Anda di halaman 1dari 21

Sejarah Islam

Asia Tenggara
ISLAM DI LAOS DAN BURMA

DISUSUN OLEH:
CYNDY EKA DIAN PERTIWI
LAILA HAFIZAH SALMA
MUHAMMAD SAMSUL ARIFIN
RUDITHYA AGIL NUR FITRAH
A.  Profil Singkat Laos Dan Burma
1. Laos
Nama Lengkap : Republik Demokratik Rakyat Laos 
Bentuk Pemerintahan : Negara Komunis
Kepala Negara : Presiden THONGLOUN Sisoulit (sejak 22 Maret 2021)
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri PHANKHAM Viphavan
Ibukota : Vientiane
Luas Wilayah : 236.800 km2
Jumlah Penduduk : 7.574.356 jiwa (2021)
Angka Kelahiran : 22,74 bayi per 1000 penduduk
Bahasa Resmi : Bahasa Laos
Agama : Buddha 64.7%, Kristen 1.7%, tidak beragama 31.4%,
agama lainnya 2.1%
Laos adalah sebuah negara terkurung daratan yang
terletak di semenanjung Indochina Asia Tenggara.
Negara yang bernama lengkap Republik Demokratik
Rakyat Laos ini berbatasan dengan Thailand dan
Myanmar di sebelah barat sedangkan disebelah Timur
Laos berbatasan dengan Vietnam. Di sebelah
 Selatannya, Laos berbatasan dengan Kamboja dan di
sebelah utaranya berbatasan dengan Republik Rakyat
China.
Laos dikenal sebagai negara di Asia Tenggara yang
populasi Muslimnya paling sedikit. Saat ini, Muslim
yang tinggal di wilayah bekas jajahan Prancis itu tak
sampai 800 orang.
2. Burma
Myanmar adalah sebuah negara yang terletak di Asia Tenggara. Negara yang secara
astronomis berada di antara  11°LU – 28°LU dan 92°BT – 100°BT ini berbatasan dengan
Bangladesh, India dan laut Benggala disebelah baratnya, sedangkan disebelah timurnya
Myanmar berbatasan dengan Thailand, Laos dan China. Di sebelah Utara Myanmar adalah
China dan disebelah Selatan adalah Laut Andaman.
Nama Burma digantikan menjadi Myanmar oleh pemerintah militer pada tanggal 18
Juni 1989 dengan tujuan agar etnis non-Burma juga merasa bagian dari negara ini. Myanmar
merupakan sebuah negara multi-etnis yaitu terdiri dari etnis Burma, Karen, Kayah, Arakan,
Mon, Kachin, Chin, Rohingya dan seratus lebih etnis minoritas lainnya.
Mayoritas penduduk Myanmar adalah etnis Burma atau Bamar yaitu sebanyak 68%.
Pemerintah Myanmar mengakui sebanyak 135 kelompok etnis asli di Myanmar. Kebanyakan
penduduk Myanmar menganut agama Buddha yaitu sebanyak 87,9% sedangkan agama
lainnya adalah agama Kristen sebanyak 6,2%, agama Islam sebanyak 4,3% serta agama-
agama lainnya. Bahasa resmi Myanmar adalah bahasa Myanmar.
Peta Myanmar

Bendera Myanmar
B.  Sejarah Masuknya Islam Di Laos Dan Burma
LAOS
Agama Islam pertama kali masuk ke Laos melalui para
pedagang Cina dari Yunnan. Para saudagar Cina ini bukan
hanya membawa dagangannya ke Laos, namun juga ke negara
tetangganya seperti Thailand dan Birma. Oleh masyarakat Laos
dan Thailand,  para pedagang asal Cina ini dikenal dengan
nama Chin Haw.
Selain kelompok Muslim Chin Haw, ada lagi kehadiran
kelompok Muslim lainnya di Laos yaitu komunitas Tamil dari
selatan India. Muslim Tamil dikenal dengan nama Labai di
Madras dan sebagai Chulia di Malaysia dan Phuket. Mereka
masuk Vientiane melalui Saigon yang masjidnya memiliki
kemiripan dengan masjid mereka di Tamil.
Muslim Laos didominasi oleh para pendatang dari
kawasan Asia Selatan dan juga Muslim Kamboja.
Khusus untuk Muslim Kamboja, mereka adalah para
pengungsi dari rezim Khmer berkuasa. Mereka
melarikan diri ke Negara tetangga mereka (Laos),
setelah pemimpin rezim Pol Pot menyerukan
gerakan pembersihan masal etnis Kamboja Cham
Muslim dari tanah Kamboja. Sebagai pengungsi,
kehidupan mereka terbilang miskin. Selain itu
mereka mengalami trauma akibat pengalaman
hidup di bawah tekanan Khmer sejak 1975. Semua
masjid di Kamboja dihancurkan. Mereka juga
dilarang untuk beribadah atau berbicara dalam
bahasa Kamboja dan banyak di antara mereka
dipaksa untuk memelihara babi. Sejarah pahit
mengiringi kepergian Muslim Kamboja ke Laos.
BURMA

Myanmar (dulu Burma) pada awalnya terbagi menjadi


beberapa kerajaan. Hal ini menimbulkan beberapa versi
mengenai kedatangan Islam khususnya di dua daerah
bagian di Burma yakni, Pagan (Bagan) dan Arakan .

Kedatangan Orang-orang Arab di Arakan


Arakan sejak dahulu telah banyak dipadati oleh para pedagang Arab. Tempat ini terkenal di kalangan para
pelaut Arab, Moor, Turki, Moghuls, Asia Tengah, dan Bengal. Mereka datang sebagai pedagang, prajurit dan
ulama. Orang-orang Arab datang sebagai pedagang, dan hampir menguasai perdagangan tersebut. Melalui
hubungan dagang tersebut, mereka mulai memperkenalkan dan menyebarkan Islam.
Dikisahkan bahwa pada tahun 1406 Raja Narameikhla, penguasa Arakan mengalami kondisi
yang sulit karena mendapat serangan dari Raja Burma. Untuk bisa mengatasi situasi
tersebut, sang raja mengungsi dan meminta bantuan kepada Sultan Nasiruddin Shah di
Kesultanan Bengal. Setelah 24 tahun dalam buangan di Bengal dengan bantuan tentara dari
Kesultanan Bengal, ia berhasil merebut kembali kerajaannya dari Raja Burma. Raja
Narameikhla kemudian memeluk Islam. Namanyapun berganti menjadi Suleiman Shah. Pada
tahun 1430, Raja Narameikhla (Suleiman Shah) mendirikan Dinasti Mrauk U, negara Islam
pertama di Arakan.
Kedatangan Orang-orang Muslim di Pagan (Bagan)

Generasi awal Muslim yang datang ke Delta Sungai Ayeyarwady


Burma, yang terletak di pantai Tanintharyi dan di Rakhine bermula
pada abad ke 9, sebelum pendirian imperium pertama Burma pada
tahun 1055 M oleh Raja Anawrahta dari Bagan.
. Keberadaan orang-orang Islam dan da’wah Islam pertama ini
didokumentasikan oleh para petualang Arab, Persia, Eropa, dan Cina.
331 Muslim yang tiba di Burma umumnya adalah pedagang yang
kemudian menetap, dan menikah dengan wanita lokal. Di antara
mereka bekerja sebagai penjelajah, pelaut, saudagar dan tentara.
Bahkan ada juga yang mendapat posisi terhormat sebagai penasehat
raja, pegawai kerajaan, penguasa pelabuhan, kepala daerah dan
sebagainya.
Keterangan tentang berlabuhnya orang muslim di Burma tercatat dalam Kronik Burma yang
telah merekam kehadiran Muslim pada Era kerajaan pertama Burma Pagan 1044 M. Dua orang
pelaut Muslim dari keluarga BYAT. Byat Wi dan Byat Ta, tiba di pantai Burma dekat Thaton.
Setelah kapal mereka rusak, mereka mengunakan papan berenang ke pantai. Mereka berlindung dan
tinggal di Biara di Thaton. Raja Thaton menjadi takut pada mereka dan membunuh saudara tertua
mereka ketika sedang tidur. Saudaranya yang paling muda berhasil meloloskan diri ke Bagan dan
berlindung kepada Raja Anawartha. Kemudian dia tinggal di Bagan dan menikahi seorang wanita
dan memiliki dua orang anak.

Sumber lain datang dari Eropa, dimana para pelaut Eropa yang telah mengunjungi pesisir
pantai Burma di abad ke-15 sampai 17 M menggambarkan bahwa perkampungan para pedagang
Muslim dan lalu lintas perdagangan mereka menghubungkan Burma dengan jalur Sumatra, Malaka,
dan Pulau Maluku hingga Cina dan Jepang, di satu sisi, dan berhadapan langsung dengan Bengal
dan Sri langka, Persia dan laut Merah di lain sisi. Para pedagang Muslim mengadakan jual beli di
daerah ini.
C. Corak Mazhab Umat Islam Di Bidang Fiqh
Dan Aqidah Di Laos Dan Burma
1. LAOS
Umumnya, mereka muslim kamboja dan muslim pakistan adalah penganut mahzab Syafii, berbeda dengan komunitas
Muslim Asia Selatan di Vientiane atau yang dikenal sebagai muslim tamil menganut mazhab Hanafi. Dikarenakan muslim
tamil yang berasal dari India memang sudah bermahzab Hanafi dari daerah sebelumnya.

2. Muslim Tamil
Kelompok etnis Muslim ketiga dan
terkecil di Laos adalah penutur bahasa
Tamil dari India selatan, yang jumlahnya
sekitar 70 orang. 3. Muslim Kamboja
1. Muslim dari Pakistan
Pakhtun dari Provinsi Perbatasan Barat Laut Tidak kurang dari 100 keluarga Muslim
Pakistan adalah kelompok etnis Muslim Kamboja tinggal di Laos. Muslim pertama
terbesar di Laos setelah Muslim Kamboja. dari Kamboja tiba di Laos sebagai pekerja
dan pedagang kecil sekitar 40 tahun yang
lalu.
2. BURMA
Pada umumnya masyarakat muslim di Burma terbagi dalam berbagai
komunitas yang berbeda. Mayoritas terbesar dari komunitas muslim yang
ada adalah pengikut sunni yang dimana mengikut sunni dimyanmar juga
bermahzab syafii.
1. Muslim Burma 3. Muslim Rohingya
Muslim Burma merupakan komunitas Komunitas muslim yang bermukim di Negara
yang paling lama berdiri dan berakar di bagian Arakan atau Rakhine. Rohingya
adalah orang Islam dengan budaya mereka
wilayah shwebo.
yang jelas terlihat di daerah Arakan.

2. Muslim India 4. Muslim Panthay(HuiHui)


Imigran keturunan India ini meruoakan
komunitas muslimyang terbentuk seiring Muslim HuiHui atau muslim China adalah
kolonasi Burma oleh Inggris abad ke-19. muslim cina yang menetap di Burma.
“Hal penting yang perlu dicatat di sini adalah bahwa baik “Teori Anak Benua
India” maupun “Teori Arabia”, keduanya sama-sama melandaskan asumsinya pada
adanya kesamaan mazhab fikih antara kawasan Asia Tenggara dengan kawasan-
kawasan yang disebutkan dalam teori-teori tersebut, yaitu Mazhab Syafi’i.
Dengan demikian, berdasarkan gambaran awal kehadiran Islam di kawasan Laos
maupun Burma dapat disimpulkan bahwa mazhab fikih dan Akidah yang dibawa
oleh para penyebar Islam awal adalah Mazhab Syaf’i. Mazhab inilah yang
kemudian mewarnai perjalanan hukum Islam di kawasan ini hingga memasuki fase
pembaruan Islam era modern, yang perlahan-lahan mulai terbuka dengan
pandangan-pandangan lain di luar Mazhab Syafi’i itu sendiri.
Mengingat pengajaran dan pengamalan fikih di kawasan ini sangat identik dengan
Mazhab Syafi’i sendiri. Bahkan jika disebutkan istilah “hukum Islam” atau
“Syariat” misalnya, maka yang dimaksud tidak lain adalah hukum yang
berdasarkan pada Mazhab Syafi’i. Selain itu, mazhab ini juga menjadi landasan
dan pijakan dalam pembentukan birokrasi urusan keagamaan dalam pemerintahan.
D. Dinamika Minoritas Muslim Di Laos Dan Burma
I. Laos
Dalam segi kuantitas uamt Islam sangat rendah, yaitu hanya 0,01 dari 6,5 juta penduduk negara Laos, hal ini
menunjukkan bahwa umat Islam di laos menjadi penduduk yang sangat minoritas dibanding yang lain. Di samping
itu, ketika melihat dari tipe rezim pun selalu dipegang oleh komunitas yang berkuasa sehingga ini mengakibatkan
umat Islam selalu terpinggirkan oleh kebijakan-kebijakan yang langsung dari rezim tersebut.

Setelah itu, ketika dilihat dari segi yang berbeda, yaitu pemerintahan dan parlemen, umat islam sungguh
mendapat perlakuan yang diskriminatif, sebab anggota dari pemerintahan dan parlemen selalu dipilih oleh pihak dari
partai yang berkuasa, yaitu partai tunggal yang menganut paham komunis, dimana dalam hal pengkaderan selalu
mengesampingkan pihak-pihak dari umat islam dan lebih condong ke kader yang sehaluan dengan partai tersebut.
Kelemahan tersebut bertambah berat ketika di negara Laos hanya diterapkan sistem kepartaian tunggal, artinya tidak
diperbolehkan partai politik Islam sehingga untuk menuju kepada kekuasaan umat Islam harus mampu berada pada
partai tunggal tersebut. Dari berbagai kelemahan tersebut yang paling penting adalah, umat Islam dilemahkan oleh
rezim dan umat Islam sendiri belum mampu bangkit dalam membentuk kekuatan baru sebagai peningkatan basis
internal dari umat Islam sendiri di negara Laos.
II. Burma

Sejak kemerdekaan negara Myanmar pada 1948, Rohingya menjadi etnis paling tertindas di Myanmar.
Selain teraniaya, Rohingya juga tidak diakui sebagai bagian dari bangsa Myanmar, padahal
Rohingya berada di Arakan sejak Abad 7 M. Berbicara mengenai kekerasan dan diskriminasi oleh
pemerintah Myanmar, tidak hanya dilakukan terhadap etnis Rohingya, tapi juga kepada umat
Kristiani dan etnis non mayoritas lain seperti Shan, Kachin, Karen, Chin, dan lain-lain.

Berbeda dengan etnis lain yang berhak mendirikan negara bagian sendiri, etnis Rohingya kehilangan
haknya, bahkan wilayahnya (Arakan) diserahkan kepada etnis Rakhin yang beragama Buddha,
walaupun populasinya kurang dari 10% penduduk Arakan. Sejak saat itulah hakhak etnis Rohingya
berusaha dihilangkan oleh para politisi Buddha Burma. Bahkan semenjak junta militer menguasai
Burma keadaan semakin memburuk, bukan saja hak-hak politis yang dikekang, tetapi juga dalam
bidang sosial-budaya, hal ini ditandai dengan ditutupnya tempat-tempat belajar bahasa Rohingya
pada tahun 1965 oleh junta.
Sejak puluhan tahun dahulu, ratusan ribu Muslim Rohingya melarikan diri ke
Bangladesh disebabkan kekejaman pemerintahan Burma dan penganut Buddha
terhadap mereka. Selain Bangladesh, mereka juga melarikan diri ke Pakistan,
Arab Saudi, Thailand dan Malaysia untuk berlindung dan sebahagian besar dari
mereka masih berstatus pelarian hingga kini. Penolakan Bangladesh dan negara
Muslim lainnya termasuk Malaysia membuat kaum Muslim Rohingya dipaksa
kembali ke Myanmar.

Selain itu, sejak ditetapkannya _Burma Citizenship Law_ ini, anak-anak Muslim
Arakan tidak dibenarkan belajar di luar dari Arakan. Sementara semua institusi
pendidikan profesional terletak di luar Arakan. Undang-undang zalim ini telah
menyebabkan bukan saja mereka tidak dapat melanjutkan pendidikan, malah ada
yang langsung tidak dapat sekolah (karena tekanan ekonomi, penangkapan,
penyiksaan dan lain-lain). Hal ini menyebabkan sebagian mereka buta huruf.
Muslimah juga tidak dibenarkan memakai hijab dan banyak yang dipaksa
bekerja di barak-barak.

Mereka juga sering diperkosa tanpa belas kasihan. Pemerintah junta sering
merobohkan sekolah-sekolah dan masjid-masjid sesuka hati mereka.
Umat Islam juga tidak dibenarkan terlibat dalam politik.
Lembaga-lembaga sosial dilarang memberi bantuan kepada
mereka. Tidak cukup dengan ini, Muslim juga tidak dibenarkan
menunaikan haji ataupun menyembelih kurban saat Idul Adha.
Mereka juga sering dipaksa untuk meninggalkan nama Muslim
dan diganti dengan nama Budha.

Labih jauh, pembantaian terhadap Muslim Rohingya terjadi


sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Paling tragis
berlangsung pada 1942, sekitar 100.000 orang Rohingya
dibantai serta disempitkan ruang gerak dan tempat tinggal
mereka hanya berada di negeri Arakan bagian utara saja.
Mencermati persoalan Muslim Myanmar, Direktur Pusat
Informasi Advokasi Rohingya-Arakan (PIARA), Heri Aryanto
mengatakan: “Kekerasan yang terjadi merupakan bagian dari
perencanaan dan serangan yang sistematis yang didesain untuk
memusnakan populasi Rohingya yang tersisa di Arakan dan
menjadikan Arakan sebagai daerah bebas Muslim (muslim-free
region)”.
Menurut laporan PIARA yang berbasis di Indonesia, hingga kini
populasi Muslim Rohingya yang berada di Arakan, Myanmar
berjumlah lebih kurang satu juta jiwa. Ratusan ribu lainnya
hidup dalam pengungsian di berbagai negara antara lain di
perbatasan Bangladesh, Pakistan, Jazirah Arab, Malaysia,
Thailand, dan Indonesia, serta juga ada beberapa yang tinggal
dan mengungsi ke negara Inggris, Amerika dan Jepang.
KESIMPULAN

Laos memang dikenal sebagai negara di Asia Tenggara yang populasi Muslimnya
paling sedikit. Saat ini, Muslim yang tinggal di wilayah bekas jajahan Prancis itu
tak sampai 800 orang. Sejarah mencatat, Islam masuk ke Laos sekitar abad ke-18.
Adalah orang-orang dari Tamil, selatan India, yang pertama kali membawa Islam ke
Laos.
&
Islam masuk ke Myanmar sekitar 1055. Pedagang-pedagang Arab memperkenalkan
Islam kepada mereka saat mendarat di delta Sungai Ayeyarwady, Semenanjung
Tanintharyi, dan daerah Arakan yang yang terletak di sisi barat Myanmar. Gunung
Arakan memisahkan wilayah daerah Arakan dengan daerah-daerah lain Myanmar
yang mayoritas menganut Budha. Selain etnis Arakan, etnis Shan juga dikenal
sebagai penganut Islam.
THANKS
DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai