ (4): 3).35
34
Khoiruddin Nasution, Riba dan Poligami, 86.
35
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, 77.
Ayat tersebut di atas menggunakan kata tuqsithu dan
lain maupun diri sendiri, tapi keadilan itu bisa saja tidak
diri dan akidah, itu pun disebabkan karena ketika itu demikianlah
secara mutlak.
suami, sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil, yakni tidak dapat
36
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an) Jilid 2, 338-
339.
37
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, 99.
mengaturnya. Oleh karena itu, berlaku adillah sekuat
kalau hatimu lebih mencintai salah seorang atas yang lain, maka
berikut:
ٌ ِان َفلَ ْم َي ْع ِد ُل َبْيَن ُه َما َجاءَ َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة َو ِشقُّهُ َساق
ِ َالرجل امرأَت ِ ِ
ط َ ْ َ ُ َّ إذَا َكا َن عْن َد.
“Jika seorang laki-laki memilik dua istri, namun dia tidak berbuat
adil, niscaya akan datang pada Hari Kiamat dengan keadaan
miring (tubuhnya).”39
hanya empat orang saja. Karena pada hadits tersebut, Ghailan telah
3. Keadilan
a. Pengertian Keadilan
40
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Shahih Sunan Tirmidzi I, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007),
865-866.
Keadilan berdasarkan segi bahasa berarti berdiri lurus
hal ini, adil tidak berarti sama, namun memberikan hak-hak yang
41
Noordjanah Djohantini, Memecah Kebisuan: Agama Mendengar Suara Perempuan Korban
Kekerasan Demi Keadilan, (Jakarta: Komnas Perempuan, 2009), 29.
42
Attabik Ali, Kamus Inggris-Indonesia-Arab, (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 2003), 690.
43
Penyusun, Ensiklopedi Nasional Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 1980), 87.
golongan yang lain atau bagi generasi yang satu atas generasi yang
keadilan.
44
Sayyid Qutub, Keadilan Sosial dalam Islam, (Bandung: Pustaka, 1984), 33-35.
Adil merupakan kebajikan yang paling dekat dengan takwa,
sebagai berikut:
ۡ ِر َمنَّ ُكمG ِۖط َواَل يَ ۡجGهَدَٓا َء بِ ۡٱلقِ ۡسG ٰ َّو ِمينَ هَّلِل ِ ُشGَوا قG
ْ Gُوا ُكونG ْ Gُا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنGGَٰيَٓأَيُّه
ْ ُوا هُ َو أَ ۡق َربُ لِلتَّ ۡق َو ٰ ۖى َوٱتَّق
َ وا ٱهَّلل ۚ َ إِ َّن ٱهَّلل ْ ُٱع ِدلۡ واْ ۚ ُان قَ ۡو ٍم َعلَ ٰ ٓى أَاَّل ت َۡع ِدل
ُ َGََٔشٔن
٨ ََخبِي ۢ ُر بِ َما ت َۡع َملُون
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ma’idah (5): 8).45
untuk berlaku adil terhadap istri-istri, yakni pada awal surat akan
45
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, 108.
saksi dengan adi. Dan janganlah sekali-kali kebencian kamu
atas dirimu sendiri karena ia, yakni adil itu lebih dekat kepada
E. Metode Penelitian
46
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an) Jilid 3, (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), 41.
suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala
objektif.47
Lampung Timur).
2. Sumber Data
suatu hal atau fakta. Apabila data tersebut diolah, maka ia akan
dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh. 49
antaranya:
47
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), 96.
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), 13.
49
Ibid., 308.
50
Ibid., 225.
Adapun yang menjadi sumber primer dalam penelitian ini adalah
2015.
51
Ibid.
standar yang ditetapkan.52 Teknik pengumpulan data yang digunakan
52
Ibid., 224.
53
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, 105.
54
Ibid., 108.
55
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 124.
buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,
sumber primer dan sumber sekunder yang mencakup isi dan struktur
objek kajian.57
56
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010), 158.
57
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2015), 107.
58
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 21.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, berkaitan dengan teknik
F. Penelitian Relevan
latar belakang serta keadaan yang berbeda dengan apa yang telah
59
Muhammad Najmul Walid, “Analisis Izin Poligami Di Pengadilan Agama (Studi Putusan Hakim
tentang Izin Poligami di Pengadilan Agama Semarang Tahun 2016),” Skripsi, (Semarang: Universitas Islam
Negeri Walisongo, 2017).
Adapun hasil penelitiannya menyatakan bahwa, Muslimah Jamaah
laki terhadap dua perempuan atau lebih dalam satu waktu dan memiliki
sebagian dari mereka ada yang melakukan dan ada yang belum.
atau praktik poligami ada dua keluarga, hal ini dilakukan dikarenakan
60
Zulfa Hudaya, “Poligami Dalam Persepsi Dan Praktik Muslimah Jamaah Tabligh Di Kecamatan
Sumowono, Kabupaten Semarang,” Skripsi, (Salatiga: Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2018).
3. Harun Fadli, dalam Skripsinya yang berjudul: “KONSEP ADIL
menurut pemikiran para dosen tidak hanya susah dijalani, tetapi lebih
G. Outline
61
Harun Fadli, “Konsep Adil Dalam Poligami (Studi terhadap Pemikiran Dosen Fakultas Syari’ah,
Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung),” Skripsi, (Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan,
2017).
OUTLINE
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN ABSTRAK
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
D. Kerangka Teori
1. Persepsi Suami-Istri
a. Pengertian Persepsi
b. Suami-Istri
2. Poligami
a. Pengertian Poligami
3. Keadilan
a. Pengertian Keadilan
E. Metode Penelitian
2. Sumber Data
F. Penelitian Relevan
G. Outline
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP