Anda di halaman 1dari 5

POLIGAMI

ISBAT POLIGAMI DAN PERNIKAHAN BEDA AGAMA

TUGAS MAKALAH

Dosen Pengampu : Sohibul Adib , M.S.I

Dibuat oleh :

1. Muhammad Aufal Hasaniy (20116885)


2. Ummul Afroh ( 20116898 )

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
KEBUMEN

1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang wanita
dengan seorang pria sebagai suami istri demi membentuk suatu rumah
tangga. Dalam pernikahan terdapat yang namaya poligami dan
pernikahan beda agama.
Poligami sendiri merupakan sistem perkawinan yang dilakukan
oleh salah satu pihak dengan pihak lawan jenis lainya untuk
dinikahinya. Hukum pernikahan poligami diperbolehkan dalam Islam
dengan didasrkan pada ayat al-qur’an yang menyatakan bahwa seorang
muslim laki-laki boleh melakukan pernikhan dengan satu, dua, tiga
dan empat wanita yang baik seperti tercantum dalam surat an-nissa’
ayat 3. Dalam poligami terdapat isbat poligami. Yang mana isbat
5poligami merupakan permohonan untuk dinyatakan sahnya
pernikahan poligami tersebut.
Pernikahan beda agama merupakan pernikahan yang dilakukan
oleh dua orang yaitu laki laki dan perempuan yangberbeda agama,
sehingga menimbulkan peraturan yang berbeda dalam pernikahan
tersebut. Hukum pernikahan beda agama di Indonesia yaitu sahnya
suatu perkawinan berdasarkan ketentua dalam Pasal 2 UU Perkawinan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian poligami, isbat poligami dan pernikahan beda
agama ?
2. Sejarah poligami ?
3. Hukum poligami dan hukum pernikahan beda agama?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Dasar Hukum Poligami


1. Pengertian poligami
Poligami bersal dari bahasa Yunani, kata ini merupakan
gabungan dari poly atau polus yang berarti banyak dan kata gamein
atau gomos yang berarti kawin atau perkawinan. Maka ketika dua
kata ini digabungkan akan berarti suatu perkawinan yang banyak,
dan bisa jadi dalam jumlah yang tak terbatas. Sedangkan dalam
bahasa arab, poligami sering diistilahkan dengan ta’addud az-
zaujat. Poligami menurut kamus bahasa Indonesia ialah ikatan
perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau mengawini
beberapa lawan jenisnya dalam waktu bersamaan.
Istilah poligami jarang dipakai dalam kalangan masyarakat,
dan hanya digunakan dalam kalangan antropologi saja, sehingga
secara langsung menggantikan istilah poligini dengan pengertian
perkawinan antara seorang laki-laki dengan beberapa orang
perempuan yang disebut poligami, dan kata ini digunakan sebagai
lawan dari poliandri, dimana poliandri sendiri yaitu perkawinan
anatara seorang wanita yang menikahi beberapa orang laki-laki.
Sehingga secara istilah,poligami berartiikatan perkawinan dimana
salah satu pihak memiliki atau mengawini beberapa lawan jenisnya
dalam waktu yang bersamaan. Walaupun dalam pengertian di atas
terdapat kalimat “salah satu pihak”,akan tetapi karena istilah
perempuan yang memiliki banyak suami dikenal dengan polindri,
maka yang dimaksud poligami disini adalah ikatan perkawinan,
dimana seorang suami punya beberapa isteri dalam waktu
bersamaan.
2. Pandangan ulama tentang poligami

Ada tiga pandagan ulama terkait poligami. Pertama, ulama


yang membolehkan poligami dengan batas maksimal

3
sembilan isteri sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad
SAW. Hadist yang melarang sejumlah sahabat Nabi untuk
menikah lebih dari empat isteri harus dilihat dalam satu
konteks. Mungkin karena hubungan nasab, hubungan
susuan, dan sebab syar’i lain, maka nabi meminta sejumlah
sahabat yang menikahi banyak perempuan itu untuk
menceraikan hingga tersisa empat isteri. Ulama yang
berpendapat demikian, diantaranya, adalah Zhahiriyah, Ibn
al- Shabbagh, al- ‘Umrani, al- Qasim, Ibn- Ibrahim, dan
sebagian kelompok Syiah.

Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-


syarat tertentu. Sebelum turun ayat 3 pada surat an-nisa
poligamisudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para
Nabi sebelum Nabi Muhammad SAW ayat ini membatasi
poligami sampai empat orang saja. Keadilan uang
dipersyaratkan pada ayat di atas adalah keadilan dalam
berbagai hal yaitu :

a. Adil dalam hal memberikan nafkah hidup mereka selain


makan, minum, serta pakaian dan sebagainya.
b. Pakaian, rumah atau tempat tinggal sebab orang hidup
tidak cukup hanya makan dan minum saja tanpa tempat
tinggal dan pakaian untuk menutup aurat.
c. Waktu dalam menggilir istri-istri, masing-masing
beberapa lama, jika yang satu mendapatkan giliran satu
malam maka suami juga harus menggilir istri lainya
juga satu malam.
d. Waktu bepergian bersama istri juga harusmendapat
keadilan, untuk itu diperlukan undian bagi suami yang
mempunyai lebih dari satu istri saat ini ia menghendaki
bepergian.

4
Poligami terikat oleh syarat berlaku adil kepada seluruh
istri, dan barang siapa yang tidak dapat memastikan
kesanggupanya untuk merealisasikan prinsip keadilan
kepada seluruh istri-istrinya, maka dia tidak boleh
beristri lebih dari satu. Seandainya dia tetap

Anda mungkin juga menyukai