Tugas ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Umat Islam Minoritas
Disusun Oleh:
(19101020086)
YOGYAKARTA
2021
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak pertama kali Islam masuk ke Asia Tenggara pada abad ke-7 M melalui para
pedang dari Persia, Arab, India dan Cina, Islam menyebarkan agama melalui suatu proses
yang damai. Walaupun Islam muncul di tengah lapisan masyarakat yang sudah mapan
dengan pemahaman agamanya seperti Hindu dan Budha, tetapi hal itu tidak membuat Islam
Salah satu wilayah yang dimasuki oleh Islam adalah Burma atau yang saat ini di kenal
dengan sebutan Myanmar. Islam pertama kali sampai di Burma pada tahun 9 M melalui
pedagang Arab yang menetap di sekitar pantai Arakan lalu menyebar hingga ke arah
Selatan. Sedangkan para Muslim Persia menetap di Myanmar setelah menjelajahi daerah
selatan China. Sebagian besar Muslim di Myanmar bekerja sebagai pelaut dan tentara.
Adapun sebutan Umat muslim asli Myanmar yaitu "Pathi". Tidak hanya di Arakan, umat
muslim juga bertambah hingga ke daerah Pegu, Pathein dan Tenasserim. Burma merupakan
sebuah negara yang terletak di Asia Tenggara dengan letak astronomis 11LU – 28LS dan
92BT – 100BT dan juga secara geografis terletak di sebelah barat berbatasan dengan Laut
Andaman dan India, sebelah Timur dengan China, laos, dan di sebelah selatan berbatasan
of Populatin Myanmar sampai saat ini jumlah yang terdaftar dalam sensus penduduk
Myanmar sekitar 55.3 Juta orang. Myanmar, dulu dikenal sebagai Burma dimana perubahan
nama menjadi Myanmar ini diawali pada masa pemerintahan yang dipimpin oleh Jenderal
Ne Win pada tanggal 18 Juni 1989, dan juga merubah nama ibukota Myanmar yakni
2
Rangoon menjadi Yangon. Perubahan nama ini dimaksudkan agar etnis non-Burma dapat
merasakan menjadi bagian dari negara. Kemudian pada tahun 2005, Myanmar resmi
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan pembahasan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
3
BAB II
1. Islam di Arakan
Apabila kita melihat sejarah masuknya Islam di Myanmar, Islam masuk ke Myanmar
mereka saat mendarat di delta Sungai Ayeyarwady, Semenanjung Tanintharyi dan juga di
daerah Arakan yang terletah di sisi barat Myanmar. Gunung-gunung yang terdapat di
Arakan merupakan pemisah dari daerah-daerah Myanmar yang lain dimana mayoritas
menganut agama Budha. Apabila kita melihat Jurnal dari Nasrudin dimana beliau
mengutip catatan dari Apiko Joko Mulyono di laman act.id, dimana adanya hubungan yang
tidak baik antara Raja Myanmar dengan Raja Arakan Naramekhla yang kemudian Raja
Arakan tersingkir dan mengungsi di Bengali dimana di tempat tersebut terdapat kekuasaan
Islam yang dipimpin oleh Sultan Nasiruddin. Raja Narameikhla meminta bantuan kepada
Sultan Nasiruddin yang kemudian berujung masuknya Raja Narameikhla ke agama Islam
dan berganti menjadi Suleiman Shah. Atas bantuan dari Sultan Bengali tersebut, kemudian
Sultan Suleiman Shah merebut kembali Daerah Arakan dari tangan Raja Myanmar dan
pada 1430 (Nasruddin, 2017). yang kemudian kekuasaannya bertahan hingga 3,5 Abad.
Pada tahun 1784, Arakan kembali direbut oleh raja Myanmar dan kemudian pada 1824
Arakan menjadi Koloni Inggris yang kemudian populasi Muslim di Arakan perlahan-lahan
berkurang.
4
Arakan sendiri adalah sebuah negara yang terletak di Barat Myanmar dan berbatasan
langsung dengan China di Timur laut dan India di Utara. Sebelum berganti menjadi
Arakan, dulu lebih di kenal dengan nama Rohang, oleh sebab itu Muslim yang mendiami
wilayah Rohang di kenal dengan sebutan Rohingnya. Rohingya sendiri adalah etnis asli
dari Arakan, mereka sudah tinggal di sana sejak abad ke 7 M dan hingga saat ini tercatat
ada sekitar 5 juta penduduk di Arakan yang terdiri dari dua etnis Muslim Rohingya dan
Buddha Maghs. Etnis Rohingnya adalah keturunan dari campuran orang Persia, Mongol,
Melayu dan Arab. Etnis Rohingnya juga lebih banyak menggunakan bahasa yang di
Sebelum Myanmar merdeka pada tahun 1948, umat Muslim di Arakan hidup dengan
tenang karena Arakan dulunya adalah sebuah negara independen yang pernah dikuasai
secara bergantian oleh orang Hindu, Buddha dan Muslim. Namun pada 24 September 1784
M raja Boddaw Paya dari Burma menginvasi dan menguasai Arakan hingga akhirnya
Arakan masuk ke wilayah Burma. Setelah negara Myanmar merdeka, umat Islam di
Rohingya menjadi etnis paling tertindas di Myanmar dan tidak diakui sebagai bagian dari
bangsa Myanmar, bahkan etnis Rohingya kehilangan Arakan karena diserahkan kepada
2. Islam di Pagan
Kedatangan Muslim pertama di Bagan oleh dua pelaut Muslim dari Arab tercatat
dalam babad Burma pada era Kekaisaran Pagan pada 1044 Masehi. Mereka tiba dan
berlindung di biara dekat pantai Burma, di Thaton. Raja Thaton sangat ketakutan akan
kedatangan mereka, hingga ia membunuh salah satu dari dua saudara tersebut. Seorang lagi
berhasil melarikan diri ke Bagan dan berlindung kepada Raja Anawratha. Dia menikahi
5
seorang gadis dari Popa dan mendapatkan dua putra, yaitu Shwe Byin bersaudara. Kelak
mereka juga mengabdi kepada raja, Shwe Byin bersaudara di kenal sangat berani setelah
berhasil menyusup ke pengawal Raja Cina Utibua. Tetapi mereka di hukum mati karena
hukum secara tidak adil. Lalu Raja Anawrahta mengangkat seorang Muslim dari Arab
sebagai guru untuk putranya, Pangeran Sawlu. Kemudian Pangeran Sawlu menjadi
Gubernur Bago (Pegu). Setelah tewasnya pangeran Sawlu dan Raman Khan karena
tantangan yang di buat oleh Raja Sawlu, Kyanzittha, saudara Raja Sawlu menjadi Raja
ketiga Dinasti Bagan. Saat menjadi Raja, Kyanzittha banyak membebaskan tawanan
kelompok masyarakat yang setidaknya ada 4% dari seluruh populasi negara tersebut
Rakhine (atau bisa disebut sebagai Arakan), terutama disekitar Buthidaung, Maungdaw,
Apabila kita melihat sensus penduduk Myanmar pada tahun 2015 tersebut, kita dapat
melihat bahwa seluruh distrik atau daerah di Myanmar terdapat kelompok muslim walaupun
tidak lebih dari 6% dari setiap distrik di Myanmar. Dan dengan tersebarnya masyarakat atau
kelompok muslim tersebut menandakan bahwa adanya kelompok atau masyarakat muslim di
Myanmar selain di Rakhine (walaupun disetiap distrik menjadi minoritas dan banyak juga
yang tertindas seperti di Rakhine dan Karen) dan juga tak hanya muslim imigran dari
6
Bangladesh maupun India, tetapi kemungkinan besar juga berasal dari berbagai negara
seperti Pakistan, China, Melayu dan juga para imigran yang menikah dengan penduduk lokal
di Myanmar. Dalam sensus tersebut pun, Islam hanya diberi sekitar 2,3% dari seluruh
dalam hal ini etnis-etnis atau komunitas beragama islam banyak yang tidak terdaftar dalam
sensus atau bisa dibilang „penduduk ilegal‟ atau tidak diakui oleh pemerintah Myanmar,
banyak Survey yang kemudian mensurvey bahwa terdapat 4-10% penduduk Myanmar
meraka berasal dari Bahasa Bengal dan juga mirip pengucapan/dialek orang Chittagong di
Bangladesh (International, 2015). Rohingya menganggap diri mereka sebagai penduduk asli
wilayah tersebut, sedangkan pemerintah Burma dan nasionalis Buddha memandang mereka
sebagai keturunan orang-orang yang tiba pada masa pemerintahan kolonial Inggris.
juga mayoritas Buddha di Distrik Rakhine menyebut Rohingnya sebagai „Bengali‟, yang
mengklaim bahwa nama Rohingya sebenarnya kata Bengali untuk Arakan (nama dulu
Rakhine sekitar 28 ribu dari dua juta penduduk Rakhine, atau hanya sekitar 1,4% yang
terdaftar kedalam sensus dari seluruh penduduk Distrik Rakhine. Yang menarik dalam
7
sensus Myanmar tahun 2015 tersebut bahwa didalam Distrik Rakhine terdapat sekitar satu
juta penduduk yang tidak terhitung dalam sensus Myanmar. Apabila kita mengkaji dengan
menarik kedalam permasalahan atau konflik Myanmar terhadap Kaum Muslim Rohingnya,
bahwa salah satunya yakni pemerintah Myanmar tidak mengakui etnis Rohingnya sehingga
menjadikannya etnis ini menjadi „penduduk ilegal‟ Myanmar. Kesimpulan umum yang akan
dikeluarkan apabila kita melihat sensus tersebut dimana kemungkinan besar satu juta
penduduk yang tidak terdaftar dalam sensus merupakan etnis muslim Rohingnya. Dan
apabila kita menggabungkan penduduk Rakhine yang terdaftar didalam sensus dan juga
penduduk yang tidak terdaftar akan menghasilkan angka tiga juta penduduk yang terdapat di
Rakhine dan presentase Muslim di Rakhine bisa jadi sekitar 30-35% dari seluruh penduduk
Rakhine.
Rohingya dan mungkin Sebagian besar muslim yang mempunyai keturunan India dan
Bangladesh akan dianggap sebagai warga Burma dibawah konstitusi tahun 1948 dipimpin
oleh U Nu dan kemudian pada tahun 1962 terjadi kudeta militer yang dipimpin oleh Jendral
Ne Win yang kemudian ini menjadi awal bagi rezim militer yang kuat di Myanmar. Status
Rohingya pun kemudian diturunkan dibawah konstitusi tahun 1974 yang kemudian secara
tidak resmi mengakui mereka, dan Undang-undang Kewarganegaraan tahun 1982 yang
menyatakan bahwa warga negara harus menjadi salah satu daru 135 ras nasional
sebagaimana diakui oleh Konstitusi atau yang dimana nenek moyangnya sudah menetap di
Burma sebulum tahun 1823 (International, 2015). Ini yang kemudian menjadi awal dari
8
Rohingnya mengalami berbagai kendala diskriminatif dari akses Kesehatan, Pendidikan,
Muslim menjadi tantangan tersendiri bagi umat Muslim di Myanmar. Terutama etnis
Rohingnya, karena Minoritas Muslim di Myanmar sebagian besar terdiri dari orang-orang
Rohingya dan keturunan imigran Muslim dari India. Etnis Rohingnya di anggap sebagai
pendatang yang memiliki keturunan campuran dari orang Bengali, Persia, Mongol, Turki,
Melayu dan Arab maka tak heran hal itu menyebabkan terjadinya perbedaan kebudayaan
dari kebanyakan orang Myanmar. Kaum Muslim di Myanmar kerap mendapat perlakuan
buruk, bahkan Umat Islam di Myanmar mengalami diskriminasi dan juga mengalami
pembatasan dalam hal perkawinan, kelahiran dan pembangunan tempat ibadah. Umat Islam
di Myanmar juga dilarang melakukan perjalanan antar kota atau ke luar dari negara bagian
Rakhine tanpa izin. Tidak hanya dalam bidang sosial, Kaum Muslim di Myanmar juga
mengalami diskiriminasi dalam bidang politik, salah satu contoh seperti Abdul Rasheed
yang merupakan calon politisi dari kaum minoritas Muslim Rohingya yang memiliki
kewarganegaraan Myanmar. Pada saat pemilihan umum pada November 2019, pengusaha
ini tidak bisa mencalonkan diri sebagai kandidat karena para pejabat menuduhnya berasal
Tidak cukup sampai di situ, para Muslimah di Myanmar juga di larang memakai hijab
yang mana itu adalah kewajiban bagi setiap muslimah Islam, Muslimah juga banyak yang
dipaksa bekerja di barak-barak tentara. Bahkan mereka juga sering diperkosa tanpa adanya
belas kasihan (dr. Hj. Helmiati, m.ag : sejarah islam asia tenggara 275)
9
Umat minoritas Islam Rohingya yang selalu tertindas terus melakukan pergerakan
untuk mendapatkan hak penuh atas kewarganegaraan nya. Mereka juga melakukan
perlawanan melalu cara internal dan eksternal, seperti migrasi dan memberontak. Saat
menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan Myanmar dan berharap Myanmar
10
BAB III
KESIMPULAN
Muncul nya Islam di Myanmar pertama kali di bawa oleh para pedagang dari Arab pada
tahun 9 M yang menetap di sekitar delta Sungai Ayeyarwady, Semenanjung Tanintharyi dan juga
di daerah pantai Arakan. Para pedangan Muslim menyebarluaskan Islam dengan cara yang
damai. Pada awal nya, Arakan adalah sebuah negara independen, namun pada 24 September
1784 M raja Boddaw Paya dari Burma menginvasi dan menguasai Arakan hingga akhirnya
Arakan masuk ke wilayah Burma. Pada tahun 2015 terdapat kelompok muslim walaupun tidak
lebih dari 6% dari setiap distrik di Myanmar, dan masyarakat Muslim hanya diberi sekitar 2,3%
dari seluruh penduduk Myanmar yang terdaftar dalam sensus kependudukan Myanmar.
Dalam perkembangannya hingga sejauh ini, masyarakat Muslim masih menjadi minoritas
yang tertindas di Myanmar. Di tambah lagi Para Ekstrimis Budha mempunyai pegangan kuat
dalam proses politiknya di Distrik Rakhine dari pada di distrik-distrik lain yang mengakibatakn
banyak sekali muncul penganiayaan, tindakan diskriminatif pemerintah terhadap kaum Rohingya
di Rakhine, seperti Periode 2008 dan 2012 dimana banyak penghancuran masjid dan terjadi
banyak pembantaian pada tahun 2012-2014, dan membatasi Pendidikan, perkerjaan, dan
perjalanan yang kemudian mengakibatkan etnis Rohingya yang bersiap pindah agama untuk
menerima hak yang sama dengan warga lainnya. Muslim pertama di Myanmar yakni etnis
Rohingya juga tidak di akui kependudukan nya oleh Pemerintah Myanmar, sehingga menjadikan
11
DAFTAR PUSTAKA
Myanmar. (2016). The 2014 Myanmar Population and Housing Census. The
Kasim Riau.
minorityrights.org: https://minorityrights.org/minorities/muslims-and-
rohingya/
Karen Human Right Group. (2002). Easy Target: The Persecution of Muslims in
www.mnkaren.org: https://www.mnkaren.org/history-culture/karen-
culture/religion/
12
Nasruddin. (2017). Islam di Myanmar. Jurnal Al Hikmah.
muslims-raise-concerns-wider-conflict
com.translate.goog/asia/Myanmar/History%20of%20arrival%20of%20Isla
m%20in%20Burma_Myanmar.php?_x_tr_sch=http&_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=
https://www.google.co.id/amp/s/www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/02/14
0225_myanmar_rohingya.amp)
https://jurnal.ugm.ac.id/globalsouth/article/download/28836/17362)
13