Disusun Oleh :
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk
menyelesaikan makalah kami dengan judul “POLIGAMI” ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama
Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar
bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi
kembali. Karena kami sangat menyadari, bahwa makalah yang telah kami
buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada
setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses
penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya
makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada
setiap pembacanya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkawinan merupakan sunnatullah yang berlaku pada semua
makhluk Allah, baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Semua
makhluk yang diciptakan Allah berpasang-pasangan dan berjodoh-
jodohan.perkawinan antarmanusia berbeda dengan binatang, yang
melakukan perkawinan dengan bebas sekehendak hawa nafsunya.
Pernikahan adalah akad antara seorang calon mempelai pria dengan
salon mempelai wanita atas dasar kerelaan dan kesukaan kedua belah
pihak, yang dilakukan oleh pihak lain (wali) menurut sifat dan syarat
yang telah ditetapkan syara’ untuk menghalalkan percampuran antara
keduanya, sehingga satu sama lain saling membutuhkan menjadi sekutu
sebagai teman hidup dalam rumah tangga. Tujuan pernikahan adalah
membentuk rumah tangga yang kekal dan bahagia. Namun tidak sedikit
pernikahan itu hancur akibat ketidak harmonisan antara suami dan istri
diakibatkan oleh hal-hal yang mendasar seperti keegoisan masing-masing
ataupun hal lain yakni akibat dari suami yang poligami.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian poligami?
2. Bagaiamana pandangan agama terhadap poligami?
3. Apa syarat poligami dalam islam?
4. Bagaimana hukum dan hukumannya para pelaku poligami?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian poligami
A. Poligami
Poligami adalah sistem perkawinan yang salah satu pihak memiliki
atau mengawini beberapa lawan jenisnya dalam waktu yg
bersamaan. Dalam antropologi sosial, poligami merupakan
praktik pernikahan kepada lebih dari satu suami atau istri (sesuai dengan
jenis kelamin orang bersangkutan). Hal ini berlawanan dengan
praktik monogami yang hanya memiliki satu suami atau istri.
B. Jenis Poligami
Terdapat tiga bentuk poligami, yaitu:
C. Kristiani
Gereja-gereja Kristiani umum, seperti Kristen Protestan, Katolik,
dan Ortodoks, menentang praktik poligami. Namun, beberapa aliran
Kristen memperbolehkan poligami dengan merujuk pada kitab-kitab kuno
Yahudi. Gereja Katolik merevisi pandangannya sejak masa Paus Leo
XIII pada tahun 1866 yakni dengan melarang poligami yang berlaku
hingga sekarang.
D. Islam
“Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-
hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu menikahinya), maka
nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka (nikahilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.”(QS. An Nisaa: 3)
Di dalam Al-Quran surat An-nisa ayat ke-129 juga mengatakan
bahwa "Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara
isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian"
Surat an-nisa ayat ke-129 mengatakan bahwa seorang suami harus dapat
berbuat adil terhadap seluruh istrinya, dan mengatakan bahwa kalau
seorang suami tidak bisa berbuat adil kepada isteri-isterinya nanti,
sebaiknya tidaklah melakukan poligami.
“Kemudian jika kamu bimbang tidak dapat berlaku adil (di antara
isteri-isteri kamu), maka (kahwinlah dengan) seorang sahaja, atau
(pakailah) hamba-hamba perempuan yang kaumiliki. Yang demikian itu
adalah lebih dekat (untuk mencegah) supaya kamu tidak melakukan
kezaliman.” (QS an-Nisaa’:3)
4. Hukumam Poligami
A. Agama
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan