Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

PEMBINAAN KELUARGA DALAM ISLAM

Nama Kelompok:

 Melisa Devi Nurhayati


 Sheila Dina Camelia
 Naila Alvinuri Himami
 Rofiqul A`la
 Moh. Rusydi Habibullah
 MutadzimAinul Yakin
KATA PENGANTAR

Puii syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Tugas makalah "Pmbinaan Keluarga Dalam
Islam"

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah tuit
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari bebagai pihak.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun
tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Sumenep, 2 Oktober 2023

Penyusun

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................3
DAFTAR ISI........................................................................................................................................4
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................5
1.2 Perumusan Masalah..................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pembinaan Keluarga Dalam Islam.........................................................................................6
1. Konsep Perkawinan.............................................................................................................6
2. Hak dan Kewajiban suami istri..........................................................................................8
3. Putusnya Hubungan Pernikahan........................................................................................9
4. Membina Keluarga Sakinah.............................................................................................10
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
1.1 Kesimpulan..............................................................................................................................11
1.2 Saran.........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apabila kita berbicara tentang pernikahan maka dapatlah kita memandangnya
dari dua buah sisi. Dimana pernikahan merupakan sebuah perintah agama. Sedangkan
di sisi lain adalah satu- satunya jalan penyaluran sexs yang disah kan oleh agama.dari
sudut pandang ini, maka pada saat orang melakukan pernikahan pada saat yang
bersamaan dia bukan saja memiliki keinginan untuk melakukan perintah agama,
namun juga memiliki keinginan memenuhi kebutuhan biologis nya yang secara kodrat
memang harus disalurkan.
Sebagaimana kebutuhan lain nya dalam kehidupan ini, kebutuhan biologis
sebenar nya juga harus dipenuhi. Agama islam juga telah menetapkan bahwa stu-
satunya jalan untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia adalah hanya dengan
pernikahn, pernikahan merupakan satu hal yang sangat menarik jika kita lebih
mencermati kandungan makna tentang masalah pernikahan int. Di dalam al-Qur'an
telah dijelaskan bahwa pernikahan ternyata juga dapat membawa kedamaian dalam
hidup seseorang (litaskunu ilaiha). Ini berarti pernikahan sesungguhnya bukan hanya
sekedar sebagai sarana penyaluran kebutuhan sex namun lebih dari itu pernikahan
juga menjanjikan perdamaian hidup bagi manusia dimana setiap manusia dapat
membangun surga dunia di dalam nya. Smua hal itu akan terjadi apabila pernikahan
tersebut benar-benar di jalani dengan cara yang sesuai dengan jalur yang sudah
ditetapkan islam.

1.2 Perumusan Masalah


Dari latar belajang diatas perlu dibahas beberapa tentang:
1. Pengertian
2. Hukum
3. Prosedur
4. Hikmah

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui makna tentang perkawinan
2. Untuk memahami hikmah dan hukum perkawinan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembinaan Keluarga Dalam Islam


Pembinaan adalah suatu proses, cara, perbuatan membina atau pembaharuan,
penyempurna atau usaha Pembinaan, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara
evesian dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Jadi pola pembinaan keluarga adalah suatu gambaran atau model yang diterapkan
oleh masyarakat untuk membina keluarga secara aktif menuju kearah yang lebih baik
sesuai ketentuan dalam agama Islam.

1. Konsep Perkawinan
a. Pengertian
Menurut Prof. Sabekti. Perkawinan adalah pertalian yang sah antara seorang
laki-laki dengan seorang perempuan untuk waktu yang lama. 1 Sedangkan menurut
Anwar Haryono, dalam bukunya menyatakan bahwa Pernikahan adalah perjanjian
suci antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan guna membentuk
keluarga bahagia"2
b. Hukum
3
Menurut islam menikah tergantung keadaan dan niat pelaku terbagi menjadi 5
hukum, yaitu:
1. Wajib menikah
Kewajiban nikah diperuntukkan bagi orang yang memiliki kemampuan
untuk menikah dan punya keinginan kuat untuk menyalurkan gairah
seksualnya (tidak bisa ditahan-tahan lagi) sehingga dikhawatirkan akan
terjerumus ke dalam kemaksiatan.
2. Sunah menikah
Kesunahan nikah diperuntukkan bagi orang yang memiliki
kemampuan untuk menikah, mau, dan punya keinginan untuk menyalurkan

1
Subekti dan Tjitrosudibio, 2013, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Webook) dan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974, Jakarta: Pradnya Paramita, hal. 53
2
Riduan Syahrani, 2006. Seluk Beluk Asas-asas Hukum Perdata, Banjarmasin: PT. Alumni, hal 34
3
Muhammad Rafi, “Lima Ragam Hukum Menikah Dalam Ajaran Islam”, 23 September 2022,
https://kemenagkotabaru.info

6
gairah seksualitas, namun tidak sampai pada taraf dikhawatirkan akan terjatuh
ke dalam kemaksiatan.
3. Lebih baik ditinggalkan
Hukum ini berlaku bagi orang yang berkeinginan untuk menyalurkan
gairah seksualitas namun tidak memiliki kemampuan untuk menafkahi.
4. Makruh menikah
Hukum ini berlaku bagi seseorang yang memang tidak menginginkan
nikah, entah karena perwatakannya demikian, ataupun karena suatu penyakit.
Pada saat yang sama, ia juga tidak memiliki kemampuan untuk menafkahi istri
dan keluarganya.
5. Haram menikah
Keharaman nikah berlaku bagi orang yang menikah dengan tujuan
menyakiti atau tujuan-tujuan lain yang melanggar ketentuan agama.
c. Prosedur
Prosedur yaitu 4tata cara pernikahan secara islam sesuai Al-Qur’an dan hadits
yang telah ditetapkan untuk menghalalkan istimta’ antara laki-laki dan perempuan
yang bukan mahramnya.
1. Khitbah Meminang
Jika ada seorang muslim yang akan melangsungkan pernikahan tentu
perlu mengisyaratkan untuk khitbah atau meminang terlebih dahulu Selain itu,
dalam islam juga melarang meminang perempuan yang sudah dipinang oleh
orang lain.
2. Akad Nikah
Sebelum melakukan akad nikah perlu untuk diadakan khutbah terlebih
dahulu, atau sering disebut sebagau khutbatun nikah Beberapa syarat satu ini
harus dipenuhi dalam akad yaitu adanya keberadaan kedua calon mempelai,
jab qabul, mahar, wali, dan para saksi.
3. Walimah
Walimatul ursy memiliki hukum yang wajib dan baiknya untuk
dilakukan sesederhana mungkin. Selain itu pada walimah ini ada baiknya
untuk mengundang orang yang membutuhkan dibandingkan oleh orang

4
Rahma Indina Harbani,” Tata Cara Pernikahan Secara Islam,” detikEdu, 17 Oktober 2021, https://www-detik-
com.cdn.ampproject.org

7
mampu lainnya. Tentu pernikahan dalam islam memiliki tujuan untuk
mentaati perintah Allah SWT. dan ada baiknya sebagai seorang muslim untuk
melakukan ibadah sebaik-baiknya dan menjauhkan dari berbagai macam hal
buruk.

d. Hikmah
hikmah disyari'atkannya pernikahan dalam Islam, selain memperoleh
ketenangan dan kedamain, juga dapat menjaga keturunan (hifdzu al-nasli). Islam
mensyari'atkan pernikahan untuk membentuk mahligai keluarga sebagai sarana
untuk meraih kebahagiaan hidup.
5
Menurut Mustafa al-Khin dalam pernikahan sesungguhnya terdapat hikmah-
hikmah yang agung yang dapat digali, baik secara naqliyah maupun aqliyah. Di
antara hikmah-hikmah tersebut adalah:
1. Memenuhi tuntutan fitrah
Manusia diciptakan oleh Allah dengan memiliki insting untuk tertarik
dengan lawan jenisnya. Laki-laki tertarik dengan wanita dan sebaliknya.
Ketertarikan dengan lawan jenis merupakan sebuah fitrah yang telah Allah
letakkan pada manusia
2. Mewujudkan ketenangan jiwa dan kemantapan batin
Adanya keterangan jiwa dengan terciptanya perasaan- perasaan cinta
dan kasih QS. Ar-Rum: 21 ini menjelaskan bahwa begitu besar hikmah yang
terkandung dalam perkawinan. Dengan melakukan perkawinan, manusia akan
mendapatkan kepuasan jasmaniah dan rohaniah. Yaitu kasih sayang
ketenangan, ketenteraman dan kebahagiaan hidup.
3. Menghindari dekadensi moral
Allah telah menganugerahi manusia dengan berbagai nikmat, salah
satunya insting untuk melakukan relasi seksual. Akan tetapi insting ini akan
berakibat negative jika tidak diberi frame untuk membatasinya. karena
nafsunya akan berusaha untuk memenuhi insting tenebat dengan cara yang
terlarang akibat yang timbul adalah adanya dekadensi moral.
4. Mampu membuat wanita melaksanakan tugasnya sesuai dengan tabiat
kewanitaan yang diciptakan.

5
Ahmad Atabik dan Khoridatul Mudhiiah, “Pernikahan Dan Hikmahnya Perspektif Hukum Islam,” Jurnal
Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, Vol. 5, No. 2, Desember 2014

8
2. Hak dan Kewajiban suami istri
1) Hak dan kewajiban suami istri berdasarkan undang-undang
Dalam hukum 6Undang-undang Bab VI pasal 34:
a. Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu
keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.
b. Isteri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya
c. Jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat
mengajukan gugatan kepada pengadilan

2) Hak dan kewajiban suami istri berdasarkan hukum islam


7
Dalam ajaran Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia, termasuk
hubungan suami istri. Islam memberikan hak dan kewajiban bagi suami terhadap istri,
dan sebaliknya. Tujuannya agar hubungan mereka harmonis, saling menghormati, dan
mencerminkan rahmat dan kasih sayang Allah SWT.
Hak dan kewajiban suami terhadap istri dalam Islam tidak bisa dipisahkan,
karena keduanya saling berkaitan dan melengkapi. Suami harus memenuhi hak istri,
dan istri harus menjalankan kewajiban suami. Jika salah satunya tidak melaksanakan
hak dan kewajiban tersebut, maka akan menimbulkan masalah dan ketidakadilan
dalam rumah tangga.

3. Putusnya Hubungan Pernikahan


Putusnya pernikahan adalah istilah hukum yang digunakan dalam UU
perkawinan untuk menjelaskan “perceraian” atau berakhirnya hubungan perkawinan
antara seorang laki-laki dengan perempuan yang selama ini hidup sebagai suami istri.
Masalah putusnya pernikahan serta akibatnya diatur di dalam Undang-undang No.1
Tahun 1974 dalam Bab VIII pasal 38 sampai dengan pasal 41. Di dalam pasal 38
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yang berbunyi:

“Perkawinan dapat putus karena kematian, perceraian dan atas putusan

6
Pasal 34 Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1974 tentang Hak Dan Kewajiban Suami Isteri.
7
Rahma Ambar Nabilah, ”Menyelami Hak Dan Kewajiban Suami Terhadap Istri Dalam Islam,” detikHikmah 09
September 2023, https://www-detik-com.cdn.ampproject.org/

9
pengadilan”8

Putusnya perkawinan karena kematian maksudnya adalah apabila salah


seorang dari kedua suami istri itu meninggal dunia, maka perkawinannya putus karena
adanya kematian. Sementara putusnya perkawinan karena perceraian antara suami
istri maksudnya apabila suami istri itu bercerai. Perceraian ini dapat terjadi langsung
atau dengan tempo dengan menggunakan kata talaq atan kata lain yang senada.
Sedangkan putusnya perkawinan karena putusan Pengadilan terjadi karena
pembatalan perkawinan, dengan demikian perkawinan itu harus memenuhi syarat-
syarat dalam Pasal 6 dan 7 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Syarat-syarat yang
tidak dapat dipenuhi dalam suatu perkawinan, maka perkawinannya dapat dibatalkan.

4. Membina Keluarga Sakinah


9
Islam mengajarkan agar keluarga dan rumah tangga menjadi institusi yang
aman, bahagia dan kukuh bagi setiap ahli keluarga, karena keluarga merupakan
lingkungan atau unit masyarakat yang terkecil yang berperan sebagai satu lembaga
yang menentukan corak dan bentuk masyarakat. Kasih sayang, rasa aman dan bahagia
serta perhatian yang dirasakan oleh seorang ahli khususnya anak-anak dalam keluarga
akan memberi kepadanya keyakinan dan kepercayaan pada diri sendiri untuk
menghadapi berbagai persoalan hidupnya. Ibu bapak adalah orang pertama yang
diharapkan dapat memberikan bantuan dan petunjuk dalam menyelesaikan masalah
anak. Sementara seorang ibu adalah lambang kasih sayang, ketenangan dan juga
ketenteraman.
Mewujudkan keluarga sakinah adalah dambaan setiap manusia. keluarga
sakinah ialah kondisi keluarga yang sangat ideal yang terbentuk berlandaskan Al-
Quran dan Sunnah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Kebendaan
bukanlah sebagai ukuran untuk membentuk keluarga bahagia. Membangun keluarga
sakinah tidaklah mudah, banyak yang mengalami kesulitan.

10
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, diantaranya:

8
Abber Hasibuan, 2015, Putusnya Perkawinan Dan Akibat Hukumnya, Jurnal Pendidikan Dan Hukum Islam, Vol.
9, No. 1, hal. 6
9
Mardiatillah, “Membangun Keluarga Sakinah,” Kanwilkalsel, 12 Mei 2016, https://kalsel.kemenag.go.id/
10
Awalia Ramadhani, “Tentang Keluarga Sakinah,” detikHikmah, 17 Oktober 2022, https://www-detik-com.

10
1. Memiliki niat dalam membina rumah tangga yang baik
2. Memegang prinsip pernikahan
3. Menjalankan hak dan kewajiban dari setiap pasangan
4. Selalu mengingatkan untuk beribasah kepada Allah
5. Menjadikan tempat tinggal yang nyaman, tentram, dan harmonis

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa suatu pernikahan bukan sekedar
menikah, namun ada tata cara yang sangat penting perlu diperhatikan. Bermacam-macam
pendapat dari para ahli tentang hukum- hukum pemahaman pernikahan perlu kita ketahui
sebagai ilmu pemahaman selama hidup .

11
1.2 Saran
Makalah ini memang belum sempurna, namun penulis berharap agar makalah ini
dapat menjadi pelajaran bagi pembacanya. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Subekti dan Tjitrosudibio, 2013, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Webook) dan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974, Jakarta: Pradnya Paramita.

Riduan Syahrani, 2006. Seluk Beluk Asas-asas Hukum Perdata, Banjarmasin: PT. Alumni.

Muhammad Rafi, “Lima Ragam Hukum Menikah Dalam Ajaran Islam”, 23 September 2022,
https://kemenagkotabaru.info

12
Rahma Indina Harbani,” Tata Cara Pernikahan Secara Islam,” detikEdu, 17 Oktober 2021, https://www-
detik-com.cdn.ampproject.org

Ahmad Atabik dan Khoridatul Mudhiiah, “Pernikahan Dan Hikmahnya Perspektif Hukum Islam,” Jurnal
Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, Vol. 5, No. 2, Desember 2014

Pasal 34 Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1974 tentang Hak Dan Kewajiban Suami Isteri.

Rahma Ambar Nabilah, ”Menyelami Hak Dan Kewajiban Suami Terhadap Istri Dalam Islam,” detikHikmah
09 September 2023, https://www-detik-com.cdn.ampproject.org/

Abber Hasibuan, 2015, Putusnya Perkawinan Dan Akibat Hukumnya, Jurnal Pendidikan Dan Hukum Islam,
Vol. 9, No. 1, hal. 6

Mardiatillah, “Membangun Keluarga Sakinah,” Kanwilkalsel, 12 Mei 2016, https://kalsel.kemenag.go.id/

Awalia Ramadhani, “Tentang Keluarga Sakinah,” detikHikmah, 17 Oktober 2022, https://www-detik-com.

13

Anda mungkin juga menyukai