Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MONOGAMI, POLIGAMI, HOMOSEKSUAL DAN LESBIAN

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Masail Fiqiyah

Di Susun Oleh :

Tuti Hartati Lubis


NIM : 0101.21.0001

Desen Pengampu :

Dr. Kamalin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN DUMAI
T.A 2023M / 1444M
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................................

BAB I ...........................................................................................................................................

PENDAHULUAN .......................................................................................................................

1. Latar Belakang ..........................................................................................................................

BAB II ..........................................................................................................................................

PEMBAHASAN ..........................................................................................................................

1. Monogami .................................................................................................................................

2. Poligami ....................................................................................................................................

3. Homoseksual .............................................................................................................................

4. Lesbian .....................................................................................................................................

BAB III........................................................................................................................................

PENUTUP ....................................................................................................................................

1. Kesimpulan ...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahanrahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “MONOGAMI, POLIGAMI,
HOMOSEKSUAL DAN LESBIAN ” dapat kami selesaikan dengan baik. Makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan tentang manusia sempurna. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua orang
tua yang telah memberikan banyak kontribusi, Dosen Pengampu,Bapak Dr. Rasyidi,M.Pd.I.
Semoga , informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna. Demikian
makalah ini dibuat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian
materi, mohon maaf. Kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa
membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Dumai, 4 Juni 2023

Penulis
PENDAHULUAN

Manusia hidup di dunia memiliki dua aspek, yaitu manusia sebagai pribadi atau sebagai
makhluk sosial. Manusia sebagai pribadi merupakan cerminan dari perilaku manusia itu sendiri.
Kehidupan dijalani dirinya sendiri, dan untuk berkomunikasi atau melakukan hubungan bathin
dengan Tuhannya.

Manusia sebagai masyarakat atau makhluk sosial merupakan bagian dari suatu kelompok
masyarakat, atau disebut anggota masyarakat, dimana manusia tersebut dapat berinteraksi
maupun berkomunikasi dengan sesama anggota masyarakat, untuk menghasilkan suatu
hubungan. Hal ini akan terlepas dari kodratnya sebagai makhluk sosial, dimana kita sebagai
manusia baik pria dan wanita saling mendekat, berinteraksi, bergaul dan bahkan melakukan
perkawinan

Perkawinan itu sendiri, menurut Pasal 1 UU No. 1 tahun 1974, adalah ikatan antara
seorang pria dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga bahagia
Dalam agama, UU No. 1 tahun 1974, memegang peran penting dalam kesahan suatu perkawinan.
Bagi seorang Islam, tidak ada kemungkinan untuk kawin dengan melanggar hukum agama Islam,
begitupun dengan agama yang lain. Hukum agama yang dimaksud bukan hanya hukum agama
yang terdapat dalam kitab suci saja, tetapi juga ketentuan-ketentuan perundang-undangan (yang
masih berlaku), baik yang telah ada sebelum berlakunya UU ini maupun yang akan diterapkan
kemudian.
PEMBAHASAN

1. MONOGAMI

Asas perkawinan yang berlaku pada hukum perkawinan Indonesia adalah asas Monogami
yaitu dimana seorang pria hanya diperbolehkan memiliki seorang istri dan begitupun sebaliknya.
Asas monogamy (UU Perkawinan) bersifat terbuka atau tidak mutlak lain halnya yang diatur
dalam UU Hukum Perdata, bahwa asas monogami bersifat mutlak. Pada asas perkawinan
monogami dijelaskan bahwa asas ini merupakan sebuah cara untuk mencapai tujuan pernikahan
yaitu menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah, dan sebagai cara untuk mencegah
dampak buruk yang dapat merusak hubungan rumah tangga yang telah dibangun. Dalam al quran
surah An Nisa ayat 129 yang artinya “Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-
istri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu
cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung”.

2. POLIGAMI

Secara etimologis, istilah poligami berasal dari bahasa yunani terdiri dari dua pokok kata,
yaitu Polu dan Gamein. Polu berarti banyak, Gamein berarti kawin. Jadi Poligami berarti
perkawinan yang banyak.

Pengertian etimologis tersebut dapat dijabarkan dan dipahami bahwa poligami


merupakan perkawinan dengan salah satu pihak (suami) mengawini lebih dari seorang isteri
dalam waktu yang bersamaan. Artinya isteri- isteri tersebut masih dalam tanggungan suami dan
tidak diceraikan serta masih sah sebagai isterinya, selain poligami ada juga istilah poliandri.
Poliandri adalah suatu bentuk perkawinan dengan ciri salah satu pihak (isteri) memiliki lebih dari
seorang suami dalam waktu bersamaan Dibandingkan poliandri, poligami lebih banyak di
praktekkan dalam kehidupan masyarakat.

Adapun dalam istilah kitab-kitab fiqih poligami disebut dengan ta 'addud al-zaujat yang
berarti banyak isteri, sedangkan secara istilah diartikan sebagai kebolehan mengawini perempuan
dua, tiga, atau empat, kalau bisa berlaku adil Jumhur ulama membatasi poligami hanya empat
wanita saja."
Dasar Hukum Poligami

Islam membolehkan poligami dengan jumlah wanita yang terbatas dan tidak
mengharuskan umatnya melaksanakan monogamy mutlak dengan pengertian seorang laki-laki
hanya boleh beristeri seorang wanita dalam keadaan dan situasi apapun, Islam, pada dasarnya,
menganut sistem monogami dengan memberikan kelonggaran dibolehkannya poligami terbatas,
pada prinsipnya, seorang laki-laki hanya memiliki seorang isteri dan sebaliknya seorang isteri
hanya memiliki seorang suami. Dalam Islam, poligami didefinisikan sebagai perkawinan seorang
suami dengan isteri lebih dari seorang dengan batasan maksimal empat orang isteri dalam waktu
yang bersamaan. Batasan ini didasarkan pada QS. al-Nisa (4): 3 yang berbunyi:

"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim
(bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua,
tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada
tidak berbuat aniaya."

Dari ayat itu ada juga sebagian ulama yang memahami bahwa batasan poligami itu boleh
lebih dari empat orang isteri bahkan lebih dari sembilan isteri. Namun batasan maksimal empat
isterilah yang paling banyak diikuti oleh para ulama dan dipraktikkan dalam sejarah dan Nabi
Muhammad Saw. melarang melakukan poligami lebih dari empat isteri.

3. HOMOSEKSUAL

Homoseksual merupakan masalah global dan modern sekarang ini, gaya hidup atau life
style merupakan hal yang sangat penting dan kerap menjadi ajang untuk menunjukkan identitas
diri. Homoseksual sudah menjadi suatu fenomena yang banyak dibicarakan di dalam masyarakat,
baik di berbagai negara maupun di Indonesia. Di Indonesia sendiri homoseksual masih menjadi
suatu fenomena seksual yang tidak lazim dan dianggap aneh oleh sebagian masyarakat.

Istilah lain yang digunakan untuk mengartikan perilaku homoseks adalah sodomi, yang
dalam istilah kedokteran berarti hubungan seks melalui anus, yakni hubungan seks yang sering
dihubungkan dengan orang-orang yang homoseks, gay dan waria. Menurut sejarah kaum yang
pertama kali melakukan perbuatan homoseks di dunia ini adalah kaum Nabi Luth as, yang
menempati wilayah di sekitar laut mati yaitu Sadum dan Amurah (Gamurrah).

Rasulullah saw bersabda, "Siapa saja yang menemukan pria pelaku homoseks, maka
bunuhlah pelakunya tersebut." (HR Abu Dawud, At Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Hakim,
dan Al-Baihaki).

Ayat Al Qur'an dan Hadist di atas menjelaskan bahwa praktik homoseks merupakan satu
dosa besar dan sangat berat sanksinya di dunia. Apabila tidak dikenakan di dunia maka sanksi
tersebut akan diberlakukan di akhirat. Hukuman bagi pelaku sihaq (lesbi), menurut kesepakatan
para ulama, adalah ta'zir, yang artinya pihak pemerintah yang memiliki wewenang untuk
menentukan hukuman yang paling tepat, sehingga bisa memberikan efek jera. Bagi pelaku
perbuatan haram tersebut. Beberapa dampak negatif yang sering ditimbulkan oleh perilaku
LGBT antara lain:

1. Kesehatan; perilaku seks homo dan lesbian lebih beresiko terjangkit virus HIV/AIDS dan
penyakit kelamin yang sulit terobati. sekitar 78% pelaku homo seksual terjangkit penyakit
kelamin menular, 10 Selain penyakit kelami, LGBT juga menimbulkan penyakit AIDS yang
belum diketahui obatnya. Kecenderungan rata-rata umur kaum gay dan lesbian relatif lebih
pendek.

2. Moralitas; LGBT menciderai kemanusiaan kita. Pelaku homo dan lesbian telah mengingkari
ALLAH yang telah menciptakan manusia berpasang-pasangan sebagai fitrahnya.

3. Sosial; perilaku gay dan lesbian tidak akan bisa menghasilkan keturunan, kerusakan keluarga
dan menghancurkan nasab. Jika perilaku tersebut dilegalkan maka di masa yang akan datang
akan terjadi kepunahan spesies manusia.

4. Keamanan; dalam komunitas LGBT sering terjadi tindak kekerasan seksual dan pembunuhan.
Hal ini terjadi karena pelaku LGBT yang mudah berganti pasangan, kecenderungan pemaksaan
kehendak dominan terhadap pasangan sejenis, kesenangan yang membabibuta, atau sebaliknya
kekecewaan berat yang berujung pembunuhan terhadap pasangan sejenisnya. Dalam praktik
pemenuhan hasrat seksualnya tidak jarang mereka juga menempuh kekerasan terhadap anak-
anak, dan kaum wanita lemah lainnya yang diinginkannya.
4. LESBIAN

Lesbian adalah istilah yang digunakan untu merujuk kepada wanita yang melakukan
hubungan sex dengan jenis kelamin yang sama. Munculnya LGBT ini sebenarnya sudah ada
pada zaman Nabi Luth, dimana pada zaman itu banyak kaum Nabi Luth melakukan
penyimpangan agama yaitu dengan melakukan perbuatan homoseksual, sehingga turun ayat
A‟raaf (7) ayat 80-81, yang artinya:“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya).
(Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah
itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?"Sesungguhnya
kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita,
malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.

Dalam Islam, LGBT dikenal dengan dua istilah yaitu Liwath (gay) dan Sihaaq (lesbian).
Liwath (gay) adalah perbuatan yang dilakukan oleh laki-laki dengan cara memasukan dzakar
(penis)nya kedalam dubur laki-laki lain. Liwath adalah suatu kata (penamaan) yang dinisbatkan
kepada kaumnya Luth Alaihis salam, karena kaum Nabi Luth Alaihis salam adalah kaum yang
pertama kali melakukan perbuatan ini Allah SWT menamakan perbuatan ini dengan perbuatan
yang keji (fahisy) danmelampui batas (musrifun). Sedangkan Sihaaq (lesbian) adalah hubungan
cinta birahi antara sesama wanita dengan image dua orang wanita saling menggesek-gesekkan
anggota tubuh (farji‟)nya antara satu dengan yang lainnya, hingga keduanya merasakan
kelezatan dalam berhubungan tersebut. Hukum Sihaaq (lesbian) sebagaimana dijelaskan oleh
Abul Ahmad Muhammad Al-Khidir bin Nursalim Al-Limboriy Al-Mulky adalah haram
berdasarkan dalil hadits Abu Said Al-Khudriy yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim (no.
338), At-Tirmidzi (no. 2793) dan Abu Dawud (no. 4018) bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam berkata: Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki lain, dan jangan pula seorang
wanita melihat aurat wanita lain. Dan janganlah seorang laki-laki memakai satu selimut dengan
laki-laki lain, dan jangan pula seorang wanita memakai satu selimut dengan wanita lain”.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa yang harus menjadi acuan kita adalah bahwa semua ketentuan
hukum Allah (hukum Islam) adalah untuk kemaslahatan umat manusia. Dari sinilah jelas bahwa
disyariatkannya poligami juga demi kemaslahatan manusia. Karena itu, siapa pun boleh
melakukan poligami selama kemaslahatan itu bisa diwujudkan. Namun, jika kemaslahatan itu
tidak bisa terwujud ketika orang melakukan poligami, maka poligami tidak boleh dilakukan.

LGBT merupakan penyimpangan orientasi seksual yang dilarang oleh semua agama
terlebih lagi Islam. Selain karena perbuatan keji ini akan merusak kelestarian manusia, yang
lebih penting Allah SWT dan Rasulullah melaknat perbuatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai