PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Poligami merupakan suatu tindakan yang saat ini masih menjadi pro
kontra di masyarakat. Hal ini dikarenakan perbedaan pendapat atau
pandangan masyarakat masih banyak yang menganggap poligami adalah
suatu perbuatan negatif. Hal ini terjadi karena poligami dianggap menyakiti
kaum wanita dan hanya menguntungkan bagi kaum pria saja. Di Indonesia
sendiri, masih belum ada Undang-Undang yang menjelaskan secara rinci
boleh tidaknya poligami dilakukan. Tujuan hidup keluarga adalah untuk
mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin. Namun dengan adanya poligami
yang dilakukan sang suami, kebahagiaan dalam keluarga dapat menjadi
hilang. Hal ini tentunya merugikan bagi kaum istri dan anak-anaknya karena
mereka beranggapan tidak akan mendapatkan perlakuan yang adil dari sang
suami. Pandangan masyarakat terhadap poligami beragam, ada yang setuju
namun juga ada yang tidak setuju atau menentang terlebih lagi bagi kaum
hawa yang merasa dirugikan, karena harus berbagi dengan yang lain. Hal ini
dipengaruhi dengan perekonomian keluarga yang tidak memungkinkan
poligami. Poligami ( perkawinan seorang suami dengan beberapa orang istri)
secara umum merupakan hal yang tidak terlarang dalam kehidupan
bermasyarakat. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab suci agama Islam, yang
berbunyi sebagai berikut:
:”Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika
kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau
budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada
tidak berbuat aniaya.”
Dari sisi lain, bahwa poligami juga akan mengakibatkan penderitaan
secara bathin bagi wanita-wanita yang tidak mau dimadu. Oleh sebab itu,
berpoligami benar-benar harus berdasarkan hal-hal yang diperbolehkan dalam
ajaran agama. Karena ajaran agama adalah ajaran yang bersumber dari Tuhan
Yang Maha Esa, yang telah menciptakan alam semesta ini. Membahas
masalah poligami, tidak cukup hanya dengan mempelajari kenyataan yang
terjadi dalam kehidupan bermasyarakat saja, tetapi sepatutnya mengacu
kepada ajaran-ajaran agama yang haq, karena selamanya manusia akan selalu
membutuhkan tuntunan yang jelas dari Tuhan Yang Maha Esa, sebab Dialah
yang telah menciptakan manusia, sekaligus Yang Maha Mengetahui tentang
rahasia-rahasia jasmani dan rohani manusia.
Setiap agama mempunyai ajaran-ajaran yang mengatur tentang
kehidupan umatnya termasuk ajaran berpoligami, walaupun dalam
kenyataannya memang terdapat perbedaan maupun persamaan ajaran agama
yang satu dengan yang lainnya walaupun dalam masalah yang sama.
Termasuk dalam ajaran agama Kristen poligami merupakan suatu hal yang
mendapat perhatian khusus sehingga setiap umat Kristiani dilarang untuk
melakukan poligami. Sebagaimana dijelaskan dalam Alkitab bahwa umat
Kristen dilarang untuk mempunyai isteri lebih dari satu orang agar hatinya
tidak menyimpang. Selain itu poligami dalam pandangan ajaran agama
Kristen juga dinilai mempunyai efek yang negatif baik terhadap pelakunya
maupun pada keluarga serta masyarakat yang berhubungan dengannya. Dalam
ajaran Alkitab poligami dapat menimbulkan beberapa akibat yang akan
merusak kehidupan manusia sekaligus akan menghambat kesejahteraan umat
manusia, hal itu terjadi dikarenakan banyaknya problem yang timbul dari
adanya praktek berpoligami.
Emansipasi wanita dan hak asasi manusia mulai merebak di tengah
umat. Akibat adanya emansipasi wanita, para istri berhak bersuara untuk
menolak dipoligami olehsuaminya. Tak sedikit para istri yang telah
dipoligami merasa jengkel dan tersulut emosi.Ibarat api dalam sekam.
Baranya terus menjalar, perlahan namun pasti.Luapan kemarahan akhirnya
menjadi solusi. Para suami dihujat dan digugat. Taksedikit dari mereka yang
tercemar nama baiknya bahkan terempas dari kedudukannya.Seakan telah
melakukan dosa besar yang tak bisa diampuni lagi. Lain masalah ketika
parasuami itu berbuat serong, punya wanita idaman lain (WIL) yang tak halal
baginya alias selingkuh. Reaksi sebagian istri justru tak sehebat ketika
dipoligami.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian poligami?
2. Bagaimana pandangan agama tentang poligami?
3. Bagaimana pandangan Alkitab tentang poligami?
4. Bagaimana etika kristen tentang poligami?
5. Bagaimana poligami diatur dalam hukum di Indonesia?
C. Tujuan Pnulisan
1. Memahami tentang poligami.
2. Mengetahui pandangan agama mengenai poligami.
3. Memahami pandangan Alkitab mengenai poligami.
4. Memahami etika kristen tentang poligami
5. Mengetahui hukum yang mengatur poligami di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Poligami
Kata poligami berasal dari bahasa Yunani secara etimologis, poligami
merupakan derivasi dari kata apolus yang berarti banyak, dan gamos yang
berarti istri atau pasangan. Jadi poligami bisa dikatakan sebagai mempunyai
istri lebih dari satu orang secara bersamaan. Adapun secara terminologis,
poligami dapat dipahami sebagai suatu keadaan dimana seorang suami
memiliki istri lebih dari satu orang. Sedangkan poligami yang berasal dari
bahasa Inggris adalah “Poligamy” yang berarti beristri lebih dari seorang
wanita. Begitu pula dengan istilah poliandri berasal dari bahasa Inggris
“poliandry” yang berarti bersuami lebih dari seorang pria. Maka poligami
adalah seorang pria yang memiliki istri lebih dari seorang wanita, sedangkan
poliandri adalah seorang wanita yang
bersuami lebih dari seorang pria.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata poligami diartikan
sistem perkawinan yang membolehkan seseorang mempunyai istri atau suami
lebih dari satu orang. Memoligami adalah menikahi seseorang sebagai istri
atau suami kedua, ketiga dan seterusnya.
Dalam pengertian umum yang berlaku di masyarakat kita sekarang ini
poligami diartikan seorang laki-laki kawin dengan banyak
wanita. Menurut tinjauan Antropologi sosial (Sosio antropologi) poligami
memang mempunyai pengertian seorang laki-laki kawin dengan banyak
wanita atau sebaliknya. Poligami dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Polyandri yaitu perkawinan antara seorang perempuan dengan beberapa
orang laki-laki.
2. Poligini yaitu perkawinan antara laki-laki dengan beberapa orang
perempuan.
Dalam perkembangannya istilah poligini jarang sekali dipakai, bahkan
bisa dikatakan istilah ini tidak dipakai lagi dikalangan masyarakat, kecuali
dikalangan antropolog saja. Sehingga istilah poligami secara langsung
menggantikan istilah poligini dengan pengertian perkawinan antara seorang
laki-laki dengan beberapa orang perempuan disebut poligami, dan kata ini
dipergunakan sebagai lawan polyandri.
A. Kesimpulan
Poligami Adalah sebuah sistem sosial yang berbeda-beda interpretasi
danimplementasinya antara beberapa masyarakat, disesuaikan dengan Budaya
dan Agama darimasing Masyarakat, dan berkembang sejarahnya dari masa ke
masa, seperti halnya di AgamaKristen yang awalnya Boleh menjadi tidak
diperbolehkan. Dalam islam dibolehkan, tetapisetelah melihat realitas
Poligami ada juga sebagian ulama mengharamkannya. Dalam agamahindu,
tidak melarang juga tidak menyarankan poligami. Kalau dalam agama budha
poligamidianggap sebagai keserakahan (tidak dianjurkan). Sedangkan agama
yahudi hampir samasejarahnya dengan kristen, awalnya diperbolehkan namun
kini dilarang.Dinamika Pro - kontra Poligami ini akan selalu berjalan seiring
dengan perkembangan sistem sosial masyarakat.. Karena bila dikaji lebih teliti
lagi, dampak dan realita sejarah Poligami dari dulu hingga sekarang tidak
selamanya menuai kontroversi.
Mnurut pandangan kristn jlas poligami diharamkan atau dilarang karna
dapat mnimbulkan dampak yang tidak baik srta brtntangan dngan norma
agama.
B. Saran
Setelah memperhatikan penjelasan dan keterangan baik melalui kitab suci
agama Islam maupun agama Kristen, maka dengan tulisan ini dapat kami
titipkan beberapa bentuk saran-saran:
1. Bagi umat Kristen hendaknya tidak melakukan poligami.
2. tinggalkanlah segala bentuk perbuatan dosa yang akan timbul akibat
berpoligami.
3. Tulisan ini semoga menjadi bahan renungan dan pencerahan bagi seluruh
umat beragama. Selanjutnya dapat dijadikan referensi bagi generasi
berikutnya.