Anda di halaman 1dari 25

ISLAM DI MYANMAR

Republik Persatuan Myanmar


(juga dikenal sebagai Birma, disebut "Burma“)
Myanmar berbatasan dengan
Selatan : laut andaman
Utara : china
Barat : india, bangladesh, teluk benggala
Timur : china, laos, thailand
Ibu kota negara ini sebelumnya terletak di Yangon
sebelum dipindahkan oleh pemerintahan junta militer ke
Naypyidaw pada tanggal 7 November 2005.
Myanmar telah bergabung sebagai anggota
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)
sejak tahun 1997.
Agama Islam pertama kali tiba di Myanmar
pada tahun 1055. Para saudagar Arab yang
beragama Islam ini mendarat di delta Sungai
Ayeyarwady, Semenanjung Tanintharyi, dan
Daerah Rakhin.
delta Sungai Ayeyarwady/ Irrawaddy
Negara bagian

1. Negara Bagian Chin


2. Negara Bagian Kachin
3. Negara Bagian Kayin (Karen)
4. Negara Bagian Kayah (Karenni)
5. Negara Bagian Mon
6. Negara Bagian Rakhine (Arakan)
7. Negara Bagian Shan
Kelompok etnis
Bamar/Birma. Dua pertiga dari total warga Myanmar. Beragama Buddha, menghuni
sebagian besar wilayah negara kecuali pedesaan.
Karen. Suku yang beragama Buddha, Kristen atau paduannya. Memperjuangkan
otonomi selama 60 tahun. Menghuni pegunungan dekat perbatasan dengan Thailand.
Kayah. Etnis yang beragama Buddha yang berkerabat dengan etnis Thai.
Arakan. Juga disebut Rakhine, umumnya beragama Buddha dan tinggal di
perbukitan di Myanmar barat.
Mon. Etnis yang beragama Buddha yang menghuni kawasan selatan dekat perbatasan
Thailand.
Kachin. Kebanyakan beragama Kristen. Mereka juga tersebar di Tiongkok dan India.
Chin. Kebanyakan beragama Kristen, menghuni dekat perbatasan India.
Rohingya. Kebanyakan beragama Islam, sebagian kecil Hindu, bermukim di daerah
Rakhine dan perbatasan Bangladesh
Pada 1420, Raja Arakan/Rakhine
(Naramakhbala yang sudah masuk
Islam atas bantuan penguasa Bengali,
Sultan Nasiruddin memproklamirkan
diri sebagai kerajaan Islam merdeka
dengan nama baru Sultan Suleiman
Shah)
Kekuasaan Arakan yang Islam itu bertahan
hingga 350 tahun. Pada tahun yang naas, 1784,
Arakan kembali dikuasai oleh Raja Myanmar.
Pada 1824, Arakan menjadi koloni Inggris
juga. Populasi Islam di kawasan itu pun
perlahan-lahan berkurang.
Populasi umat Islam yang ada di Myanmar saat
ini terdiri dari keturunan Arab, Persia, Turki,
Moor, Pakistan dan Melayu. Selain itu,
beberapa warga Myanmar juga menganut
agama Islam seperti dari etnis Rakhin dan
Shan.
Berdasarkan Sensus Kependudukan dan Rumah
Tangga yang dilakukan Pemerintah Myanmar pada
2014, proporsi umat muslim Myanmar jumlahnya
sebanyak 2,3 persen atau setara dengan 1,15 juta
penduduk. Jumlah ini dihitung berdasarkan
penduduk yang terdaftar (enumerated population) di
Myanmar
Populasi Islam di Myanmar sempat meningkat
pada masa penjajahan Britania Raya 1824 M,
dikarenakan banyaknya umat Muslim India
yang bermigrasi ke Myanmar.
Arus migrasi yang besar dari etnis india
memasuki Burma menempati berbagai macam
pos pekerjaan akibat kebutuhan tenaga kerja
dan pemerintah Kolonial Inggris lebih menaruh
kepercayaan kepada etnis India yang dianggap
lebih loyal dan cepat melakukan adaptasi
Orang-orang India datang ke wilayah Burma
bukan dianggap sebagai imigran tetapi
layaknya perpindahan atau perjalanan dari satu
provinsi ke provinis lain dalam wilayah
kekuasaan pemerintahan yang sama. India
yang datang ini umumnya berlatar agama
Hindu dan Muslim.
Besarnya populasi dan juga kuatnya sektor ekonomi yang
dikuasai oleh para “pendatang” ini membuat
kecemburuan sosial mulai muncul kepermukaan di
kalangan penduduk etnis burma yang mayoritas
beragama Budha. Mereka merasa ada ancaman, baik dari
sisi ekonomi di mana mereka berada pada kelompok
income terbawah, atau juga dari agama dan budaya.
Tapi, populasi umat Islam semakin menurun
ketika perjanjian India-Myanmar
ditandatangani pada tahun 1941 yang melarang
migrasi India ke Burma
Konflik etnis di Myanmar yang menimbulkan
kerusuhan sosial 1938 bermula dari sebuah
perdebatan seputar agama ketika seorang
Muslim India bernama Hasan Shah dan
seorang Budha bernama Maung Pan Nyo di
tahun 1931 yang kemudian dituliskan kembali
dalam sebuah buku oleh seorang muslim
Burma, bernama Maung Shwe Phi pada tahun
1938.
Isu rasis itu digoreng lagi dengan peraturan
yang tak kalah rasisnya. Yakni
Kewarganegaraan Myanmar 1982, ketika
Jenderal Ne Win berkuasa, orang-orang
Rohingya dianggap bukan warga negara
Myanmar melainkan para pendatang. Hingga
ada alasan bagi aparat Myanmar untuk tidak
melindungi mereka.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan militer Myanmar
melakukan 'pembersihan etnis' terhadap warga minoritas Muslim Rohingya
Lebih dari 500.000 warga Rohingya menyelamatkan diri ke negara tetangga Bangladesh
untuk menghindari gelombang kekerasan di Rakhine.
Kekerasan dipicu oleh serangan milisi Rohingya yang dibalas dengan operasi militer, yang
dikatakan PBB sebagai pembersihan etnis.
Gerakan organisasi Islam di Myanmar
1. Oganisasi Nasional Arakan Rohingya (ARNO).
Organisasi ini merupakan gabungan dari Front Islam Rohingya (ARIF) yang
dipimpin oleh Nurul Islam, Organisasi Solidaritas untuk Rohingya (RSO) yang
dipimpin oleh Dr. Yunus dan RSO pimpinan Prof. Muhammad Zakaria.
2. Rohingya National Liberation Front (RNLF)
terus mengadakan perlawanan terhadap pemerintah militer Burma dalam rangka
mencapai tujuannya yaitu memisahkan diri dari Burma.
3. Kawthoolay Muslim National Liberation Front (KMNLF)
berkolaborasi dengan Karen National Liberation Army (KNLA)
untuk menentang pemerintah Burma
Aung San Suu Kyi Pada 1991, ia menerima Penghargaan Nobel Perdamaian atas
perjuangannya dalam memajukan demokrasi di negaranya tanpa
menggunakan kekerasan dalam menentang kekuasaan rezim militer.
Liga Nasional Demokrasi (NLD), partai yang dipimpin Aung San Suu Kyi dinyatakan
menang telak dalam pemilihan bersejarah Myanmar 2015, namun kemenangannya
disandera oleh junta militer Jenderal Min Aung Hlaing
Tokoh Islam Myanmar U Razak Tpkph Abdul Ghaffar

Anda mungkin juga menyukai