Anda di halaman 1dari 11

Poligami

Makalah ini disususn guna memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perkawinan
Indonesia

Dosen Pengampu: Muhammad Ulil Abshor M. H.

Disusun oleh:

Muhamad Yusaq Haidar Maula 33010220047

Muhammad umri Jauhari 33010220138

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2023
Kata Pengantar

Alhamdulillahi robbil ’alamin, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga makalah dengan judul “Poligami” ini
bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat serta salam kami curahkan kepada Nabi Agung
Muhammad SAW yang kita nantikan syafaat serta barokahnya di hari akhir nanti. Amin.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini untuk itu kami
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
ini.

Dengan kata lain, kami menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun bahasanya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca semuanya.

Salatiga, 24 September 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

A. Alasan Terjadinya Poligami..................................................................................................5

B. Syarat-Syarat Poligami.........................................................................................................6

C. Prosedur Melakukan Poligami..............................................................................................7

BAB III............................................................................................................................................9

PENUTUP.......................................................................................................................................9

A. Kesimpulan...........................................................................................................................9

B. Saran.....................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menikah merupakan salah satu sunnah Nabi Muhammad saw yang tergolong penting.
Pasalnya Nabi pernah berkata bahwa akan mengeluarkan seseorang dari barisan umatnya jika
membenci menikah atau tidak mau menikah. Oleh karena itu, dalam islam tidak ada yang
Namanya pemisahan diri dari suatu kelompok tertentu yang memiiki jenis kelamin yang berbeda.
Dengan demikian, islam sangat melarang adanya orang yang tidak mau menikah, baik itu laki-
laki maupun Perempuan.

Kata poligami selalu saja dikaitkan denga apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.
Beliau berpoligami dengan cara dan syariat yang dibenarkan oleh agama islam dengan
mengaplikasikan ayat-ayat Al Qur’an yang menerangan bahwa laki-laki boleh menikahi Wanita
lebih dari satu.

Persoalan yang sering dibicarakan dalam lingkup perkawinan adalah poligami. Poligami ini
memang sangat kontroversial dalam kehidupan, pasalnya banyak yang orang yang pro dan
kontra dalam mensikapi masalah tersebut. Penulis-penulis barat banyak pula yang menulis
bahwa poligami bahwa poligami itu awalnya bersumber dari agama islam yang sangat
diskriminatif terhadap Perempuan. Disisilain, poligami sangat dikampanyekan karena mereka
menganggap punya sandaran normative dan tegas. Kelompok yang pro ini menganggap bahwa
poligami dapat mengurangi perselingkuhan dan prostitusi yang merajalela.

B. Rumusan Masalah
a. Apa saja alasan terjadinya poigami?
b. Apa syarat-syarat melakukan poligami?
c. Bagaimana prosedur melakukan poligami?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Alasan Terjadinya Poligami

‫َو ِإْن ِخ ْفُتْم َأاَّل ُتْقِس ُطو۟ا ِفى ٱْلَيَتٰـ َم ٰى َفٱنِكُحو۟ا َم ا َطاَب َلُك م ِّم َن ٱلِّنَس ٓاِء َم ْثَنٰى َو ُثَلٰـ َث َو ُر َبٰـَع‬

Artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang
yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi:
dua, tiga atau empat.

Sebelum melangkah lebih jauh, kami selaku penulis makalah akan menerangkan pengertian
poligami terlebih dahulu.

Kata poligami berasal dari Bahasa Yunani yaitu dari kata “poly” atau yang artinya banyak dn
kata “gamain” atau “gamos” yang memiliki arrti “kawin” atau “perkawinan”. Maka jika
digabungkan akan memiliki arti suatu perkawinan yang banyak, tau seorang laki-laki yang
mempunyai lebih dari satu istri dalam waktu yang bersamaan, maupun waktu yang berbeda.1

Dalam Bahasa arab poligami dimaknai sebagai ta’addud az-zaujat yang berarti istri lebih dari
satu.2 Istilah lain yang popular terhadap poligami dalam Masyarakat Indonesia adalah pemaduan
atau bermadu. Dijawa, istilah poligami dikenal dengan wayuh.

Lawan kata poligami adalah monogami, berasal dari Bahasa latin monogamia, atau
perpaduan antara kata, mono dan gamy, yang berakar dari kata mono (satu, Tunggal, sendirian)
dan gamos (perkawinan). Secara simple monogami berarti perkawinan Tunggal (hanya ada satu
ikatan perkawinan). Sedangkan menurut terminology, monologi meiliki dua pengertian yaitu: 3

1
Abdillah Mustari, “Poligami dalam reinterprestasi”, Sipakalebbi’, Vol. 1 No. 2, (2014), hal. 253
2
Rike Luluk Khoiriyah, “Poligami nabi Muhammad menjadi alasan legitmasi bagi umatnya seta tanggapan kaum
orientalis”, Jurnal Living Hadis, Vol. 3 No. 1, (2018), hal. 5
3
Abdillah Mustari, “Poligami dalam reinterprestasi”, Sipakalebbi’, Vol. 1 No. 2, (2014), hal. 254
a) Suatu kebiasaan atau kondisi dari perkawinan yang dilakukan hanya pada satu orang
(pasangan) pada satu waktu.
b) Suatu keadaan dimana perkawinan satu pasangan berlangsung untuk seumur hidup.

Alasan berpoligami dalam masa Nabi Muhammad saw dapat diketahui dengan melihat secara
komprehensif latar belakang turunya ayat poligami. Peperangan yang terus menerus pada waktu
itu mengakibatkan jumlah laki-laki berkurang dengan drastis, banyak anak kehilangan ayahnya
dan istri menjadi kehilangan suaminya, banyak anak yatim yang terlantar, janda-janda yang
terlantar. Sementara itu hanya perkawinan sebagai satu-satunya institusi yang dianggap mampu
menjaga stabilitas dan ketertiban. Maka pembolehan poligami secara terbatas dianggap sebagai
suatu solusi bagi Masyarakat Arab mengatasi krisis sosial pada waktu itu.4

Alasan dalam berpoligami juga harus jelas dan dapat diterima oleh akal. Maka, alasan
berpoligami yang ada dimasyarakat adalah:

1. Laki-laki memiliki nafsu dan syahwat yang banyak, sehingga bawaanya tidak cukup
baginya mempunyai satu istri, sedangkang ia takut terjerumus kedalam hal-hal yang
melanggar syariat
2. Poligami merupakan sebab terjaganya kehormatan sejumlah Wanita besar dan
terpenuhinya kebutuhan hidup mereka yang berupa nafkah, tempat tinggal, memiliki
keturunan banyak, dan ini merupakan tuntutan syariat.
3. Terkadang setelah menikah istri mandul, maka lebih baik poligami dari pada perceraian.
4. Mengurangi kejahatan, karena gadis dan janda rentan akan menjadi korban kejahatan
yang dilakukan oleh para lelaki yang tidak bertanggung jawab. Maka poligami dapat
menjadi solusi dimana paraWanita memiliki tempat untuk bergantung dan berlindung.
5. Memperbanyak keturunan, karena sunnah nabi menganjurkan untuk memperbanyak
keturunan.

maka dapat disimpulkan bahwa poligami merupakan anjuran dari Nabi Muhammad saw. Tetapi
harus memperhatikan syarat-syaratnya yang akan dijelaskan setelah ini.

4
Jamaluddin, Nanda Amaliya, Buku ajar hukum perkawinan, (Lhokseumaw: Unimal Press, 2016), Cet. 1 hal. 172
B. Syarat-Syarat Poligami
Penetapan berlakunya poligami oleh islam beserta dengan Batasan-batasan tertentu dengan
cara menetapkan poligami itu dengan syarat-syaratnya yang sudah ditentukan oleh syariat islam
yaitu:5

a. Pembatasan jumlah isteri, Allah SWT telah mebatasi jumlah maximum untuk berpoligami
yaitu empat orang saja.
b. Berlaku adil. Adil merupakan syarat utama yang memperbolehkan seorang laki-laki
berpoligami, adil disini meliputi berbagai segi lahiriyah dan bathiniyah yaitu, dari segi
nafkah, pakaian, tempat tinggal, dan pembagian waktu untuk Bersama setiap istri dan
juga perkara-perkara yang menyangkut kebendaan.
c. Wanita yang dipoligami bukan saudara/ terikat dengan satu darah, poligami itu adalah
untuk memelihara keluarga muslim dan memelihara kaum muslim. Oleh karena itu, islam
melarang poligami adik dengan kakak, ibu dengan anak perempuanya atau seorang
Wanita dengan saudara ayah atau saudara ibunya dalam satu ikatan pernikahan.

Dan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
syarat-syarat poligami yaitu:6

Pasal 5

a) Adanya persetujuan dari istri/ sitri-istri


b) Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan-keperluan hidup istri-istri
dan anak-anak mereka.
c) Ada jaminan bahwa suami akan adil terhadap istri-istri dan anak-anak mereka.

Dari penjelasan diatas maka poligami tidak semata-mata terjadi tanpa adanya syarat-syarat
yang sudah ditentukan oleh syariat agama islam dan undang-undang Negara Indonesia. Setelah
kita tahu syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi Ketika akan melakukan poligami, maka kita
akan menerangkan prosedur melakukan poligami dibawah ini.

5
Zaini Nasohah, Poligami Hak Keistimewaan Menurut Syariat Islam, (Kuala Lumpur: Percetakan Cergas (M) SDN.
BHD, 2000). Cet.1, hal. 16
6
Pasal 5, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
C. Prosedur Melakukan Poligami
Dalam agama islam prosedur yang harus dilakukan Ketika akan melakukan poligami yaitu:

a. Sudah yakin bahwa dia bisa bersikap adil ke istri-istrinya dan anak-anaknya,

‫َفِإْن ِخ ْفُتْم َأاَّل َتْع ِد ُلو۟ا َفَٰو ِح َد ًة َأْو ا َلَك ْت َأْي ٰـ ُنُك ْم ۚ َٰذ ِلَك َأْدَنٰٓى َأاَّل َتُعوُلو۟ا‬
‫َم‬ ‫َم َم‬
Artinya: Tetapi jika kamu takut gagal menegakkan keadilan, pusakanlah dirimu dengan
satu atau beberapa budak Perempuan yang kamu miliki. Dengan car aini, kecil kemungkinan
anda melakukan ketidakadilan.

Berdasrkan undang-undang diindonesia mengandung prinsip perkawinan dilandasi azaz


monogami. Hal ini terdapat di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor yang
berbunyi:7

Pasal 3

a) Pada azanya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri.
Sedangkan Wanita hanya boleh mempunyai seorang suami.
b) Pengadilan, dapat memberikan izin kepada seorang suamai untuk beristri lebih dari
seorang apabila dikehendaki oleh fihak-fihak yang bersangkutan.

Dari penjelasan pasal 3 ayat 2 diatas dapat disimpulkan bahwa, untuk mendapat izin
pengadilan seseorang yang ingin melakukan poligami haruslah mengikuti segala prosedur dan
syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Kantor Urusan Agama (KUA). Prosedur-prosedur yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut:8

1. Daftar dengan tujuan mau menikah, dengan kemudian membawa syarat yang dibutuhkan
KUA.
2. Pengajuan izin berpoligami Pengadilan Agama Bersama melengkapi Berkas-berkas yang
sesuai dengan syarat dan ketentuan terkait.

7
Pasal 3, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
8
Siti Nor Aisyah, Siti Zailia,Armasito, “Prosedur dan syarat poligami di Indonesia dan dimalaysia”, Muqaranah, Vol.
6 No. 1 (2022), ha.l 64
3. Jika hal tersebut telah selesai terkait proses dan ketentuanya, surat ketetapan izinnya
pun dapat didapatkan, kemudian diserahkan kepada KUA, poligami pun dapat
dilaksanakan.
4. Kutipn akta nikah pun akan didapatkan, inilah proses terakhir.

Jika diamati tentang prosedur yang telah ditetapkan, untuk melakukan praktek poligami amat
mudah. Namaun, peraturan dan undang-undang Indonesia mengatur ketat syarat-syarat yang
mendasari keluar izin dari pengadilan untuk laki-laki yang ingin berpoligami. Syarat-syarat
tersebut telah ditentukan didalam Undang-Undang Republik Indonesia NO. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan sebagai berikut:

Pasal 4

1) Suami yang menginginkan istri yang lebih dari satu orang, sebagai mana yang telah
disebutkan dalam pasal 3 ayat (2) Undang-undang ini, makai a wajib mengajukan
permohonan kepada Pengadilan di daerah tempat tinggalnya.
2) Pengadilan dimaksud data ayat (1) pasal ini hanya memberikan izin kepada seorang
suami yang akan beristri lebih jika seorang apabila:
- Istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai seorang istri.
- Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
- Istri tidak melahirkan keturunan.9

Serta pasal 5 yang telah diterangkan diatas.

9
Pasal 4, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada prinsipnya perkawinan di Indonesia menganut asa monogami yaitu laki-laki hanya
diperkenankan mengawini seorang istri saja, jadi tidak boleh memiliki lebih dari satu istri pada
waktu yang bersamaan. Pengecualian terhadap berlakunya asas monogami dibuka oleh undang-
undang asalkan memenuhi syarat-syarat tertentu termasuk syarat persetujuan dari istri yang
sudah ada dan harus sesuai pula dengan agama yang dianut.

Poligami diperketat berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan


dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) maksudnya adalah tidak semua orang dapat melakukan
poligami dengan alasan yg tidak jelas atau semaunya karena ada aturan dan prosedur yang harus
dipenuhi.

Syarat utama dalam berpoligami adalah suami harus berlaku adil. Pada prinsipnyaada
kebolehan untuk melakukan poligami yang berlaku syarat mutlak bagi seorang suami. Syarat
mutlak tersebut adalah kebolehan menikah hanya kepada 4 (empat) orang istri dan dapat berlaku
adil terhadap istri-istrinya. Jika syarat berlaku adil tidak bisa dipenuhi dan dilakukan maka
diwajibkan untuk menikahi satu istri saja

B. Saran
Wanita bukanlah pakaian yang bisa kamu kenakan lalu kamu tinggalkan sesuka hati. Wanita
itu terhormat dan memiliki haknya.

(Umar bin Khattab)


DAFTAR PUSTAKA

Mustari, Abdillah. (2014). Poligami dalam reinterprestasi. “Sipakalebbi’”, 1(2), 253

Khoiriyah, Rike Luluk. (2018). Poligami nabi Muhammad menjadi alasan legitmasi bagi
umatnya serta tanggapan kaum orientalis. “Jurnal Living Hadis”. 3 (1), 5

Jamaluddin, Nanda Amaliya. (2016). Buku ajar hukum perkawinan. Lhokseumaw: Unimal Press

Nasohah, Zaini. (2000). Poligami Hak Keistimewaan Menurut Syariat Islam, Kuala Lumpur:
Percetakan Cergas (M) SDN. BHD

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Aisyah, Siti Nor. Siti Zailia. Armasito. (2022). Prosedur dan syarat poligami di Indonesia dan
dimalaysia. “Muqaranah”. 6(1), 64

Anda mungkin juga menyukai