Anda di halaman 1dari 10

MENGENAL POLIGAMA DALAM ISLAM

Danda Saputra
dandasaputra631@gmail.com
Artikel

Poligami adalah memiliki istri yang lebih dari satu ada yang juga sampai empat orang,
menurut pandangan islam poligami diperbolehkan dilakukan asal memenuhi kreteria islam
atau syarat-syarat yang sudah ada yang terdapat didalam Al-Qur’an yaitu, mampu berlaku
adil,maksud adil disini yaitu adil dalam membagi waktu,adil dalam memberi nafkah, adil
dalam tempat tinggal, dan adil dalam memiayai kebutuhan anak serta istri, pologami zaman
skarang berbeda dengan poligami yang dipraktekan oleh rasulullah disini bukan
berlandaskann kebutuhan biologis, namun karena ingin memberikan kehormatan kepada
janda untuk mengangkat derajat para janda dan wanita yang menawarkan diri untuk dinikahi .
poligami masa sekarang hanya berlandaskan kebutuhan biologis saja lupa akan unsur yang
berlandaskan keadilan.

Kata kunci : Biologis ,Hukum Islam, Pilogami, Rasulullah

PENDAHULUAN

Penelitian ini saya lakukan karena banyak sekali masyarakat yang berstigma bahwa
poligami itu datang dibawah oleh agama islam padahal pada dasarnya sudah ada sejak
beberapa ribu tahun silam. Menikah adalah kegiatan mengikat perempuan dan laki-laki yang
mana salah satu sunnah rasulullah saw. Yang tergolong prnting karena salah satu ibadah
terpanjang yaitu menikah.bahkan rasullulah pernah berkata akan mengeluarkan seseorang
dari barisan umatnya jika ia membeci pernikahan apa lagi berpikir tidak akan menikah, pleh
karena itu dalam agama islam tidak ada yang namanya pemisah diri dengan kelompok yang
memiliki jenis kelamin yang bebeda,oleh karena itu perempuan dan laki-laki yang sengaja
tidak menikah atau menolak untuk menikah karena faktor-faktor tertentu.1

Persoalan yang paling banyak dibicarakan dalah pernikahan yaitu poligami,


kebanyakan perempun tidak mau dipologami akan tetapi ada juga yang rela dipologami.
Poligami ini mengan sangat kontroversi. Penulis-penulis dari barat banyak juga yang
mengatakan pologami ini bersumber dari ajaran agama islam yang deskriminatif terhadap

1
Muhammad Yahya, Poligami Dalam Perspektif Nabi saw (Makassar: Alauddin University Perss, 2013),
h. 1
kaum perempuan, lalu pologami ini masih menjadi kontroversi bagi sebagian orang karena
mereka menganggap memiliki standar normatif yang tegas dan jelas. Orang-orang yang
berpihak pada pologami menerangkan bahwa ini bisa menjadi altenatif untuk menguragi
perselinghukan dan zina yang sekarang semakin merajalela.2

Poligami selalu saja dikaitkan dengan yang dilakukan oleh nabimuhammad saw
beliau berpoligami dengan cara yang yang benear sesuai dengan syariat dan dengan ayat-ayat
yang ada didalam al-quran yang menerangkan kalau laki-laki boleh memiliki istri lebih dari
satu. Dengan adanya ayat tersebuat banyak umat rasulullah saw yang kurang memahami atau
menyalahgunakan dan tidak sesuai dengan syariat islam, hanya berlandaskan untuk
kebutuhan biologis semata dan menghilangkan kemuliaannya yang terdapat didalamnya.3

METODE

Jenis penelitian ini merupakan librarty rasearch (kepustakaan) melalui penelitian


deskriftif dan penelitian kuantitatif, penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan
atau membuat gambar secara sistematis dan akurat mengenai fakta yang terjadi. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif sebagai metode penelitian yang
menghasilkan informasi deskriftif bentuknya kata-kata yang tertulis atau lisan Dari orang-
orang yang diamati pada penelitian ini akan berfokus kepada pemahaman terhadap fenomena
yang terjadi secara mendalam melalui kumpulan data yang menunjukan secara menyeluruh
dan pendekaran ini nuga untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena yang terjadi
yaitu masalah pologami dalam hukum islam

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Pologami

Poligami sendiri berasal dari yunani,ini merupakan penggalan kata poli dan polus
yang artinya banyak dan kata gemein yaitu kawin, jadi apabila kedua kata ini digabungkan
akan memiliki arti suatu perkawinan yang banyak. Terdapat didalam islam, arti dari poligami
merupakan melakukan pernikahan lebih dari satu kali tidak memiliki batas yang ditentukan
yang umumnya hanya sampai empat wanita saja .adapun yang memahami poligami bisa
sampai sembilan isteri atau lebih. Namun poligami batas dengan empat isteri lebih banyak

2
Amir Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia: Studi Kritis
Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No. 1/1974 sampai KHI (Cet. V. Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2014), h. 156.
3
Agus Mustofa, Poligami Yuuk! (Surabaya: PADMA Press), h. 225.
dipahami oleh masyarakat dengan didukung sejarah, karena rasulullah saw. Melarang umat
muslim melakukan pernikahan lebih dari empat4

Dari wekepedia menjelaskan bahwasanya poligami adalah pernikahan yang


diperaktekan lebih dari satu suami dan isteri seseai dengan jenis kelamin orang yang
bersangkutan. Pernikahan yang dilakukan oleh laki-laki yang memiliki isteri lebih dari satu
masuk kepemahaman poligami, dengan artian bahwasannya laki-laki dalam kehidupan
berubah tangga harus membagi cinta dan kasih sayang secara adil kepada beberapa isteri
yang telah dinikahinya, dan ini menggundang tanggapan yang positif serta negatif dari
masyarakat trhadap moral yang dimiliki seseorang yang berpologami 5

Konsep poligami adalah dalam ilmu fiqih dipahami sebagai seseorang suami yang
mengumpulkan atau memiliki dua atau empat isteri . poligami tidak diketahui kapan mulanya
poligami ini muncul . sebelum datangnnya islam poligami sudah mrnjadi tradisi dan ada
sejak zaman dahulu bebera ribuh tahun silam dan sudah dianggap wajar.6

Poligami bukanlah ajaran agama islam karena terdapat beberapa buktinya, adapun
poligami yang diperaktekan dinegara-negara seperi yugosilva, jerman, belgia, rudsia,
belanda, denmark, swedia dan arab, inggris, bangsa ibrani,bangsa timur ,semua ini adalah
catatan sejarah melakukan atau memperaktekan poligami, jadi ajaran poligami yang ditulis
oleh penulis barat tidak benar, karena negara-negara tang sudah disebutkan tadi
mempeaktekan poligami sebelum munculnya islam dan ini berkembang pesat di afrika ,china,
jepang, dan mereka pada dasarnya tidak menganut agama islam.7

Agama yunani dan romawi memang lelarang keras adanya poligami setelah mereka
menganut agama keristen, tetap menjalankan monogami yang sudah diwariskan nenek
moyang mereka terdahulu yang melarang keras poligami, padahal agama nasrani pada
awalnya tidak mengharamkan atau dilarang untuk melakukan poligami akan tetapi banyak
agama yunani dan romawi yang pindah agama ke keristen, pleh bebab itu orang yang
beragama keriten dan eropa tetap melaksanakan pernikahan monogami dengan ini bukanlah
murni dalam agama keristen karena diinjil tidak menyebutkan satupun larangan poligami,
melainkan ajaran lama yang mereka anut maka dari itu gereja membuat kebijakan bahwa

4
Muhammad Yahya, Poligami Dalam Perspektif Nabi saw, h. 3
5
Muhammad Yahya, Poligami Dalam Perspektif Nabi saw, h. 3
6
Nasaruddin Umar, Ketika fikih Membela Perempuan (Jakarta: PT. Gramedia, 2014), h. 126.
7
Alhamdani, Risalah Nikah: Hukum Perkawinan Islam (Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1972), h. 79-8
poligami dilarang sebagai aturan dan dilarang oleh agama. Meskipun tidak satupun kitab injil
menyebutkan larangan berpoligami8

Didalam islam poligami tidak serta merta dioerbolehkan. Islam memilik isyarat dan
batasan dalam melakukan poligami, yaitu poligami diperbolehkan sampai dengan empat isteri
jikalau pelaku yang ingin melakukan poligami tersebuat mampu dan berlaku adil tehadap
siteri -isteri dalam menafkah lahir dan batin seperti tempat tinggal dan pembagian waktu serta
finansial yang ada. Agama islam menekankan dengan tegas, apabila seorang pelaku poligami
tidak bisa berlaku adil maka cukup dengan satu isteri saja. Allah berfirmah dalam Al-qur’an
surat al nisa ayat4:3

ARTINYA

“apabila kamu lanjut tidak dapat berlaku adil terhadap perempuan yatim ( yang
kamu jawini) maka kawinilah wanita- wanita (lain) yang kamu senangi, dua atau tiga atau
empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil maka kawinilah seorang saja,
atau budak-budakmu. Yang demikian itu lebih berlaku untuk tidak berlaku aniayah.9

POLIGAMI DALAM BERBAGAI SUDUT PANDANG

Qs. Al nisa ayat 4:3 firman allah swt yang acuan diperbolehkannya melakukan
poligami banyak perbedaan pendapat ulama pada umumnya memperbolehkan tindakan
poligami tidaklah cenderung memudah-mudahkan karena poligami tersebut memiliki
beberapa syarat yang sangat ketat. Namun ulama ulama kontenporer cenderung melarang
tindakan poligami,karena menurut mereka dalam islam menganut prinsip monogami dan
melarang keras tindakan poligami, karena ini bersumber dari kebiasaan- kebiasaan bangsa
arab pra-islam yang memberikan kedudukan lebih domenen kepada laki- laki 10

Ada beberapa tafsir tentang poligami tangtang tafsir ayat tersebut11

1. Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat tersebut mengutip perkataan Imam Syafi’i, yaitu:
“Sunnah Rasulullah saw yang menjadi penjelasan bagi firman Allah sesungguhnya
menunjukkan kepada tidak boleh bagi seseorang selain Rasulullah saw menghimpun istri-istri
lebih banyak dari empat orang”. Selanjutbya Ibnu Katsir berkata: “Perkataan Syafi’i ini
merupakan jimak para ulama kecuali pendapat yang diceritakan dari suatu kelompok Syi’ah

8
Alhamdani, Risalah Nikah: Hukum Perkawinan Islam, h. 80.
9
Kemeterian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahanny
10
Nasaruddin Umar, Ketika fikih Membela Perempuan, h. 129-.130.
11
Muhammad Yahya, Poligami Dalam Perspektif Nabi saw, h. 6.
yang membolehkan menghimpun istri-istri lebih banyak dari empat sampai dengan sembilan
orang”. Ayat tersebut bermakna bahwa apabila kamu khawatir tidak dapat berlaku adil
terhadap perempuan yatim jika kamu mengawininya, maka kawinilah wanita merdeka satu
sampai empat, atau budak-budak perempuan yang kamu miliki.

2. Al-Qurthubi dalam tafsirnya bahwa memang benar ayat tersebut secara khusus

berbicara tentang perempuan yatim, namun secara hukum hal itu berlaku untuk seluruh
perempuan (baik yatim dan tidak yatim). Pelajaran itu diambil dari keumuman lafaz, bukan
dari kekhususan sebab. Sehingga jelass bagi kita bahwa al- Qur’an memperbolehkan untuk
poligami dengan syarat keadilan.

3. Al-Khasin dalam menafsirkan ayat di atas berkata “Yakni kamu tidak sekali-kali mampu
berlaku adil di antara istri-istrimu dan kecenderungan hati, karena yang demikian itu
termasuk dalam hal-hal yang kamu tidak akan kuasa dan mampu atasnya”.

4. Dalam tafsir Jalalain dikatakan: “kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara
istri-istrimu dalam hal cinta walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu
janganlah kamu cenderung dalam semua kecenderungan kepada istri yang kamu cintai dalam
hal pembagian malam dan nafkah.

Kesimpulannya Pelaku poligami boleh meberikan cinta serta kasih sayang kepada salah satu
isterinya tersebut diperbolehkan akan tetapi dalam hal pembagian waktu dan nafkah tidak
boleh terputus dan harus adil dalam membaginya untuk isteri-isteri yang lainnya
dikategorikan wajib dan tidak boleh diabaikan 12

Menurut sayydi muhammad rasyid ridha hukum poligami adalah mubah karena dalam
hukum islam secara mutlak tidak diharamkan dan juga tidak memberikan keringanan ,
dengan memberikan pentimbangan-pertimbangan bahwa watak yangdimiliki laki-laki mampu
dalamberbagai bidang , termasuk dalam pernikahan cenderung melakukan poligami . akan
tetapi dalam hal ini harus mempertimbangkan terlebih dahulu muudhratnya.13

Menurut imam algazali poligami dala islam berupa uran yang khusus seperti halnya
dalam agama islam yang menganjurkan untuk berpuasa bagi laki-laki yang belum mampu
melakukan pernikahan sama dengan laki-laki yang jika tidak mampu berbuat adil maka
jangan sekali-sekali untuk berpoligami14
12
Muhammad Yahya, Poligami Dalam Perspektif Nabi saw, h. 13.
13
Umar Syihab, Hukum Islam dan Transformasi Pemikiran (semarang: Toha Putra Group, 1996), h. 1
14
Muhammad Yahya, Poligami Dalam Perspektif Nabi saw, h. 133
HUKUM POLIGAMI DIINDOSENIA

Dinegara indonesia memiliki peraturan mengenai perkawinan tercantum dalam UU


No. 1 tahun 1947. Terdapat dalam pasal 3 (1) UU No. 1/1947 UUD ini secara jelas bahwa
hukumpernikahan diindonesia mengnaut asas monogami yang diperuntukan untuk laki-laki
maupun bagi perempuan, namun terdapat didalam undang-undang akan tetapi ada
pengecualian,apabila seorang yang bersangkutan(isteri) memeberikan izin maka suami boleh
menikah lebih dari satu kali dan pengecualian ini berlandaskan pada agama maupun mampu
untuk berlaku adil bepada isteri-isteri yang sudah dinikahi dan agama tidak mengharamkan
praktek ini.15Dengan undang-undang yang berlaku dindonesia yang tidak memberikan
dispensasi dalam poligami. Pengecualian dalam keadaan terdesak sehingga tidak ada jalan
lain kecuali yang bisa ditempu maka dengan ajara agama islam yang terdapat syarat-syarat
yang ketat kpada calon poligami namun jika pelaku poligami sudah menaati syarat-syarat
poligami maka tidak akan merasa sulut dalam rumah tangganya yang diakibatkan oleh
tuntutan-tuntutan isteri isteri16

Pemerintahan dalam praturan N0. 9 tahun 1975 tentang Uud No. 1/1974 tegas
memberikan aturan tidak boleh berpoligama terkecuali orang yang bersangkutan
menyetujui.17begitupun dengan komplikasi islam jika orang yang bersangkutan menyetujui
makan diperbolehkan .KHI Pasal 55 menyetakan bahwa laki-laki bisa memiliki isteri lebih
dari satu atau empat apabila pelaku poligami tersebut mempu memenuhi syarat harus mampu
beerlaku adil terhadap isteri isteri dan anak-anaknya,dan aabika syarat tersebut tidak bisa
terpenuhi makan suami dilarang beristreri lebih dari satu18

dari beberapa aturan dan dasar yang tela ditemukan sudah dapat dipahami
bahwasannya asas pernikahan merupakan monogami yang sifatnya mutlak, akan tetapi
monogaminya terbuka karena menurut pasal 3 ayat 1 UUD No 1 tahun 1974 diteragnkan
bahwa seseorang suami hanya boleh memiliki siteri dan begitupun dengan isteri. Akan tetapi
pada pasal 3 ayat 2 UUD No. I tahun 1974 yang menerangkan bahwa “ pengadilan dapat
memberikan izin kepada seseorang suami untuk beristeri lebih dari satuorang apabila
dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Dan dengan adanya pasal 20 ini artinya
undang undang ini menganut asas kebersangkutan monogami terbuka, maka dari itu tidak
15
Muhammad Saleh Ridwan, Perkawinan Dalam Prespektif Hukum Islam dan Hukum Nasional,
h. 86-87.
16
Umar Syihab, Hukum Islam dan Transformasi Pemikiran, h. 120-12
17
Muhammad Yahya, Poligami Dalam Perspektif Nabi saw, h. 246
18
Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia: Studi Kritis
Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No. 1/1974 sampai KHI, h. 166
menutup kemungkinan dalam keadaan tertentu seorang ,muslim akan mlakukan poligami
yang harus dengan pengawasan pengadilan19beberapa peraturun hukum yang terdapat
diindonesia, tidak ada satupun aturan yang melarang secara tegas dan jelas terhadap pelaku
poligami.oleh sebab itu jka dilihat dari peraturan-peraturan tersebut memberikan
peluangdengan syarat adanya persetujuan dari pihak yang bersangkutan.

RUKAN SYARAT SERTA HIKMAH BERPOLIGAMI

Ada dua syarat yang allah berikan menurut parah ulama. Didalam al-qur’an
disebutkan ketika seseorang laki-laki hendak melakukan poligami,ada beberapa syarat yang
terdapat didalam Hadist Rasullulah saw.20

1. empat adalah jumlah isteri paling banyak, dan tidak boleh leboh
2. bisa berlaku adil terhadap isteri-isterinya
3. adanya kemampuan jasmani dan nafkah
Syarat-syarat yang dikemukanan tersebut yarsu terpenuhi.baik itu syarat satu, dua
maupu tiga, tiga-tiganya harus terpenuhi dan laki-laki yang hendak berpoligami
diperbolehkan untuk menikah lagi dengan catatan mampu berbuat adil dan yang disebuatkan
diatas itu hukumnya fardhu atau wajib, maka dari itu apabila dilanggar maka akan
meendapatkan dosa besar21Dalam berpoligami harus memiliki alasan yang jelas dan mampu
diterima oleh akal sehat. Oleh karena irtu dijelaskan yang menjadi tolak ukur dalam berpikir
terhadap diperolehnya berpoligami yaitu 22

1, poligami dilakukan harus didalam kondisi tertenti tidak boleh melakukan poligami dalam
keadaan normal, misalnya istri sudah lanjut usia tau sudah sakit dan dihawatirkan dapat
menjaga kehormatan dirinya maka diperbolehkan untuk poligami

2. pernikahan adalah akibat terjalinnya hubungan dan keterikatan diantara sesama manusia,
maka jika melakukan poligami menjadikan alasan untuk mempererat hubungan antara
keluarga maka diperbolehkan dan itu juga alasan nabi muhammad melakukan poligama.

3. laki-laki yang memiliki nafsu syahwat yang tidak bisa kontrol sehingga dikhawartirkan
takutnya dia melanggar syariat islam dan berbuat zina maka diperbolehkan untuk menikah
lagi atau melakukan poligami

19
Muhammad Yahya, Poligami Dalam Perspektif Nabi saw, h. 247
20
Muhammad Yahya, Poligami Dalam Perspektif Nabi saw, h. 13
21
. Muhammad Yahya, Poligami Dalam Perspektif Nabi saw, h. 134.
22
Muhammad Yahya, Poligami Dalam Perspektif Nabi saw, h. 139
4.jika poligami menyebabkan keehormatnnya wanita terjaga dan terpenuhi kebutuhan
mereka yang berupa nafkah dan tempat tiggal maka diperbolehkan berpoligami

5.ada sepasang suami isteri yang telah menikah tetapi belum memiliki keterunan (isterinya
mandul) sehingga memili berpoligami daripada bercerai

Al-athar dalam bubunya ta’addud al-zawazut mencatat empat dampak negatif yang
ditimbulkan oleh poligami diantarannya, poligami dapat menimbulkan rasa cemburu,Diantara
para isteri. Yang kedua menimbulkan kehawatiran isteri jikalau suami tidak bisa berbuat
bijaksana dan adil dalam memperlakukan satu dan lainya dan selanjutnya anak-anak yang
lahir dari ibu yang berbeda akan sangat dihawatirkan akan rawan perkelahian karena merasa
cemburu dan yang terakhir dapat menciptakan kekacauan dibidang ekonomi.takutnya suami
mungkin mampu pada awal-awal berpoligami ,akan tetapi tidak menutup kemungkinan suatu
saat akan mengalami penurunan ekonomi atau bangkrut, maka dapat dipastikan akan menjadi
menciptakan korban yang lebih banyak 23

Menurut AI-jurjani dalam kitabnya , hikmah ai-tasyri’ wa falsafatuhu menunjukan


adanya empat hikmah yang terdapat didalam poligami . yang pertama, kebolehan poligami
yang dibatasi sampai empat orang yang menunjjukan bahwa manusia sebenarnya terdiri dari
empat campuran dalamtubuhnya,maka menurutnya, sangatlah pantas laki-laki itu beristeri
empat,selanjutnya dibatasi empat juga sesuai dengan empat jenis mata pencahayaan laki-
laki:pemerintahan,perdagangan, imdusty, dan pertanian yang terakhir bagi seorang suami
yang memiliki empat orang isteri yang artinya laki-laki tersebut mempunyai senggang selama
tiga hari cukup untuuk mencurahkan rasa kasih sayang24

PENUTUP

Poligami adalah seseorang yang memiliki isteri lebih dari satu yang mana poligami ini
diperbolehkan jikalau pelaku poligami mampu berbuat adil dan mampu dalam menafkahi,
batas poligami hanya empat isteri saja, dalam pandangan islam diperbolehkan dilakukan jika
memenuhi syarat yang jelas didalam AI-Qur’an yaitu mampu berlakau adil adil yang
dimaksudkan disini adalah adil dalam pembangian waktu, adil dalam nafkah, dan juga tempat
tinggal yang akan ditempati dan adil dalam membiayai anak dan juga isteri,dan poligami
yang dilakukan oleh rasullulah berbedang dengan yang dilihat saat ini karena banyak sekali

23
Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia: Studi Kritis
Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No. 1/1974 sampai KHI, h. 16
24
Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia: Studi Kritis Perkembangan
Hukum Islam dari Fikih, UU No. 1/1974 sampai KHI, h. 16
ditemui orang yang tidak nemiliki kemampun tetapi masih dipaksakan untuk berpoligami
yang mana hanya mementingkan biologis saja,dan poligami yang dilakukan oleh nabi
muhammad saw disini bukan berlandaskan untuk memenuhi hasrat biologis saja tetapi
banyak pertimbangan seperti ingin memberikan kehormatan kepada para janda,mengangkat
derajat wanita janda dan juga yang menawarkan dirinya untuk dinikahi,masyarakat sekarang
hanya berlandaskan birahi semata dan melupakan unsur keadilan didalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Yahya, Poligami Dalam Prospektif Nabi Saw Makassar: Alauddin


Universita 2013, Hal 1
Amir Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia: Studi
Kritis Hukum Islam dari Fikih, UU No. 1/1974 sampai KHI (Cet. V. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2014),
Agus Mustofa, Poligami Yuuk! (Surabaya: PADMA Press),
Muhammad Yahya, Poligami Dalam Perspektif Nabi saw,
Nasaruddin Umar, Ketika fikih Membela Perempuan Jakarta: PT. Gramedia, 2014,
Alhamdani, Risalah Nikah: Hukum Perkawinan Islam (Yogyakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,1972.
Alhamdani, Risalah Nikah: Hukum Perkawinan Islam.
Kemeterian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahanny
Nasaruddin Umar, Ketika fikih Membela Perempuan.
Umar Syihab, Hukum Islam dan Transformasi Pemikiran semarang: Toha Putra
Group, 1996
Muhammad Saleh Ridwan, Perkawinan Dalam Prespektif Hukum Islam dan Hukum
Nasional.

Umar Syihab, Hukum Islam dan Transformasi Pemikiran.

Amiur Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia: Studi
KritisPerkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No. 1/1974 sampai KHI.

Anda mungkin juga menyukai