POLIGAMI
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
FAKULTAS SYARIAH
2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat,hidayah serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul Poligami, tanpa adanya halangan suatu apapun.
Harapan kami, dengan adanya makalah yang kami buat dapat bermanfaat dan
memberikan sedikit tambahan wawasan untuk kita semua dalam memahami materi
tersebut. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kami mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah
berikutnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah…………………………………………………………...
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………
C. Tujuan Pembahasan……………………………………………………………….
A. Pengertian Poligami………………………………………………………………
B. Poligami Dalam Pandangan Islam………………………………………………...
C. Syarat Dan Alasan
Poligami……………………………………………………….
D. Hikmah Poligami………………………………………………………………….
A. Kesimpulan……………………………………………………………………......
B. Saran………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Poligami adalah sistem perkawinan di mana salah satu pihak memiliki
atau menikahi beberapa lawan jenisnya dalam waktu yang bersamaan. Poligami
merupakan praktik pernikahan lebih dari satu suami atau istri. Dalam Islam,
poligami diyakini sebagai salah satu solusi ketika istri tidak bisa memberikan
keturunan atau pertimbangan sosial lainnya. Meski demikian, poligami
diperbolehkan dengan mengutamakan sikap adil di antara para Istri. Jika dirasa
kurang mampu untuk berbuat adil, maka dilarang melakukan poligami. Sikap
adil di antara para istri hukumnya adalah wajib, terutama dalam hal pembagian
malam dan pembagian nafkah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian poligami?
2. Bagaimana poligami dalam pandangan islam?
3. Apa saja syarat dan alasan poligami?
4. Bagaimana hikmah poligami?
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui dan memahami pengertian poligami.
2. Dapat mengetahui dan memahami poligami dalam pandangan islam.
3. Dapat mengetahui dan memahami syarat dan alasan poligami.
4. Dapat mengetahui dan memahami hikmah poligami.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN POLIGAMI
Secara etimologi poligami berasal dari bahasa yunani yaitu apolus yang
artinya banyak dan gamos yang artinya perkawinan.1 Dengan demikian poligami
berarti perkawinan yang banyak.
1
Sri Purwaningsih, Kiai dan Keadilan Gender, (Semarang: Walisongo Pres, 2009), 71-
72.
2
Supardi Mursalim, Menolak Poligami Studi tentang Undang Undang Perkawinan dan
Hukum Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 16.
3
Musda Mulia, Pandangan Islam Tentang Poligami, (Jakarta: LKAJ-SP, 1999), 2.
Dasar hukum mengenai poligami dalam pernikahan disebutkan secara
jelas dan tegas dalam Q.S An-Nisa ayat 3:
Artinya: Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-
hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah
perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu
khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau
hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar
kamu tidak berbuat zalim.
4
Tihami dan Sohari Sahrani, Fiqih Munakahat Kajian Fiqih Nikah Lengkap, (Jakarta:
PT Raja Gravindo Persada, 2009), 357.
5
Musda Mulia,…, 3.
Rasulullah SAW membatasi poligami hingga empat orang isteri.
Sebelum adanya pembatasan ini para sahabat sudah banyak yang
mempraktikkan poligami melebihi dari empat isteri, seperti lima isteri, sepuluh
isteri, bahkan lebih dari itu. Mereka melakukan hal itu sebelum mereka
memeluk Islam.
Sejumlah riwayat menceritakan bahwa rata-rata pemimpin suku katika
itu memiliki puluhan istri, bahkan tidak sedikit kepala suku yang mempunyai
ratusan istri. Ini adalah fakta sejarah yang tidak bisa dipungkiri oleh siapapun.
Ketika Islam datang, ia tidak membiarkan praktek poligami dijalankan, karena
poligami pada saat itu secara jelas bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam
yang mengutamakan keadilan dan kesetaraan dihadapan Allah SWT. Islam tidak
menghapus adat kebiasaan itu secara langsung. Namun demikian islam
menyempurnakan dan membawa perbaikan pada adat kebiasaan ini.
Ketika Islam datang kebiasaan poligami itu tidak serta merta dihapuskan.
Namun setelah ayat yang menyinggung soal poligami diwahyukan, Nabi lalu
melakukan perubahan yang radikal sesuai petunjuk kandungan ayat. Pertama,
membatasi jumlah bilangan istri hanya sampai empat. Karena sebelum
datangnnya islam tidak ada batasan jumlah istri dalam poligami. Rosulullah
SAW bersabda: “Pilih empat orang dan ceraikan yang lainnya.” Kedua,
menetapkan syarat yang ketat bagi poligami yaitu harus mampu berlaku adil.
Persyaratan yang ditetapkan bagi kebolehan poligami itu sangat berat, dan
hampir-hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada yang mampu memenuhinya.
Artinya Islam memperketat syarat poligami sedemikian rupa sehingga kaum
laki-laki tidak boleh lagi semena-mena terhadap istri mereka seperti sedia kala.6
Dari uraian di atas memberikan gambaran yang jelas bahwa tradisi
poligami bukan dari ajaran Islam. Islam membolehkan poligami adalah justru
mengendalikan praktek poligami yaitu dengan pembatasan dan syarat yang
sangat ketat. Yaitu dengan membatasi maksimal empat orang dan dengan
persyaratan bahwa orang tersebut dapat berbuat adil kepada para isteri-isterinya.
6
Musda Mulia, Islam Menggugat Poligami, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004),
127.
Islam menetapkan hal tersebut sebagai batas maksimum dan seorang tidak boleh
melebihinya.
C. SYARAT DAN ALASAN POLIGAMI
Para ulama menyebutkan dua syarat yang Allah SWT sebut dalam Al-
Qur’an ketika seorang lelaki hendak berpoligami, dan syarat lainnya yang
disebutkan dalam hadist Rasulullah SAW:
1. Jumlah istri paling banyak adalah empat, dan tidak boleh lebih.
2. Bisa berbuat dan berlaku adil antara istri-istrinya.
3. Adanya kemampuan jasmani dan nafkah dalam bentuk harta.
1. Mampu memperlukukan semua iseri dengan adil. Ini merupakan syarat yang
dengan jelas disebutkan dalam al-Qur’an ketika membolehkan poligami.
2. Mampu memberi nafkah pada isteri kedua, ketiga keempat dan juga kepada
anak-anak dari isteri-isteri tersebut.7
1. Jumlah isteri yang dipoligami tidak lebih dari empat wanita. Pembatasan
empat wanita ini didasarkan pada Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 3.
2. Sanggup berbuat adil kepada para isteri, berbuat adil kepada para isteri
dalam poligami adalah, masalah makan, minum, pakaian, tempat tinggal,
menginap dan nafkah.
3. Wanita yang dipoligami tidak ada hubungan saudara dengan isterinya baik
susuan maupun nasab, karena dilarang mengumpulkan isteri dengan
saudaranya atau dengan bibinya.
4. Memiliki harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan
bertambahnya isteri, maksudnya bagi seorang suami yang ingin menikah
7
Mustafa al-siba'i, dkk, Mengapa Poligami: Penalaran Kasus dan Penelusuran tafsir
Ayat Poligami, (Jakarta: Bulan Bintang, 2002), 96.
dengan seorang wanita harus yang sudah mampu, jika belum mampu
haruslah menahan dulu (puasa).
5. Persetujuan dari isteri, hal ini sesuai dengan posisi suami dan isteri dianggap
satu kesatuan dalam keluarga, Apapun yang dilakukan oleh suami
dimintakan izin kepada isteri, apalagi masalah ingin beristeri lagi.
Persetujuan ini sangat penting demi keutuhan dan kelangsungan hidup
berkeluarga.
Alasan dalam berpoligami juga harus jelas dan mampu diterima oleh
akal. Beberapa alasan dibolehkannya berpoligami sebagai berikut:
D. HIKMAH POLIGAMI
8
Achmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995),
166.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini pasti tidak terlepas dari kekurangan. Oleh
karena itu, penulis memohon kritik dan saran dari pembaca agar dapat kami
perbaiki segala kekurangan tersebut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi kita semua dalam memahami Poligami.
DAFTAR PUSTAKA
Purwaningsih, Sri. 2009. Kiai dan Keadilan Jender. Semarang: Walisongo Pres