Anda di halaman 1dari 18

STUDI ISLAM DI NEGARA THAILAND

Makalah ini sebagai tugas mandiri bidang studi Studi Islam Asia Tenggara

Disusun Oleh:
MAISYARAH
0101.21.00033

Dosen Pengampu:
WIWID HADI SUMITRO,M.Pd

PENDIDIKAN GURU AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN DUMAI
T.A 1444 H/2022 M
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Asia Tenggara adalah sebuah kawasan di benua Asia bagian tenggara. Kawasan ini
mencakup Indo Cina dan Semenanjung Malaya serta kepulauan disekitarnya. Sebagian besar
penduduk di wilayah Asia Tenggara berbudaya Melayu, yang membentang di Malaysia dan
Indonesia hingga Filipina. Di Negara-negara tersebut, Islam menjadi identitas keberagaman
mereka. Sekalipun pada sisi kebudayaan dan agama tampak homogen, namun pada realitas
sosialnya kehidupan mereka menampakkan variasi dan dinamika. Islam adalah agama rahmatan
lil’alamin, artinya agama yang seluruh ajarannya bertujuan menebarkan rasa kasih saying Allah
untuk seluruh alam. Studi Islam di Asia Tenggara termasuk salah satu studi kawasan Islam yang
kajiannya menjelaskan pertumbuhan, perkembangan, dan karakteristik sosial budaya yang ada
didalam kawasan tertentu karena adanya pengaruh islam, termasuk tentang faktor-faktor
pendukung bagi munculnya berbagai ciri dan karakter serta pertumbuhan kebudayaan disetiap
dunia kawasan Islam. Patani adalah nama sebuah “Muslim minoritas” yang mendiami empat
wilayah selatan Thailand, yaitu Patani, Naratiwat, Satun, dan Jala. Sebelum tahun 1801, wilayah
selatan Thailand merupakan wilayah Kesultanan Patani Darussalam (Patani Raya) yang meliputi
Patani (Thailand Selatan), Trengganu, dan Kelantan (Malaysia). Tahun 1901, wilayah tersebut
dianeksasi Kerajaan Thailand. Penaklukan pertama Kerajaan Islam Patani oleh Kerajaan
Thailand terjadi pada masa pemerintahan Rama III yaitu pada tahun 1785 di bawah pimpinan
Wang Na Surasi. Patani dipaksa untuk tunduk dibawah naungan Kerajaan Thailand.
B. PEMBAHASAN
1. Makna Kajian Islam di Asia Tenggara

Kajian Islam atau studi Islam , secara etimologis merupakan terjemahan dari bahasa Arab,
yaitu dirasah islamiyah. Dalam kajian Barat, Studi Islam disebut Islamic studies. Secara harfiah,
studi Islam adalah kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan keislaman.Adapun pengertian
terminologis tentang studi Islam dalam kajian ini, yaitu kajian secara sistematis dan terpadu
untuk mengetahui, memahami, dan menganalisis secara mendalam hal-hal yang berkaitan
dengan agama Islam, pokok-pokok ajaran Islam, sejarah Islam ataupun realitas pelaksanaannya
dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum, Islam masuk ke Asia Tenggara melalui kegiatan
kaum pedagang dan para sufi atau dengan cara damai, terbuka dan tanpa paksaan sehingga Islam
sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara. Hal ini bukan berarti tidak terjadi konflik,
bahkan peperangan di Asia Tenggara ketika terjadi islamisasi, seperti terjadi konflik antara
Demak dengan Majapahit atau antara Cirebon ( dan Banten) dengan kerajaan-kerajaan Sunda.
Kedatangan Islam di Negara-negara di Asia Tenggara hamper semuanya didahului oleh nteraksi
antara masyarakat di wilayah kepulauan dan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat,
Yaman dan Arabia selatan. Pada Abad ke-5 SM, Kepulauan Melayu telah menjadi tempat
persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan menjalin hubungan dengan masyarakat
pesisir. Kondisi ini dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam
pada warga sekitar pesisir. Sekalipun datang belakangan, Islam di Asia Tenggara menampakkan
fenomena yang mngesankan, dengan beberapa karakteristik berikut:

a. Islam masuk ke Asia Tenggara dengan jalur damai, yaitu dominan secara kultural,
sekalipun islamisasi secara struktural pun terjadi.
b. Letak geografis Asia Tenggara yang strategis mendorong banyak orang asing untuk
mengunjunginya sehingga Asia Tenggara bersifat terbuka.
c. Karena kondisi geografis/geopolitics, Islam Asia Tenggara bersifat variatif. Misalnya
Islam di Indonesia berbeda dengan Islam di Malaysia, tetapi tetap memiliki syariat yang
sama.1

1
Asep Ahmad, Samsudin. Studi Islam Asia Tenggara.CV.Pustaka Setia.Bandung.2013
Profil Negara Thailand

a. Nama Lengkap : kerajaan Thailand ( Kingdom of Thailand)


b. Ibu Kota : Bangkok
c. Bentuk Pemerintahan: Monarki Konstitusional
d. Kepala Pemerintahan:Perdana Menteri
e. Luas Wilayah :513.210 km2
f. Jumlah Penduduk:69.480.520 Jiwa (2021)
g. Bahasa Resmi :Bahasa Thai
h. Mata Uang : Baht
i. Suku bangsa/etnis:thai,myanmar,dll
j. Agama :Buddha,Islam,Kristen dll
k. Lagu kebangsaan: “Phleng Chat Thai”
l. Hari Nasional : 5 Desember 1927 ( Hari lahir Raja
Phumiphon(Bhumibol))
m. Lokasi : Benua Asia(Asia Tenggara)2

2
Artikel tentang ilmu pengetahuan umum, kesehatan dan teknologi
2. Sejarah Masuknya Islam Ke Negara Thailand

Thailand biasa disebut juga Muangthai, atau Muangthai Risabdah, atau Siam, atau
negeri gajah putih, terletak di sebelah utara Malaysia, dan sering dilukiskan
sebagai bunga yang mekar di atas sebuah tangkai. Thailand berarti negeri yang
merdeka, karena memang merupakan satu-satunya negeri di Asia Tenggara yang
tidak pernah dijajah oleh kekuasaan Barat atau negara lain. Dengan demikian
Thailand lebih bebas menentukan pilihan bernegara modern daripada negara Asia
Tenggara lainnya. Negara yang di lukiskan di peta sebagai bunga yang mekar di
atas sebuah tangkai yang letaknya sangat strategis ini bertapal batas bersama
dengan Birma di sebelah utara dan barat, Laos di sebelah utara dan timur,
Kampuchea di sebelah tenggara dan Malaysia di sebelah paling selatan. Yang
menjadikan Thailand sebagai kegiatan internasional, kegiatan itu berpusat di
daratan sentral aluvial seperti ; Perdagangan, industri dan pertanian yang ada pada
daearah sebelah utara.Di Thailand, negeri yang mayoritasnya beragama Budha
aliran Teravada (agama resmi kerajaan), terdapat lebih dari 10% penduduk muslim
dari seluruh populasi penduduk Thailand yang berjumlah kurang lebih 67
juta orang. Penduduk muslim Thailand sebagian besar berdomisili di bagian
selatan Thailand, seperti di propinsi Pha Nga, Songkhla, Narathiwat dan
sekitarnya yang dalam sejarahnya adalah bagian dari Daulah
Islamiyyah Pattani. Dengan jumlah umat yang menjadi minoritas ini, walau
menjadi agama kedua terbesar setelah Budha, umat Islam Thailand sering
mendapat serangan dari umat Budha (umat Budha garis keras), intimidasi, bahkan
pembunuhan masal. Pattani (patani) adalah nama sebuah “Muslim minoritas” yang
mendiami empat wilayah selatan Thailand, yaitu Patani, Naratiwat, Satun, dan
Jala. Sebelum tahun 1801, wilayah selatan Thailand merupakan wilayah
Kesultanan Patani Darussalam (Patani Raya) yang meliputi Patani (Thailand
Selatan), Trengganu, dan Kelantan (Malaysia). Tahun 1901, wilayah tersebut
dianeksasi Kerajaan Thailand. Penaklukan pertama Kerajaan Islam Patani
oleh Kerajaan Thailand terjadi pada masa pemerintahan Rama III, yaitu pada tahun
1785 di bawah pimpinan Wang Na Surasi. Patani dipaksa tunduk di bawah
naungan Kerajaan Thailand. Bagian selatan Thailand didominasi oleh bangsa
Melayu. Jika dilihat dari ras, bahasa dan kebudayaan, bangsa Melayu yang
mendiami wilayah selatan Thailand tidak jauh berbeda dengan kondisi umum
bangsa Melayu di wilayah lainnya, baik di Indonesia, Filipina, Brunei,
Malaysia, maupun Singapura. Umumnya bangsa Melayu yang mendiami
wilayah selatan Thailand mempunyai kekerabatan dengan raja-raja di Kelantan,
Malaysia. Dilihat dari aspek sosial, ekonomi, dan pendidikan, penduduk di
wilayah selatan Thailand sangat tertinggal dari penduduk wilayah bagian utara.
[Thailand merupakan salah satu negara diantara negara-negara di kawasan
Asia Tenggara. Secara geografis, kawasan Asia Tenggara merupakan kawasan
antara benua Australia dan daratan China, daratan India sampai laut China.
dengan begitu, thailand cukup mudah untuk dijangkau para pelancong dari zaman
ke zaman untuk mencari penghidupan maupun penyebaran agama. Bahasa resminya
adalah bahasa Thai, bentuk pemerintahan yaitu Kesatuan monarki konstitusional
parlementer. Budha adalah agama terbesar di Thailand dan resmi menjadi agama
kerajaan. Kehidupan Budha telah mewarnai hampir seluruh sisi kehidupan di
Thailand, dalam pemerintahan (kerajaan), sistem dan kurikulum pendidikan, hukum,
dan lain sebagainya. Namun terdapat juga agama-agama lain, diantaranya adalah
Islam, Kristen, Konghucu, Hindu dan Singh.

Islam masuk ke Patani diduga bukan hanya berasal dari satu daerah,
sebab beberapa pendapat, diantaranya seperti yang dikutip oleh Asep Ahmad
Hidayat dari A. Bangnara, menyebutkan Islam tersebar ke Patanidari Arab,
Cina, India, dan Persia, kira-kira abad ke 10 M. Hal senada juga dapat disebutkan
dalam Ensiklopedi Islam Tematis bahwa Islam diperkirakan datang ke
kawasan Pattani (Thailand bagian Selatan) sekitar pada abad ke-10 atau 11 melalui
jalur perdagangan. Yang mana penyebaran Islam ini dilakukan oleh para guru sufi
dan pedagang yang berasal dari wilayah Arab dan pesisir India. Pendapat
lainada yang mengatakan Islam masuk ke Thailand melalui Kerajaan Samudra
Pasai di Aceh. Salah satu bukti yang menguatkan pendapat ini adalah ditemukannya
sebuah batu nisan yang bertuliskan Arab di dekat Kampung Teluk Cik Munah, Pekan
Pahang yang bertepatan pada tahun 1028 M. 3

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Islam di Patani datang dari
Campa, di pesisir Annam (Vietnam), daerah pinggir Laut Cina Selatan. Di sana
terdapat semacam tulisan tahun 1039 M yang terletak di daerah Phang Rang,
kota pelabuhan terpenting bagi Campa. Bukti tersebut tidak cukup karena aliran
orang-orang Islam Campa adalah Syi’ah, sedangkan Patani bermazhab Syafi’i.
Menurut cacatan seorang penulis Portugis yang bernama Emmanuel Gedinho
d’Eredia, disebutkan bahwa Islam terlebih dahulu datang ke daerah Pattani dan
pahang, kemudian masuk ke Malaka. Dan seorang pakar sejarah Pattani di Thailand,
A. Bangnara, menyebutkan bahwa Islam pada awalnya diterima di kalangan rakyat
biasa. Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa teori masuknya Islam ke
Thailand terutama Thailand Selatan(Patani) tidak jauh berbeda dengan masuknya
Islam ke Nusantara. Sebagaimana yang juga dikutip dalam buku Studi Islam di
Asia Tenggara, yaitu: pertama, mengenai waktu masuknya agama Islam. Kedua,
asal negara yang menjadi perantara atau sumber pembawa agama Islam ke
Nusantara

3. Pendidikan Islam di Thailand


Proses masuknya Islam di Thailand dimulai sejak kerajaan Siam mengakui
sisi kerajaan Patani (lebih dikenal oleh penduduk muslim Thai sebagai Patani
Darusalam). Perkembangan Islam di Thailand semakin pesat saat beberapa
pekerja muslim dari Malaysia dan Indonesiamasuk ke Thailand pada akhir
abad ke-19. Saat itu mereka membantu kerajaan Thailand membangun
beberapa kanal dan sistem perairan di Krung Theyp Mahanakhon (Propinsi
Bangkok). Pusat dakwah Islam terbesar di Islamic center Ramkamhaeng. Hampir
semua aktifitas keislaman, mulai dari pengajian, layanan penikahan sampai dengan
pasar makanan bisa ditemukan disini. Salah satu orang yang berjasa di bidang
sertifikasi makanan halal adalah Winai Dahlan (cucu dari KH Ahmad Dahlan),
yang sudah puluh-an tahun tinggal dan menjadi warga Thailand, yang menjabat

3
Rini.Rahman.Pendidikan Islam di Thailand. UNP
sebagai direktur dari Halal Science Center di Universitas Chulalongkorn, yang
giat melakukan promosi mengenai makanan halal ke seluruh dunia. Islamic Center
Ramkamhaeng berjarak sekitar 2 km dari kantor Kedutaan Besar Republik
Indonesia dijalan Petchburi. Dalam kehidupan berbangsa dan berbegara, pemerintah
kerajaan Thailand memberikan kebebasan yang sebesar-besarnya bagi kaum
muslim Thaiuntuk melaksanakan ibadah dan berdakwah. Di Thailand juga tumbuh
kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan oleh beberapa lembaga Islam.
Seperti pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu, TPA/TKA dan kajian mingguan
mahasiswa adalah beberapa kegiatan rutin yang diadakan mingguan. Masyarakat
dan Pelajar Muslim Indonesia juga mengadakan silaturrahim bulanan dalam
forum pengajian Ngaji-khun, yang dilaksanakan di berbagai wilayah di Thailand.
Kabar baiknya, pemerintah membantu penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa
Thai, juga membolehkan warga muslim mendirikan masjid dan sekolah
muslim. Kurang lebih tercatat lebih dari 2000 masjid , dan 200 sekolah muslim di
Thailand. Jumlah masjid di ibukota Bangkok adalah dua kali lipat dari
jumlah seluruh masjid di Singapura. Umat Islam di Thailand bebas mengadakan
pendidikan dan acara-acara keagamaan. Perkembangan Peradaban di Kawasan
Dunia Islam, Umat muslim Thailand bekerjasama dengan beberapa lembaga
pendidikan negara lain, baik yang nasional maupun internasional untuk
mengadakan seminar internasional pendidikan Islam. Mereka mengirimkan
kader-kadernya ke berbagai universitas dunia, seperti Al Azhar Mesir dan
Madinah. Dan juga beberapa universitas tanah air, seperti UII, UIN, Universitas
Muhammadiyah dan lainnya. Termasuk juga mengirimkan putra-putra Thailand
ke berbagai pesantren di Indonesia, termasuk Gontor. Namun demikian, tidak
semua lokasi di Thailand menjadi tempat yang aman untuk kaum muslim.
Daerah Thailand Selatan masih menjadi daerah yang mencekam karena hampir
setiap hari operasi militer digelar di kampung penduduk dengan alasan
mencari dalang peledakan bom di wilayah selatan. Proses Islamisasi di Patani
tidak bisa dilepaskan dari peranan pendidikan. Pada tahap awal pendidikan informal
sangat penting, yaitu kontak informal antara mubaligh dengan rakyat setempat.
Selanjutnya ditindaklanjuti dengan munculnya pendidikan nonformal dan terakhir
pendidikan formal. Pada tahap awal pendidikan agama Islam di kawasan Thailand
Selatan dilaksanakan pendidikan Al-Qur’an. Pengajian Al-Qur’an adalah sesuatu
yang mesti dipelajari oleh setiap muslim. Pengajian Al-Qur’an ini dilaksanakan di
mesjid dan di rumah-rumah Tok Guru. Di setiap kampung ada rumah Tok
Guru yang dijadikan tempat pengajian Al-Qur’an. Selanjutnya muncullah
pendidikan pondok. Pondok berposisi sebagai lembaga pendidikan yang amat
penting di Thailand Selatan. Alumnus pondok memiliki posisi yang sangat
penting dan memiliki peranan yang strategis di tengah-tengah masyarakat,
mereka pemimpin masyarakat khususnya dalam bidang keagamaan menjadi imam,
khotib bilal, menjadi ahli jawatan mesjid, paling tidak menjadi to’
lebai.Pendidikan formal yang dilaksanakan pemerintah dimulai pada masa raja
Chalongkarn atau Rama V pada tahun 1899. Sekolah ini kurang mendapat
sambutan masyarakat. Melihat itu pada tahun 1921 pemerintah mengeluarkan
undang-undang yang mewajibkan sekolah mulai ditingkat sekolah dasar kelas satu
sampai kelas empat. Kendatipun undang-undang tersebut dikeluarkan, namun
masyarakat Islam di kawasan Thailand Selatan (khususnya ditempat wilayah :Patani,
Yala, Narthiwat, dan Satun) tidak menyambut dengan baik pemberlakuan
undang-undang tersebut. Terbukti statistik tahun 1960 tamat sekolah dasar
kelas satu sampai kelas empat di wilayah tersebut hanya 13,67 persen
masyarakat masih terkait erat dengan pendidikan pondok. Kebijakan pemerintah
Thailand berikutnya pada tahun 1966, adalah mewajibkan seluruh institusi
pondok untuk mendaftarkan diri ke pemerintah di bawah Akta Rongrian Rat
Son Sasna Islam (Sekolah Swasta Mengajar Agama Islam). Sejak itu mulai
perubahan pendidikan pondok di Selatan Thailand. Perubahan itu memunculkan
timbulnya madrasah. Peran ulama-ulama Patani sangat dominan dalam proses
Islamisasi tersebut, bahkan peranan mereka tidak hanya di patani saja tetapi juga
sampai ke luar negeri, seperti ke Indonesia. Diantaranya yang terkenal adalah Syekh
Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman Al-Patani, yang telah berhasil mengIslamkan raja
Buton yaitu raja Walio. Syeh Abdul Jalil al-Fathoni telah menyebarkan agama Islam
di Kalimantan Barat (lebih kurang tahun 1700). Syekh Daud Abdullah al Fatoni
juga seorang ulama Patani, yang bermukim di Makkah dan menulis banyak kitab-
kitab agama. Dipandang dari sudut interen yakni munculnya lembaga pendidikan
Islam di Patani, setelah berproses dari lembaga pendidikan informal, nonformal dan
selanjutnya muncul lembaga pendidikan pondok sebagai lembaga formal.
Sistem pendidikan di Thailand memiliki kesamaan dengan sistem pendidikan
di Indonesia dan terdapat juga perbedaannya. Sistem pendidikan di Thailand
terbagi menjadi 3 yaitu: pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan
informal. Untuk sistem pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar dan
pendidikan tinggi. sedangkan sistem pendidikan non-formal terdiri dari: program
sertifikat kejuruan, program short course sekolah kejuruan dan interest group
program. Pendidikan wajib belajar di Thailand adalah belajar 9 tahun, dengan rincian
grade sebagai berikut :a)Pendidikan Play Group dan TK usia 3-6 tahunb) Pendidikan
Sekolah Dasar (selama 6 tahun), grade 1-6c) Pendidikan Sekolah Menengah
(selama 3 tahun), grade 7-9d) Pendidikan Sekolah Menengah atas (selama 3
tahun), grade 10-12 Untuk grade 7-12 dalam satu komponen sekolahan, mereka
tak harus mendaftar lagi , sudah otomatis melanjutkan di sekolah itu. Ujian
Nasional (UN) di Thailand dikoordinasikan oleh Bureu of Education Testing
Office dari Komisi Pendidikan Dasar yang memakai Sistem Ordinary National
Education Test (O-net). UN di wajibkan untuk grade 3, 6, 9 dan 12.
Ada 8mata pelajaran yang di-UN kan yaitu :
a)Bahasa Thai
b)Matematika
c)Science
d)Ilmu sosial
e)Agama dan Kebudayaan
f)Bahasa asing)Health and Physical Educationh)Art, Career and Technology
Sedangkan siswa dari grade 1,2,4,5,7,8,10 dan 11, mengikuti ujian kelas dari
sekolah masing-masing yang mengacu dari Office of Academic Affair
Kementerian Pendidikan Thailand, secara serentak.
Lembaga-lembaga Pendidikan Islam di Thailand

a).PondokPondok adalah lembaga pendidikan tertua di Patani dan


diantara pondok-pondok tertua itu adalah Pondok Dala, Bermin, Semela,
Dual, Kota, Gersih, Telok Manok, yang mempunyai pengaruh besar bagi
pertumbuhan pendidikan Islam di daerah ini, oleh karena pondok-
pondok ini banyak didatangi oleh pelajar. Pelajar di luar Patani.
Karena itu pondok-pondok ini banyak sekali pengaruhnya bagi
pembangunan bahasa Melayu, pengaruhnya juga sampai ke Burma
dan Kamboja. pondok mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1)Sistemnya
dipengaruhi dengan system pendidikan abad pertengahan, yaitu
halaqah, murid-murid duduk melingkari guru. 2)Tidak memakai system
kelas (non klasikal). 3)Pelajaran berpedoman pada kitab-kitab yang
dibaca disebuah hall terbuka dikenal dengan namanya dengan sebutan
balaisah, tiga kali sehari. 4)Sang murid mencatat penjelasan dan komentar
yang mereka dengar dari guru mereka. 5)Pelajar-pelajar pemula belajar
bersama dengan pelajar senior tidak klasifikasi berdasarkan latarbelakang
mereka. 6)Tidak ada ujian dan tugas-tugas.7)Tidak ada batas lamanya studi,
seseorang bisa saja sampai bermukim sepuluh tahun di pondok tersebut.
Ada tiga unsur pendidikan pondok di Patani, yaitu unsur pendidikan
ibadahyaitu menanamkan keteguhan iman. Tabligh, yaitu penyebaran ilmu,
ketiga amal untuk mewujudkan ajaran Islam di kalangan masyarakat.Materi
pelajaran yang diutamakan di pondok adalah berdasarkan pada pembacaan
dan pemahaman kitab-kitab klasik, baik dalam bahasa Arab maupun
melayu tulisan Jawi. Cirri khas dari pengajaran pondok itu adalah “No system
of education non fixed syllabus, each professor (tok guru) is having his
own method of teaching and syllabus” . Diantara kitab-kitab yang
dipaparkan dan dipelajari di pondok adalah : Nahwu dan Sarf,
Fiqh,Tafsir,Hadits, Balaqhah.
Pondok (sekolah agama) di Thailand Selatan secara keseluruhan
dapat dikatakan sama dengan pesantren di Jawa tahun 1950/60-an
sebelum mengalami modernisasi. Kini, setelah kerusuhan merebak di Patani
atau kawasan Muslim Melayu di Thailand Selatan dalam dua tahun
terakhir, pondok menjadi tertuduh sebagai tempat pusat perlawanan atas
pendekatan keamanan yang dilakukan pemerintah Thailand. Perdana
Menteri Thaksin Shinawatra, secara terbuka menyatakan bahwa ia tak
akan memberikan toleransi kepada pondok yang seperti itu. Pondok Patani
umumnya masih sangat tradisional, bagi kaum Melayu Muslim Thailand
Selatan ia adalah lebih dari sekadar lembaga pendidikan Islam. Tetapi juga
merupakan salah satu identitas keagamaan dan budaya. Jadi, ancaman
penutupan pondok oleh pemerintah, langsung maupun tidak merupakan
pembunuhan ‘genocide’ religius-kultural.Ada dua fatwa utama yang
menyebabkan terjadinya dinamika di kalangan pondok di Thailand
Selatan. Pertama, tuntutan kemajuan dan perubahan zaman. Keikutsertaan
pemerintah Thailand untuk memasukkan mata pelajaran umum ke pondok.
Pondok yang telah berubah disebut madrasah.
Ciri-ciri madrasah di Thailand yaitu:
1)Sistem klasikal.
2)Mempunyai kurikulum, silabus yang telah ditetapkan pokok-pokok
bahasan serta jadwal pelajaran
3)Diajar oleh tenaga pengajar yang memiliki spesialisasi dalam
bidang mata pelajaran yang diajarkan di madrasah tersebut
4)Diajarkan dua jenis ilmu pengetahuan, pengetahuan agama dan
pengetahuan umum
5)Disamping tenaga pengajar, memerlukan juga tenaga administrasi,
bahagia akademik dan keuangan
6)System manajemen tidak lagi terkonsentrasi pada satu orang / tok
guru telah berubah adanya pebagian tanggung jawab (sharing patner)
antara pimpinan madrasah.
7)Oleh karena di madrasah mata pelajaran yang diajar bervariasi, maka
madrasah memerlukan fasilitas pendidikan dan pengajaran seperti
laboratorium bahasa, labor komputer, labor sains dan sarana olah raga.
Institusi madrasah di Thailand dapat dibagi kepada tiga tingkatan : Ibtidaiyah,
Mutawassithah, tsanawiyah. Diantara sekian banyak yang melaksanakan
model madrasah adalah : a)Ma’had Attarbiyyah. Buku-buku umum diambil
dari buku-buku yang diterapkan oleh pemerintah sedangkan buku agama
dibuat sendiri oleh ma’had.

Pendidikan Tinggi
Sebagai sampel dari perguruan tinggi Islam di Thailand dikemukakan
seperti College of Islamic Studies Prince of Songkla University.College of
Islamic Studies mempunyai status yang sama dengan fakultas.
Universitas ini didirikan pada tahun 1989 untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat muslim Thailand dalam bidang pengajian tinggi Islam.
Lembaga ini merupakan satu-satunya Collegenegeri (yang diasuh
pemerintah) Thailand. Di awal tahun 2000 berdiri sebuah
Perguuruan Tinggi Islam di Yala yang disebut Yala College Islam, yang
lokasi kampusnya di propinsi Pattani. Niat awal kampus ini akan berganti
nama menjadi Pattani Islamic University, namun kondisi politik di Thailand
Selatan saat itu tidak memungkinkan memakai nama Pattani.
Akhirnya, diubah menjadi Yala Islamic University(YIU). YIU satu-satunya
universitas di Thailand yang menggunakan kata “Islam” pada nama
kampusnya. Mahasiswa yang belajar di sini bukan hanya dari Thailand
Selatan, ada juga dari Chiang Mai, Thailan\d Utara, termasuk dari
Bangkok. Selain itu ada yang berasal dari Perancis, Vietnam, Kamboja,
Arab saudi, dan Cina.22Sekarang kampus ini berganti nama lagi menjadi
Fatoni University (FTU). Kata “Islam” dilepaskan sehingga tidak disebut
Fatoni Islamic University.Kata Fatoni maksudnya adalah
Fathanah(menyampaikan) yang notabene adalah Islam. Mahasiswa di
kampus ini berpakaian sopan. Perempuan memakai jilbab hingga menutupi
pusat, dan ada juga yang menggunakan cadar. Bagi laki-laki semuanya
memakai baju lengan panjang. Kelas belajar dipisah antara laki-laki dan
perempuan, namun untuk kelas yang jumlah mahasiswanya sedikit,
diperbolehkan gabung anatara laki-laki dan perempuan. Demikian
juga dalam kegiatan-kegitan kampus lainnya.4
Bidang Sosial
Dalam tatanan sosial, muslim Thailand mendapatkan julukan yang kurang
enak untuk didengar, yaitu khaek(orang luar, pendatang, tamu).Istilah ini juga
digunakan untuk menyebut tamu-tamu asing atau imigran kulit berwarna.
Meskipun pada mulanya khaek merupakan term untuk makro-etnis bagi orang
selain thai tapi lama-kelamaan khaek tersebut dipakai pemerintah untuk
mendeskripsikan kaum melayu-muslim diselatan Thailand. Istilah Thai pada 1940-an
akan tetapi istilah ini menimbulkan kontradiksi karena istilah “Thai ” merupakan
dibuat sinonim dari kata “Budha” sedangkan “Islam” identik dengan kaum
muslim Melayu?maka dari itu kaum muslim melayu lebih suka di panggil
Malay-Islam. dari problem rasial tersebut timbullah pengelompokan kaum
muslim di Thailand terjadi dua golongan:
1)Assimilated Group.Atau golongan yang terasimilasi atau berbaur dengan
kaummayoritas yaitu agama masyarakat thai-budha pada segala bidang tatanan
kehidupan hanya saja tidak sampai pada masalah keagamaan.
2)Unassimilated Group. Atau golongan yang tidak berbaur namun menyendiri
di Thailand bagian selatan. Yang masih menunjukan kultur melayu-islam pada
nama, bahasa dan adat. Golongan ini bertempat tinggal didaerah Yala, Narathiwat
dan Patani. Kecuali daerah satun yang sudah terasimilasi dengan kelompok
mayoritas Thai.
Yang dilakukan oleh kerajaan Thailand telah melahirkan masalah utama
mengenai minoritas muslim di pencaplokan Thailand. Orang-orang muslim Patani
yang di bawa ke Bangkok oleh tentara Thailand sebagai tawanan perang pada awal
perang pertama dan kedua. Dan orang-orang inilah kemudian menjadi bagian
utama masyarakat Islam di Thailand tengah dan sebagan dari mereka
tetap memelihara budaya dan bahasa mereka. Keterpaksaan masyarakat
melayu muslim di Thailand Selatan dirasakan selama puluhan tahun, sejak
integrasimelayu Thailand menjadi bagian dari kerajaan Thailand penggunaan

4
Saifullah, Sejarah dan Tamaddun Islam di Asia Tenggara, Jakarta,2008
bahasa thai wajib di gunakan di kantor kerajaan, pemerintah, sekolah, radio, media
cetak, media elektronik, dan kehidupan sehari-hari. Terintegrasi dengan Thailand,
bersaing dengan mayoritas masyarakat Etnis Thai Buddies adalah pilihan
saat ini. Strategis yang perlu di bangun adalah memajukan pendidikan, mendukung
pembangunan nasional,dan menjaga stabilitas lokal. Hal yang teakhir masih menjadi
kendala bagi penciptaan perdamaian di wilayah selatan. Berbagai teror,
pembunuhan dan pengeboman sering terjadi dalam tiga tahun terakhir, dengan
jumlah meninggal setidaknya 2000 orang, sejak Januari 2004. Anehnya, belum
ditemukan kelompok yang bertanggung jawab dalam kerusuhan ini. Ketika terjadi
penyerangan atau pembunuhan yang melibatkan tentara, polisi dan masyarakat
budha, yang dituduh adalah muslim. Pencitraan negatif yang diciptakan oleh
pemerintah menyebutnya dengan “bandit muslim”.

Bidang Politik

Di bidang politik, persoalan masyarakat Muslim Melayu yang ingin


memisahkan diri sangat meresahkan kerajaan. Gerakan pemberontakan kaum
separatis Melayu Muslim melahirkan sejumlah organisasi seperti Pattani United
Liberatin Organization (PULO), Barisan Nasinal Pembebasan Patani (BNPP),
Barisan Revolusi Nasional, Gerakan Mujahidin Patani (MUJAHIDIN). Strategi
pemerintah Thai dalam mengantisispasi itu memberikan keleuasaan kepada umat
Islam untuk menjalankan ajaran agama, serta mengajak masyarakat Muslim
melayu berperan dalam pembangunan Thailand. Dengan bangkitnya demokrasi di
Thailand pada tahun 1979, partisipasi msyarakat Muslim Melayu dalam
sistem politik adalah sebagai warga negara Thailand, bukan hanya sebagai
Muslim-Melayu atau Muslim tumbuh.Pemerintah menyediakan dana untuk
kegiatan keagamaan. Kaum Muslim diperbolehkan melaksanakan dakwah,
membentuk organisasi dan mengelola penerbitan literatur keagamaan yang
sekarang sedang tumbuh. Meskipun demikian, kaum Muslim sendiri tidak bebas
dari perpecahan. Dewasa ini, pemerintah Thailand berupaya merekrut kalangan
muslim ke dalam jabatan pegawai negeri sipil dan beberapa kantor birokrasi
di bernagai propinsi, khususnya di wilayah yang didiami oleh cukup banyak
komunitas Islam. Upaya seperti ini, menurut peneliti tentang Islam yaitu M.
Ladd Thomas, mengakibatkan meningkatnya jumlah birokrat muslim di negeri
gajah Putih itu. Hal ini menunjukkan semakin membaiknya hubungan kerajaan
dengan Pattani. Bahkan pada masa PM Chuan Leekpai berkuasa (1992-1995)
tercatat 12 orang anggota DPR muslim sebagai anggota Parlemen nasional. Hal ini
juga disertai dengan pengangkatan kalangan terdidik Patani sebagai pejabat tinggi
negara, seperti Den Tohmeena sebagai wakil menteri dalam negeri, dan W.
Muhammad Noor matha sebagai wakil ketua Parlemen. Bahkan, dalam
perkembangan terakhir, Dr. Surin Pitsuwan, yang sebelumnya dikenal sebagai
cendekiawan muslim Thailand kenamaan, diangkat sebagai meneri luar negeri
Thailand. 5

5
Hidayat,Asep Ahmad dkk, Studi Islam di Asia Tenggara,Bandung:Pustaka Setia,2014
C. Penutup
a. Kesimpulan
Studi Islam di Asia Tenggara termasuk salah satu studi kawasan Islam yang
kajiannya menjelaskan pertumbuhan, perkembangan, dan karakteristik sosial budaya
yang ada didalam kawasan tertentu karena adanya pengaruh islam, termasuk tentang
faktor-faktor pendukung bagi munculnya berbagai ciri dan karakter serta
pertumbuhan kebudayaan disetiap dunia kawasan Islam. Islam masuk ke Asia
Tenggara melalui kegiatan kaum pedagang dan para sufi atau dengan cara damai,
terbuka dan tanpa paksaan sehingga Islam sangat mudah diterima masyarakat Asia
Tenggara. Hal ini bukan berarti tidak terjadi konflik, bahkan peperangan di Asia
Tenggara ketika terjadi islamisasi, seperti terjadi konflik antara Demak dengan
Majapahit atau antara Cirebon ( dan Banten) dengan kerajaan-kerajaan Sunda.
Kedatangan Islam di Negara-negara di Asia Tenggara hamper semuanya didahului
oleh nteraksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dan para pedagang Arab, India,
Bengal, Cina, Gujarat, Yaman dan Arabia selatan. Proses masuknya Islam di
Thailand dimulai sejak kerajaan Siam mengakui sisi kerajaan Patani (lebih
dikenal oleh penduduk muslim Thai sebagai Patani Darusalam). Perkembangan
Islam di Thailand semakin pesat saat beberapa pekerja muslim dari Malaysia
dan Indonesiamasuk ke Thailand pada akhir abad ke-19. Saat itu mereka
membantu kerajaan Thailand membangun beberapa kanal dan sistem perairan di
Krung Theyp Mahanakhon (Propinsi Bangkok). Pusat dakwah Islam terbesar di
Islamic center Ramkamhaeng. Hampir semua aktifitas keislaman, mulai dari
pengajian, layanan penikahan sampai dengan pasar makanan bisa ditemukan
disini.
2. Saran
Makalah ini mengemukakan kajian Islam yang meliputi bagaimana proses
masuknya Islam di Thailand, Pendidikan Islam di Thailand serta Perkembangan
bidang politik dan bidang sosial Thailand. Sehingga di harapkan bisa mampu
memberikan kontribusi tentang pembaca terkait pembahasan diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Artikel tentang ilmu pengetahuan umum, kesehatan dan teknologi

Asep Ahmad, Samsudin. Studi Islam Asia Tenggara.CV.Pustaka Setia.Bandung.2014

Rini.Rahman.Pendidikan Islam di Thailand. UNP

Saifullah, Sejarah dan Tamaddun Islam di Asia Tenggara, Jakarta,2008

Anda mungkin juga menyukai