Proposal ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Penelitian Sejarah
Disusun oleh :
2021
ABSTRAK
Pembahasan mengenai peranan dan sumbangan institusi merupakan satu topik yang unik
untuk dikaji dan diteliti kerana di kawasan minoritas masyarakat Islam di Sarawak secara
keseluruhannya dari tahun 1985 sehinggalah kini. Penyelidik mendapati bahwa Madrasah Al-
Quran Bintulu (MAQ) perlu dikaji dalam mengetahui secara mendalam proses penyebaran
Islam merangkumi pelbagai aspek kehidupan, serta kemungkinan akan memberi impak
positif terhadap masyarakat setempat. Dan juga menganalisa pergerakan dan juga
perkembangan Madrasah al-Quran (MAQ) di Sarawak. Hasil kajian ini juga bisa
dimanfaatkan oleh Madrasah al-Quran ini sendiri dalam memperkukuhkan dan memantapkan
untuk pembangunan Islam Islam di Sarawak serta memperbaiki kekurangan yang sedia ada.
Islam
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil manusia
untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan akidah, akhlak dan syariat islam
secara sadar dan terencana. Tujuan utama dari dakwah adalah mencapai kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Dalam bahasa Arab, kata dakwah merupakan kata benda dari kata
kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan, ajakan atau jamuan. Kata dakwah sering
dirangkaikan dengan kata ‘ilmu’ dan kata ‘islam’, sehingga menjadi ‘Ilmu dakwah’ dan
‘Dakwah Islam’ atau ad-dakwah al-Islamiyah. Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi
cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti,
menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu.
Orang yang menyampaikan dakwah disebut ‘da'i’ sedangkan yang menjadi objek dakwah
disebut ‘mad'u’. Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah ‘da'i’.1
Dakwah juga adalah satu usaha menarik orang lain kepada agama Islam dan mengikut
petunjuk dari-Nya serta menegakkan syariat-Nya di muka bumi ini. Begitu juga menyeru
masyarakat agar mentauhidkan Allah SWT dengan ibadat dan amal ketaatan serta
melepaskan diri daripada sebarang bentuk kongkongan selain daripada Allah SWT
semata-mata. Memberikan hak kepada orang yang ditentukan hak oleh Allah, menafikan
hak orang yang dinafikan hak oleh Allah. Menyeru kepada kebaikan dan mencegah
Di Malaysia, banyak gerakan dakwah telah dilakukan oleh para pendakwah sejak dulu
lagi karena mereka sadar bahwa terdapat banyak kesalahan dalam masyarakat lokal.
Pendakwah bermakna orang atau golongan yang menyebarkan ajaran sesuatu agama.
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah
2
Sheikh Yusuf Al-Qaradhawi, Thaqafah al-Da’iyah, halaman 3
Pendakwah dalam bahasa Arab ialah ‘da’i’ yaitu orang yang memikul tanggungjawab
dalam menyampaikan seruan dakwah. Manakala mad’u pula merupakan orang yang
ditujukan dakwah kepadanya atau disebut kumpulan sasar dakwah tidak kira sama ada
Salah satu wilayah di Malaysia yang menjadi tempat pertumbuhan dan perkembangan
umat islam adalah Sarawak. Sehingga Banci Penduduk dan Perumahan 2010, 61.3%
daripada penduduk adalah Islam, 19.8% beragama Buddha, 9.2% agama Kristen, 6.3%
dipertanggungjawabkan oleh agama lain, termasuk Animisme, Sikh, Bahai dan sistem
mayoritas rakyatnya adalah Kristen. Islam pula di tempat kedua sebagai agama
minoritas.4 Melihat kepada demografi ini, bisa kita ketahui bahwa perjalanan dakwah para
pendakwah agak susah karena mereka harus berhadapan dengan masyarakat yang masih
Meskipun islam di Sarawak masih lemah karena rakyatnya bukan mayoritas, gerakan
dakwah yang dilakukan oleh tokoh-tokoh ulama terdahulu sedikit sebanyak mengubah
cara hidup masyarakat yang pada awalnya jauh tersasar dari landasan agama. Amalan
syirik dan juga kepercayaan nenek moyang yang pada dulunya banyak berlaku semakin
berkurang karena hadirnya para ulama yang datang mengembalikan syariat islam yang
telah lama hilang. Amalan syirik bisa menyebabkan penganutnya berserah diri dan
bertawakal kepada sesuatu yang lain daripada Allah. Ini akan menyebabkan seseorang itu
akan lemah pergantungannya kepada Allah SWT. Sedangkan segala sesuatu yang lain itu
3
Muhammad Abu al-Fatah, Al-Madkhal ila ‘Ilm al-Da’wah, halaman 169
4
https://ms.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Malaysia
5
Abu Taqiy Hussein, Syirik Dan Kesan-kesannya, 2015
Antara ulama penggerak dakwah di Sarawak ialah Kiyai Haji Ali Fathullah Harun.
Beliau adalah warga Indonesia yang berasal dari Betawi yang merantau ke Malaysia
sekitar tahun 80-an. Beliau berkelulusan dari Imam Saud Islamic University dalam
Jurusan Aqidah dan Pemikiran Semasa. Bapa beliau yaitu Kiyai Fathullah Harun
merupakan seorang ulama yang pernah menjadi imam di Masjid Negara. Kiyai Haji Ali
Fathullah Harun mula berdakwah di Sarawak sekitar tahun 1988. Beliau juga
Madrasah Al-Quran dibina pada tahun 1988 ketika beliau merantau ke daerah kecil
Bintulu pada ketika itu. MAQ kemudiannya menjadi pusat pengajian agama untuk semua
semakin berminat untuk mendalami ilmu agama. Kiyai Haji Ali Fathullah sangat
menerapkan kualitas dalam pembelajaran anak-anak santrinya. Karena itulah ramai anak-
anak muridnya keluar menjadi guru-guru agama, imam-imam dan juga orang yang
Berdasarkan uraian di atas dapatlah diketahui bahwa gerakan islam Sarawak masih
lagi mundur sebelum datangnya para ulama yang menggerakkannya. Namun setelah
datangnya para agamawan, maka terdapat perubahan sedikit demi sedikit yang dibawa
oleh mereka. Perihal dakwah juga masih kurang di Sarawak jadi penelitian ini sangat
yang telah dilakukan oleh ulama-ulama, terutama gerakan dakwah yang dibawa oleh
6
Yusup Bin Lai, wawancara, 25 Oktober 2021
Penelitian ini berkonsentrasi pada gerakan dakwah yang dibawa oleh Kiyai Haji Ali
Fathullah Harun yang berada di Sarawak karena di wilayah ini islam masih lagi lemah
dan kurang ilmu pengetahuan agama. Penulis membatasi tahun penelitian yaitu dari
tahun 1988 sejak berdirinya Madrasah Al-Quran Bintulu (MAQ) yang menjadi titik
permulaan dakwah beliau sampai sekarang. Pembatasan tahun dari 1988 sehingga
sekarang memperlihatkan bahwa gerakan dakwah Kiyai Haji Ali Fathullah Harun
Tujuan yang ingin dicapai secara garis besar dalam penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan gambaran umum gerakan dakwah yang dibawa oleh Kiyai Haji
3. Menganalisa pola dan sistem pergerakan dakwah Kiyai Haji Ali Fathullah Harun
masih lagi kurang. Demikian juga penulisan tentang gerakan dakwahnya. Ada
Sumbangan dan Prospek Terhadap Pembangunan Islam di Sarawak yang ditulis oleh
Zainal Abidin (UniSZA) Terengganu, Malaysia yaitu Profesor Sophian Bin Rambli
Selain itu ada juga karya penulisan lain seperti Islam di Bintulu : Peranan dan
Sarawak (1988-2012) yang ditulis oleh Abdullah Yusof. Islam di Sarawak : Sejarah
Awal Dan Faktor-faktor berkembangnya Islam di Sarawak yang ditulis oleh Ahmad
Melihat pada karya-karya di atas, tidak banyak kajian tentang gerakan dakwah di
Sarawak. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud menambah dan melengkapi
penelitian yang sudah ada sebelumnya dengan mencoba menjelaskan dengan lebih
terperinci akan gerakan dakwah yang ada di Sarawak dari sejarah awal pendiriannya
E. Landasan Teori
kondisi yang sedang terjadi, respon tersebut disebabkan oleh beberapa aspek. Secara
etimologis istilah gerakan berasal dari kata gerak yang berarti perubahan dari suatu
Berdasarkan definisi tersebut, gerakan dakwah dalam penelitian ini adalah tindakan
untuk menggambarkan peristiwa masa lalu dengan mengungkap segi-segi sosial dari
dakwah Kiyai Haji Ali Fathullah. Selain itu pendekatan sosiologi juga dapat
7
Lihat ‘Gerakan’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia online. https://www.kbbi.web.id/ diakses pada 29
Oktoober 2021 Pukul 00:20 Pagi.
8
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam (Yogyakarta : Ombak 2011), halaman 11
mengungkapkan situasi dan kondisi masyarakat secara timbal balik, maupun
Gerakan sosial (social movement) menurut John J. Macionis adalah aktivitas yang
sosial. Menurut Oman Sukmana pernyataan Macionis ini dapat digarisbawahi bahwa
ada dua hal ciri utama dari gerakan sosial, yaitu adanya aktivitas yang diorganisir dan
adanya tujuan yang berkaitan dengan suatu perubahan sosial10. Jadi teori ini
dilakukan oleh Kiyai Haji Ali Fathullah untuk membawa perubahan dalam kehidupan
F. Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini merupakan penelitian sejarah. Oleh
karena itu, metode yang digunakan adalah metode sejarah. Metode sejarah adalah
proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.
11
Berikut adalah tahapan-tahapan metode penelitian sejarah yang meliputi empat
1. Heuristik
sumber-sumber sejarah. Sumber sejarah dibagi menjadi tiga, yaitu sumber tertulis,
12
sumber lisan, dan sumber benda (artefak). Pengumpulan data termasuk salah
satu tahap yang sangat penting, karena dengan mengumpulkan berbagai data
tentang apa saja yang berkaitan dengan topik kajian, peneliti dapat
9
Maijor Polak, Sosiologi Suatu Buku Pengantar Ringkas (Jakarta : PT. Ichtiar Baru, 1982), halaman 10
10
Oman Sukmana, Konsep dan Teori Gerakan Sosial. (Malang : Intrans Publishing 2016), halaman 4
11
Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah : Terjemahan Nugroho Notosusanto. (Jakarta : UI Press, 1975), halaman
32
12
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013), halaman 73.
Fathullah dalam menyebarkan dakwahnya. Kemudian ada dua sumber yang
digunakan dalam kajian penelitian ini yaitu sumber primer dan sumber sekunder.
a) Sumber primer.
Sumber primer adalah sumber yang belum diolah atau belum diganggu
13
isinya. Menurut Gilbert J. Garraghan Sumber primer atau strictly
primary sources (sumber primer yang kuat). Sumber ini adalah antara
b) Sumber sekunder.
Sumber sekunder adalah sumber yang telah diolah terlebih dahulu atau
penulis sumber yang hanya mendengar peristiwa itu dari orang lain.
artikel, jurnal serta penulisan yang berkaitan tentang topik yang dikaji.
2. Verifikasi
atau kritik sumber. Ada dua kritik yaitu kritik ekstern dan kritik intern. Kritik
13
Gilbert J. Garraghan, A Guide to Historical Method. (New York : Fordham University Press, 1947), halaman
106-108. Dalam buku Nina Herlina, Metode Sejarah. (Bandung : Satya Historika, 2020), halaman 24-25.
ekstern adalah kritik yang dilakukan dengan mengamati tampilan fisik suatu data
tersebut, baik dari sisi kertas, gaya penulisan, tinta, atribusi, identifikasi. kritik ini
dilakukan untuk membuktikan bahwa data yang ada itu otentik alias asli. Setelah
melakukan kritik ekstern, data juga harus dikritik secara intern. Kritik intern
adalah pengujian data dengan meninjau dari pihak pemilik sumber sejarah. 14
3. Interpretasi
Interpretasi bertujuan melakukan sintesis atau sejumlah fakta yang diperoleh dari
antara fakta yang satu dengan yang lainnya. Data atau sumber sejarah yang
dikritik akan menghasilkan fakta yang akan digunakan dalam penulisan sejarah.15
Proses analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyusun fakta-fakta
yang ada serta dibantu oleh pendekatan sosiologi yang digunakan untuk
mengetahui keadaan sosial masyarakat pada waktu itu. Proses ini juga dibantu
dengan teori gerakan keagamaan dan teori gerakan sosial untuk menafsirkan
upaya- upaya apa saja yang dilakukan Kiyai Haji Ali Fathullah dalam berdakwah.
proses ini saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena
dengan analisis dan sintesis penelitian ini dapat diuraikan secara kronologis dan
sistematis.
4. Historiografi
14
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah Islam, halaman 108
15
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta : Logos Wacana, 1999), halaman 14
historiografi berarti perkembangan penulisan dalam peradaban dunia, sedangkan
puncak dari rangkaian penelitian dan dari tahapan inilah dapat dilihat hasil dari
keseluruhan penelitian yang dibuat. Penulisan sejarah ini akan disusun dari fakta-
fakta yang bersifat fragmentaris ke dalam tulisan yang sistematis, utuh, dan
komunikatif.16
G. Sistematika Perbahasan
Bab pertama adalah pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, batasan
dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka
Bab kedua, membahas tentang gambaran umum masyarakat perjuangan Madrasah Al-
Quran Bintulu dan Kiyai Haji Ali Fathullah. Dalam bab ini juga dibahas terletaknya
Bab ketiga menjelaskan tentang riwayat Madrasah Al-Quran dan juga Kiyai Haji
Fathullah Harun. Dalam bab ini akan dipaparkan sekilas riwayat berdirinya Madrasah
Al-Quran Bintulu dan riwayat hidup Kiyai Haji Ali Fathullah Harun.
Bab keempat menjelaskan tentang gerakan yang dilakukan oleh Madrasah Al-Quran
Bintulu dan Kiyai Haji Fathullah Harun. Dalam bab ini nanti akan diketahui mengenai
16
Anggar Kaswati, Metodologi Sejarah dan Historiografi (Jakarta : Beta Offset, 1998), halaman 27-28
Dalam bab terakhir penelitian ini mencakupi kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang
berisi jawaban dari rumusan masalah. Sedangkan saranan bersi masukan dan kritik.
BAB I : PENDAHULUAN
D. Tinjauan Pustaka
E. Landasan Teori
F. Metode Penelitian
G. Sistematika Perbahasan
GERAKAN ISLAM
C. Keanggotaan/Perekrutan
D. Struktur Organisasi
Sekarang
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Sarana