Anda di halaman 1dari 14

SEKOLAH TINGGI ILMU QUR’AN ( STIQ )

KEPRI

ULUMUL QUR’AN III


MANTHUQ DAN MAFHUM
PATHURRAHMAN,QH,.M.Pd
POIN PEMBAHASAN

DIFINISI MANTHUQ DAN MACAM - MACAMNYA


01

DIFINISINI MAFHUM DAN MACAM - MACAMNYA


02

03 BERHUJJAH DENGAN MAFHUM


TUJUAN PEMBELAJARAN

DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI


DAN TANYA JAWAB, MAHASISWA DAPAT MENDIFINISIKAN
MANTHUQ, MAFHUM DAN RUANG LINGKUPNYA SERTA
MENJELASKAN BERHUJJAH DENGAN MAFHUM.
1 DIFINISI MANTHUQ DAN
PEMBAGIANNYA
A. DIFINISI MANTHUQ
Dalam kitab Mabadiuawwaliyah dijelaskan disebutkan difinisi Manthuq
yang berbunyi
‫ما دل عليه الفظ ىف حمل النطقى‬
Artinya ; mantuq adalah sesuatu yang ditunjukkan oleh lafadz dalam waktu
pengucapan
MANTHUQ secara bahasa bisa berarti, diucapkan, tersurat atau teks, dan
lain-lain. MANTHUQ menurut istilah ialah “Sesuatu yang di tunjuk oleh
lafadz pada saat diucapkan; yakni menunjukkan makna berdasarkan materi
atau penjelasan dari lafadz – lafadz yang diucapkan, atau suatu hukum
diambil berdasarkan bunyi suatu dalil. Maka penjelasan - Penjelasan
tersebut dinamakan MANTHUQ.
CONTOH

َّ ‫آٰي َهُّي َا اذَّل ِ ْي َن ٰا َمنُ ْ ٓوا ِا َذا قُ ْممُت ْ ِاىَل‬


ْ ‫الص ٰلو ِة فَا ْغ ِسلُ ْوا ُو ُج ْو َهمُك ْ َو َايْ ِديَمُك ْ ِاىَل الْ َم َرا ِف ِق َوا ْم َس ُح ْوا ِب ُر ُء ْو ِسمُك‬
ۗ ِ ‫ َو َا ْر ُجلَمُك ْ ِاىَل ا ْل َك ْع َبنْي‬ 
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka
basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh)
kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki ( Qs. Al- Maidah : 6 ) 
Firman Allah diatas jelas yang ditujukan kepada orang – orang beriman,ada
ketentuan yang dipenuhi sebelum menunaikan ibadah sholat yaitu berwudhu,sesuai
dengan ketentuan yang ( manthuq ) dalam ayat diatas.
B. MACAM – MACAM MANTHUQ
Ulama usul membagi macam – macam manthuq menjadi dua ( 2) bagian
yaitu Nash dan Zhahir

1. NASH adalah suatu perkataan yang jelas dan tidak mungkin di ta’wilkan
‫ـل‬
( ‫حتمـل لاــتأوي‬
‫ ) ماـ الــ يـــ‬atau ada pengalihan makna. Sedangkan NASH ini
terbagi menjadi 2 yaitu SHAREH dan GHAIRU SHAREH. Lafaz yang
SHARIH (JELAS), apabila ada suatu lafadz yang menunjukkan dengan
jelas dan tegas maknanya, baik yang maknanya itu sesuai dengan
sepenuhnya teks (nash) ataupun yang hanya terkandung maknanya oleh
nash. Maka yang seperti ini biasanya dinamakan IBARAT AL-NASH.

CONTOH
‫آٰي َهُّي َا اذَّل ِ ْي َن ٰا َمنُ ْوا ُك ِت َب عَلَ ْيمُك ُ ا ّ ِلص َيا ُم اَمَك ُك ِت َب عَىَل اذَّل ِ ْي َن ِم ْن قَ ْب ِلمُك ْ لَ َعلَّمُك ْ تَتَّ ُق ْو َۙن‬
Wahai orang-orang yang beriman! diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang – orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa ( Qs. Al- Baqaroh : 183 )
Dari ayat di atas bahwa ibadah khusus dilakukan oleh orang – orang
beriman yaitu melaksanakan ibadah puasa ( ramadhan).Hukumnya nya jelas
yaitu wajib bagi mereka yang mampu, serta orang – orang yang diwajibkan
adalah mereka yang beriman dan yang sudah baliq.Adapun orang – orang
yang tidak beriman kepada Allah tentu tidak termasuk dalam perintah tersebut.
GHAIRU SHARIH (tidak jelas), adalah mantuq yang artinya tidak dari arti atau
makna yang diletakkan untuknya, akan tetapi arti tersebut ialah sesuatu yang tidak
bisa dipisahkan darinya.Seperti dalam firman Allah dalam al – Qur’an surah 195
berbunyi
‫فَ َم ْن تَ َمتَّ َع اِب لْ ُع ْم َر ِة ِاىَل الْ َح ّ ِج فَ َما ا ْس َتيْرَس َ ِم َن الْه َْد ِ ۚي فَ َم ْن ل َّ ْم جَي ِ ْد فَ ِص َيا ُم ثَ ٰلثَ ِة َااَّي ٍم ىِف الْ َح ّ ِج َو َس ْب َع ٍة‬
‫ِا َذا َر َج ْعمُت ْ ۗ ِتكْل َ َعرَش َ ٌة اَك ِمةَل ٌ ۗ ٰذكِل َ ِل َم ْن ل َّ ْم يَ ُك ْن َا ْههُل ٗ َحارِض ِى الْ َم ْس ِج ِد الْ َح َرا ِم ۗ َوات َّ ُقوا اهّٰلل َ َوا ْعلَ ُم ْ ٓوا َا َّن‬
‫اهّٰلل َ َش ِديْ ُد الْ ِع َق ِاب‬
Barangsiapa mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib menyembelih) hadyu
yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak mendapatkannya, maka dia (wajib)
berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itu
seluruhnya SEPULUH (HARI). Demikian itu, bagi orang yang keluarganya tidak ada
(tinggal) di sekitar Masjidil haram. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa
Allah sangat keras hukuman-Nya ( Qs. Al Baqaroh : 196 )
GHAIRU SHAREH TERBAGI MENJADI 3 BAGIAN
A. DILALAH TANBIH adalah suatu teks yang berbarengan dengan lafadz tertentu,
apabila seandainya lafadz tersebut bukan sebab ketentuan dari suatu ayat, maka
didalam teks penyebutannya tidak bermakna, dan yang seperti ini mustahil terdapat di
firman Allah atau sabda Rasulullah Saw.

ٍۙ ‫ِا َّن ااْل َ ْب َر َار ل َ ِف ْي ن َ ِعمْي‬


Artinya“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan berada di
dalam kenikmatan” (Qs. Al-Infithar: 13).
Dari ayat diatas menjelaskan bahwa adanya kenikmatan ( kebaikan ) yang diterima
oleh setiap orang sebagai makhluk Allah adalah bagian imbalan atas kebaikan atas apa
yang mereka telah perbuat.
B. DILALAH IQTIDHA’, ialah petunjuk kebenaran suatu lafadz terhadap arti yang
terkadang bergantung pada sesuatu yang tidak disebutkan. Atau DILALAH yang
mengharuskan mentaqdirkan lafadz yang terbuang, dikarenakan suatu nash tidak boleh
untuk dilaksanakan menurut syara’ kecuali dengan mentaqdirkan lafadz tersebut untuk
dibuang.
CONTOH
‫ُح ّ ِر َم ْت عَلَ ْيمُك ْ ُا َّمهٰ ُتمُك ْ َوبَنٰ ُتمُك ْ َو َاخ َٰو ُتمُك ْ َومَع ٰ ّ ُتمُك ْ َو ٰخ ٰل ُتمُك ْ َوبَنٰ ُت ااْل َخِ َوبَنٰ ُت ااْل ُخ ِْت َو ُا َّم ٰه ُتمُك ُ ا ٰل ّيِت ْ ٓ َا ْرضَ ْعنَمُك ْ َو َاخ َٰوتُمُك ْ ِ ّم َن‬
ۖ ْ ‫َّالرضَ اعَ ِة َو ُا َّمه ُٰت ِن َس ۤا ِٕٕى•ِمُك ْ َو َراَب ۤ ٕىِٕ•ِ ُبمُك ُ ا ٰل ّيِت ْ يِف ْ ُح ُج ْو ِرمُك ْ ِ ّم ْن ِِّن•ّ َس ۤا ِٕٕى•ِمُك ُ ا ٰل ّيِت ْ َد َخلْمُت ْ هِب ِ َّ ۖن فَ ِا ْن ل َّ ْم تَ ُك ْون ُْوا َد َخلْمُت ْ هِب ِ َّن فَاَل ُجنَ َاح عَلَ ْيمُك‬
‫َو َحاَل ۤ ٕىِٕ•ِ ُل َابْنَ ۤا ِٕٕى•ِمُك ُ اذَّل ِ ْي َن ِم ْن َا ْصاَل ِبمُك ْۙ َو َا ْن جَت ْ َم ُع ْوا بَنْي َ ااْل ُ ْختَنْي ِ ِااَّل َما قَ ْد َسلَ َف ۗ ِا َّن اهّٰلل َ اَك َن غَ ُف ْو ًرا َّر ِح ْي ًما ۔‬
Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-
saudaramu yang perempuan, saudara-saudara ayahmu yang perempuan, saudara-saudara
ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-
anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusui kamu,
saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak perempuan
dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri,
tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak
berdosa kamu (menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu
(menantu), dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang
bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sungguh, Allah Maha Pengampun,
Maha Penyayang ( Qs. An – Nisa’ : 23 )
KETERANGAN
Dari ayat diatas membutuhkan kata-kata yang tidak diucapkan ialah kata “AL-
WATH’U” atau BERSETUBUH.Sehingga ayat diatas memiliki makna “diharamkan bagi
kamu bersenggama dengan ibu-ibu kamu”, sebab haramnya itu tidak didasari pada benda
melainkan membutuhkan adanya “suatu perbuatan” (yang tidak disebutkan) yang berkaitan
dengan haramnya tersebut

C. DILALAH ISYARAH, ialah arti yang ditarik dari suatu lafadz, akan tetapi bukan itu
yang dimaksud oleh lafadz, melainkan ia memiliki hubungan yang lazim dengan konteks
uraiannya.
‫تَ ْع ِدلُ ْوا فَ َوا ِحدَ ًة َا ْو‬ ‫اب لَمُك ْ ِ ّم َن ال ِن ّ َس ۤا ِء َمثْىٰن َوثُ ٰل َث َو ُربٰ َع ۚ فَ ِا ْن ِخ ْفمُت ْ َااَّل‬
َ ‫َوِا ْن ِخ ْفمُت ْ َااَّل تُ ْق ِس ُط ْوا ىِف الْ َي ٰت ٰمى فَا ْن ِك ُح ْوا َما َط‬
ۗ ‫ َما َملَ َك ْت َايْ َمانُمُك ْ ۗ ٰذكِل َ َا ْدىٰٓن َااَّل تَ ُع ْولُ ْوا‬ 
Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana
kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika
kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan
yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim (Qs.- an- Niasa’: 3 )
2. ZHAHIR ialah suatu lafadz yang menunjukkan suatu arti yang dapat segera
dipahami ketika sudah diucapkan, akan tetapi memungkinkan disertai arti lain
yang lemah ( marjuh). Jadi zhahir itu sama dengan Nash dalam hal
penunjukkannya kepada makna berdasarkan pada lafadz saat diucapkan. Namun
dari segi lain ia berbeda dengan Nash hanya menunjukkan satu makna secara
tegas dengan tidak mengandung kemungkinan menerima makna lain.Sedangkan
Zhahir disamping menunjukkan satu makna ketika di ucapkan juga disertai dengan
kemungkinan menerima makna lain meskipun lemah.Contoh dalam al – Qur’an
surah al Baqaraoh : 173.

‫ِان َّ َما َح َّر َم عَلَ ْيمُك ُ الْ َم ْي َت َة َوادلَّ َم َول َ ْح َم الْ ِخزْن ِ ْي ِر َو َمٓا ُا ِه َّل ِب ٖه ِل َغرْي ِ اهّٰلل ِ ۚ فَ َم ِن ْاض ُط َّر غَرْي َ اَب غٍ َّواَل عَا ٍد فَٓاَل ِامْث َ عَلَ ْي ِه‬
ٌ ‫ِا َّن اهّٰلل َ غَ ُف ْو ٌر َّر ِحمْي‬
Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi,
dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.
PENJELASAN
Lafadz “al- bagh” pada akhir akhir surah al- baqaroh ayat 173 digunakan untuk
makna (‫لجاهل‬99‫ ) ا‬tidak tahu, bodoh, dan azh – zhalim ( melampui batas ).Tetapi
pemakaian untuk makna kedua lebih tegas dan popular sehingga makna inilah yang
kuat ( rajih), sedangkan makna pertama lemah ( marjuh .
Juga terdapat dalam al- Qur’an surah al –Baqaroh : 222 berbunyi

‫َوي َ ْسٔـََٔ•لُ ْون ََك َع ِن الْ َم ِح ْي ِض ۗ ُق ْل ه َُو َا ًذ ۙى فَا ْعزَت ِلُوا ال ِن ّ َس ۤا َء ىِف الْ َم ِح ْي ِۙض َواَل تَ ْق َربُ ْوه َُّن َحىّٰت ي َ ْطه ُْر َن ۚ فَ ِا َذا تَ َطه َّْر َن فَْأت ُْوه َُّن ِم ْن‬
‫َح ْي ُث َا َم َرمُك ُ اهّٰلل ُ ۗ ِا َّن اهّٰلل َ حُي ِ ُّب التَّ َّوا ِبنْي َ َوحُي ِ ُّب الْ ُم َت َطهِّ ِرْي َن‬
Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, “Itu
adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan
kamu dekati mereka sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, campurilah
mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh,
Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.

Anda mungkin juga menyukai