MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fikih Munakahat dan
Jinayat
Saepuddin, M.Ag
Disusun oleh:
1443 H/2021 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmatnya berupa kesehatan, kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Etika Profesi
Guru yang sudah memberikan tugas makalah ini, tak lupa juga kami ucapkan
terimakasih kepada teman-teman yang sudah berkontribusidengan memberikan
ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................................2
A. Pengertian Poligami........................................................................................2
A. Kesimpulan...................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Poligami merupakan laki-laki memiliki istri lebih dari satu sampai empat
orang. Dalam pandangan Islam, poligami boleh dilakukan jika memenuhi syarat
yang sudah jelas dalam al-Qur’an yaitu, mampu berlaku adil. Adil yang dimaksud
disini meliputi beberapa bagian, yaitu: adil dalam pembagian waktu, adil dalam
nafkah, adil dalam tempat tinggal dan adil dalam biaya anak. Poligami Rasulullah
berbeda dengan poligami yang kita lihat sekarang ini. Praktek poligami
Rasulullah di sini bukan berlandaskan ebutuhan biologis, tetapi ada beberapa
pertimbangan diantaranya ingin memberi kehormatan untuk janda, mengangkat
derajat para janda dan wanita yang menawarkan dirinya untuk dinikahi. Dalam
masa sekarang poligami hanya berlandaskan kebutuhan biologis, dan melupakan
unsur keadilan di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Poligami
Poligami adalah perkawinan seorang suami dengan istri lebih dari satu,
poligami berasal dari bahasa Yunani, yaitu apoulus yang mempunyai arti
banyak, dan gamos yang mempunyai arti perkawinan.1
1
Labib MZ, Pembelaan Umat Manusia, (Surabaya: Bentang Pelajar: 1986), hlm. 15.
2
Achmad Kuzari, Nikah Sebagai Perikatan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1995), hlm. 159.
3
Nasution Khoiruddin, Riba dan Poligami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar dengan Academia,
1996), hlm. 84.
2
B. Syarat-syarat Poligami dalam Islam
Misalnya, menikah dengan kakak dan adik, anak dengan saudara ibunya,
dsb. Tujuan pengharaman ini adalah untuk menjaga silaturrahim antara
anggota-anggota keluarga. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya kalau
kamu berbuat yang demikian itu, akibatnya kamu akan memutuskan
silaturrahim diantara sesama kamu.” (HR. Bukhari & Muslim)
3. Berlaku adil
Allah swt berfirman dalam Qs. An-Nisa: 3
“Kemudian jika kamu bimbang tidak dapat berlaku adil (di antara istri-
istri kamu), maka (kawinlah dengan) seorang sahaja, atau (pakailah)
hamba-hamba perempuan yang kau miliki. Yang demikian itu adalah lebih
dekat (untuk mencegah) supaya kamu tidak melakukan kezaliman.”
Para mufassirin berpendapat bahwa berlaku adil ini wajib. Adil disini
bukanlah berarti hanya adil terhadap istri saja, tetapi mengandung arti berlaku
4
Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat: Kajian Fiqih Nikah, hlm. 358.
3
adil secara mutlak. Oleh karena itu, seorang suami hendaklah berlaku adil
dalam hal sebagai berikut:5
5
Tutik, Poligami Perspektif Perikatan Nikah, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher,2007), hlm. 38.
6
5Muhammad Saleh Ridwan, Perkawinan Dalam Prespektif Hukum Islam dan Hukum Nasional
(Makassar: Alauddin University Press, 2014), h. 59.
4
sembarangan. Dengan pembahasan.holistik semacam ini kita bisa
memahami praktek poligami Rasulullah secara lebih proporsional.7
7
6Agus Mustofa, Poligami Yuuk, h. 230-232
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
waktu yang sama mempunyai istri lebih dari seorang wanita, bukan saat
6
DAFTAR PUSTAKA