Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

STUDI ISLAM DI MYANMAR

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam Asia
Tenggara

Dosen Pengampu :

Wiwid Hadi Sumitro, M.Pd.

Disusun Oleh :

Gusti Natasya (0101.21.0023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN
TAHUN AJARAN 2023 M/1444 H
A. Latar Belakang

Myanmar (Burma) yang terletak diwilayah kawasan Asia Tenggara,

berhimpitan langsung dengan beberapa negara antara lain, sebelah Barat

Laut berhimpitan dengan negara India, sebelah Utara berhimpitan dengan

China, sebelah Timur berhimpitan dengan Laos, sebelah Barat berhimpitan

Bangladesh, dan dengan India di sebelah Barat Laut.1 Memiliki populasi

dengan jumlah 50 juta jiwa, dalam pekembangannya Myanmar masih

termasuk negara berkembang, kebanyakan penduduk berketurunan dari ras

Mongol, ada juga berdarah India dan Pakistan. Negara ini juga dikenal

sebagai negara yang letak geografisnya sangat strategis karena memiliki

daerah bervariasi. Terdapat banyak aliran sungai dan gunung berapi yang

dapat memberikan kesuburan untuk tanah di Myanmar. 2

Agama islam pertama kali tiba di Myanmar pada tahun 1055. Para

saudagar Arab yang beragama Islam ini mendarat di delta Sungai

Ayeyarwady, Semenanjung Tanintharyi, dan Daerah Rakhin. Kedatangan

umat Islam ini dicatat oleh orang-orang Eropa, Cina dan Persia.3

Populasi umat Islam yang ada di Myanmar saat ini terdiri dari

keturunan Arab, Persia, Turki, Moor, Pakistan dan Melayu. Selain itu,

beberapa warga Myanmar juga menganut agama Islam seperti dari etnis

Rakhin dan Shan. Populasi Islam di Myanmar sempat meningkat pada masa

penjajahan Britania Raya dikarenakan banyaknya umat Muslim India yang

1
Awani Irewati, “Myanmar dan Matinya Penegakan Demokrasi”. Jurnal Penelitian
Politik, hlm. 6
2
ibid
3
Yegar,M. (1972). The Muslims of Burma” A study of a minority Group. Otto
Harrassowitz. Wisbaden. hlm.2.
bermigrasi ke Myanmar, tapi populasi umat Islam semakin menurun ketika

perjanjian India-Myanmar ditanda-tangani pada tahun 1941.4

Sebagian besar Muslim di Myanmar bekerja sebagai penjelajah,

pelaut, saudagar dan tentara. Beberapa diantaranya juga bekerja sebagai

penasehat politik Kerajaan Burma, muslim Persia menemukan Myanmar

setelah menjelajahi daerah selatan Cina. Koloni muslim Persia di Myanmar

ini tercatat di buku Chronicles of China di 860.5

4
Ibid
5
Ibid.hlm.9
B. Studi Islam Di Myanmar

Myanmar adalah sebuah negara yang terletak di Asia Tenggara.

Negara yang secara astronomis berada di antara 11°LU – 28°LU dan 92°BT

– 100°BT ini berbatasan dengan Bangladesh, India dan laut Benggala

disebelah baratnya, sedangkan disebelah timurnya Myanmar berbatasan

dengan Thailand, Laos dan China. Di sebelah Utara Myanmar adalah China

dan disebelah Selatan adalah Laut Andaman. 6

Luas wilayah Myanmar adalah sebesar 676.578 km2 dengan jumlah

penduduk sebanyak 55.123.814 jiwa. Mayoritas penduduk Myanmar adalah

etnis Burma atau Bamar yaitu sebanyak 68%. Pemerintah Myanmar

mengakui sebanyak 135 kelompok etnis asli di Myanmar. Kebanyakan

penduduk Myanmar menganut agama Buddha yaitu sebanyak 87,9%

sedangkan agama lainnya adalah agama Kristen sebanyak 6,2%, agama

Islam sebanyak 4,3% serta agama-agama lainnya. Bahasa resmi Myanmar

adalah bahasa Myanmar.7

Politik luar negeri, Myanmar bergabung dengan ASEAN pada tahun

23 Juli 1997. Myanmar juga merupakan anggota PBB dan lembaga-lembaga

dibawah PBB, anggota Asian Development Bank (ADB). Orang-orang

Rohingya memang berbeda dengan orang Myanmar.8

6
Nasrruddin. (2017).Islam di Myanmar. Jurnal Al hikmah Vol. XIX No. 2. Hlm.61
7
Ibid hlm.61
8
Ibid hlm.62
a.Pendidikan Masyarakat Rohingya

Akibat dari perpecahan etnis di Myanmar berpengaruh hebat

terhadap segala segi kehidupan yang ada di Arakan, hal ini juga

berpengaruh terhadap kondisi pendidikan yang ada di Myanmar, dimana

terjadi pendiskriminisasian etnis dalam tiap jenjang pendidikan, khususnya

etnik Muslim Rohingya. Pada Tahun 2003 saja misalkan, di Arakan setiap

desa dilaporkan hanya memiliki satu. sekolah dasar didaerah terpencil

dengan akses yang terganggu, sehingga anakanak hanya merasa perlu untuk

berkontribusi bagi kehidupan mereka, sehingga orang tua hanya

menyekolahkan anaknya di madrasah dan maktab untuk mempelajari

agama, Al-Quran dan bahasa Arab, dan juga mereka diajari bahasa Burma

yang mana anak-anak tersebut tidak berbicara dengan bahasa itu.

Dilaporkan pula bahwa hanya ada 35 sekolah menengah dan 6 sekolah

tinggi yang terdapat di Maungdaw dan Buthidaung, dan perguruan tinggi

hanya ada satu yaitu di Sittwe, yang mana pada februari 2001 akses ke

Sitwee ditutup dan Siswa Rohingya tidak diperbolehkan bergabung di

universitas.9

9
Ibid hlm.68
b. Madrasah di Arakan

Diskriminasi etnis di Arakan menyebabkan pemerintahan Myanmar

hanya memperhatikan pendidikan pada etnis Budha saja dengan

mengesampingkan etnis-etnis yang lain. Sehingga etnis-etnis lain membuat

suatu tatanan yang independent dalam pendidikan etnis mereka, dan hal ini

tak terkecuali Muslim Rohingya yang mana membuat Madrasah dan maktab

dengan kurikulum yang independent.

Di Myanmar terdapat ratusan Madrasah berdasarkan data tahun 1997

jumlah Madrasah diseluruh Myanmar sejumlah 759 buah dan di Yangon

sendiri sebagai ibu kota Myanmar sejumlah 171 buah. Madrasah-madrasah

ini dananya berasal dari dalam negeri dan luar negeri, ini merupakan

fenomena baru yang mana umat Islam Bamar, yaitu salah satu etnis Islam di

Myanmar selain Rohingya, berupaya untuk berhubungan dengan rekan-

rekan mereka yang berasal dari Arab, ini merupakan salah satu bentuk

penyeimbangan ideologi Islam di India.

Madrasah di Myanmar belum terorganisir dengan rapi, seperti: tidak

adanya usia khusus dalam pendaftaran, dan hanya menerima minimal masuk

adalah umur 7 tahun, tidak ada pembatasan jenjang pendidikan, bahkan

standar pendidikan biasanya selama 10 tahun. Para siswa biasanya

menghafalkan AlQuran selama 2 sampai 4 tahun tanpa memahami makna

dari ayat Al-Quran, setelah itu mereka melanjutan studi ke Pakistan,

Bangladesh bahkan semenanjung Arab.10

10
Mohammed Mohiyuddin Mohammed Sulaiman, Dictatorship, disorder and
decline in Myanmar, Islamic education in Myanmar: a case study. Hal 178-182.
c.Kebijakan Militer terhadap Minoritas Muslim

Secara politik akan tampak bahwa kaum muslim Myanmar

menikmati proteksi dan kebebasan yang lebih besar selama periode

demokrasi. Mereka tidak hanya mempunyai wakil yang cukup baik di

pemerintahan tetapi juga merupakan elemen politik yang penting dalam

kehidupan politik di Burma. Kudeta militer tahun 1962 telah mencekik

ruang politik oposisi dan mempersempit ruang partisipasi muslim di bidang

politik.

Muslim Myanmar yang menjadi minoritas ditengah-tengah

masyarakat Budha banyak mengalami penindasan. Nilainya semakin buruk

karena pernah mendapat sedikit kebebasan pada masa kolonial Inggris.

Mereka dianggap sebagai kaki-tangan kolonial Inggris. Tentara Myanmar

disinyalir menggunakan para pendeta Budha untuk menggempur masjid di

perkampungan muslim. 11

Pasukan militer banyak melakukan perusakan terhadap

masjid di samping merobek dan membakar Al-Quran. Kerja paksa dan

kekerasanterhadap wanita juga mengiringi kekejaman ini. Pemerintah

militer punya andil besar dalam mempersempit gerak muslim Myanmar. 12

11
Laporan Kebebasan Beragama Internasional AS tahun 2010, Koran
Muslim, 25 Pebruari 2011.
12
Kardiyat Wiharyanto, Sejarah Myanmar Modern, Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma, 1993, hlm. 103.
D. Sub-Sektor Pendidikan Dasar

Sistem sekolah pendidikan dasar di Myanmar terdiri dari 3 tahun

bersekolah di tingkat dasar yang lebih rendah, 2 tahun di tingkat dasar atas,

4 tahun di tingkat menengah dan 2 tahun di tingkat menengah atas. Pada

akhir tingkat menengah atas, peserta didik duduk untuk tingkat selanjutnya.

Seluruh sekolah pendidikan dasar berada di bawah pengawasan Departemen

Pendidikan. Administrasi dan manajemen pendidikan dasar dilakukan oleh

tiga Departemen Pendidikan Dasar dan Departemen Perencanaan dan

Pelatihan Pendidikan sesuai dengan arahan dari badan hukum dan

organisasi: Dewan Pendidikan Dasar. Kurikulum Pendidikan Dasar, Komite

Silabus dan Buku, dan Komite Pengawas Pendidikan Guru. 13

E. Sub-Sektor Pendidikan Tinggi

Ada 156 institusi pendidikan tinggi di Myanmar 64 lembaga yang

sebagian besar, berada di bawah yurisdiksi Kementerian Pendidikan

sementara 92 lembaga di bawah 11 kementerian lain dan Publik Jasa Seleksi

dan Dewan Pelatihan. Seluruh institusi pendidikan tinggi dibiayai negara.

156 lembaga pendidikan tinggi mengkhususkan diri dalam berbagai bidang

seperti seni dan sains, hukum,pendidikan ekonomi dan bisnis, pendidikan

guru, bahasa asing, teknik, ilmu komputer, ilmu kelautan, pertahanan,

pertanian, kehutanan, ilmu kedokteran hewan, dan budaya dan seni, dan

lain-lain, dan dan menawarkan berbagai program-sarjana, diploma

pascasarjana, program gelar master dan doktor.14

13 Gartner,Uta.2011
14
Ibid
C. KESIMPULAN

Masyarakat Muslim Di Myanmar pada dasarnya, merupakan

Masyarakat yang telah berdiam diri lama di Myanmar khususnya Arakan,

bahkan telah membangun sebuah kebudayaan dan peradaban disana, dan

antara umat Muslim dan Budha tidak ada perpecahan yang menimbulkan

kekerasan. Namun pada masa kolonialisme perpecahan etnis terjadi sebagai

hasil dari politik adu domba yang kemudian memeras suatu daerah tertentu,

sehingga kekerasan tidak dapat dibendung dan akibatnya hingga masa pasca

kolonialisme.

Hal itu pun mempengaruhi pada masalah social, politik, budaya,

ekonomi dan pendidikan. Masalah politik masyarakat minoritas, Islam

khususnya, tidak boleh ikut andil dalam masalah politik di Myanmar,

sehingga suara mereka tidak pernah sampai di parlemen. Dan juga,

muncullah kecurangan-kecurangan dalam hal politik, seperti, tidak

menghormati hasil pemilu. Dan hal-hal ini mempengaruhi pula dalam

masalah pendidikan, masyarakat yang boleh mendapatkan pendidikan

hanya, masyarakat Budha saja. Tetapi hal itu tidak mempengaruhi umat

muslim berhentinya menerima kesewenang-wenangan itu, mereka bergerak

dalam pendidikan madrasah, walaupun belum terorganisir dengan baik,

tetapi merupakan salah satu suara yang berani melawan penindasan.


D. SARAN

1. pendidikan yang ada di Myanmar, dimana terjadi

pendiskriminisasian etnis dalam tiap jenjang pendidikan, khususnya etnik

Muslim Rohingya. Pada Tahun 2003 saja misalkan, di Arakan setiap desa

dilaporkan hanya memiliki satu. sekolah dasar didaerah terpencil dengan

akses yang terganggu, sehingga anak anak hanya merasa perlu untuk

berkontribusi bagi kehidupan mereka harus di perhatikan lagi.

2. Madrasah-madrasah ini memerlukan dana yang lebih layak yang

berasal dari dalam negeri dan luar negeri, ini merupakan fenomena baru

yang mana umat Islam Bamar, yaitu salah satu etnis Islam di Myanmar

selain Rohingya, berupaya untuk berhubungan dengan rekan-rekan mereka

yang berasal dari Arab, ini merupakan salah satu bentuk penyeimbangan

ideologi Islam di India harus di lihat oleh pemerintah agar dana dan

anggaran nya tidak di salah gunakan


DAFTAR PUSTAKA

of a Muslim Enclave in Arakan (Rakhine) State of Burma (Myanmar), SOAS

Bulletin of Burma Research, Vol. 3, No. 2, Autumn 2005

Awani Irewati, “Myanmar dan Matinya Penegakan Demokrasi”. Jurnal

Penelitian Politik, hlm. 6

Yegar,M. (1972). The Muslims of Burma” A study of a minority Group. Otto

Harrassowitz. Wisbaden. hlm.2.

Nasrruddin. (2017).Islam di Myanmar. Jurnal Al hikmah Vol. XIX No. 2.

Hlm.61

Mohammed Mohiyuddin Mohammed Sulaiman, Dictatorship, disorder and

decline in Myanmar, Islamic education in Myanmar: a case study. Hal 178-182.

Laporan Kebebasan Beragama Internasional AS tahun 2010, Koran

Muslim, 25 Pebruari 2011.

Kardiyat Wiharyanto, Sejarah Myanmar Modern, Yogyakarta :

Universitas Sanata Dharma, 1993, hlm. 103.

Gartner, Uta. 2011. Education In Myanmar A Concise Abstract Of

Educational Policy. Jerman: Universitat Passau.

Anda mungkin juga menyukai