Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai
kehidupan social yang mencangkup kondisi sejarah, kebumian, keadaan perekonomian,
dan perkembangan kondisi penduduk serta lainnya.
Pembahasan yang menitik beratkan pada perkembangan sejarah, rotasi kebumian,
keadaan perkembangan penduduk melatarbelakangi kami untuk mencari tahu, mendalami
dan belajar menggali informasi mengenai Negara Myanmar.
Kondisi–kondisi yang kami temukan, berusaha kami sajikan dalam pembahasan
sehingga dapat digunakan dan dimanfaatkan pembaca sebaik mungkin.

B. Rumusan Masalah
1) Sejarah singkat Myanmar
2) Kelompok etnis di Myanmar
3) Masa koloni pada Negara Myanmar
4) Myanmar selepas Perang Dunia dua
5) Kemerdekaan pada Negara Myanmar
6) Myanmar Pada Saat Ini
7) Hubungan bilateral Indonesia dengan Myanmar

C. Penulisan Makalah
Dalam makalah ini ada dua tujuan:
1) Tujuan khususnya adalah untuk memenuhi tugas sekolah.
2) Tujuan Umumnya adalah mengetahui dan menambah wawasan mengenai keadaan
dunia luar dan dapat mentransformasikan informasi yamg di dapat sehingga dapat
di pergunakan sebaik mungkin.

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Myanmar


Negara Myanmar (atau yang juga dikenal sebagai negara Birma / Burma) adalah
salah satu negara di Asia Tenggara. Negara seluas 680 ribu km2 ini telah diperintah oleh
pemerintahan militer sejak kudeta tahun 1988. Negara yang termasuk negara berkembang
ini memiliki populasi sebanyak 50 juta jiwa. Ibu kota ini sebelumnya terletak di Yangon,
namun dipindah ke Naypyidawpada tanggal 7 Nomvember 2005.
Pada tahun 849, orang Burma telah menemui bandar Bagan yang berada di
tebing sungai Ayeyarwaddy sejauh 500 kilometer daripada hulu sungai. Bandar Bagan
bakal menjadi negeri Burma yang kaya dengan informasi bersejarah walaupun negeri-
negeri lain sudah wujud di lembah Ayeyarwaddy pada masa itu. Tetapi, tidak banyak
informasi bersejarah boleh didapati untuk negeri-negeri ini. Sebelum orang Burma tiba,
orang Mon yang berkait rapat dengan orang Kemboja sudahpun tiba dan sebelum orang
Mon pula ialah kumpulan Tibeto-Burman yang bernama orang Pyu. Orang Pyu ialah
kumpulan pertama yang menemui kawasan-kawasan di lembah dan delta Ayeyarwaddy
tetapi telah diserang dan dijajahi orang Burma dari Bagan.Pada tahun 1044, Raja
Anawratha menaiki takhta negeri Bagan. Pada tahun 1056, beliau telah memeluk agama
Buddha selepas mendengar ajaran seorang sami orang Mon yang bernama Shin Arahan.
Pada tahun 1057, Raja Anawratha memulakan peperangan ke atas bandar Mon
di Bago (Pegu) untuk merampas tulisan-tulisan suci agama Buddha (Tripitaka). Ini kerana
pemerintah Mon, Raja Manuha, tidak mahu melepaskan tulisan-tulisan suci ini dengan
sukarela. 
Akhirnya Raja Manuha telahpun mengaku kalah selepas bandar Bago telah
dikepungi selama beberapa bulan. Bandar Bago kemudiannya dimusnahkan dan tulisan-
tulisan suci tersebut dibawa pulang oleh 32 ekor gajah putih. Tentera Burma juga
membawa pulang 30,000 orang tahanan dari Mon ke bandar Bagan. Di antara orang
tahanan ini mempunyai ahli-ahli kraf dan seni yang telah memperkayakan dan
menentukan kebudayaan orang Bagan. 
Pada masa itu, pagoda mula dibina mengikut reka bentuk orang Mon. Orang
Burma juga mengikuti tulisan orang Mon. Raja Manuha, bekas raja Bandar Mon, telah
dibawa ke pagoda utama Baga, Shwezigon, dan dijadikan hamba pagoda.
Selepas peperangan dengan orang Mon, Raja Anawratha berjaya menjajahi
negeri orang Shan yang berada di bersebelahan kawasan utara Burma, dan yang
bertentangan dengan negeri Arakan, arah barat Bagan. Raja Anawrata telah bertakhta
selama 33 tahun apabila beliau dibunuh oleh seekor kerbau liar pada tahun 1077. 

iii
Beliau digantikan oleh anak lelakinya, Raja Sawlu, yang berjaya memperluaskan
lagi tanah jajahan Bagan. Selepas kematian Raja Sawlu pada tahun 1084, Raja Kyanzittha
pula memerintah dan berjaya memperluaskan tanah jajahan ke arah selatan.Pada tahun
1287, sekumpulan besar tentera Mongolia di bawah arahan Kublai Khan telah
memusnahkan Bagan secara kesuluruhan.

B. Jumlah Penduduk Myanmar


Myanmar menjadi sorotan dunia terkait dugaan genoside terhadap sejumlah kaum
Muslim di sana. tirto.id - Akhir Agustus lalu, konflik yang terjadi di negara bagian
Rakhine, Myanmar kembali memanas. Eksodus warga Muslim tak terhindarkan, ada
18.500 Muslim Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh dalam kurun waktu 25-30
Agustus 2017. Selain Bangladesh, negara seperti India, Uni Emirat Arab dan Arab Saudi
pun menjadi tempat pelarian warga Muslim Rohingya.
Warga Muslim di Myanmar memang menjadi kelompok minoritas sehingga rentan
mengalami diskriminasi. Berdasarkan Sensus Kependudukan dan Rumah Tangga yang
dilakukan Pemerintah Myanmar pada 2014, proporsi umat muslim Myanmar jumlahnya
sebanyak 2,3 persen atau setara dengan 1,15 juta penduduk. Jumlah ini dihitung
berdasarkan penduduk yang terdaftar (enumerated population) di Myanmar. Pada sensus
tersebut, jumlah penduduk yang tidak terdaftar sebagai warga negara (non-enumerated
population) mencapai 1,21 juta jiwa.
Bila dilihat perkembangannya dari 1973 hingga 2014, proporsi umat muslim di
Myanmar memperlihatkan tren jumlah yang menurun. Sebaliknya, proporsi umat Budha
dan Kristen memperlihatkan tren yang meningkat. Pada 1973 dan 1983, proporsi umat
Muslim di Myanmar sebanyak 3,9 persen dan menurun menjadi 2,3 persen pada 2014.
Sedangkan, proporsi umat Budha dari 88,8 persen di 1973 menjadi 89,8 persen pada
2014.

Rakhine Bukan Wilayah dengan Muslim Terbanyak


Bila melihat dari sebarannya, penduduk Muslim terbanyak berada di Yangon
dengan jumlah 345.612 jiwa atau setara dengan 4,7 persen dari total penduduk di sana.
Sedangkan, berdasarkan porsi penduduk setiap daerah, umat Muslim terbanyak berada di
Mon dengan proporsi sebesar 5,8 persen dari total penduduk di wilayah tersebut atau
setara dengan 119.086 jiwa. Di ibu kota Myanmar, Nay Pyi Taw, jumlah Muslim hanya
24.030 jiwa atau setara dengan 2,1 persen dari total penduduk ibu kota.
Seperti yang telah dijelaskan, proporsi ini masih dilihat berdasarkan enumerated
population. Jumlah penduduk yang masuk dalam kategori non-enumerated population
pada pelaksanaan sensus ini sebanyak 1,21 juta jiwa dan berada pada wilayah konflik.

iii
Sebaran penduduk yang masuk dalam kategori ini terbanyak berada di negara
bagian Rakhine dengan jumlah 1,09 juta jiwa. Sedangkan, negara bagian lainnya yang
juga mencatatkan terdapat non-enumerated population adalah Kachin dan Kayin dengan
jumlah masing-masing 46.600 jiwa dan 69.753 jiwa.
Tingginya jumlah penduduk tidak terdaftar di Rakhine karena mereka tidak
mendapatkan izin untuk proses identifikasi menggunakan nama yang tidak dikenali oleh
pemerintah. Sebagian besar penduduk Rakhine adalah Muslim sebagai keyakinan mereka.
Bila menghitung 1,21 juta jiwa yang merupakan kategori non-enumerated population
dalam perhitungan penduduk, maka berdampak pada penambahan proporsi umat Muslim
dan berkurangnya proporsi umat Budha di Myanmar.
Berdasarkan perhitungan Department of Population, Ministry of Labour,
Immigration and Population Myanmar, bila menggabungkan kedua kriteria penduduk
tersebut, jumlah penduduk Myanmar menjadi 51,49 juta. Proporsi umat Muslim menjadi
4,3 persen atau setara dengan 2.213.908 jiwa dari sebelumnya yang tercatat berjumlah
1,15 juta jiwa. Sedangkan, jumlah umat Budha akan berkurang menjadi 45,26 juta jiwa
atau setara dengan 87,9 persen.
Di Rakhine, jumlah penduduk dihitung dengan menggabungkan enumerated dan
non-enumerated population, maka jumlahnya akan mencapai 3.188.807 jiwa. Jika non-
enumerated population seluruhnya adalah Muslim, maka proporsi penduduk Muslim di
wilayah tersebut mencapai 35,08 persen atau setara dengan 1,12 juta jiwa.
Umat Budha tetap menjadi mayoritas di Rakhine dengan proporsi penduduknya
yang mencapai 63,33 persen terhadap populasi di wilayah tersebut. Secara keseluruhan
umat Muslim di Myanmar maupun Rakhine yang menjadi wilayah konflik adalah sebagai
kelompok minoritas

C. Kebudayaan Myanmar
Kebudayaan dari negara Myanmar banyak dipengaruhi oleh agama mayoritas
yang dianut oleh mayarakatnya, yakni ajaran Budha. Ini terlihat dari banyaknya pagoda
yang dapat kita jumpai hampir di setiap tempat di Myanmar. Masyarakatnya masih
tergolong masyarakat tradisional dengan penduduk yang ramah dan masih kita jumpai
banyak masyarakat yang masih memakai sarung dan mengisap rokok dengan cerutu.
Salah satu pagoda terkenal yang sangat indah adalah Pagoda Shwedagon di Yangoon dan
reruntuhan candi yang luas dari ibu kota lama Pagan adalah salah satu pemandangan
paling menarik di dunia.

iii
Beberapa kesenian tradisional Myanmar adalah Bagan Period Dance yang hampir
mirip dengan tarian tradisional Indonesia, namun gerakan mereka lebih gesit
dan beragam.Belum banyak potensi pariwisata yang dapat dikembangkan di negara
Myanmar. Salah satunya mungkin dikarenakan oleh konflik yang masih sering
berkecamuk di negara itu serta kurangnya kepedulian pemerintah dalam meningkan
potensi pariwisata di negara seribu pagoda tersebut .
Sebagian besar pokok pikiran dari tari-tarian dari Myanmar itu erat dengan
kepercayaan dan mitos, yang juga menjadi ciri khas seni tari Indonesia. Bagian pertama
tarian banyak terinsipirasi dari kehidupan istana dan dan kepercayaan masyarakat
Myanmar. Kepercayaan masyarakat Myanmar tergambar dalam tarian penyambutan serta
tarian Bagan yang terukir diatas pagoda tempat ibadah masyarakat dengan mayoritas
agama Budha. Tarian mahkota, tarian Byaw-sejenis gendang menampilkan tarian gembira
yang biasa ditampilkan di hadapan raja-raja dan petinggi istana. Tarian tiga era Myanmar
yaitu periode Innwa, Konbaung, dan Yadanabon menampilkan perubahan gerakan hingga
dandanan para penari dari tiga periode kekuasaan. Hiasan bertatah warna emas dan
permata melengkapi busana tradisional yang dimodifikasi komtemporer. Sementara musik
yang mengiringi tarian berasal dari lagu tradisional Myanmar dan lagu-lagu tradisional
rakyat myanmar pula.

iii
BAB III
KESIMPULAN

Republik Persatuan Myanmar (juga dikenal sebagai Birma, disebut "Burma" di


dunia Barat) adalah sebuah negara di Asia Tenggara. Negara seluas 680 ribu km² ini telah
diperintah oleh pemerintahan militer sejak kudeta tahun 1988. Negara ini adalah negara
berkembang dan memiliki populasi lebih dari 50 juta jiwa. Ibu kota negara ini
sebelumnya terletak di Yang sebelum dipindahkan oleh pemerintahan junta militer ke
Naypyidaw pada tanggal 7 November 2005.

Pada 1988, terjadi gelombang demonstrasi besar menentang pemerintahan junta


militer. Gelombang demonstrasi ini berakhir dengan tindak kekerasan yang dilakukan
tentara terhadap para demonstran. Lebih dari 3000 orang terbunuh.

Myanmar dibagi menjadi tujuh negara bagian (pyine) dan tujuh region, yang


sebelum Oktober 2010 disebut "divisi" (yin). Dan Hubungan bilateral Indonesia -
Myanmar telah dibina sejak tahun 1945, ditandai dengan sikap saling mendukung dalam
pencalonan di berbagai organisasi internasional.

iii
DAFTAR PUSTAKA

https://irvanhermawanto.blogspot.com/2017/09/contoh-makalah-myanmar-sejarahkelompok.html
https://tirto.id/berapa-banyak-jumlah-muslim-di-myanmar-cvXH
http://avasbudaya.blogspot.com/2016/06/budaya-dari-negara-myanmar-yang-berbeda.html
http://www.hoteldealsweekly.com/travelguides/id/sejarah-myanmar.html

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Hanya dia yang dapat memberikan
kekuatan bagi hambanya untuk menyelesaikan segala hal. Tiada kekuatan yang lebih dari
kekuatan-Nya sehingga penyusunan dapat menyelesaikan “Makalah Dinamika Penduduk
Myanmar”.

Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang seperti yang kita rasakan saat
ini dan semoga kita selalu mendapat syafaat dari beliau kelak di hari akhir.

Penyusunan menyadari bahwa masih banyak kekurangan tentang bahasa Makalah ini,


maka dari itu kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat kami
harapkan atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima kasih. Namun demikianlah makalah ini
agar dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pubian, ………………….

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………….…………………………...………. i


KATA PENGANTAR …………………………….…………………………………. ii
DAFTAR ISI …………………………….……………….……..……………………. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………….…………………………….……. 1
B. Rumusan Masalah …………………………….………………………………. 1
C. Tujuan Penulisan Makalah …………………….……………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Myanmar ……………….……………………………………. 2
B. Jumlah Penduduk Myanmar ………………………………………………..…. 3
C. Kebudayaan Myanmar …………………………………..………………….…. 4

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA ……………………………….…………………………………. iv

iii

Anda mungkin juga menyukai