1
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor1 Tahun 1974, Pasal 1,Lembaran Negara
Tahun 1974 No. 1.
2
Artati Agoes, “Kiat Sukses Menyelenggarakan Pesta Perkawinan Adat Jawa
(Surakarta dan Yogyakarta),” dalam Laksanto Utomo, Hukum Adat, Cet.1, (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2016), hlm.91.
c. Prof. DR. R. Wirjono Rodjodikoro perkawinan adalah hidup bersama
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang memenuhi
syarat-syarat termasuk dalam peraturan hukum perkawinan.
3
Departemen Agama R.I,…, hlm. 5.
4
Muhammad bin Ismail Al-Kahlaniy, Subul Al-Salam, Jilid. 3, (Bandung: Dahlan, t.t),
hlm. 109. Dikutip dari Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, cet. 6, (Jakarta: Kencana,
2013), hlm. 7.
Nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan
hukum kebolehan hubungan seksual dengan lafaz nikah atau dengan kata-
kayta yang semakna dengannya.5
5
Abu Yahya Zakariya Al-Anshary, Fath al-Wahab, (Singapura: Sulaiman Mar’it, t.t),
juz 2, jlm. 30. Dikutip dari Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat…, hlm. 8.
6
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat…, hlm. 10.
3. Pengertian Perkawinan Menurut Hukum Adat
4. Perkawinan Endogami
7
Gus Arifin, Menikah Untuk Bahagia : Fiqh Tentang Pernikahan dan Kamasutra
Islaimi, hlm.87.
8
Pusat Perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim, Jawa Tengah, hlm. 25.
9
Rasidin, Adat Gayo dan Gaya Hidup Dalam Upacara Pernikahan, skripsi UIN Ar-
Raniry, hlm.22
pasanagannya pada satu kelompok itu sendiri.10 Lebih jelasnya, perkawinan
Endogami ini adalah perkawinan antar kerabat atau perkwawinan yang
dilakukan antar sepupu (yang masih memiliki satu keturunan) baik dari
pihak ayah sesaudara (patrilineal) atau dari ibu sesaudara (matrilineal).
Kaum kerabat boleh menikah dengan saudara sepupunya karena mereka
yang terdekat dengan garis utama keturunan dipandang sebagai pengemban
tradisi kaum kerabat, perhatian yang besar dicurahkan terhadap silsilah atau
genealogi. Contoh daerah yang menggunakan system Endogami adalah
daerah Toraja. Faktor-faktor pendorong masih dilakukannya perkawinan
endogami adalah adanya tradisi leluhur, tentang perkawinan ideal, larangan
perkawinan dan hak waris. Istilah endogami sebenarnya memiliki arti yang
relatif, sehingga kita selalu perlu menjelaskan apa batas-batasannya.
Penentuan batas-batas tersebut tergantung pada budaya yang dipegang oleh
setiap masyarakat yang tentunya akan berbeda antara masyarakat yang satu
dengan masyarakat yang lain. Batasan itu dapat berupa Endogami agama,
endogami desa, endogami suku/keturunan, endogami ekonomi ataupun
endogami kasta. Misalnya endogami agama yang merupakan larangan untuk
melakukan perkawinan dengan seseorang yang memiliki agama yang
berbeda dari agama yang kita anut seperti endogami kasta pada masyarakat
Bali, adanya larangan untuk melakukan perkawinan dengan pihak dari luar
kasta.11
Pasal 39 KHI angka 1 mendahulukan mahram nasab, yaitu mahram yang timbul
karena hubungan darah. Ini berdasarkan surah Firman Allah SWT dalam Q.S
An-Nisa ayat 23 yaitu sebagai berikut:
12
Abdurrahman, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010), hlm. 110.
13
Ibid.
اتُ ُك ُم الاَّل تِيBَت َوُأ َّمه
ِ ات اُأْل ْخB
ُ Bَخ َوبَن ُ ااَل تُ ُك ْم َوبَنBَ َواتُ ُك ْم َو َع َّماتُ ُك ْم َوخBَاتُ ُك ْم َوَأخBَاتُ ُك ْم َوبَنBBَت َعلَ ْي ُك ْم ُأ َّمه
ِ ات اَأْلBَ ْ ِّر َمBُح
ْ
اِئ ُك ُم الاَّل تِي َدخَ لتُ ْمBور ُك ْم ِم ْن نِ َسB ُأ َأ َ َْأر
ِ Bاِئبُ ُك ُم الاَّل تِي فِي ُح ُجBَاِئ ُك ْم َو َربBات نِ َس َ ض ْعنَ ُك ْم َو َخ َواتُ ُك ْم ِمنَ الر
ُ ََّضا َع ِة َو َّمه
فَِإ ْن لَ ْم تَ ُكونُوا َدخَ ْلتُ ْم بِ ِه َّن فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ُك ْم َو َحاَل ِئ ُل َأ ْبنَاِئ ُك ُم الَّ ِذينَ ِم ْن َأصْ اَل بِ ُك ْم َوَأ ْن تَجْ َمعُوا بَ ْينَ اُأْل ْختَي ِْن،بِ ِه َّن
ِإ َّن هللاَ َكانَ َغفُورًا َر ِحي ًما ب، َِإاَّل َما قَ ْد َسلَف
Artinya:
ا َ ْم َوالِ ُك ْمBِوْ ا بBB َّل لَ ُك ْم َّما َو َر ۤا َء ٰذلِ ُك ْم اَ ْن تَ ْبتَ ُغBب هّٰللا ِ َعلَ ْي ُك ْم ۚ َواُ ِح
َ انُ ُك ْم ۚ ِك ٰتBBت اَ ْي َمْ ا َملَ َكBB ۤا ِء اِاَّل َمBت ِمنَ النِّ َس َ َْو ْال ُمح
ُ ص ٰن
ٖ ِاض ْيتُ ْم ب
هBB َ َاح َعلَ ْي ُك ْم فِ ْي َما ت ََر َ ْضةً ۗ َواَل ُجن َ صنِ ْينَ َغ ْي َر ُم َسافِ ِح ْينَ ۗ فَ َما ا ْستَ ْمتَ ْعتُ ْم بِ ٖه ِم ْنه َُّن فَ ٰاتُوْ ه َُّن اُجُوْ َره َُّن فَ ِري ِ ُّْمح
هّٰللا
ض ِة اِ َّن َ َكانَ َعلِ ْي ًما َح ِك ْي ًما ۗ َ ِم ۢ ْن بَ ْع ِد الفَ ِر ْي
ْ
Artinya:
Dari uraian ayat diatas, dengan jelas dipaparkan bahwa siapa-siapa saja yang
tidak boleh dinikahi selamanya dan siapa saja yang tidak boleh dinikahi
sementara. Bagi yang tidak boleh dinikahi selamanya, maka sampai kapanpun
hukum menikahi mereka adalah haram. Bagi yang tidak boleh dinikahi
sementara, perkawinannya bisa menjadi halal apabila memenuhi syarat-syarat
seperti yang dijelaskan ayat diatas.
15
Ibid.
16
St. Laksanto Utomo, Hukum adat, cet. 1, (Jakarta, Rajawali Pers, 2016), hlm. 2.
17
Ibid.
keyakinan bahwasanya peraturan-peraturan tersebut mempunyai
kekuasaan hukum.18
b. Dr. Sukanto
18
Soerjono Wignjodipoero, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Adat, Cet. 7, (Jakarta:
Haji Masagung, 1988), hlm. 14.
19
Ibid.
20
Hilman Hadikusuma, Antropologi Hukum Indonesia, Cet. 1, (Bandung: Alumni,
1986) hlm. 7. Dikutip dari: St. Laksanto Utomo, Hukum Adat…, hlm. 2
21
Anto Soeherman, Hukum Adat Prespektif Sekarang dan Mendatang, (Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa, 2005) hlm. 21. Dikutip dari St. Laksanto Utomo, Hukum Adat…, hlm. 4.
Kemudian istilah ini dipergunakan pula oleh Prof. Mr. Cornelis van
Vollenhoven, seorang Sarjana Sastra yang juga Sarjana Hukum yang
menjabat pula sebagai Guru Besar pada Universitas Leiden di Belanda. Ia
memuat istilah Adatrecht dalam bukunya yang berjudul Het Adatrecht van
Nederlandsch-Indie (Hukum Adat Hindia Belanda) pada tahun 1901-1933.
Perundang-undangan di Hindia-Belanda secara resmi mempergunakan
istilah ini pada tahun 1929 dalam Indische Staatsregeling (Peraturan hukum
Neberi Belanda), semacam Undang-Undang Dasar Hindia-Belanda, pada
pasal 134 ayat (2) yang berlaku pada tahun 1929.22
22
Soerojo Wighjodipoero, Pengantar dan…, hlm. 35.
Hukum adat adalah hukum yang hidup karena dia menjelmakan
perasaan hukum yang nyata dari rakyat sesuai dengan fitahnya sendiri,
hukum adat terus-menerus dalam keadaan tumbuh dan berkembang
seperti hidup itu sendiri.23
1) Aspek sosiologis
25
Soerjono Soekanto, Hukum Adat…, hlm.29.
26
Suriyaman Mustari Pide, Hukum Adat Dahulu, Kini dan Akan Datang, Cet. Ke 3,
( Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 3-4.
menjadi hukum yang ditaati dan didukung oleh rakyat dengan segenap
keyakinan mereka bahwasanya peraturan tersebut memiliki kekuatan
hukum. Dari batasan yang telah dikemukakan, terdapat unsur-unsur dalam
hukum adat yang dapat diuraikan sebagai berikut:
27
Ibid,hlm. 8.
hukum yang sudah dijalankan oleh masyarakat sebelum kedatangan
penjajah.28
28
Teuku Muttaqin Mansur, Hukum Adat Perkembangan Dan Pembaruannya, Sulaiman
(ed.), Cet 1, (Banda Aceh: Syiah Kuala University Pers, 2018), hlm. 33.
29
Ibid,hlm. 14.
sampai sekarang belum diberikan dasar hukum penyelenggaraannya (undang-
undang) organik.30
Peraturan agama dan kebiasaan juga diatur oleh Belanda dalam pasal
131 ayat 2 (b) indische Staatregeling (IS) tahun 1926. Namun, sejumlah
peraturan diatas sesungguhnya tidak menyebut secara jelas nomenklatur hukum
adat. Bagaimanapun, nomenklatur ini sangat penting, mengingat
perkembanganilmu hukum adat ini yang selalu menyematkan keberlakuannya
berdasarkan pasal-pasal di atas.33
30
Bushra Muhammad, Asas-Asas Hukum Adat Suatu Pengantar,Cet. 13, (Jakarta:
Pradnya Paramita, 2006), hlm. 33.
31
Ibid, hlm. 34.
32
Teuku Muttaqin Mansur, Hukum Adat…, hlm. 14.
33
Ibid,hlm. 14.
keperluan sosial mereka memerlukannya, maka pembuat Undang-undang
Hindia-Belanda (ordinasi) dapat menentukan bagi mereka:
1. Hukum Eropa
2. Hukum Eropa yang telah diubah (gewijzigd Europees recht)
3. Hukum bagi beberapa golongan bersama-sama (gemeenschappelijk
recht), dan apabila kepentingan umum memerlukannya:
4. Hukum baru (nieuw recht), yaitu hukum yang merupakan “syantense”
antara hukum dan hukum Eropa.
35
Teuku Muttaqin Mansur, Hukum Adat…, hlm. 15-18.
36
Link Suara.com Pengertian Implementasi dan Contohnya, 2018. Diakses melalui:
http://pengertian-implementasi-dan-contohnya.html tanggal 31 Mei 2022
Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.37
b. Menurut Guntur Setiawan, implementasi adalah perluasan aktivitas
yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan
untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi
yang efektif.38
2. Pengertian Hukum
37
Nurdin Usman, Konteks implementasi Berbasis Kurikulum
38
Guntur Setiawan, Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan
39
Suara.com...
b. Hukum yang dibuat oleh dinamika masyarakat atau yang
berkembang dalam kesadaran hukum dan budaya hukum, seperti
hukum adat.
c. Hukum yang dibuat atau terbentuk sebagai bagian dari
perkembangan pemikiran di dunia ilmu hukum, biasanya disebut
doktrin misalnya teori hukum fiqh mazhab Syafi’i yang diberlakukan
sebagai hukum bagi umat islam di Indonesia.
d. Hukum yang berkembang dalam praktek dunia usaha dan melibatkan
peran para profesiaonal di bidang hukum, dapat kita sebut praktek.
Minsalnya perkembangan praktek hukum kontrak perdagangan.
3. Implementasi Hukum
40
Marwan Mas. Teori Implementasi Hukum, 2017, Diakses melalui: http:///teori-
implementasi-hukum.teori-implementasi-hukum.html tanggal 31 Mei 2022.